Be Your Inspiration

Sunday 22 October 2017

Air Terjun Siu Tao di Bentek Lombok Utara yang Masih Perawan

Air terjun Tiu Sao di Desa Bentek belum banyak dikenal. Selain ini, Desa Bentek masih memiliki lima air terjun yang indah

Desa Bentek, Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara (KLU) memiliki banyak potensi wisata. Sayangnya objek wisata yang dimiliki tidak banyak dikenal oleh publik. Hal ini mengundang keprihatinan tersendiri bagi Kepala Desa Bentek, Warna Wijaya.

Kepada wartawan Jumat (20/10/2017), Warna mengakui sentuhan pemerintah di objek wisata di desanya belum banyak disentuh. Sebagai sebuah desa dengan potensi wisata yang beragam, wisata Bentek belum mampu menarik minat pengunjung.

"Cukup banyak objek wisata yang kita miliki yang tidak dipunyai desa-desa lain di Lombok Utara. Kami punya 6 air terjun, salah satu yang paling digemari masyarakat yaitu Tiu Sao," ungkap Warna.
Selain objek wisata itu, lanjutnya, Desa Bentek juga memiliki objek wisata Kampung Durian yang berada di Dusun Batu Ringgit. Termasuk objekwisata pemandian umum yang dinamakan Tiu Demper, dan Sungai untuk River Tubing di Dusun Sanbaro. 

Bentek juga memiliki kampung yang petaninya tidak boleh bertani menggunakan bahan kimia. Namanya Kampung Kelor di Dusun Loang Sawak. Tujuannya untuk mengajak masyarakat kembali ke konsep alam.

Bagi Warna, Desa Bentek yang kini berusia 104 tahun ini perlu digenjot promosi wisata. Pasalnya untuk menjumpai objek wisata itu tidak terlalu sulit. Menuju objek wisata, pengunjung juga disuguhkan dengan sejumlah daya tarik tersendiri guna memikat wisatawan.

Dinas Pariwisata juga dianggap perlu mengintervensi Desa Bentek. Misalnya, Destinasi Paralayang hanya sampai launching dan tidak ditindaklanjuti. ‘’Kita ciptakan image pariwisatanya pelan-pelan, bagaimana supaya dikenal oleh masyarakat. Namun dari semua potensi wisata tersebut mayoritasnya memang belum dipoles," tandas Warna.

Terpisah Kabid Penataan Destinasi dan Usaha Pariwisata Disbudpar KLU, Wayan Bratayasa, menampik pemerintah tidak mengintervensi objek wisata. Hanya saja, pihaknya masih masih harus merencanakan penataan pada objek wisata secara bertahap. Mengingat potensi wisata di KLU cukup banyak dan tersebar di semua desa.

“Semua itu kami pikirkan dan masuk dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Riparda). Saat ini masih terkendala RTRW yang belum disahkan, maka kita alihkan menggunakan Perda tentang desa wisata dan tentang penyelenggaraan wisata yang masih digodok,” ujarnya.
Brata mengakui Desa Bentek sebagai salah satu desa tertua di Lombok Utara memiliki banyak potensi wisata. Oleh karenanya, Bentek termasuk dalam 8 desa wisata yang akan dimunculkan pada tahun 2018 mendatang.

Selain Bentek, ada juga objek wisata Santong, Sembagik, Sukadana, Senaru, Muara Putat, antai Penyambuan, dan Sedayu yang akan ditata oleh dinas. (Johari)

Share:

TGB Gantikan Quraish Shihab

Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi bersama tokoh agama. TGB -- sapaan akrabnya terpilih menggantikan H. Quraish Shihab sebagai Ketua Alumni Al Azhar Mesir Cabang Indonesia

Multaqa Nasional IV Alumni Al Azhar Mesir di Ballroom Islamic Center NTB, Rabu (18/10) malam  memasuki sesi   pemilihan ketua yang akan mengemudikan Organisasi  Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Cabang Indonesia ke depan.  Ketua  Alumni  Al Azhar Mesir Cabang Indonesia, Prof. Dr. H. Quraish Shihab menunjuk Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi  sebagai ketua yang akan menggantikan dirinya.

‘’Jika saya dipaksa untuk terus menjadi ketua,  maka saya akan menunjuk orang yang menggantikan saya,” kata Quraish Shihab seraya menunjuk Gubernur NTB.

Mendapat penunjukkan langsung tersebut,  gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini terlihat terkejut. Atas penunjukkan langsung ini TGB segera mengembalikannya kepada Prof. Dr. H. Quraish Shihab. Seraya memohon agar apa yang disampaikan  berkenaan dengan penunjukan tersebut dijelaskan lebih lanjut.

Penolakan halus TGB ini mendapat tanggapan dari salah satu peserta muktamar,  Ikhwanul Kiram Mashuri dan didukung oleh seluruh peserta yang secara aklamasi menunjuk TGB untuk menerima amanah sebagai ketua OIAA Cabang Indonesia sesuai penunjukan dari Prof. Dr. H. Qurais Shihab.

Terpilihnya TGB sebagai Pimpinan Alumni Al Azhar Cabang Indonesia secara aklamasi didasarkan  kapasitas, ketokohan, kharismatik dan prestasinya dalam membawa perubahan dan kemajuan pembangunan di NTB. Bahkan, kemajuan NTB saat ini, khususnya kehidupan toleransi beragama yang sangat baik dan konsep pembangunan wisata halal  mendapatkan apresiasi luas dari masyarakat dunia internasional.

Prof. Dr. H. Qurais Shihab sempat memuji TGB sebagai pemimpin yang berhasil. Ia menilai banyak perubahan dan keberhasilan yang telah dicapai TGB selama memimpin NTB.  Ia juga sempat mendoakan TGB, semoga akan menjadi pemimpin yang lebih luas ke depannya.

Karena desakan dari banyak pihak tersebut, akhirnya TGB menerima amanah sebagai Ketua Alumni Al Azhar Cabang Indonesia. Selesai acara, seluruh peserta muktamar mendatangi TGB untuk mengucapkan selamat dan berfoto bersama. (Muhammad Nasir)
Share:

Friday 20 October 2017

Jokowi dan Tepat Tiga Tahun Masa Pemerintahannya Kunjungi NTB

Presiden Joko Widodo selfie bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi dengan latar belakang Pantai Kuta Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017)
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi meninjau Kawasan Ekonomi Khusus Kuta Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017)
Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat silaturahmi dengan tokoh agama di Ponpes Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah, Kamis (19/10/2017) malam.
Presiden Joko Widodo wawancara dengan wartawan dengan latar belakang Pantai Kuta Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017)
Presiden Joko Widodo menyerahkan sertifikat tanah pada perwakilan warga di Masjid Nurul Bilad Kompleks Kawasan Ekonomi Khusus Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017).
Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi, Menko Perekonomian Darmin Nasution meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus Kuta Mandalika Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017)
Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi meninjau Pantai Kuta Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017)
Presiden Joko Widodo pose dengan latar belakang Pantai Kuta Lombok Tengah
Presiden Joko Widodo menutup Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional Alumni Al Azhar di Islamic Center NTB, Kamis (19/10/2017).


Foto : Dokumen Humas dan Protokol Setda NTB dan Muhammad Nasir.


Share:

Tiga Tahun Masa Pemerintahan Bersama Jusuf Kalla, Jokowi Berkunjung ke NTB

Presiden Joko Widodo dan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi melakukan swafoto mempromosikan potensi Pantai Kuta Lombok Tengah, Jumat (20/10/2017). Kunjungan Presiden ke NTB ini bertepatan 3 tahun masa pemerintahan Joko Widodo dan  Jusuf Kalla.

Tanggal  20 Oktober 2017 pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla  (Jokowi-JK ) tepat berusia tiga tahun.  Menandai tiga tahun perjalanan pemerintahannya, Presiden Jokowi ternyata lebih memilih berkunjung di NTB. Presiden Jokowi berada di NTB selama dua hari (19-20/10/ 2017). 

Berkunjung ke NTB Presiden didampingi sejumlah Menteri Kabinet Kerja, diantaranya;  Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin, Menteri Sekretaris Negara, Pramono Anung, Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Mentri BUMN, Rini Soemarno dan Menpar, Arief Yahya, Menteri BPN/ATR, Sofyan Jalil dan sejumlah pejabat lainnya. Presiden Jokowi melaksanakan sejumlah agenda penting yang tidak saja menjadi tonggak penguatan pembangunan NTB ke depan, melainkan juga memberi kemanfaatan besar bagi kemaslahatan bangsa dan ummat pada umumnya. 

Bagi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan  tentu seluruh masyarakat NTB, kunjungan Presiden Jokowi kali ini sungguh menjadi kebanggaan tersendiri. Sebab tepat dalam usia tiga tahun pemerintahannya, Jokowi hadir kembali di tengah-tengah masyarakat NTB dengan sejumlah agenda yang dapat memberikan motivasi dan optimisme lebih besar. Di antaranya peresmian beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Merupakan mega proyek yang berkaitan langsung dengan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat  NTB, karena akan dapat menyerap 58.000 tenaga kerja dengan investasi sebesar Rp 13 triliun lebih.

Sebelumnya pada Kamis Sore (19/10/2017 tiba di Bandara international Lombok pukul 16.45 Wita, Presiden dan rombongan langsung menuju Islamic Center Nusa Tenggara Barat di Jalan Udayana Mataram. Di tempat itu, Presiden hadir untuk menutup Konferensi Internasional  Alumni Al-Azhar dan Multaqa Nasional IV Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia, yang dihadiri oleh ratusan ulama dari 22 negara di dunia.

Pada malam hari, sebelum menuju Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu Lombok Tengah untuk mengadakan silaturahim dengan Para pengurus Pondok Pesantren se-NTB dan ribuan santri yang menanti kehadirannya, presiden Jokowi sempat mengunjungi  Lombok Epicentrum Mall sebuah pusat pembelanjaan terbesar di Kota Mataram yang terletak di Jalan Sriwijaya. Selama di Mataram Presiden dan rombongan menginap di hotel Astoria Mataram.

Kemudian pada hari  kedua (Jumat 20/10-2017) Agenda Presiden  dipusatkan di KEK Mandalika Lombok tengah, Yakni : Meresmikan Masjid Nurul Bilad KEK Mandalika, yang dirangkai dengan pembagian serfikat tanah kepada 5700 warga masyarakat se- NTB.  Usai pembagian sertifikat, Presiden  langsung menuju Pantai Kuta kawasan Mandalika untuk meresmikan  beroperasinya  KEK Mandalika dan ditutup dengan menunaikan Salat Jumat di  Masjid Nurul Bilad. Namun hal yang sangat menarik dalam perjalanan  dari Mataram menuju KEK Mandalika, di sepanjang perjalanan, Jokowi disambut ribuan anak sekolah yang melambaikan bendera merah putih.  Maka di sepanjang perjalanan itu, presiden terus membagikan buku-buku  tulis kepada anak-anak sekolah yang menantinya di pinggir jalan.
Presiden Joko Widodo dan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi meninjau KEK Mandalika, Jumat (20/10/2017)

Saat menutup Konferensi Internasional  Alumni Al-Azhar dan Multaqa Nasional IV Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia di IC NTB, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Al-Azhar merupakan sebuah institusi besar yang melahirkan orang-orang dengan pemikiran besar. Di hadapan Wakil WOAG, Prof. Dr. Muhammad Fadhiel El-Qoushi, Jokowi mendukung tema yang diusung dalam konferensi tersebut, yaitu Moderasi Islam: Dimensi dan Orientasi. Terlebih menurut Jokowi, bagaimana membangun dakwah yang merangkul semua, terutama anak-anak muda dengan metode-metode efektif seperti media sosial.

Di era milenia saat ini dakwah di media sosial dapat dikatakan efektif untuk merangkul anak muda. Dengan demikian, moderasi dan toleransi dapat dipahami dan diterima oleh para generasi muda. Ia menegaskan menjadi kewajiban  bersama membangun dakwah-dakwah untuk generasi milenia, agar moderasi Islam dan tolerasi dipahami betul oleh anak-anak muda kita,” harap Jokowi di depan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi selaku Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) cabang Indonesia, Mustasyar, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA, Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifudin dan Menteri Setkab, Pramono Anung, disaksikan para ulama dari berbagai negara dan ribuan santri.

Karena itu, Jokowi mengajak semua untuk membangun ukhawah islamiyah, ukhawah wataniah, ukhawa basyariah kita. Karena inilah yang dibutuhkan negara ini dalam rangka mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lain. Presiden menutup konferensi dengan harapan hasil-hasil konferensi yang ada dapat bermanfaat untuk membangun moderasi dan toleransi di tengah-tengah masyarakat.

Kemudian saat melakukan silaturrahmi dengan pengurus Pondok Pesantren se-NTB di Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, Presiden Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan dan persaudaraan untuk menciptakan Indonesia yang damai dan sejahtera. “Mari kita jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini, Negara yang sangat besar dan kaya raya, yang tidak dimiliki oleh negara manapun di seluruh dunia,” ajaknya.

Sebagai Kepala Negara di NKRI ini, Jokowi menyadari bahwa merawat keberagaman yang ada di Indonesia ini tidaklah mudah. Banyak Negara-negara di dunia kagum terhadap Indonesia yang mampu merawat persatuan dengan baik di tengah keberagaman yang begitu komplek. “Banyak Negara di dunia yang selalu bertanya kepada saya bagaimana merawat keberagaman di Indonesia yang begitu banyak. Selain itu mereka juga selalu mengingatkan saya untuk selalu hati-hati merawat keberagaman agar tidak terjadi gesekan yang akan menimbulkan perpecahan”, ujar presiden. Seraya menekankan pentingnya semua pihak untuk berperan dalam menciptakan kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memelihara dan menjaga kerukunan agar Negara ini tetap bersatu. “Saya mengajak dan menekankan agar persaudaraan betul-betul terus kita jaga dan pelihara agar NKRI ini tetap bersatu”, harap presiden Jokowi.

Usai memberikan sambutan, Presiden Jokowi kemudian mengadakan dialog dengan para santri, dan seperti biasa yang dilakukan dalam setiap kunjungan kerjanya di berbagai daerah, Presiden juga memberikan quis kepada santri dan santriwati. Bagi yang mampu menjawab dengan benar Presiden memberikan hadiah langsung berupa sepeda untuk kebutuhan sekolahnya. Terdapat 3 orang santri yang berhasil mendapat hadiah sepeda dari Presiden Joko Widodo. Selain hadiah sepeda, Presiden juga membagikan buku tulis kepada ribuan santri di Ponpes Qamarul Huda.

Selanjutnya, saat meresmikan mulai beroperasinya KEK Mandalika di patai kute, Presiden menyebut KEK Mandalika adalah proyek yang berdampak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kawasan ini akan terus berkembang dan masyarakat akan merasakan manfaatnya,” ujarnya

Presiden kemudian menitip pesan kepada Gubernur dan Bupati bersama Forkopimda, yaitu: pertama, menghijaukan KEK Mandalika. “Penghijauan ini penting untuk membuat kawasan ini menjadi cantik. Menanam pohon harus dirawat, jangan hanya ditanam saja,” tegasnya. Kedua, ITDC harus menyiapkan pasar cinderamata. “Siapkan lahan untuk pasar cinderamata, agar masyarakat merasakan ikut menikmati adanya kawasan ini,” ujarnya. Ketiga, karakter bangunan di KEK Mandalika harus ada diferensiasi/pembeda dengan daerah lain. Provinsi NTB memiliki kekuatan arsitektur yang baik. “Kekuatan karakter kedaerahan harus dimunculkan,” kata Presiden.

Ke empat, perlu untuk menata cafe dan homestay dengan baik serta menyiapkan toilet yang berstandar internasional. “Mumpung pembangunan KEK Mandalika baru titik nol dimulai. Jadi, penataan kawasan ini betul-betul terkonsep dengan baik. Karena kita ingin kawasan mandalika ini menjadi kawasan yang besar bagi pariwisata Indonesia yang akan memberikan dampak kepada NTB,” ucap Presiden.

Kelima, kepada investor harus ada kontrak yang jelas. Jangan sampai di dalam kontrak tidak ada ketetapan waktu dimulainya proses konstruksi. “Kontrak beri waktu 6 bulan, jika belum dilakukan proses konstruksi pada waktu 6 bulan, setelah kontrak ditandatangani maka kontraknya langsung dicabut," tegasnya.

Sebelumnya di kawasan itu Presiden Jokowi juga membagikan sertifikat tanah kepada 5700 sertifikat kepada masyarakat se-NTB.  Padahal total bidang tanah yang harus disertifikatkan di NTB menurut mentri Agraria/ATR, Sofyan Jalid mencapai 1.669.000 bidang tanah. Sementara yang sudah terdaftar baru 52%, sehingga masih ada 807.000 bidang yang harus disertifikatkan, tuturnya.  Ia menjelaskan  dengan adanya program perintah Jokowi ini, insya Allah pada tahun ini bisa disertifikatkan 115.000 bidang, dibandingkan sebelumnya, kata Jalil  setiap tahun paling banyak mampu diselesaikan sekitar 15.000 sampai 20. 000 bidang per tahun.

Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi yang akrab disapa TGB menyampaikan terima kasih dan rasa syukur masyarakat NTB atas pembagian serfikat tanah tersebut. Dalam Bahasa Sasak TGB mengaku sempat mendengar dan menyaksikan  kegembiran masyarakat Lombok menyambut kedatangan Bapak Jokowi. “Tadi saya tanya ada dari Lombok Barat, Lombok Tengah Lombok Timur “demen” bapak ibu? Cemoh?.  Kenapa senang, karena memang bagi kami warga NTB, kata TGB memiliki tanah yang bersertifikat itu tak ternilai harganya. “Betul-betul itulah yang menjadi harapan masyarakat Nusa Tenggara Barat sehingga mohon berkenan Pak Presiden supaya ditugaskan pak menteri untuk bisa diselesaikan semua tanah tanah yang belum bersertifikat milik warga Nusa Tenggara Barat, supaya bisa semuanya,”ujar TGB.

Selain itu, TGB juga melaporkan kepada  presiden bahwa  sesuai dengan arahan presiden sebelumnya agar NTB fokus membangun daerah. Sesuai potensi unggulan yang dimiliki, yaitu; focus pada pertanian dan Pariwisata.  Alhamdulillah sejak 9 tahun  yang lalu, kata TGB, NTB fokus pada dua sektor tersebut. Hasilnya sungguh menggembirakan, ungkapnya. Produksi padi tahun ini  meningkat 13,5 persen menjadi sebnyak 2,36 juta gabah kering giling.  Bahkan produksi jagung di NTB, setelah tahun lalu Presiden Jokowi menetapkan HPP,  berdasarkan ramalan kedua BPS tahun ini meningkat 95% dibanding tahun 2016. Jika produksinya tahun lalu sebanyak 1,2 juta ton, maka ramalan kedua dari BPS tahun 2017  menjadi 2,1 juta ton. TGB kemudian mengusulkan kepada Presiden  Jokowi agar menugaskan Menteri Pertanian untuk menindaklanjuti penetapan HPP cabai rawit, cabe keriting, kemudian Bawang Putih dan Bawang Merah, guna meminimalisir dampak inflasi karena fluktuasi harga komoditi tersebut.

Menutup rangkaian kunjungan kerjanya di Provinsi NTB, Presiden Jokowi sempat mengajak Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi untuk foto selfie sebagai salah satu trik dalam mempromosikan keindahan pariwisata di kawasan Mandalika. Presiden dan TGB berfoto selfie dengan latar Pantai Kuta, usai meresmikan Beroperasinya KEK Mandalika, Jumat 20 Oktober 2017. Pantai Kuta merupakan salah satu pantai terindah di Lombok NTB yang memiliki garis pantai kurang lebih 7,2 km. di sebelah barat pantai, terdapat sebuah bukit yang dinamai Bukit Mandalika. Nama ini diambil dari cerita kuno masyarakat setempat, tentang seorang putri bernama Mandalika. Saat ini, kawasan tersebut sedang berkembang dan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Yakni proyek yang berdampak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Marham/Humas dan Protokol Setda NTB)
Share:

Setelah Soekarno, Megawati, Gus Dur, Presiden Joko Widodo Kunjungi Ponpes Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah


Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi bersilaturahmi dengan tokoh agama di Ponpes Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah, Kamis (19/10/2017) malam
Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya di Provinsi NTB melakukan silaturrahmi dengan pengurus Pondok Pesantren se-NTB di Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis (19/10/2017).  Didampingi Mentri Agama RI Lukman Hakim Syaifudin dan Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi, kedatangan orang nomir satu di indonesia itu disambut  hangat oleh pengasuh Ponpes Qamarul Huda Bagu, TGH. L. M. Turmuzi Badarudin, Pengurus Besar NU Provinsi NTB Drs. Ahmad Taqiudin Mansur, Wakil Bupati Lombok Tengah, pimpinan ponpes se-NTB dan ribuan santri-santriwati beserta masyarakat Desa Bagu yang telah menunggu kedatangannya.

Selain Presiden Joko Widodo, Presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno, Presiden Indonesia ke empat KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden Indonesia ke lima Megawati Soekarnoputri juga pernah ke ponpes tertua di NTB ini.

Di hadapan ribuan santri dan masyarakat Desa Bagu yang hadir, Presiden Jokowi memaparkan Indonesia adalah merupakan Negara yang besar dengan 17.000 pulau-pulaunya yang indah, mulai dari Sabang sampai Merauke, terdiri dari 714 suku dan 1100 lebih bahasa daerah dan juga sangat kaya akan sumberdaya alam yang melimpah. Oleh karena itu, orang nomor satu di Indonesia ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk itu jaga kerukunan dan persaudaraan untuk menciptakan Indonesia yang damai dan sejahtera.
Presiden Joko Widodo disambut antusias santri di Ponpes Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah

“Mari kita jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini, Negara yang sangat besar dan kaya raya, yang tidak dimiliki oleh Negara manapun di seluruh dunia, tentunya dengan terus menjaga dan membangun persaudaraan antar sesama yang beragam di Indonesia ini,” ajaknya.

Sebagai Kepala Negara di NKRI ini, Jokowi menyadari bahwa merawat keberagaman yang ada di Indonesia ini tidaklah mudah. Banyak Negara-negara di dunia kagum terhadap Indonesia yang mampu merawat persatuan dengan baik di tengah keberagaman yang begitu kompleks. “Banyak Negara di dunia yang selalu bertanya kepada saya bagaimana merawat keberagaman di Indonesia yang begitu banyak. Selain itu mereka juga selalu mengingatkan saya agar selalu hati-hati agar selalu hati-hati merawat keberagaman agar tidak terjadi gesekan yang akan menimbulkan perpecahan,” ujar presiden.

Oleh karena itu presiden menekankan akan pentingnya semua pihak untuk berperan dalam menciptakan kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memelihara dan menjaga kerukunan agar Negara ini tetap bersatu. “Saya mengajak dan menekankan agar persaudaraan betul-betul terus kita jaga dan pelihara agar Negara NKRI ini tetap bersatu,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Pengurus Wilayah NU Provinsi NTB Drs. TGH. L. Ahmad Taqiudin Mansyur dalam sambutan selamat datangnya mengatakan rasa bangga dan syukurnya atas kedatangan Presiden RI di Ponpes Qamarul Huda Bagu. Di hadapan Presiden Taqiudin mengungkapkan bahwa rasa syukur itu bukan hanya dirasakan dirinya saja, namun juga ribuan santri dan masyarakat Desa Bagu khususnya yang menunggu kedatangan Presiden Jokowi dengan penuh kesabaran.

“Kami berharap kedatangan Bapak Presiden RI Joko Widodo bukan hanya kali ini saja di NTB dan Ponpes Qamarul Huda Bagu ini. Namun juga semoga dapat terulang kembali pada acara Muktamar Nasional Nahdatul Ulama (NU) pada bulan November yang akan datang Presiden dapat hadir untuk membukanya”, harapnya. (Marham)

Share:

Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional Alumni Al Azhar Mesir Hasilkan Deklarasi Lombok

Presiden Joko Widodo menutup Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional Alumni Al Azhar Mesir di Islamic Center Mataram NTB, Kamis (19/10/2017)

Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional Alumni Al-Azhar Mesir di Indonesia diselenggarakan selama tiga hari, mulai tanggal 17 sampai 19 Oktober 2017, di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Para narasumber pada konferensi itu memaparkan 45 kertas kerja yang mendiskusikan berbagai isu keislaman. Para pembicara memberikan apresiasi kepada Al-Azhar dan Imam Besar Prof. Dr. Ahmed El-Tayeb, Syaikh Al-Azhar atas upaya-upaya yang telah dilakukan dalam menyebarkan moderasi Islam (wasathiyah).

Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifudin, dan Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi yang telah memberikan dukungan penuh terhadap terselenggaranya konferensi dan Multaqa.


Konferensi Internasional Alumni Al-Azhar menegaskan bahwa:

1. Wasathiyah dalam Islam adalah sikap seimbang dalam pemikiran dan perilaku yang ditandai antara lain dengan hidup harmonis dengan berbagai komponen masyarakat. Rasulullah telah memberikan contoh hidup berdampingan dengan rukun dan damai dalam masyarakat Madinah di bawah konsep “al-muwathanah” (kesamaan kedudukan sebagai penduduk dan warga negara). Setiap warga, baik Muslim, Yahudi, maupun Nasrani, memiliki hak dan kewajiban yang sama, seperti yang tercantum dalam Piagam Madinah.

2. Agama Islam melalui Al-Quran dan Hadis telah secara sangat jelas menanamkan keimanan kepada semua ajaran dan kitab suci samawi ke dalam hati para pemeluknya. Islam juga menjamin kebebasan beragama kepada setiap warga yang tinggal di dalam satu wilayah dan satu negeri yang sama, sesuai firman Allah swt.: Tidak ada paksaan dalam beragama. Islam menjamin rasa aman bagi setiap orang yang berada di wilayahnya, tanpa melihat latar belakang agama, etnik dan golongan yang dianutnya.

3. Dalam pandangan Islam manusia berasal dari satu nenek moyang yang sama. Kesamaan itu meniscayakan perlunya saling mengenal yang pada gilirannya membuahkan kerja sama dalam melakukan kebajikan. Kesamaan itu juga meniscayakan perlunya memelihara kehormatan, darah, dan harta setiap manusia, apa pun agama yang dianutnya, selama tidak dalam kondisi peperangan.

4. Al-Azhar telah mengemban misi wasathiyah Islam selama lebih dari seribu tahun, dan terbukti mendapat sambutan hangat di seluruh belahan bumi. Hal itu karena metode yang dikembangkan dan diajarkan dibangun di atas dua pilar utama; ilmu-ilmu tekstual berdasarkan Al-Quran dan Hadis dan ilmu-ilmu kontekstual yang sejalan dengan akal pikiran manusia. Dengan demikian, para alumni Al-Azhar berkeyakinan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal. Al-Azhar juga mengajarkan budaya menghormati keragaman, mengembangkan hidup harmoni dan menghormati pendapat serta prinsip-prinsip dalam hubungan antar umat beragama.

Beradasarkan itu, para peserta merekomendasikan:

1. Perlunya memperluas jaringan alumni Al-Azhar dengan membuka cabang di seluruh belahan dunia, untuk secara bersama-sama dan bahu membahu memerangi pemikiran ekstrem dan radikal, antara lain pemikiran yang menghalalkan darah dan tindakan kriminal dengan mengatasnamakan agama.

2. Perlunya menyusun rencana dan langkah kongkrit terkait wacana keagamaan kontemporer yang melandasi kerukunan hidup umat manusia, menjauhi ujaran kebencian dan tindak kekerasan, menghormati sesama manusia, memelihara kehormatan jiwa, mencintai tanah air dan bela negara, serta mengukuhkan sikap moderat dan toleran.

3. Perlunya membuat perencanaan dan langkah-langkah kongkrit melalui pelatihan para dai dalam menghadapi fenomena ekstremisme, radikalisme dan fanatisme beragama, serta isu-isu terkait.

4. Perlunya menyebarluaskan secara massif respons ulama Al-Azhar terkait isu-isu yang mengancam kehidupan beragama yang moderat melalui jaringan alumni dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

5. Perlunya menyebarluaskan teologi Asyari dalam masalah akidah yang merupakan benteng pelindung Islam dari pemikiran dan ideologi ekstrem dan radikal. Teologi Asyari tidak membenarkan tindakan saling mengkafirkan sesama orang yang berkiblat ke Kakbah.

6. Perlunya sikap kehati-hatian dalam menerima fatwa keagamaan yang ada di media sosial. Fatwa kegamaan harus merujuk kepada sumber-sumber yang otoritatif dengan memperhatikan kondisi dan kebiasaan masyarakat setempat.

7. Perlunya membentuk komite khusus untuk menindaklanjuti keputusan dan rekomendasi yang dihasilkan.

Mataram, 19 Oktober 2017
Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia

Ketua Umum
Dr. TGB. M. Zainul Majdi

Mustasyar,
Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA
Share:

Thursday 19 October 2017

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Apresiasi Alumni Al Azhar Mesir

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi memukul gendang beleq sebagai tanda pembukaan Konferensi Internasional Alumni Al Azhar di Islamic Center NTB
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi Konferensi Internasional Alumni Al-Azhar di Masjid terbesar di Pulau Seribu Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB di Mataram, Kamis (19/10/2017). Dihadapan para ulama  dari 22 negara yang merupakan Alumni Al-Azhar Mesir dan para santri yang hadir, Menteri Agama memberikan apresiasi kepada para alumni Al-Azhar atas kontribusi dan sumbangsihnya  dalam membangun kehidupan  keagamaan di Indonesia yang  senantiasa menjunjung tinggi islam secara moderat yang rahmatan lilalamin.

Kepada lembaga pendidikan Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan Islam tertua dunia,  Menteri mengapresiasi kiprah  lembaga pendidikan Islam  yang telah berusia  lebih dari 1000 tahun tersebut, senantiasa menebarkan islam wasathiyah sehingga kemudian dunia mengenangnya sebagai benteng moderasi Islam.

“Bangsa Indonesia merasa sangat bersyukur karena banyak sekali alumni Al-Azhar yang telah berkiprah di hampir semua aspek kehidupan. Salah satunya adalah Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Bahkan mantan Presiden RI, Gus Dur pun merupakan alumni Al-Azhar,” terang Lukman Hakim.

Dalam pandangan Menteri Agama, Al-Azhar memiliki daya tariknya tersendiri, selain karena keikhlasan para Ulama-ulamanya dan para guru-gurunya yang mendatangkan keberkahan bagi seluruh pelajar Mahasiswa. Juga daya tarik Universitas Al-Azhar adalah karena tradisi keilmuannya yang begitu kuat yang bercirikan Islam moderat. Ciri ini berasal dari awal Al-Azhar dari sebuah Masjid yang kemudian berkembang menjadi universitas yang senantiasa mengusung nilai-nilai tauhid yang penuh dengan spiritualitas Islam yang dipadukan dengan keilmuan. "Ciri utama Al-Azhar bukan hanya menghimpun para pelajar dari seluruh penjuru dunia untuk mendalami keilmuan islam di Al-Azhar Mesir, tetapi juga tradisi keilmuannya yang menghimpun berbagai mazhab, berbagai aliran pemikiran dan berbagai aliran faham keagamaan yang merupakan kekayaan Islam yang mampu dijaga dan dirawat dengan baik oleh Al-Azhar.

Kelebihan lainnya, kata menteri adalah memadukan hal-hal yang sifatnya tekstual dengan nalar dan kontekstual. Wahyu Al-Qur’an dan Hadist dijaga sedemikian rupa tapi juga kemudian akal diposisikan pada tempatnya secara proporsional. Disisi lain penggunaan akalpun dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak tercerabut dari teks-teks yang bersumber dari AL-Qur’an dan Hadist.

Pada kesempatan itu, Menteri Agama juga memuji alumni-alumni Al Azhar yang sebagian besar menghimpun dan mempersatukan umat islam serta senantiasa memelihara keragaman pandangan keagamaan dalam internal umat Islam itu sendiri. Bahkan juga keberagaman pandangan keagamaan di luar islam. Inilah yang dalam kontek global sekarang ini semakin memiliki tingkat urgensi dan relevansi yang tinggi. keberadaan Al-Azhar semakin relevan karena alumni-alumninya semakin dibutuhkan agar peradaban dunia ini tidak semakin menurun kualitasnya karena kompetisi hidup yang semakin keras, tajam dan besar yang seringkali sebagian kita justru menggunakan agama untuk saling menegasikan antara satu dengan yang lainnya, tegas menteri. (Marham)

Share:

Wednesday 18 October 2017

Tas Batok Kelapa Ketak Buat Tampilan Anda Jadi Cantik

asesoris batok kelapa khas Lombok

SIAPA sangka batok kelapa yang banyak dianggap remeh oleh masyarakat ternyata bisa diolah menjadi kerajinan tas yang cantik. Seperti yang dilakukan Ika Asmi Susanti, pemilik dari Bale Creative yang beralamat di Jalan Transmigrasi, Majeluk, Mataram.

Ide membuat tas dari batok kelapa dan ketak ini diperolehnya saat berkunjung ke Jawa beberapa waktu lalu. “Kalau di Jawa kan tasnya terbuat dari full batok kelapa, makanya saya kepikiran kenapa tidak mengkreasikannya dengan ketak yang banyak di sini,” terangnya saat ditemui beberapa waktu lalu di bengkel kerjanya.

Selama 2 tahun ini, Ika sudah menekuni kerajinan batok kelapa. Namun, untuk tas batok kelapa dan ketak ini baru setengah tahun dimulai. Tas yang terbuat dari batok kelapa dan ketak ini, diakuinya, merupakan satu-satunya di NTB bahkan Indonesia.  “Soalnya ini baru belum ada yang buat selain saya,” klaimnya.

Bahan baku seperti batok kelapa dan ketak diperoleh Ika dari pasar terdekat. “Kalau ketak kan di sini banyak bahan bakunya, sedangkan batok kelapa saya peroleh dari langganan saya di pasar,” jelasnya.
Proses pembuatan tas batok kelapa dan ketak ini memakan waktu berbeda tergantung dari ukuran yang dibuat. “Kalau ukuran tasnya besar bisa sampai 1 minggu, tapi kalau kecil hanya butuh waktu 3 hari saja,” kata Ika.
Batok kelapa kupu-kupu
Biasanya batok kelapa dibuat menjadi bulatan-bulatan kecil terlebih dahulu sebelum dirangkai menjadi tas yang dilakukan oleh pengrajin khusus. “Desain tasnya selalu berinovasi agar banyak variasinya,” ujarnya.

Karena merupakan produk baru, tas buatan Ika ini pasarannya masih terbatas. “Saya pasarkannya lewat website dan dipajang di galeri saya sama ikut pameran,” katanya. Tetapi walau begitu, tas buatannya ini banyak diminati oleh pembeli, karena keunikannya. “Banyak yang pesan secara online, seperti dari Sulawesi untuk pemakaian pribadi,” jelasnya.

Ia sendiri di bulan Oktober akan mengikuti pameran di Jakarta untuk mengenalkan produk tasnya. Harga tas batok kelapa dan ketak ini berkisar dari Rp 150 – 400 ribu tergantung ukuran tas. “Dalam sebulan saya bisa mendapatkan keuntungan sampai Rp 3 juta untuk tas,” kata Ika.

Diakuinya prospek ke depannya sangatlah bagus karena tas ini unik. “Tetapi kita belum banyak diketahui orang serta dinas belum tahu kita, tapi tidak apa-apa karena kita ini usaha sendiri yang memang tujuannya untuk memberdayakan orang lain,”  akunya. (uul Efriyanti Prayoba)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive