Be Your Inspiration

Friday 29 December 2017

Pemilihan Putri Pesona Desa 2017 Ala BPPD Lombok Timur

Finalis Putri Pesona Desa Lombok Timur 2017 yang sedang mengikuti Half Day Meeting.

Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Lombok Timur mengelar seleksi putri pesona desa. Sebanyak 13 finalis putri pesona desa yang siap merebut gelar bergengsi sebagai putri pesona desa tahun 2017.

Ketua BPPD Lotim, Akhmad Roji mengatakan, kegiatan pemilihan putri pesona desa dilakukan sebagai salah satu cara mempromosikan pariwisata daerah Kabupaten Lotim. Promosi dengan mengangkat potensi lokal desa di kabupaten Lombok Timur. 

Menurut Akhmad Roji, BPPD Lotim melakukan promosi pariwisata yang berbeda dibandingkan dengan cara yang dilakukan daerah lain. Melalui gelaran pemilihan putri pesona desa yang kali pertama digelar se Indonesia diharapkan Lotim bisa menjadi pelopor. Seluruh daerah bisa melakukan hal yang sama dalam melakukan promosi. "Diharapkan  Lotim sebagai pelopor pertama program dan diharapkan bisa dijadikan program nasional," ucapnya.

Pada Hari Kamis (28/12/2017), digelar Half Day Meeting kepada 13 finalis. Kegiatan tersebut berisi pembekalan kepada seluruh peserta. Diihadirkan pemateri Kepala Bagian Humas dan Protokol Sektretariat Daerah Kabupaten Lotim, Ahmad Subhan dengan materi Publik Relation, Direktur Selaparang TV, Widiyanto menyampaikan materi Public Speaking.

Karena temanya tentang putri pesona desa, dihadirkan juga materi peran pemuda membangun desa yang disampaikan Kepala Bidang Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Tresni Dewi Kartika.

Peserta juga dibekali pemahaman diri, self assessment yang disampaikan Direktur ADBMI Foundation, Roma Hidayat. Pemateri juga dihadirkan dari, tata rias dan profesional dalam rekrutmen putri indonesia NTB yakni ibu Faridah dari Ikatan Pengusaha Wanita.

Setelah melalui tahapan pembekalan kepada finalis, ajang final acara digelar Minggu tanggal 31 Desember 2017 mendatang di Gedung Wanitia Selong. Acara puncak Pemilihan Putri Pesona Desa itu dirangkai dengan parade kuliner Selaparang. Menampilkan jajanan khas Lotim dari seluruh penjuru Gumi Selaparang.

Pada sesi acara half day meeting dengan finalis, Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Lotim Ahmad Subhan mengajarkan bagaimana cara membangun komunikasi yang baik. Berinteraksi  dengan semua orang harus menyenangkan.

Trisna sendiri menjelaskan, karena notabenenya berasal dari desa, maka para putri desa ini bisa sebagai lokomotif pembangunan desa. Desa katanya adalah harapan kemajuan suatu bangsa. "Untuk sukses tidak selalu untuk ke kota besar," paparnya.

Harapan kemajuan desa ada di pemuda. Karena potensi pemuda itu sangat bagus sekali untuk memajukan desa. Pemuda menjadi penggerak pembangunan desa. Untuk membagun msyarakat yang madani, pemuda sebagai lokomotif.

Sementara Widiyanto mengemukakan, sebagai putri tidak terjebak pada penampilan. Kecantikan bukan karena bedak dan lipstik. Kecantikan itu adalah yang memiliki kemampuan dan ide-ide pembangunan. "Soal kecatikan, orang cantik itu seharusnya karena karakter. Sopan santun, Etika bukan karena wajah," paparnya. Kecantikan yang sebenarnya ada di dalam diri. (Rusliadi/Lombok Timur)

Share:

Pelaku Pariwisata NTB Harus Jual NTB Sesuai Kalender Event 2018

 
Festival Layangan di Pantai Kuta Lombok Tengah sebagai rangkaian Kalender Event Pesona Bau Nyale

Beberapa waktu lalu, Pemprov NTB telah meluncurkan kalender event pada tahun 2018. Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB juga mengajak para pelaku pariwisata untuk turut menjual paket-paket wisata sesuai dengan kalender tersebut.

"Kalender event sudah diluncurkan. Ini menjadi kesempatan bagi pelaku usaha pariwisata untuk membuat paket dan mempromosikan bernagai event itu sesuai jadwal yang sudah ditentukan," kata Ketua Badan Promosi Pariwisata NTB H. Afan Ahmad. 

Ia mengatakan bahwa promosi tentang berbagai kegiatan pada kalender event itu juga perlu dilakukan oleh para pelaku pariwisata. Itu akan memudahkan akses wisatawan untuk mengetahui berbagai kegiatan menarik yang akan dilakukan di NTB pada 2018 mendatang. 

"Jadi wisatawan bisa lebih tahu tentang kegiatan apa saja dan bulan apa saja kegiatan itu dilakukan. Kegiatannya seperti apa, mereka bisa tahu semua," ujarnya. 

Diketahui bahwa ada 15 acara pariwisata besar yang akan dilaksanakan Pemerintah Provinsi NTB, atau Dispar NTB selama tahun 2018. Diantaranya yaitu Rinjani 100, sebuah lomba lari jarak jauh melintasi Gunung Rinjani tingkat internasional. Selain itu, ada pula Pesona Khazanah Ramadhan yang akan dilaksanakan 16 Mei – 13 Juni 2018, Mantar Paragliding XC Open dilaksanakan pada 15-18 Juli 2018, Bulan Pesona Lombok Sumbawa (BPLS) digelar 18 Agustus – 16 September 2018, Festival Pesona Moyo 10 September – 8 Oktober 2018, Festival Pesona Senggigi 20 September 2018, Sail Samota (Saleh Moyo Tambora) 12 – 20 September 2018, Rinjani Golf Tournament pada November 2018, Pesona Desa Wisata bulan November 2018, Festival Lawata bulan November 2018, Festival Pesona Bau Nyale, dan lainnya.

Semua kegiatan itu dapat dikombinasikan dengan paket wisata yang akan dibuat oleh para pelaku pariwisata. Ini juga akan memudahkan wisatawan dalam memilih kegiatan yang ingin diikuti atau kegiatan yang ingin disaksikan. 

"Mari kita semua promosikan potensi yang kita punya. Daerah juga harus turut melakukan promosi dengan media apa saja yang dimiliki. Kalau kita semua bekerja bersama dalam  mempromosikan NTB, maka target kunjungan 2018 bisa saja tercapai," harapnya. 

Target kunjungan pada 2018 sebanyak 4 juta wisatawan. Hal ini lebih banyak dari target kunjungan pada tahun 2017 mencapai 3,5 juta wisatawan. Salah satu upaya untuk mencapai target itu melalui berbagai kegiatan yang telah diluncurkan oleh Pemda. 

"Target itu kan melalui kajian-kajian yang sudah dilakukan. Semoga dengan berbagai kegiatan ini lebih banyak wisatawan yang datang berkunjung ke NTB," ujarnya. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

Wednesday 27 December 2017

Desa Sapit Lombok Timur dan Qur'an Kuno yang Berusia Ratusan Tahun


 Pemangku Adat Desa Sapit menunjukkan Alquran kuno yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Alquran kuno ini dikeluarkan saat ada acara adat di desa ini. 
Desa Sapit Kecamatan Suela Lombok Timur (Lotim) menyimpan banyak sejarah masa lampau. Salah satunya, sejarah saat penyebaran agama Islam di Pulau Lombok, berupa Alquran kuno. Seperti apa keberadaan Alquran kuno dan peninggalan sejarah yang masih disimpan warga Desa Sapit?

Aquran kuno ini masih tersimpan rapi di langgar budaya Desa Sapit. Kitab suci umat Muslim ini ditulis tangan dengan khat Utsmani. Usia kitab berisi firman-firman Allah SWT ini diprediksi sudah hitungan ratusan tahun.  "Sudah begini bentuknya kita temukan," ucap pemangku Adat Desa Sapit, Mustirip bersama dengan penghulu desa setempat kepada Suara NTB.

Seraya menunjukkan Qur’an kuno ini, sang Pemangku menuturkan, kitab suci Alquran ini hanya bisa dikeluarkan saat acara-acara adat berlangsung. Melihat sampul dari Quran terlihat sudah berbahan kulit. Kertasnya dari bahan yang cukup keras. Ayat-ayat dalam masih bisa terbaca dengan jelas. Sebanyak 30 juz. Semua masih lengkap dan bisa terbaca dengan baik. Karena sudah turun temurun, Mamiq Mustirip mengaku tidak mengetahui siapa yang menulis.

Selain Qur’an ada juga naskah khutbah Jumat dengan tulisan kuno. Untuk tulisan khutbah ini hanya orang tertentu katanya yang masih bisa membaca. Tidak semua bisa membaca karena tulisannya sudah jarang yang mengerti tulisannya.    

Masih tersimpannya transkrip Kitab Suci Alquran Kuno di Desa Sapit ini menempatkan desa yang berada di bawah Gunung Rinjani ini menjadi desa wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Budaya desa setempat menjadi daya tarik tersendiri.

Adat istiadat desa setempat juga masih tetap dipertahankan. Misalnya hama penyakit di tanaman. Hama penyakit yang menyerang masyarakat dan lainnya. Oleh sesepuh adat dan tokoh masyarakat serta pemerintah menggelar ritual tolak bala. Kemudian untuk selamat tanaman dilakukan setelah tanam padi, padi sekitar usia satu bulan setengah sampai dua bulan dilakukan kegiatan penyelamatan.

Nilai budaya yang melekat pada masyarakat Desa Sapit ini merupakan perpaduan dari nilai-nilai Islam dan kepercayaan leluhur dari masyarakat Adat Desa Sapit. Pengaruh Islam utamanya sangat besar. Islam masuk karena dikaitkan dengan adat-istiadat. Erat kaitannya , adat itu identik dengan agama, sehingga dikenal dengan sebutan adatgama.

Dilihat dari kegiatan adat sorong serah aji krama, sebuah ritual adat dalam perkawinan. Ada perayaan Muharram dengan memasak bubur putih. Ada juga bubur merah yang digelar pada bulan Safar.  Prosesi-prosesi adat berbeda-beda sesuai dengan ketepatan waktu dalam penanggalan Islami ini katanya sudah ditemukan sejak lama. "Turun temurun itu sudah," imbuhnya.

Selama bulan Muharram, tidak boleh ada kegiatan pembangunan. Baru boleh pembangunan fisik, termasuk pembangunan masjid setelah perayaan Safar dengan ritual masak bubur merah. Larangan tersebut  menurut keyakinan para tetua, jika dilanggar dikhawatirkan akan menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Namanya Muharram, bulan haram, sehingga tidak boleh berbuat. 

Menikah pun juga tidak boleh di bulan Muharram. Kegiatan gawe adat seperti begawai.
Memang tidak ada sanksi. Namun sudah tertanam sendiri dalam hati dan sanubari masyarakat. "Ndek te kanggo maliq," ungkapnya.

Melanggar ketentuan adat memang tidak tertuang sanksi tegas. Namun kepercayaan atas larangan itu bisa berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup yang diyakini sudah terpatri dalam kehidupan masyarakat. Dalam hati masyarakat sudah sangat kuat. (Rusliadi/Lombok Timur)


Share:

Tuesday 26 December 2017

Cari Siput, Empat Warga dalam Satu Keluarga Meninggal Tersetrum di Lombok Timur

 Jenazah empat warga yang jadi korban tersengat listrik di Dusun Larangan Desa Pijot Kecamatan Keruak Lombok Timur saat dievakuasi dari lokasi kejadian, Senin (25/12/2017).
Nasib naas menimpa satu keluarga di Dusun Larangan Desa Pijot Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Empat warga tewas setelah tersengat aliran listrik ketika ke empatnya sedang mencari siput di sawah dekat rumahnya. Ke empat korban merupakan kedua orang tua dan dua anaknya.

Kejadian tersebut terjadi pada Senin (25/12/2017) sekitar pukul 10.00 wita. Adapun jumlah korban yang meninggal akibat kejadian ini sebanyak empat orang, di antaranya, Haeriah, (35) seorang ibu rumah tangga, Inaq Sanah (50), ibu rumah tangga, Amaq Sanah, (55) dan Ikmattullah, (30). Ke empat korban berasal dari Dusun Larangan Desa Pijot Kecamatan Keruak. Ke empat korban diketahui masih memiliki satu hubungan darah atau satu keluarga.

Kronologis kejadian, yang menimpa empat warga Desa Pijot yakni, ketika ke empat korban sedang mencari siput di salah satu sawah. Saat itu, tanpa mereka sadari kabel aliran listrik milik PLN yang melintas atau tiangnya berada di areal sawah milik korban terkelupas.

Selanjutnya korban atas nama, Inaq Sanah menurut keterangan saksi pertama kali memegang tiang listrik selanjutnya disengat. Rekan korban yang saat itu melihat korban tersengat dan kemudian langsung membantu, akan tetapi korban yang lainya ikut tersengat listrik dan ke empatnya meregang nyawa di tempat. Dengan melihat kejadian tersebut, saksi langsung meminta bantuan warga akan tetapi dari warga pun tidak berani untuk menghampiri TKP, karena pada saat itu aliran listrik masih menyala. "Korban meninggal empat orang, ibu dan bapak serta dua orang anaknya," terang Kapolsek Keruak, Iptu. Arif Budiman.

Atas bantuan warga yabg bisa mematikan arus listrik di TKP, sehingga aliran listrik dapat padam dan warga bersama anggota Koramil dan kepolisian Keruak yang berada di tempat kejadian membantu untuk mengevakuasi ke 4 korban. Arus listrik sangat cepat sengatannya disebabkan keadaan cuaca saat itu sedang hujan gerimis dan air sawah sangat besar di tempat kejadian. "Dugaan sementara, kabel terkelupas akibat gesekan, sehingga aliran listrik menjalar ke tiangnya,"ujarnya.

Kapolres Lotim, AKBP. M. Eka Fathurrahman, SIK, membenarnya tewasnya empat warga Desa Pijot Kecamatan Keruak lantaran tersengat listrik saat berada di sawah. Ke empat korban kemudian dimakamkan di pemakaman desa setempat, Selasa (26/12/2017). (Yoni Ariadi/Lombok Timur)
Share:

Monday 25 December 2017

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi Ceramah pada Komunitas Muslim di Amerika Serikat

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dan Hj. Erica Zainul Majdi di Amerika Serikat
Saat  menjadi pembicara utama pada Mukhtamar Komunitas Muslim Indonesia di Amerika (IMSA) bekerjasama dengan Komunitas Muslim Malaysia di Amerika (MISG) di Denver, wilayah negara bagian Colorado, Amerika Serikat, Sabtu (23/12/2017) waktu setempat, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang hadir didampingi istri Hj. ERICA  Zainul Majdi menguraikan dan membawakan  Khobar/ cerita tentang kehebatan, kemuliaan dan keagungan Islam kepada komunitas Muslim yang ada di daratan Amerika Serikat.

Muktamar dengan tema "Living Under The Light of Qur’an and Sunnah.” atau Hidup di Bawah Cahaya Al-Qur'an dan Sunnah, dibuka resmi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk AS, Budi Bowoleksono.

Di hadapan ribuan jemaah yang hadir, Gubernur Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrabnya mengajak umat Islam untuk mengulang dan memperbaharui cerita cerita tentang kemuliaan, kehebatan, kepeloporan dan kepahlawan Islam tersebut.

Menurut Gubernur yang juga Ketua organisasi internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia itu, berbicara tentang hidup di bawah cahaya Al Qur'an dan Sunnah, sejatinya adalah bagaimana mengisi ruang ruang hidup ini dengan kebaikan-kebaikan dan kemuliaan Islam. Bahkan Kebaikan dan kemuliaan itu tidak cukup hanya dengan mengisinya saja, tapi juga mewariskannya kepada generasi generasi Islam yang akan datang, melalui ikhtiar dakwah, ujarnya.

Berbagai cerita (Khobar) tentang kehebatan, kemuliaan dan keagungan Islam  tersebut, kata Gubernur TGB haruslah mewujud  dalam realitas (Muayyanah) kehidupan sehari hari. Karena itu menurutnya, dibutuhkan ikhtiar yang sungguh-sungguh untuk menjadikan  cerita dan realitas yang seiring dan sejalan dengan Khobar kemuliaan Islam seperti yang disampaikan oleh para ulama lewat kitab-kitabnya atau lewat Sunnah  Rasulullah serta dakwah dakwahnya. "Tugas Dakwah adalah untuk  menjembatani Khobar dan muayyanah tersebut, cerita dan realita" ungkapnya. Iktiar inilah menurut TGB yang dapat memperpendek jarak antara cerita dan realita.
Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi ceramah di hadapan Komunitas Muslim di Amerika Serikat
Apalagi saat ini, Wahyu yang diturunkan oleh Allah, berupa Al-Qur'an yang berisi cerita kemuliaan dan hukum-hukum Islam yang dipedomani umat Islam, bahkan umat manusia, dalam pandangan ulama kharismatik itu, merupakan sumber kebenaran yang tidak terbantahkan keautentikannya. "Kita bersyukurlah menjadi umat yang sumber-sumber ajarannya memiliki tingkat autentitas yang tidak tertandingi oleh ajaran apapun," tegas Gubernur ahli tafsir tersebut.

Tema kegiatan yang diangkat pada kegiatan yang sudah memasuki tahun ke-18 ini adalah “Living Under The Light of Qur’an and Sunnah.” atau Hidup di Bawah Cahaya Al-Qur'an dan Sunnah. Setiap tahunnya kegiatan Muktamar IMSA-MISG mengambil tempat lokasi yang berbeda-beda dari setiap negara bagian di Amerika Serikat. Muktamar kali ini diselenggarakan di Denver yang masuk ke dalam wilayah negara bagian Colorado, Amerika Serikat.

Perhelatan yang dibuka langsung oleh Kedubes Republik Indonesia, Budi Bowoleksono ini dilaksanakan hingga pada tanggal 26 Desember 2017. Selain TGB, hadir juga sebagai pembicara adalah Ustadz Salim A. Fillah, ustadz muda yang sedang nge-trend saat ini di Indonesia, serta pembicara lain dari Indonesia maupun Amerika.

Yusuf Kurniawan sebagai ketua panitia penyelenggara menyatakan bahwa peserta yang telah tercatat untuk datang menghadiri event Muktamar tahun ini sudah mendekati angka 1000 peserta.
Kegiatan annual ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 1999 di Jefferson City, Missouri, Amerika Serikat.

Kegiatan ini pernah menghadirkan sosok tokoh-tokoh nasional seperti Amien Rais, Hidayat Nur Wahid, Yunahar Ilyas, dan Gubernur DKI Jakarta terpilih beberapa waktu lalu, Anies Baswedan. Event Muktamar IMSA ini juga menjadi panggung bagi tokoh-tokoh muslim Amerika yang sudah banyak dikenal di kalangan komunitas muslim di Amerika, seperti Syaikh Yusuf Estes, Imam Suhaib. (Humas NTB/Rilis)

Share:

Friday 22 December 2017

Golden Palace Lombok Buka Restoran Merak

Pembukaan Merak Resto di Hotel Golden Palace

Hotel Golden Palace membuka restoran baru bernama Merak Resto. Ini merupakan restoran yang menyediakan khusus masakan Indonesia. Dengan harapan bisa dinikmati oleh banyak orang. Baik tamu yang menginap ataupun pelanggan yang memang ingin menikmati beraneka ragam masakah khas Indonesia atau masakan nusantara.

“Dengan dibukanya Merak Resto lantai dua ini diharapkan bisa dinikmati oleh setiap orang. Resto ini menyediakan khusus masakan Indonesia,” kata Direktur Utama Hotel Golden Palace Ir. Teddy Sanyoto, MT., MBA, di Mataram, Senin (18/12/2017).

Ia mengatakan bahwa ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung pariwisata Indonesia, dan NTB pada khususnya. Merak Resto ini diharapkan bisa memberikan kepuasan bagi tamu yang ingin menikmati beraneka ragam menu nusantara. Sebab wisatawan yang datang dari berbagai negara dan daerah juga kadang ingin menikmati aneka hidangan khas nusantara, termasuk hidangan khas Lombok dan NTB pada umumnya.

“Ada Ayam Taliwang, ada Pelecing dan banyak lainnya. Kami berharap wisatawan dan tamu yang datang benar-benar menikmati hidangan yang diberikan,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya terus berupa untuk memberikan pelayanan terbaik kepada setiap orang. Sehingga Hotel Golden Palace menjadi hotel yang senantiasa memberikan kesan mendalam bagi tamunya. Ia juga mengingatkan kepada semua staf dan manajemen Hotel Golden Palace agar terus memperbaiki layanannya, sehingga selalu bisa memberikan pelayanan yang maksimal.

Sementara itu, General Manager Hotel Golden Palace Ernanda Agung mengatakan bahwa dibukanya restoran Merak ini untuk menambah pilihan hidangan bagi tamu dan wisatawan. Ia mengatakan bahwa di Hotel Golden Palace tidak hanya masakan atau hidangan internasional namun juga ada hidangan nusantara dan lokal.

“Ada ares juga dan banyak lainnya. Kami ingin memperkenalkan menu khas Indonesia dan menu khas NTB pada khususnya kepada dunia. Karena kalau bukan kita, siapa lagi,” ujarnya.

Hotel Golden Palace yang berada di Jalan Sriwijaya Nomor 38 Mataram ini merupakan salah satu hotel bintang empat di Kota Mataram. Fasilitas yang lengkap dan kenyamanan yang optimal menjadikan hotel ini menjadi salah satu hotel ternama di Kota Mataram. Di hotel ini juga Presiden RI Ir. H Joko Widodo pernah menginap beberapa kali dalam kunjungannya ke NTB. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Horee.. Tahun 2018, Sumbawa Tuan Rumah Sail Indonesia

Pantai Tanjung Pasir Sumbawa

Kabupaten Sumbawa ditetapkan sebagai tuan rumah Sail Indonesia 2018. Sail ini bertajuk Sail Samota (Saleh Moyo Tambora). Kegiatan ini diharapkan bisa menyumbang kunjungan wisatawan sekaligus sebagai ajang promosi potensi wisata Samota.

“Kita menjadi tuan rumah Sail 2018, bertempat di Samota. Semua persiapan akan kita lakukan lebih awal, sehingga semuanya bisa berjalan dengan lancar,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumbawa Junaidi di Mataram, Rabu (20/12/2017).

Ia mengatakan bahwa ini merupakan momentum yang pas untuk mempromosikan Samota sebagai salah satu destinasi wisata andalan di Sumbawa. Ia juga berharap Sail Samota ini nantinya bisa mengangkat perekonomian warga sekitar. Karena tidak hanya keindahan, namun Samota juga memiliki banyak kekayaan. Misalnya ikan yang melimpah dengan berbagai jenis.

“Kita ingin wisatawan tahu bahwa Teluk Saleh itu menyimpan banyak kekayaan. Ikannya banyak, mau memancing, mau menyelam bisa. Ini yang menjadi salah satu jualan di Teluk Saleh,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa Moyo masih menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Sumbawa. Keindahan berbagai destinasi wisata di pulau ini memang cukup memikat. Tidak heran jika Lady Diana dulu menjadikan pulau ini sebagai tempat untuk menenangkan diri.

“Kita persiapkan semuanya, mulai dari akses dan semua yang dibutuhkan. Kami sangat senang kegiatan besar ini dilakukan di NTB, khususnya di Sumbawa. Untuk konsepnya secara detail belum dibicarakan, itu menyusul,” ujarnya.

Ia berharap masyarakat juga bisa mempersiapkan diri dengan berbagai event atau acara yang akan dilakukan di Sumbawa. Baik itu kegiatan yang berskala nasional maupun regional. Sehingga saat kegiatan berlangsung, masyarakat menjadi garda terdepan yang menyukseskannya.

“Karena kita ingin mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat. Sehingga masyarakat perlu untuk mempersiapkan diri. Karena kegiatan ini juga akan dihadiri oleh banyak orang, termasuk wisatawan dari luar daerah dan luar negeri,” harapnya. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

Thursday 21 December 2017

Kapolda NTB Brigjen Firli Didaulat Sebagai Pating Laga Gumi Paer Sasak

Wabup Loteng L. Pathul Bahri menyematkan keris kepada  Kapolda NTB Brigjen Firli. Penyematan ini tanda sudah didaulat sebagai Pating Lage Gumi Paer Sasak.

Masyarakat Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) mendaulat Kapolda NTB, Brigjen. Pol. Drs. Firli, M.Si., sebagai Pating Lage Gumi Paer Sasak (pengemban amanah keamanan bumi Sasak). Pendaulatan dilakukan bersamaan dengan acara safari Kapolda NTB di Praya, Rabu (20/12/2017). Hal ini dtandai dengan pemasangan sapuq (ikat kepala suku sasak) dan penyematan keris oleh Wabup Loteng, L. Pathul Bahri, S.IP.

Pendaulatan jenderal bintang satu tersebut disaksikan langsung perwakilan tokoh masyarakat dan agama, serta para pejabat lingkup Pemkab Loteng. Para kades serta perwakilan organisasi masyarakat di Loteng lainnya juga yang hadir dan menyaksikan pendaulatan tersebut. “Ini (pendaulatan) sebagai wujud kepercayaan masyarakat di daerah ini. Bahwa Kapolda NTB mampu dan bisa mengemban amanah untuk mewujudkan keamanan di daerah ini,” sebut Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) NTB, H.L. Putria.

Menurutnya, Kapolda NTB merupakan sosok yang mampu dan bisa mendorong terwujudkan keamanan di daerah ini. Sehingga NTB ke depan bisa benar-benar menjadi daerah yang aman dan nyaman. “Kami selaku masyarakat Loteng yakin Kapolda NTB mampu mengemban amanah tersebut,” tandas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Loteng ini.

Diakuinya tantangan keamanan di Loteng dan NTB pada umumnya di masa yang akan datang jelas semakin berat dan komplek. Untuk itu, butuh figur pemimpin yang bisa dan mau bekerja kerja mewujudkan keamanan di daerah ini.

Memang menjaga keamanan dan ketertiban tidak bisa hanya dibebankan kepada satu orang saja. Dukungan seluruh elemen masyarakat jelas sangat dibutuhkan. Tapi paling tidak, keberadaan pemimpin yang amanah juga sangat menentukan upaya menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah ini. (Munakir Lombok Tengah)
Share:

Imbalan Kelola KEK Mandalika ITDC Diganjar Gold Winner

 ITDC Menerima penghargaan Gold Winner, Karena dianggap berhasil mengelola KEK Mandalika Lombok 
Program Transformasi ITDC semakin menunjukkan hasil.  Brand identity ITDC, yang dikembangkan sebagai landasan dan sekaligus arah Transformasi ITDC, memenangkan penghargaan tertinggi (gold winner) kategori brand identity pada ajang 5th BUMN Branding and Marketing Award 2017.
Dan melalui the Mandalika, kawasan pariwisata yang dipercayakan pengembangan dan ‘pemasaran’nya kepada ITDC, ITDC memenangkan bronze winner untuk kategori product development pada ajang yang sama.  Kedua penghargaan menjadi bukti dari berjalannya 

Transformasi ITDC, dari sebuah perusahaan yang mengembangkan kawasan pariwisata di Bali dan menjalani satu lini usaha konvensional saja menjadi sebuah perusahaan yang mampu mengembangkan kawasan pariwisata di luar Bali, khususnya terkait penugasan akselerasi pembangunan Mandalika, serta mampu mengembangkan 3 lini usaha baru lainnya sehingga pertumbuhan eksponensial perusahaan ke depan dapat diraih.

Penghargaan diterima oleh Direktur Utama Abdulbar M. Mansoer pada acara penyerahan award Kamis (14/12/2017), di Grand Ballroom Hotel JS Luwansa Jakarta. 5th BUMN Branding anda Marketing Award yang diselenggarakan oleh BUMN Track, didukung oleh Arrbey Consulting dan Rumah Perubahan ini, merupakan ajang penghargaan kepada  BUMN dan Anak Perusahaan BUMN yang dinilai sukses menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dalam menghadapi kompetisi dan persaingan di pasar global dari sisi branding dan marketing.

“Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas apresiasi yang diberikan kepada ITDC. Penghargaan ini menjadi pengakuan terhadap semangat transformasi yang kami miliki dan bukti bahwa proses transformasi budaya dan bisnis perseroan baik di internal maupun eksternal yang kami lakukan sejak tahun lalu sudah berjalan dengan baik dan menuju arah yang benar,” ungkap Abdulbar M. Mansoer melalui keterangan tertulisnya, Rabu (20/12/2017).

Penghargaan ini menunjukkan semakin tingginya awareness pemangku kepentingan terhadap ITDC sebagai sebuah perusahaan pengembang dan pengelola destinasi pariwisata, yang berada di balik kesuksesan pengembangan the Nusa Dua dan sekarang ini the Mandalika, salah satu proyek strategis nasional yang dicanangkan Pemerintah. 

Selain itu, penghargaan tersebut sekaligus menjadi pengakuan terhadap bisnis unik penciptaan destinasi yang dijalankan ITDC, sebagai sebuah bisnis yang berpeluang untuk menarik investasi asing dan membawa Indonesia semakin dikenal secara global.

Hasil Transformasi ITDC lainnya dapat dilihat juga dari sejumlah program optimalisasi the Nusa Dua, baik melalui penciptaan dan pengembangan atraksi-atraksi baru serta inovasi pengelolaan event di dalam kawasan seluas 350 hektar ini.

Selain itu, perusahaan juga meningkatkan layanan dengan mengembangkan bisnis utilitas di antaranya Sea Water Reverse Osmosis, waste water treatment, ICT atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan sistem pipanisasi gas ke hotel. ITDC juga menggarap potensi pengembangan destinasi baru melalui lini bisnis Destination Management Organization (DMO) untuk pengembangan kawasan di Singhasari Malang dan di Bali Utara, serta pengembang digital platform pariwisata.

Kami yakin penghargaan yang kami terima ini akan semakin memacu semangat ITDC untuk melanjutkan proses Transformasi, yang akan mengantar kami mewujudkan visi perusahaan menjadi Perusahaan Pengembang Destinasi Pariwisata Kelas Dunia dan berkontribusi penting dalam pembangunan pariwisata nasional mewujudkan strategi Pemerintah menjadikan pariwisata sebagai sektor utama devisa negara,” demikian Abdulbar M. Mansoer. (ITDC rilis)

Share:

Garuda Indonesia - Askrindo Salurkan Santunan untuk Ahli Waris Jemaah Haji Asal NTB

Yansverio (dua dari kiri) dan para pihak, menyerahkan secara simbolis santunan kepada ahli waris jemaah haji yang meninggal dunia di Saudi Arabia.


PT. Garuda Indonesia (Persero) bekerjasama dengan PT. Askrindo menyalurkan santunan kepada ahli waris Almarhum  H. Muhammad,  jemaah haji asal NTB yang meninggal dunia di Arab Saudi saat akan diberangkatkan pulang ke Indonesia.

H. Muhammad dari kloter 7, ketahui meninggal dunia pada 1 Oktober 2017 di Madinah Arab Saudi, saat melakukan boarding. Jemaah haji asal Dusun Rhee Beru, Desa Rhee Kecamatan Rhee Kabupaten Sumbawa menghembuskan nafas terakhirnya karena sakit.

Santunan diberikan kepada ahli waris, diterima secara simbolis oleh ahli warisnya, Hj. Sitti Raodah  di Kantor Kemenag Wilayah NTB, Rabu (20/12) kemarin. Disaksikan oleh perwakilan Kemenag Kabupaten Sumbawa, Kakanwil Kemenag Wilayah NTB, H. Nasruddin, M. Pd.

Besaran santunan Rp 125 juta, secara simbolis diberikan oleh General Manager  Garuda Indonesia Mataram, M. Yansverio, didampingi perwakilan Askrindo, Abdul Rahman, dan Area Managing Director Askrindo Cabang Mataram, Pamuncak Ijul Samugi.

Yansverio dalam kesempatan kemarin menyampaikan, bahwasanya, santunan kepada ahli waris itu adalah bentuk komitmen maskapai penerbangan pelat merah ini dalam memberikan pelayanan terbaiknya.

Tidak hanya sekedar mengangkut dan mengantarkan penumpang udara sampai tujuannya, Garuda Indonesia juga memberikan perlindungan dalam bentuk asuransi kepada penumpang. Terutama para jemaah haji saat dalam proses pra pemberangkatan, pemberangkatan, hingga setelah dinyatakan lepas dari tanggung jawab maskapai.

“Kami berusaha memberikan pelayanan terbaik, apalagi kepada tamu-tamu Allah yang melaksanakan ibadah haji. Semoga santunan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh ahli waris, dan dapat bermanfaat dengan meniatkannya kepada almarhum,” demikian Yansverio.

Saleh Nugraha, Manajer Umrah dan Haji Garuda Indonesia menambahkan, tahun 2017 ini jumlah jemaah haji yang diangkut oleh Garuda Indonesia dan Saudia Airline mencapai 215.000 jemaah.  Garuda Indonesia mendapatkan jatah pengangkutan 107.593 jemaah dari 9 embarkasi.

Dari total jemaah haji yang diangkut Garuda Indonesia pada musim haji 2017 ini, 8 diantaranya meninggal dunia yang tercatat dalam tanggungan maskapai ini, ditambah 3 yang asuransinya dalam tanggungan Saudi Airline.

“Delapan ahli waris ini diberikan santunan, besarannya sama. Sejak enam tahun terakhir kami (Garuda Indonesia) berkomitmen memberikan perlindungan kepada jemaah haji yang diangkut Garuda Indonesia,” demikian Saleh.

Abdul Rahman dari Askrindo juga menambahkan santunan tersebut sebagai bentuk sinergi BUMN, Garuda Indonesia-Askrindo, dalam rangka memberikan perlindungan. Proses sedang dilakukan untuk menyerahkan santunannya secara langsung (pencairan). (Bulkaini)




Share:

Wednesday 20 December 2017

Korean Air Pertimbangkan Kembali Buka ‘’Carter Flight’’ ke Lombok

Maskapai Korean Air saat mendarat di LIA beberapa waktu lalu. Pihak maskapai asal Korea Selatan ini kembali berencana membuka carter flight ke LIA tahun 2018. 

Maskapai asal Korea Selatan, Korean Air mempertimbangkan rencana untuk membuka kembali carter flight dari dan menuju Lombok International Airport (LIA) mulai awal tahun depan. Setelah pada carter flight sebelumnya, penerbangan langsung Korea Selatan-Lombok disambut positif para wisatawan asal negeri Ginseng tersebut.

“Melihat respons positif pada saat pembukaan carter flight bulan Agustus sampai Oktober kemarin, pihak Korean Air berpotensi kembali membuka carter flight di awal tahun 2018 mendatang,” ungkap General Manager (GM) PT. Angkasa Pura (AP) I LIA, I Gusti Ngurah Ardita, Selasa (19/12/2017).

Pada prinsipnya, pihaknya sangat berharap pihak Korean Air membuka flight reguler. Apalagi dari hasil evaluasi carter flight, ujarnya, pihak maskapai mengaku cukup puas dengan respons penumpang. Namun pihak maskapai tampaknya punya pertimbangan lain, sehingga belum memutuskan untuk membuka flight regular dan memilih untuk tetap dengan pola carter flight.
Hanya saja, tegasnya, semua kemungkinan masih bisa berubah. Bisa saja pihak maskapai memutuskan untuk membuka flight regular, mengingat komunikasi antara pihaknya dengan pihak maskapai sampai sejauh ini masih terus berlanjut.

Diakuinya, tren kunjungan wisatawan asal Korea Selatan ke Lombok khususnya, cukup bagus. Di mana jumlah kunjugan wisatawan dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. “Kita sangat berkeyakinan rute penerbangan Korea Selatan-Lombok sangat menjanjikan. Jika melihat angka kunjungan wisatawan yang terus meningkat dari negara tersebut,” tutupnya. (Munakir Suara NTB)



Share:

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi Jajal Reli Sepeda Bima-Mataram Berjarak 450 KM

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat ikut Reli Sepeda HUT NTB Tahun 2016 
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi ikut bagian di Reli Sepeda Bima-Mataram yang akan digelar di Pulau Sumbawa, menuju Pulau Lombok, 23-24 Desember 2017. Event yang digelar dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) NTB ke-59 itu akan melalui rute paling ekstrem di NTB, yakni sejauh 450 Kilometer (Km).

Selain Gubernur NTB, Ketua KONI NTB, H. Andy Hadianto juga memastikan ambil bagian di event yang akan mengambil start mulai Kantor Wali Kota Bima, melewati Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa, Lombok Timur (Lotim), Loteng dan finis di Kantor Gubernur NTB itu.

"Gubernur NTB juga dipastikan ikut. Dan saya juga sudah siap untuk ikut," ucap Ketua Umum KONI NTB, H. Andy Hadianto, Senin (18/12/2017).

Direktur PT. Daerah Maju Bersaing (DMB) NTB itu mengatakan, Reli Sepeda Bima-Mataram akan menjadi yang kedua kalinya digelar di NTB. Andy dan Gubernur NTB  tak akan melewati event itu, maklum Andy bersama Gubernur NTB sudah pernah menaklukan rute sejauh kurang lebih 450 Kilometer itu.

Event bersepeda itu dipastikan berlangsung aman. Pasalnya, pihak panitia akan melibatkan dokter medis, dinas perhubungan dan pihak Polisi Daerah (Polda) NTB untuk mengawal pihak peserta Reli.
Sementara itu, bagi masyarakat yang ingin ambil  bagian di event itu bisa mendaftar di Sekretariat KONI NTB di Jln. Bung Hatta nomor 3 Mataram. Ketentuan lomba adalah bergabung dalam satu  kelompok atau klub sepeda sebagai Indonesia. Setiap tim terdiri dari lima orang dan setiap klub  bisa mendaftar lebih dari lima tim dengan mengenakan Jersey klub sepeda masing-masing.

Akomodasi ditanggung panitia dengan catatan peserta harus mendaftar dengan biaya pendaftaran 500 ribu setiap tim. (Affandi Suara NTB)
Share:

Pantai Loko Piko di Lombok Utara dengan Sensasi Pasir Hitam dan Putih

Pantai Loko Piko di Lombok Utara (istimewa)
Pantai Loko Piko merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Berbeda dengan Pantai Sire, Pantai Loko Piko ini berpasir hitam. Meski begitu, pemandangan di sekitarnya sangat indah. Deretan pohon kelapa di sepanjang tepi pantai semakin menambah nuansa alami di pantai ini.

Air pantainya berwarna biru dan berombak kecil. Topografi pantainya sangat landai sehingga sangat aman bagi wisatawan untuk berenang atau hanya bermain-main dengan ombak pantai. Gulungan awan di langit biru semakin menyempurnakan keindahan alam pantai yang sudah ada. Suasana yang sepi karena memang tidak banyak pengunjung yang semakin membuat pantai ini seolah seperti milik pribadi.

“Tidak banyak yang datang, rasanya seperti pantai milik pribadi,” kata wisatawan asal Kota Mataram, Ririn Sintani, Selasa (19/12/2017).

Kabupaten Lombok Utara tidak hanya memiliki gili, namun juga banyak air terjun dan pantai yang indah. Salah satunya Loko Piko yang saat ini belum menjadi destinasi wisata prioritas di KLU. Sehingga wisatawan masih bisa menikmatinya dengan lebih leluasa, karena tidak banyak wisatawan yang datang berkunjung.

“Tempatnya asik, jadi kalau datang sama teman-teman  ini menjadi tempat yang asyik. Pemandangannya juga bagus,” ujarnya.

Ia menyarankan bagi wisatawan yang suka dengan wisata yang tenang dan tidak banyak orang agar berkunjung ke pantai ini. Selain tidak banyak orang, di pantai ini juga tidak banyak sampah. Sehingga wisatawan bisa menikmati waktunya sambil melihat pemandangan yang menakjubkan, bersih tanpa kotoran atau sampah.

Akses menuju pantai ini juga cukup mudah. Karena lokasinya tidak terlalu jauh dari jalan utama. Wisatawan bisa dengan mudah menjangkau pantai ini. Selain itu, wisatawan juga bisa berkunjung ke banyak destinasi wisata lainnya di dekat pantai ini. Sehingga wisatawan bisa berkunjung ke banyak tempat sekaligus.

“Dekat juga dengan destinasi lain. Jadi satu kali perjalanan bisa berkunjung ke banyak tempat,” ujarnya. (Linggauni Suara NTB)


Share:

Monday 18 December 2017

HUT NTB Ke 59, 13 Tokoh NTB Terima Gelar Putra NTB Utama

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dan Hj. Erica Majdi, Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin dan pose bersama penerima dan perwakilan keluarga yang menerima nugerah Putra NTB Utama pada momen HUT NTB ke 59 di eks Bandara Selaparang, Minggu (17/12/2017) 
Pada upacara puncak peringatan HUT Ke 59 Provinsi NTB di eks Bandara Selaparang Rembiga Mataram, Minggu (17/12-2017) Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyerahkan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI Joko Widodo kepada pejabat/ASN Pemprov NTB yang telah mengabdikan diri penuh kesetiaan selama 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun berturut-turut tanpa cela. Di antaranya diberikan kepada Kepala Biro Umum  Setda NTB, H. Fathul Gani, M.Si untuk masa pengabdian 20 tahun.

Usai upacara Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrabnya, juga secara khusus memberikan penghargaan Gelar “PUTRA NTB UTAMA” kepada 13 tokoh NTB, terdiri dari 9 tokoh yang telah berjasa besar dalam mengantarkan kemajuan pembangunan NTB, yakni para Gubernur dan Wakil Gubernur NTB pada periode-periode sebelumnya yang masing-masing menorehkan prestasi besar dan jasa yang tidak terukur nilainya dalam meletakkan pondasi kemajuan bagi seluruh rakyat NTB.

Serta 3 tokoh bangsa lainnya yang lahir di NTB dan berjasa dalam mengangkat citra NTB bahkan citra bangsa di kancah nasional dan internasional, karena prestasi, dedikasi dan award yang telah diterimanya, khususnya di bidang sains, kesehatan dan diplomasi.

Para tokoh Penerima Penghargaan :Putra NTB Utama tersebut terdiri dari :
1. AR. Mohammad Ruslan Tjakraningrat
2. H.R. Wasita Kusuma
3. H. Gatot Suherman.
4. Drs. H. Warsito, SH
5. H. Harun Al-Rasyid, M.Si
6. Drs. H. Lalu Serinata.
7. Drs.H.Lalu Srigede.
8. H. Lalu Azhar
9. Drs, H.B. Thamrin Rayes
10. Ir. H. Badrul Munir, MM
11. Prof. Dr. dr. Mulyanto.
12. Prof. Dr. Eng. Mikrajuddin Abdullah, ahli Sains bidang fisika material elektronik, yang telah menghasilkan ratusan karya ilmiah internasional.
13. Dr. Makarim Wibisono, Diplomat

Penghargaan tersebut diberikan, karena disadarinya bahwa capaian prestasi dan kemajuan NTB yang diraih saat ini tidaklah datang begitu saja, tidak diperoleh secara instan dan cuma-cuma.  Keberhasilan itu, menurut TGB lahir dari perjuangan kolektif, tergapai karena ikhtiar-ihktiar tulus, dari kerja tangan-tangan kreatif dan olah pikir dari gagasan gagasan inovatif dari seluruh anak bangsa yang ada di  Bumi NTB, baik yang berposisi sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, Pengusaha, Politisi, TNI/Polri dan Penegak Hukum lainnya, Akademisi, Petani, Pedagang, Nelayan, Ulama, Tokoh Agama, Adat, Guru, Mahasiswa dan pelajar, wartawan serta masyarakat NTB yang kini bertempat tinggal di NTB maupun yang sedang meniti karier di luar NTB. (Humas Setda NTB)
Share:

Wednesday 13 December 2017

Gubernur NTB Terima Anugerah Penghargaan Nasional Kepatuhan LHKPN Terbaik dari KPK

Kepala Badan Kepegawaian Daerah NTB Drs. Fathurahman menunjukkan penghargaan dari KPK untuk Gubernur NTB yang meraih penghargaan nasional kepatuhan LHKPN Terbaik 2017


Komisi pemberantasan korupsi (KPK) menyematkan anugerah penghargaan  Nasional Kepatuhan LHKPN terbaik tahun 2017 kepada Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi atas komitmen dan ikhtiarnya melakukan berbagai upaya untuk menutup dan mempersempit ruang  korupsi di lingkungan Pemprov  NTB.

Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrab Gubernur NTB dua periode tersebut, dinilai oleh KPK sebagai pemimpin daerah yang memiliki komitmen kuat dan menginisiasi berbagai program pencegahan tindak pidana korupsi. Seperti adanya Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat nomor 27 tahun 2017 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di lingkungan Pemerintah Provinsi NTB, dengan ruang lingkup wajib lapor.

Pemprov NTB juga menginisiasi adanya pakta integritas  dan ketentuan bahwa salah satu persyaratan menduduki jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator dan jabatan pengawas lingkup Pemerintah Provinsi NTB, adalah menyerahkan bukti LHKPN. Untuk kegiatan berkala, Pemprov NTB juga melaksanakan sosialisasi/workshop/asistensi pengisian e-LHKPN pada seluruh organisasi perangkat daerah lingkup Pemerintah Provinsi NTB serta adanya koordinasi dengan aparat penegak hukum lain, dalam hal pembinaan dan pengawasan seluruh kegiatan pembangunan, yakni melalui pembentukan tim pengawal dan pengamanan pemerintahan dan pembangunan daerah (TP4D) Provinsi NTB.

Penghargaan tersebut diserahkan Wakil Ketua KPK, Laode M Syarief kepada Gubernur TGB diwakili Assisten Administrasi dan umum Setda Provinsi  NTB, Drs. H. M. Imhal bersama Kepala BKD Provinsi NTB, Drs. H. Faturrahman, M.Si pada Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) Tahun 2017 di Hotel Bidakara Grand Pancoran, Jakarta Selasa (12/12/2017).

Pada acara yang ditutup Wakil Presiden RI, H.M. Jusuf Kalla tersebut, selain menganugerahkan penghargaan nasional “Kepatuhan LHKPN terbaik tahun 2017 dengan tingkat kepatuhan wajib lapor LHKPN mencapai lebih dari angka 99 persen kepada TGB,  KPK juga memberikan penghargaan  kepada Pemerintah NTB karena dinilai memiliki tingkat keaktifan pengelola/koordinator LHKPN yang tinggi dan adanya penerapan peraturan internal, seperti Peraturan Gubernur.

Wapres Jusuf Kalla, dalam arahannya menegaskan bahwa memberantas korupsi harus dilakukan bersama-sama. Hal ini berarti komitmen dari pemerintah, DPR, Yudikatif, dan lembaga negara lain serta masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan pemberantasan korupsi.

“Hal yang paling mendasar yang harus dipahami bahwa pemberantasan korupsi yang dilakukan, harus bertujuan semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat,” tegas Wapres di hadapan ratusan kepala daerah.

Wapres juga menegaskan kepastian hukum dan tindakan yang tegas terhadap pelaku korupsi, hingga upaya untuk tidak memberikan ruang gerak bagi pelaku atau pihak yang membantu terjadinya korupsi di birokrasi atau instansi, adalah menjadi keniscayaan. Karena tindakan korupsi merupakan salah satu penyebab terjadinya kehancuran suatu negara.

Kepala BKD Provinsi NTB H. Fathurrahman usai penerimaan penghargaan tersebut mengatakan bahwa penghargaan tersebut merupakan salah satu wujud keberhasilan pencapaian indikator RPJMD NTB, khususnya pada  misi ketiga pemerintahan TGB-Amin, yakni mewujudkan ikhtiar reformasi birokrasi yang bersih dan melayani. Wujud dari tingginya komitmen Gubernur TGB tersebut adalah ditetapkannya kebijakan wajib bagi semua pejabat eselon I hingga IV melakukan pelaporan LHKPN.

Menurut Faturrahman melalui pola e-lhkpn saat ini pihaknya terus melakukan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan disemua OPD lingkup pemrov NTB. Dengan kebijakan ini, kata Faturrahman INsya Allah seluruh pejabat dan ASN di NTB, tidak saja taat untuk melapokan harta kekayaannya tetapi juga benar-benar menghindari diri dari praktek-praktek korupsi, ujarnya. (Humas NTB)

Share:

Monday 11 December 2017

Alfamart dan Aprindo Siapkan Tempat bagi Produk UMKM Lokal

Corporate Communication Alfamart Lombok, Ame Dwi Pramesti

JARINGAN minimarket Alfamart mengkalim terus menambah jumlah item produk UMKM lokal yang dijual di toko sebagai bukti komitmen terhadap pelaku usaha kecil. Sejumlah produk lokal yang dijual antara lain beras 69, kopi 555, air mineral produk Lombok, telur, minyak oles bokashi, madu hutan Sumbawa, hingga permen susu kerbau.

Corporate Communication Alfamart Lombok, Ame Dwi Pramesti kepada Ekbis NTB mengatakan, kerja sama dengan UMKM ini sesuai dengan visi perusahaan yakni berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil.

Menurut Ame – sapaan akrabnya, akan ada lagi 10 item produk UMKM wilayah NTB yang dijual di toko Alfamart. Jenisnya makanan ringan (snack) tradisional dan sembako. "Kami jualnya per wilayah, misalnya produk dari UMKM Sumbawa dijualnya di toko-toko Alfamart Sumbawa. Kalau produk UMKM Lombok Barat maka dijualnya di toko-toko wilayah Lobar," jelasnya.

Namun, jika setelah dievaluasi penjualannya bagus, maka tidak menutup kemungkinan produk tersebut akan dijual di seluruh jaringan toko Alfamart NTB. Ame melanjutkan, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi apabila ingin menjadi bagian suplier produk yang dijual di jaringan toko Alfamart.

Pertama, UMKM tersebut merupakan produsen yakni bukan penyalur. Kedua, tempat produksinya bersih dan sesuai standar dari pemerintah mengenai kebersihan dan kesehatan tempat produksi industri rumah tangga.

Ketiga, skala produksi dapat mencukupi kebutuhan toko, sehingga tidak akan terjadi out of stock (kekosongan produk). Ke empat, ragam barang yang ditawarkan sesuai dengan segmentasi pasar.
Selanjutnya, pelaku UMKM itu memiliki izin legalitas usaha dan produk, memiliki jaringan distribusi yang baik, memiliki komitmen kuat terhadap kualitas produk, memberikan harga terbaik agar bisa bersaing dengan produk lain, diutamakan menetapkan harga yang lebih murah dari pada item reguler sejenis.

Selain itu, produk yang ditawarkan lolos uji laboratorium secara berkala, produk akan selalu dievaluasi dari sisi penjualan, tingkat pemenuhan permintaan dan akan diskontinyu jika tidak sesuai dengan standar yang ditentukan perusahaan.

"Kami membuka peluang kerja sama terhadap UMKM lokal, namun bukan berarti tak ada kendala. Kendala yang paling sering dijumpai antara lain, packaging dan produk yang tidak standar, tanpa dilengkapi izin PIRT, tanpa keterangan produk yang jelas, baik itu tanggal kedaluwarsa, gramasi, hingga keterbatasan skala produksi atau suplai tiap harinya," jelasnya.

Dukungan Alfamart terhadap para pelaku UMKM ini, lanjut Ame, juga diwujudkan dalam bentuk kerja sama tenan di halaman toko. Mereka diajak untuk berjualan di halaman toko. Tarifnya sangat terjangkau sebab hanya digunakan untuk membayar biaya listrik dan air. Upaya ini dilakukan untuk mendorong para pelaku UMKM lokal pemula yang ingin berwirausaha.

"Khusus untuk pelaku UMKM yang memiliki warung atau toko kelontong yang letaknya di sekitar toko kami, dirangkul untuk menjadi member dan diberikan pelatihan manajemen ritel modern," tambahnya.

Ia mengatakan, keuntungan menjadi member atau pedagang binaan Alfamart ini, mereka bisa memesan barang dengan fasilitas antar gratis oleh tim Member Relations Officer (MRO). Selain itu, mereka juga mendapatkan potongan harga spesial. Tujuan pemberian harga khusus ini agar pedagang bisa menjual kembali barang itu dengan harga yang kompetitif.

Selain itu, bagi member pemilik warung yang beruntung bisa mendapatkan dress up warung cuma-cuma setiap bulan melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA). Per akhir Maret 2017 tercatat 850 orang member atau pedagang binaan di wilayah NTB.

“Kami ingin bersinergi dengan para pelaku UMKM, jadi teman-teman UMKM tidak perlu merasa khawatir kehadiran Alfamart akan berdampak negatif terhadap keberadaan warung-warung yang sudah ada lebih dulu. Sebab kami selalu membuka kesempatan untuk bersinergi," jelasnya.

Ame menambahkan, hadirnya minimarket berskala nasional yakni Alfamart di wilayah ini juga menunjukkan adanya peluang pasar yang siap untuk dikembangkan. Sampai dengan akhir November 2017, Alfamart di wilayah  NTB telah menyerap tak kurang dari 2.322 orang tenaga kerja di mana 96 persennya adalah warga lokal.

Sementara pengamat ekonomi Universitas Mataram, Dr. Abdul Aziz Bagis, mengatakan ada beberapa hal yang menjadi kendala masuknya produk UMKM ke ritel modern. “Persyaratan dari ritel modern terutama ritel yang berjaringan nasional termasuk ketat, seperti pola pembayaran yang bisa sampai 2-4 minggu,” terang Abdul Aziz Bagis yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) NTB ini.
Abdul Aziz Bagis
Selain itu, ujarnya, dari segi kualitas terutama masalah kemasan dan juga berkaitan dengan risiko. “Biasanya pola yang diterapkan adalah barang titipan, bilamana barang tidak laku sampai batas kedaluwarsa meski barang itu harus dibayar maka akan dikembalikan,” kata Aziz.

Dari segi pola pembayaran ini, imbuhnya, jika pengusaha UKM harus tiap hari mengirim barang misalnya nilainya Rp 1 juta, kalau dibayar setiap 2 minggu, berarti pengusaha harus menanam modal sebesar Rp 14 juta. “Ini kan memberatkan sekali, oleh karena itu kita minta pemerintah harus menguatkan hal itu dengan berbagai cara,” terangnya.

Pemerintah melalui Dinas Perdagangan dapat mengimbau ritel berjaringan nasional untuk mempermudah produk UKM lokal masuk sana. “Kalau ritel lokal di sini tidak ada masalah, karena siapapun bisa masuk,” kata Aziz.

Ia mencontohkan, di ritel lokal produk UKM dibayar setelah 1 minggu barangnya masuk, berapapun yang terjual. Memang di ritel modern berjaringan nasional persyaratannya agak berat, sehingga membutuhkan pihak ketiga yaitu pemerintah untuk melakukan pendekatan.

“Karena pemerintah daerah selama ini berperan sebagai pemberdaya UKM, salah satunya adalah dengan mengatasi permasalahan ini melalui pemberdayaan secara operasional,” kata Aziz.

Pemberdayaan bukan hanya dilakukan dengan melakukan pelatihan atau pembinaan, tetapi membantu mengatasi permasalahan pelaku UKM di lapangan. Apalagi produk-produk UKM di NTB bisa dibilang mampu bersaing di pasaran karena banyak produk yang berkualitas. “Karena kita bisa melihat Ukm membuat produk dan kemasan yang bagus, kalau ini bisa diberdayakan dan masalah dengan ritel modern bisa diatasi, maka akan muncul banyak pelaku UKM baru,” kata Aziz.

Oleh karena itu, jangan melihat jumlahnya dulu tetapi lihat produk yang sudah ada dan dimaksimalkan maka akan timbul kreasi baru. “Memang kendala terbesar UKM kita adalah pemasaran, makanya sekarang sarananya adalah ritel modern berjaringan nasional ini,” jelasnya. Tetapi ritel modern ini menerapkan syarat, tetapi diringankan, mungkin pelaku UKM diberi kekhususan.

Untuk itu, ujarnya, pelaku UMKM harus meningkatkan kualitas produknya. Termasuk harus memilih  lokasi ritel yang cocok untuk pemasaran produknya, misalnya di tempat wisata. Sebagai ketua Aprindo juga, ia menginginkan adanya diskusi bersama antara Aprindo dan pemerintah daerah. “Selama ini kami dari Aprindo juga menunggu kapan kesempatan yang baik dari pemda untuk sama-sama memfasilitasi dan memberikan solusi terhadap masalah ini,” jelasnya. Apalagi peran pemda sangat penting untuk masalah perizinan terutama saat pembangunan.

Selain itu, ujarnya, saat mengeluarkan izin, pemda mengeluarkan persyaratan. Di mana, izin bisa diberikan bila ada rekomendasi dari Aprindo. ‘’Tapi sampai sekarang belum ada,” kata Aziz.


Kalau ada permintaan ini, Aprindo tidak bisa juga bekerja, sehingga membutuhkan pemerintah sebagai mediator. “Mestinya pemda menggandeng Aprindo mencari solusi untuk sama-sama mencari jalan keluar untuk permasalahan UKM ini,” terangnya. (Faris/Uul Ekbis NTB)
Share:

Ritel Modern dan Produk Lokal NTB yang Kesulitan Tempat

Belanja di ritel modern

Jumlah ritel modern semacam Indomaret dan Alfamart di NTB kian tak terbendung. Keberadaannya bahkan menembus lokasi yang seharusnya tidak mereka tempati. Keberadaan ritel ini tidak hanya menjual produk dari luar, tapi dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tempat mereka beroperasi. Sayangnya, janji untuk mengakomodir produk lokal seperti menjadi macan kertas. Terbukti hingga saat ini para pelaku UMKM mengaku sangat kesulitan masuk di ritel modern. Kenapa?

SEKDA NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, MSc., PhD, dalam sebuah forum UMKM beberapa waktu lalu mengkritik ketatnya persyaratan dari produk UMKM agar bisa masuk ke ritel modern. Pengelola UMKM harus dihadapkan dengan syarat standarisasi produk yang begitu ketat. Selain itu, produk yang diterima ritel modern, pengusaha UMKM harus menerima pembayaran dalam jangka waktu yang cukup lama.

Sekda menceritakan pengalamannya langsung bagaimana sulitnya produk lokal masuk ritel modern. Bahkan kesan yang muncul pada sekda, masuknya produk ke ritel modern sengaja dipersulit. Inilah menjadi PR besar pemerintah daerah mengawal komitmen kerjasama dengan ritel modern.
Konsumen pilih produk di ritel modern
Pemprov NTB kerap menerima laporan mengenai ketidakberpihakan ritel modern dengan para pelaku UMKM. Misalnya, memberikan tempat yang tidak strategis bagi produk lokal, harga produk lokal di naikkan. Sepertinya “seolah-olah” produk lokal memang tak diberi ruang untuk bersaing mendapat simpati pasar. Dua bulan barang tidak laku, dikembalikan kepada produsennya, dengan biaya pengembalian ditanggung sendiri oleh produsen.

Apa yang disampaikan Sekda NTB ini sejalan dengan pengakuan sejumlah pengusaha UMKM di NTB. Hj. Zaenab, misalnya. Pemilik produk sambel cengeh yang dijual di salah satu ritel berjaringan nasional mengakui bagaimana sulitnya memasukkan produknya di ritel modern. Sejumlah persyaratan harus dipenuhi, termasuk lamanya waktunya pembayaran produk.

Menurutnya, jika pengelola UMKM ingin memasukkan produknya harus memperhatikan beberapa hal. “Yang paling diperhatikan adalah standarisasi produknya, seperti kemarin saat mereka meminta untuk segel, langsung saya penuhi,” terangnya.

Selain itu, produk UKM yang masuk ke ritel modern harus dibekali dengan modal yang besar karena menurut pengalamannya, selama 3 bulan pertama pengusaha tidak dibayar oleh ritel. “Bisa dibilang, itu kita seperti menabung di sana karena mereka pesannya sampai ribuan botol, jadi benar-benar harus kuat di modal,” kata Zaenab, Sabtu (9/12).

Tetapi, setelah 3 bulan dilewati, barulah dirinya mendapatkan hasil dari produk yang dititipkan di ritel tersebut. “Sekarang tiap bulan mereka pesannya sampai 1-2 dus sambal dan pembayarannya lancar, masih ada uang saya di sana yang dari 3 bulan sebelumnya itu sebesar Rp 28 juta,” terangnya.

Produk Zaenab yang sudah hampir setengah tahun di ritel modern itu diterima dengan baik oleh konsumen. “Saya sendiri yang langsung datang ke kantornya dengan membawa sampel produk saya, baru kemudian mereka mengecek langsung ke tempat saya dan deal,” jelasnya.
Produk lokal NTB di ritel modern
Para pelaku UKM yang ingin produknya masuk ritel meodern, imbuhnya, benar-benar harus memperhatikan kemasan dan masa kedaluwarsa. “Kalau produk olahan seperti makanan itu karena kalau masa kwdaluarsanya kurang dari 8 bulan agak sulit, karena kalau di-return, kita juga yang rugi,” jelasnya.

Untuk menghindari itu, ia biasanya menarik produknya 1-2 bulan sebelum masa kedaluwarsa dan dijual kembali. “Masa kedaluwarsa produk saya 10 bulan, jadi 2 bulan sebelumnya saya jual kembali biar cepat habis,” kata Zaenab.

Hal senada disampaikan Ahmad Ritaudin, pemilik produk kopi Awet Muda, Narmada. Ia mengaku produknya sempat masuk ke ritel modern seperti Transmart, tetapi sekarang dirinya mengaku tidak fokus ke sana lagi. “Produk saya bisa masuk ke sana kemarin lewat koperasi, tetapi sekarang saya lebih fokus untuk mencari pasar sendiri, baik melalui sosial media atau promosi,” terangnya.

Hal ini dilakukannya, karena menurutnya, jika produknya sudah masuk ritel modern sudah tidak terkesan sebagai produk oleh-oleh, tetapi sudah komersial. “Saya mengejar untuk oleh-olehnya itu, karena ingin menonjolkan kekhasan produknya,” kata Itok – sapaan akrabnya. Makanya, ia memutuskan hanya sekali saja memasukkan produk miliknya ke ritel modern.

Selain itu, pihaknya mengaku jika pembayaran produk yang dimasukkan ke ritel modern belum dibayar, tapi dirinya sudah saya mengikhlaskan. Ia menambahkan, pelaku UKM lainnya yang memasukkan ke ritel modern itu juga banyak yang belum dibayar. “Ribet proses administrasinya, jadi biarkan saja sudah,” tukasnya.

Berbeda dengan Itok, Hj. Nurwadaini, pemilik produk Rinjani Kopi, mengaku produknya yang dipasarkan ke salah satu ritel modern, pasarannya cukup bagus. “Saya juga memasukkan produk saya ke sana lewat koperasi, saat pertama mungkin ada puluhan bungkus yang saya taruh, pembayarannya juga lancar tetapi melalui koperasi juga,” terangnya.

Dirinya tidak terlalu mengetahui kriteria yang diterapkan oleh ritel saat meminta produknya, karena semuanya melalui koperasi. “Tetapi mereka minta sampel terlebih dahulu, kalau sudah cocok baru deal,” jelasnya. Saat ini, produknya sudah dipesan kembali oleh ritel tersebut, karena sudah cukup banyak produknya yang laku.

“Ada juga pesanan dari ritel modern lainnya, tetapi produknya beda, mereka mintanya nasi jinggo,” kata Daini.

Untuk produk makanan siap santap seperti itu, ada  beberapa hal yang perlu diperhatikannya. “Buatnya tergantung dari berapa permintaan mereka dan kemasannya juga pakai daun pisang agar lebih cantik,” jelasnya. Selain itu, produk nantinya akan diambil langsung oleh pihak ritel di tempat produksinya langsung untuk dibawa ke toko. (Bulkaini /Uul Efriyanti Prayoba Ekbis NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive