Be Your Inspiration

Tuesday 5 December 2017

Menjadikan Rumah Lebih Indah dan Elegan dengan Batu Sikat

Sutrisno menunjukkan salah satu produk yang terbuat dari batu sikat. Belakangan ini, batu sikat banyak diminati, karena diklaim lebih baik dari keramik

BEBERAPA tahun belakangan, batu sikat menjadi tren untuk melengkapi tampilan rumah menjadi lebih elegan. Batu sikat yang banyak digunakan untuk mempercantik teras, garasi, atau trotoar ini menjadi pilihan dibandingkan dengan menggunakan keramik.

Menurut salah satu pengusaha batu sikat, Sutrisno, tren batu sikat mulai marak sejak 3-4 tahun lalu. “Batu sikat ini banyak diminati karena lebih kuat dibandingkan dengan menggunakan keramik,” terangnya saat ditemui di tempat usahanya yang berlokasi di Jalan Rinjani, Leneng, Praya belum lama ini.

Sutrisno menjelaskan jika batu sikat ini juga lebih tahan lama dibandingkan dengan menggunakan keramik, bisa bertahan lama hingga puluhan tahun. Pria yang sudah 11 tahun menekuni usaha batu sikat ini menambahkan jika batu sikat menggunakan batu laut, bukan batu kali atau batu gunung. “Batu laut yang digunakan diperoleh dari NTT atau Sumatra yang kemudian diolah di pabrik di Surabaya dengan grade yang berbeda-beda,” jelasnya.
Rumah yang menggunakan batu sikat

Sutrisno mengatakan jika batu laut ini keberadaannya lebih banyak dibandingkan dengan batu kali maupun batu gunung. “Kalau batu kali dan batu gunung, beberapa tahun ditambang sudah habis, malahan sekarang kan banyak penambangannya dilarang. Beda dengan batu laut yang tiap hari terbawa oleh ombak, tidak ada habisnya,” imbuhnya.

Untuk batu sikat, ada beberapa warna yang paling sering digunakan yaitu hitam, abu, coklat,orange, dan putih tulang. “Kalau yang paling mahal itu, batu sikat impor yang warnanya lebih cerah seperti merah dan putih susu,” kata Sutrisno.

Ia menambahkan jika tren model batu sikat yang sekarang paling diminati adalah model garis-garis dan motif tradisional seperti motif batik. “Tetapi tergantung dari permintaan konsumennya. Kalau ibu-ibu, sukanya model bunga, remaja sukanya motif kartun atau logo klub sepakbola,” tukasnya.

Pemasangan batu sikat sendiri, kata Sutrisno, tidak membutuhkan waktu yang lama. “Sehari saja bisa jadi untuk ukuran 10 m2 dengan dikerjakan 3 tukang,” terangnya. Model batu sikat yang diinginkan konsumen kemudian ditaburi batu-batu, sehingga membentuk motif yang dimau. “Yang paling sulit itu, buat tulisan karena harus dibuat gambarnya dulu. Sedangkan kalau bunga, tukang sudah ahli, jadi tidak membutuhkan gambar,” ujarnya.

Batu sikat ini bisa tahan lama karena menggunakan campuran semen. “Jadi kalau hujan, tidak bisa menyerap air,” imbuhnya.

Harga batu sikat ini sendiri, kata Sutrisno, lebih murah dibandingkan dengan menggunakan keramik. “Kalau keramik, per m2 harganya Rp 150 ribu, sedangkan kalau pakai batu sikat harganya hanya Rp 130 ribu/m2,” terangnya. Tidak heran, banyak konsumen yang tertarik menggunakan batu sikat ini, selain karena harga yang terjangkau, juga aman untuk anak-anak. “Kalau hujan, tidak licin, sehingga anak-anak tidak terpeleset, tidak seperti pakai keramik,” ujarnya.

Sutrisno mengaku dirinya sudah pernah melayani pelanggan sampai di Pulau Sumbawa. Sementara di Lombok Tengah puluhan proyek sudah dikerjakan, salah satunya adalah jalan di taman Masjid Agung. Para konsumennya sendiri banyak mengetahui dari mulut ke mulut atau melalui sosial media. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Kerajinan Sesela Lombok Barat Mulai Kehilangan Generasi Penerus

Perajin Sesela sedang membuat pesanan dari salah satu pembeli luar daerah. Sayangnya, generasi muda Sesela sekarang ini tidak banyak yang menggeluti usaha ini

Desa Sesela selama ini dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan kayu di Lombok Barat (Lobar) bahkan di Lombok. Ketenarannya sebagai pusat kerajinan menjadikan pemerintah membuat Pasar Seni Sesela yang menampung perajin kayu dari desa ini untuk memamerkan sekaligus memasarkan produk buatannya. Kerajinan kayu mulai berkembang di Sesela mulai sejak pertengahan 1980-an dan mencapai puncak kejayaan saat tahun 1990-an.

“Orang pertama yang mengajarkan kerajinan di sini adalah Pak Kadir dan Pak Saleh, yang mulanya membuat kerajinan dari bambu yang saat ditawarkan ternyata laku,” aku Muhammad Nasir, salah satu perajin kayu di Dusun Dasan Utama, Desa Sesela, Gunungsari, saat ditemui beberapa waktu lalu.
Nasir bersama beberapa perajin lainnya membuat kelompok untuk memenuhi permintaan yang lebih banyak. Bersama Mujenal, mereka membuat kelompok kerajinan kayu yang terdiri dari puluhan anggota. “Dulu kelompok itu memiliki artshop sendiri, namanya Gallery, tetapi sekarang sudah berubah nama dan dimiliki perorangan,” jelas Nasir didampingi Mujemal.

Ia menceritakan, di saat jayanya dulu, Desa Sesela selalu ramai karena semua masyarakatnya terlibat langsung dalam pembuatan kerajinan kayu. “Yang laki-lakinya ngukir, kalau perempuannya itu yang ngamplas. Anak-anak sekolah juga banyak yang ikut kerja setelah pulang sekolah, pokoknya tidak ada yang berdiam diri,” katanya.

Selain itu, pasaran produk-produk kerajinan kayu Sesela lebih banyak dulu ke Bali, karena pengusaha dan pengepul dari Sesela langsung membawanya ke sana. “Tapi setelah bom Bali pertama awal 2000-an itu, usaha kerajinan di sini mulai lesu,” ujar keduanya.

Mereka mengatakan, permintaan mulai menurun sehingga otomatis banyak perajin yang kemudian beralih profesi dikarenakan tidak adanya pekerjaan. “Mereka banyak yang beralih profesi ke bangunan atau menjadi TKI dibandingkan dengan menjadi perajin,” kata Nasir.

Hal senada disamapaikan Mujemal. Menurutnya, perajin yang masih bertahan kebanyakan bekerja untuk para pengusaha yang memiliki toko di Pasar Seni Sesela. “Jadi sekarang kita bergantung ke mereka, kalau mereka ada pesanan baru kita kerja,” katanya yang sudah hampir puluhan tahun menjadi perajin.

Jika mulai bahan sampai model kerajinan yang dibuat ditentukan tergantung dari pesanan yang diterima pengusaha. Mereka berdua yang termasuk salah satu perajin terbaik di dusunnya, mengatakan lama pembuatan tergantung dari pesanan yang dibuat. “Misalnya seperti gantungan kain, ini bisa jadi 10 buah/hari, sedangkan untuk ukiran ventilasi juga bisa jadi 10 buah/hari,” ujar Mujemal.

Sedangkan untuk hiasan dinding seperti cicak yang menjadi kerajinan khas Lombok bisa dikerjakan dalam waktu 2 hari tergantung dari ukuran yang dimiliki. “Kayu yang biasa kita gunakan adalah kayu mahoni karena seratnya lebih halus dibandingkan kayu yang lain,” kata Nasir. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Wagub NTB H. Muh. Amin Launching Gebyar HUT NTB Ke-59

Pelepasan balon sebagai tanda Grand Launching HUT NTB 59, Oleh Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi pejabat OPD dan warga masyarakat, Minggu (3/12/2017). 

Di tengah dinamika pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di usia yang akan memasuki angka 59 tahun pada 17 Desember mendatang,  begitu  banyak perkembangan dan perubahan yang telah dicapai. Lantas hal tersebut tidak menjadikannya  untuk cepat berpuas diri. Masih banyak tahapan dan tantangan yang perlu digapai kembali . Pemerintah agar selalu mengevaluasi dan mengintrospeksi diri atas hasil kerja yang telah dicapai atas pengabdiannya kepada bangsa dan rakyat.

“Perlu kerja keras kepada seluruh komponen dalam mewujudkannya,” terang  Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH., M.Si., pada saat me-launching Gebyar HUT NTB ke-59 yang ditandai dengan pelepasan balon udara bersama Sekretaris Daerah Ir. H. Rosiady H. Sayuti, MSc., PhD., jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan warga masyarakat yang berlangsung di panggung Inspiratif Expo Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB, Minggu(3/12/2017).
Sekda NTB H. Rosiady H. Sayuti memperkenalkan produk lokal sekaligus berbagai hadiah untuk masyarakat

Lebih lanjut Wagub juga menekankan kepada para birokrasi pemerintahan dari semua struktur tertinggi hingga ke bawah  untuk senantiasa melaksanakan tugas-tugas pemerintahan secara sungguh-sungguh dan kerja keras. “Mari berikan pengabdian terbaik kita untuk rakyat,” ujar pria kelahiran Sumbawa tersebut.

Selain Grand Launching Gebyar HUT NTB ke 59, inspiratif expo yang telah memasuki episode 15 tersebut juga turut memperingati Hari Bakti PU ke-72 oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTB dengan tema “Bakti PUPR Bangun Daya Saing Bangsa” yang dibanjiri dengan berbagai doorprize dan keseruan oleh berbagai pertunjukan kesenian.  

Di waktu yang bersamaan wagub menyampaikan terima kasih kepada Dinas Kominfotik yang telah memfasilitasi warga masyarakat melalui inspiratif expo-nya yang digelar pada setiap minggunya, di tengah penyampaian informasi pemerintahan dan pembangunan NTB, yang seketika disambut senyum khas oleh Kadis Kominfotik yang digawangi Tri Budiprayitno.
Wagub NTB. H. Muh. Amin saat menyapa publik di Car Free Day, Minggu (3/12/2017). 

Melalui momentum hari jadi NTB yang dirangkai dengan berbagai kegiatan itu, Wagub H. Muh. Amin berharap jika berbagai rangkaian kegiatan ini nantinya mampu menyentuh kepentingan masyarakat pada umumnya.  “Semoga kegiatan yang dilaksanakan bisa berjalan dengan baik,’’ tutupnya.

Sementara Kepala Dinas Kominfotik NTB, Tri Budiprayitno, menjelaskan, NTB merupakan daerah yang penduduknya beragam. Jika ingin melihat bagaimana beragamnya NTB, tambahnya, bisa dilihat masyarakat NTB di Inspiratif Expo. Di mana, panggung Inspiratif Expo memberikan ruang untuk menyampaikan informasi yang inspiratif.

"Terlihat di Inspiratif Expo, pemerintah tak berjarak sejengkalpun dengan masyarakat, selain itu inspiratif expo kali ini menggambarkan NTB yang sesungguhnya," ungkapnya.

Menurutnya, panggung Inspiratif Expo menyajikan performa anak NTB dan juga memberikan ruang untuk masyarakat NTB mempromosikan karya dan produksi unggulannya.

Inspiratif Expo semakin meriah dengan kemerduan suara 2 pelajar asal NTB Jingga dan Biru. Termasuk penampilan grup drumband TK Putra Binaan Dinas PUPR NTB. Tidak hanya itu di acara ini juga dipersembahkan 2 tarian, yakni Tari Palegongan Mesatya dan Tari Lopi Penge Asal Bima yang mengundang decak kagum penonton.

Di booth Inspiratif Expo juga masyarakat Bima membawa jagung dan kopi Tambora. Masyarakat Bima menawarkan jus jagung Tambora dan secangkir kopi hangat  kepada publik yang memadati jalan Udayana.  (Marham)
Share:

Monday 27 November 2017

Presiden Jokowi Buka Munas Alim Ulama dan Konferensi Nasional NU di Mataram

Presiden Jokowi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi membuka Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Islamic Center Kota Mataram NTB, Kamis (23/11/2017

Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU merupakan forum permusyawaratan tertinggi kedua setelah Muktamar. Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo berharap seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan lancar sehingga menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi seluruh umat. Dari 18 pokok permasalahan yang akan dibahas pada Munas kali ini, rekomendasi terkait radikalisme agama dan penguatan ekonomi warga merupakan yang paling dinanti Presiden.

"Saya tunggu rekomendasi Munas dan Konbes untuk kami tindaklanjuti, terutama persoalan yang menyangkut pemerintah, seperti rekomendasi terkait pembahasan redistribusi aset dalam pandangan Islam," ujar Presiden di hadapan ribuan para ulama se-Indonesia yang hadir saat membuka Munas Alim Ulama Konferensi Besar Nahdlatul Ulama tahun 2017 di kompleks Masjid Hubbul Wathon Islamic Center Nusa Tenggara Barat, Kamis (23/11/2017).

Tepat pukul 13.50 wita Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi tiba di tempat acara disambut ribuan santri NU dengan lantunan Shalawat Badar. Hadir pula para menteri anggota kabinet kerja, sejumlah pejabat tinggi negara, para duta besar negara sahabat, tokoh dan sesepuh nasional.

Ditegaskan oleh Presiden Jokowi bahwa pandangan para ulama sangatlah penting agar apa yang menjadi kebijakan pemerintah terkait retribusi aset bisa sesuai aturan agama dan hukum yang ada. "Karena persoalan aset bukanlah menyangkut nominal kecil sehingga harus dipastikan adil dan sesuai aturan hukum,” terangnya.

Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrab Gubernur NTB berharap, seluruh rangkaian acara Munas dan Konbes dapat berjalan lancar dan menghasilkan keputusan yang bermanfaat.

Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU), KH Said Aqil Sirajd mengatakan, Munas Alim Ulama & Konbes NU 2017 mengambil tema 'Memperkokoh Nilai Kebangsaan Melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga'. Tema ini dipilih mengingat perkembangan kekinian yang dihadapi bangsa Indonesia. "Mengapa tema ini penting? sebab akhir-akhir ini semangat nasionalisme kita agak pudar dan agak luntur, dengan adanya keterbukaan era reformasi dan teknologi yang sangat canggih, kemajuan yang luar biasa, banyak bangsa yang terpengaruh oleh provokasi radikalisme", jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, penyelenggaraan Munas Alim Ulama dan Konbes NU dilaksanakan dalam rangka menghasilkan keputusan-keputusan strategis dan fundamental bagi kemaslahatan umat, untuk keutuhan bangsa dan negara. Pada Munas kali ini, ungkapnya, akan dibahas 18 persoalan strategis bangsa dalam Bahtsul Masail oleh para kiai NU. Di antaranya pembahasan masalah undang-undang yang mengatur tentang penyandang disabilitas, agar mendapat perlakuan dan hak yang sama dari negara. (Humas Setda NTB)
Share:

Thursday 23 November 2017

Presiden Jokowi Ziarah ke Makam Maulana Syeikh di Pancor Lombok Timur


Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majd dan Ummi Hj. Sitti Rauhun Zainuddin Abdul Madjid tiba di Pancor, Kamis (23/11/2017)

Presiden RI Joko Widodo melakukan ziarah ke makam Pahlawan Nasional asal Nusa Tenggara Barat, Maulana Syeikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, di Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Kamis (23/11/2017). Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 10.15 WITA, disambut pengurus Yayasan Hamzanwadi, yaitu Ummi Hj. Siti Raihun, didampingi putra putri beliau diantaranya Muhammad Syamsul Lutfi, Dr. Hj. Sitti Rohmi Jalilah dan sejumlah  pengurus besar Nahdlatul Wathan Pancor lainnya. Presiden juga  disambut shalawat dan hadrah oleh ratusan santri ponpes setempat yang kemudian menuju ruang transit yang telah dipersiapkan panitia untuk sejenak mengadakan pertemuan.

Didampingi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan istri, Hj. Erica Zainul Majdi serta keluarga besar Maulana Syeikh, Jokowi kemudian begerak menuju kompleks makam dan langsung memanjatkan do'a untuk almarhum Maulana Syaikh. Ziarah tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap salah seorang putra terbaik NTB yang telah berjuang merebut dan mempertahankan serta mengisi kemerdekaan bangsa ini.
Presiden Jokowi bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi berada di kompleks Makam Maulana Syeikh, Kamis (23/11/2017)

Usai berdoa kurang lebih 10 menit di makam tersebut, presiden kemudian menuju Mushala Al Abrar yang letaknya bersebelahan dengan makan tersebut. Di mushala yang menjadi pusat perjuangan Maulana Syaikh tersebut, Presiden menggelar pembacaan Al-Qur'an bersama ribuan santri dan santriwati yang memenuhi musalla.

Saat itu, Presiden menyampaikan bahwa sudah beberapa kali dirinya merencanakan untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar NW di Pancor. "Alhamdulillah,  baru kali bisa terlaksana," ungkap Jokowi disambut  tepuk tangan ribuan santri. Jokowi juga mengucapkan terima kasih, karena Ahli Waris Maulana Syaikh, Umi Hj. Sitti Raihun  telah hadir di istana negara pada penganugerahan gelar pahlawan Nasional Maulana Syeikh, 9 November 2017 lalu.

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan para santri bahwa Indonesia ini merupakan negara besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Jokowi meminta sejumlah santri dan santriwati untuk menghafal Pancasila dan nama nama pulau di Indonesia. Galak tawa para santri, termasuk presiden tidak bisa ditahan saat salah seorang santri salah mengucapkan Pancasila. "Ini bukan karena nggak bisa, tapi grogi berdiri di samping saya," ungkap Jokowi yang menambah riuhnya suara tawa para santri. Para santri yang dapat menghafal Pancasila dan  nama nama pulau, Jokowi memberinya hadiah sepeda.
Presiden Jokowi saat hendak ziarah di kompleks Maulana Syeikh di Pancor Lombok Timur, Kamis (23/11/2017)

Sebelumya, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas keluangan waktu Presiden Jokowi  mengunjungi dan bersitaurrahim dengan keluarga  besar ponpes NW.  Ponpes tersebut lanjut Gubernur  yang  lebih  dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) itu merupakan pusat perjuangan dan pengabdian  Maulana Syaikh  untuk bangsa dan negara. "Pak Presiden, di musholla ini, berpuluh puluh tahun, Maulana Syaikh mengajar dan berjuang. Mengisi hari harinya di sini dengan perjuangan," cerita TGB

Karena itu, atas nama keluarga besar NW dan masyarakat  NTB, TGB menyampaikan  terima kasih kepada presiden karena telah menetapkan Maulana Syaikh sebagai Pahlawan Nasional.  Seraya berdoa semoga Presiden  Jokowi diberikan kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan tugas. "Kehadiran Bapak Presiden ini merupakan penguat bagi kami" pungkasnya.

Presiden kemudian meninggalkan lokasi sekitar pukul 11.00 WITA, menuju Kota Mataram untuk membuka Munas dan Kongres Besar Ulama NU. (Humas Setda NTB)

Share:

Kunjungi Ponpes NW Anjani, Presiden Disambut Hj. Ummi Raihanun dan Tokoh Agama

Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi berkunjung ke Ponpes NW Anjani, Kamis (23/11/2017)

Agenda pertama Presiden Republik Indonesia, Ir.H.Joko Widodo dalam rangkaian  kunjungan kerjanya selama 2 (dua) hari di NTB adalah mengunjungi Pondok pesantren Nahdlatul Wathan (NW) Anjani di Desa Anjani, Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur, Kamis (23/11-2017).

Presiden didampingi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi tiba di Anjani tepat pukul 09.00 WITA, mengenakan busana kain sarung dipadukan kemeja putih dan jas warna hitam, disambut Bupati Lotim, H.Ali Bin Dachlan dan Pengurus Pondok pesantren Syaikh  Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani, Ummi Hj. Sitti Raihanun bersama Pengurus Besar NW Anjani lainnya, di antaranya H.Lalu Gde Wirasakti Amir Murni, Tuan Guru H.Lalu Gde Muhammad Zainuddin Atsani, Lalu  Gde Syamsul Mujahidin, Dr.H.Lalu Muhyi H.Abidin beserta istri masing-masing dan para Masyaikh Mahad PBNW Anjani.

Sekitar 15 menit  Presiden Joko Widodo mengadakan silaturahmi dengan Pengurus Besar (PBNW) Anjani di ruang transit Kantor Sekretariat PBNW Anjani. Usai silaturahmi kemudian didampingi Gubernur TGB dan Ummi Hj. Sitti Raihanun beserta sejumlah Pengurus PBBW Anjani lainnya, Presiden berjalan kaki menuju Aula Ponpes yang berjarak sekitar 50 meter di sebelah barat kantor sekretariat tersebut. Di tempat itu, presiden disambut salawat Nahdlatain oleh ribuan santri/santriwati yang sejak pagi sudah antusias menanti kedatangan presiden RI yang merakyat tersebut.
Presiden Jokowi selfie dengan latar belakang ribuan santri di Ponpes NW Anjani, Kamis (23/11/2017)

Dalam pidatonya Presiden Jokowi mengungkapkan sudah cukup lama ingin berkunjung di Ponpes Syaikh  Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani ini. Terlebih sebelumnya, kata  Presiden Jokowi bahwa Pimpinan Ponpes NW Anjani, Ummi Hj. Sitti Raihanun sudah tiga kali berkunjung dan  bersilaturrami menghadap presiden di Istana Negara di Jakarta. Terakhir kali Ummi Hj. Sitti Raihanun berkunjung ke Istana Negara, ungkap Presiden adalah pada tanggal 9 November 2017, saat pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan Nasional kepada Maulana Syaikh, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur hari ini diberi kesempatan untuk bisa bersilaturrahmi dengan pengurus besar NW Anjani," ujarnya. Berarti kunjungan pertama ini merupakan balasan atas kunjungan pimpinan NW Anjani sebelumnya,"  ujar presiden.
Presiden Jokowi bersama H.Lalu Gde Muhammad Zainuddin Atsani saat di Ponpes NW Anjani, Kamis (23/11/2017)

Pada kesempatan itu, presiden Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa Ummi Hj. Sitti Raihanun telah mengundangnya untuk berkunjung kembali ke Anjani pada bulan Maret 2018 mendatang.
Dihadapan  ribuan santri dan pengurus besar NW Anjani, presiden  mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk selalu bersyukur kepada Tuhan yang telah mengkaruniai negara besar Indonesia.

Sebuah negara yang kaya raya, dengan penduduk 258 juta jiwa, 714 ribu pulau, 15 ribu bahasa, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Yakni 87 persen dari jumlah penduduk indonesia. Oleh karena itu Presiden mengajak seluruh santri dan masyarakat untuk menjaga persatuan dan merawat kebhinekaan di Negara Demokrasi Pancasila ini. "Contohnya dalam politik, baik dalam pemilihan bupati/walikota, gubernur dan presiden, "monggo pilih bupati/walikota yang terbaik, silahkan pilih gubernur yang terbaik dan silahkan pilih presiden yang terbaik menurut aspirasi masing-masing," ujarnya. Tetapi setelah itu mari kita bersatu kembali membangun bangsa dan daerah tercinta ini.

Selanjutnya Presiden Jokowi memberikan pertanyaan kepada para santri dan memberikan hadiah sepeda bagi santri yang mampu menjawab dengan tepat. Presiden juga membagikan buku tulis kepada ribuan santri/Santriwati yang hadir.

Dari Anjani, presiden dan rombongan melanjutkan kunjungan silaturahmi ke PBNW Pancor, sekaligus juga akan melakukan kunjungan ziarah ke makam Pahlawan Nasional Maulana Syaikh. (Humas Setda NTB)

Share:

Tuesday 21 November 2017

Sanggar Mantika Lestarikan Tarian Khas Bima di Ajang Inspiratif Expo

Remaja yang tergabung dalam Sanggar Mantika menampilkan tarian khas Bima di Inspiratif Expo Diskominfotik NTB, Minggu (19/11/2017. 

Melestarikan budaya dan tradisi menjadi satu prioritas utama mahasiswa asal Bima yang tergabung dalam Sanggar Mantika di Kota Mataram. Mereka  tidak ingin budaya dan tradisi peninggalan nenek moyang punah, hanya karena generasi muda tidak mau melestarikan budaya yang dimiliki.

Untuk itu, memanfaatkan ajang Inspiratif Expo yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di ajang Car Free Day (CFD), Minggu (19/11/2017) pagi di Jalan Udayana Mataram, mahasiswa yang tergabung dalam Sanggar Mantika pun menunjukkan kebolehannya. Mahasiswa yang berada di bawah naungan Paguyuban Forum Mahasiswa Sila (Formasi) Kecamatan Bolo Kabupaten Bima ini menampilkan ‘’Tari Tenun dan Tari Wura Bongi Monca”.

Animo pengunjung yang hadir untuk menonton tarian ini cukup tinggi. Mereka menyaksikan tarian sampai berakhir.

Menurut Pendiri Sanggar Mantika Nurlaelah Fitria, Kelompok Sanggar Mantika sengaja dibentuk untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Bima yang hampir punah. Untuk itu, mereka sering tampil pada  berbagai forum-forum budaya, baik yang digelar Komunitas Bima atau komunitas lainnya. Bagi mereka, tarian ini ingin banyak dikenal oleh orang luar, khususnya wisatawan. “Tarian Bima dikenal sama orang luar (luar daerah Bima) merupakan suatu kebanggaan bagi kami,”  ujarnya bangga.
Sanggar Mantika usai tampil di Inspiratif Expo, Minggu (19/11/2017)

Meski demikian, mahasiswa Universitas Islam Negeri Mataram ini mengaku susah untuk membina atau menghidupkan kembali budaya Bima di kalangan mahasiswa. Pasalnya banyak mahasiswa yang tidak punya kepekaan terhadap budayanya sendiri. Di samping itu, mahasiswa juga banyak yang sibuk di berbagai aktivitas lain. Namun itu bukanlah kendala yang menghalangi semangat Nurlaelah untuk terus memperkenalkan budaya Bima.   “Saya merayu mereka dengan berbagai cara, saya datangi mereka ke kosnya supaya mereka mau latihan,” ujarnya.

Dirinya berharap tarian khas Bima didukung oleh berbagai kalangan, baik itu pemerintah daerah maupun maupun masyarakat luas.  (Marham)
Share:

Nikmati Pangan yang Aman Lewat Germas Sapa

Kepala Dinas Kominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, Kepala Dikes NTB Nurhandini Eka Dewi, Kepala BBPOM Mataram Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Hj. Budi Septiani melepas balon sebagai tanda pencanangan Gerakan Masyarakat "Sadar Pangan Aman" (Germas Sapa). 

Pangan yang aman adalah faktor penting untuk membentuk sumberdaya manusia berkualitas. Mewujudkan pangan aman adalah tanggungjawab bersama baik pemerintah, pelaku usaha maupun masyarakat.

Itu ditegaskan Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih. “BPOM  menginisiasi menggerakkan semua potensi yang ada pada kegiatan Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa) untuk meningkatkan kesadaran tentang pangan aman,” ujarnya di pekan ke 23, Minggu, (19/11/2017) pada acara Inspiratif Expo Diskominfotik NTB.

Acara Gerakan Masyarakat "Sadar Pangan Aman" (Germas Sapa) mengangkat tema Dengan Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman Kita Wujudkan Indonesia Yang Sehat. Sadar Pangan Aman (Germas Sapa)merupakan wujud dari aman dari cemaran mikroba, aman dari cematan kimia maupun aman dari cemaran fisik.

“Germas Sapa adalah gerakan yang mendukung kegiatan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang telah berjalan selama ini, Germas Sapa melibatkan semua sektor terkait dengan permasalahan pangan dan memiliki dampak yang sangat buruk apabila tidak di tangani secara komprehensif,” Kata Kepala BBPOM Mataram NTB.

“Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pangan yang aman melalui budaya keaman pangan meningkatkan sinegiritas pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat di dalam gerakan masyarakat sadar pangan aman meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dr.Nurhandini  Eka Dewi, Sp.A. mencanangkan secara resmi Acara Gerakan Masyarakat "Sadar Pangan Aman" (Germas Sapa) mengangkat tema Dengan Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman Kita Wujudkan Indonesia Yang Sehat.

"Masalah keamanan pangan perlu diperkenalkan dengan pendekatan dan pemberdayaan yang inovatif. Germas sapa adalah salah satu usaha Balai Besar POM untuk mewujudkan hal itu,"  ujar dr. Nurhandini  Eka Dewi, Sp.A.

Disaksikan Peserta Germas Sapa dari OPD terkait di kota Mataram, Anggota Pramuka, Siswa-siswi SMA dan perwakilan desa pangan aman dan pasar aman.

Kepala Dinas Kominfotik NTB Drs. Tri Budiprayitno, Kepala Dikes NTB Nurhandini Eka Dewi, Kepala BBPOM Mataram Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Hj. Budi Septiani secara simbolik melepas balon bentuk pencanangan Germas Sapa di NTB. [Marham]





Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive