Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat tukar cenderamata bersama Gubernur Jeju Korsel Won Hee Ryong beberapa waktu lalu. |
Merupakan kebanggaan tersendiri bagi jajaran Pemprov dan masyarakat NTB saat Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi menjadi keynote speaker mewakili Pemerintah Indonesia di International Green Island Forum (IGIF) dengan tema The Green Island Initiation –A Case of Lombok Island di Jeju Korea Selatan (Korsel), Rabu (24/9/2014). Gubernur NTB didampingi Asisten II (Perekonomian dan Pembangunan) Setda NTB Drs. H. L. Gita Ariadi, MSi, Kepala Dinas Kehutanan NTB Andi Pramaria dan perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB.
Sebagai satu-satunya gubernur di Indonesia yang diundang selaku
pembicara, tentunya momen yang sangat strategis ini dimanfaatkan
sebaik-baiknya. Tujuannya, memberikan pengalaman dalam hal implementasi program
NTB Hijau.
Dalam materi yang disampaikan di hadapan 80 peserta dari 12 negara Eropa,
Amerika dan Asia Pasific. Gubernur NTB menyampaikan mengenai konsep dan
strategi pemerintahannya bersama H. Muh. Amin, SH, MSi, dalam pembangunan hijau
di NTB. Menurutnya, dalam mengembangkan pembangunan hijau ada beberapa poin
yang dilakukan, seperti dimulai dari kelembagaan atau instansi yang terlibat di
dalamnya, seperti Dinas Kehutanan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan
lain-lainnya.
Selain itu, pihaknya melibatkan elemen masyarakat lokal, kelompok tani
lokal, termasuk elemen lain dari regional dan internasional. Dalam mendukung
program ini, pihaknya memfasilitasi perizinan hingga bimbingan teknis, sehingga
pelaksanaannya terlaksana dengan baik. Tidak hanya itu, pemerintah daerah tetap
mengacu pada aturan ruang terbuka hijau, energi hijau, pariwisata hijau dengan
tetap memperhatikan kepentingan masyarakat sekitarnya.
Dalam melaksanakan program ini, Pemprov NTB
melakukan sejumlah program dan strategi. Salah satu di antaranya, pengelolaan hutan berbasis masyarakat,
mengusulkan lokasi untuk area hutan
kemasyarakatan, termasuk memfasilitasi perencanaan dan perizinan.
Menurutnya, menjadikan NTB
sebagai salah satu lokasi yang menjadi objek pariwisata hijau didukung dua
pulau besar. Gubernur menyebut, Pulau Lombok akan diupayakan menjadi LECI atau
Lombok as Eco City Island. Hal ini didasari, Lombok dengan area hutan sebesar 34,28 persen dari luas Pulau
Lombok, yakni 162,437.14 hektar.
Sementara jumlah penduduk kurang lebih 3,228,654 jiwa atau kepadatan penduduk 854 org/km2. Untuk itu, setiap aktivitas berpengaruh pada lingkungan,
sehingga perlu dijaga dari berbagai tindakan yang merusak hutan. Apalagi,
masalah pangan, energi dan air akan menjadi masalah krusial di masa depan. Di
sinilah peranan pemerintah daerah dalam menjaga agar hutan tetap lestari dan
terjaga dari perusakan.
Gubernur menyebut, dalam
pelaksanaan pariwisata hijau dari tahun 2013-2018, khususnya di Pulau Lombok sebagai
daerah penelitian pembangunan pariwisata berkelanjutan di Indonesia melalui
skema kerjasama pemerintah dengan pemerintah ada beberapa hal yang harus
dilakukan. Yang pertama, program efesiensi pemanfaatan sumber daya (energi) di
hotel-hotel di Lombok bekerjasama dengan PHRI, Kementerian Pariwisata Ekonomi
Kreatif (Kemenparekraf) dan GIZ Jerman.
Selain itu, melakukan pelatihan
aspek-aspek pembangunan pariwisata berkelanjutan kerjasama asosiasi pariwisata,
Kemenparekraf, GIZ jerman dan GSTC. Pemerintah daerah juga menyusun masterplan pariwisata
berkelanjutan di Pulau Lombok, pembangunan pariwisata hijau berbasis desa dan kegiatan
kemakmuran hijau kerjasama USAID melalui
Millennium Challenge Account
(MCA).
Pada kesempatan itu,
gubernur juga menjelaskan pelaksanaan program pembangunan di NTB, seperti
pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kawasan Wisata Mandalika, Gunung
Rinjani diusulkan sebagai Geopark Dunia ke Unesco.
Sementara Pulau Sumbawa
dijadikan SUEZ atau Sumbawa as Eco Zone.
Terlebih, luas Pulau Sumbawa lebih besar dari Lombok dengan area hutan
58,99% dari luas Pulau Sumbawa
(909.285,50 hektar). Sama halnya dengan Pulau Lombok, pemerintah harus menjaga
hutan agar masalah pangan, energi dan air tidak menjadi masalah di masa
mendatang.
Sebelumnya, Gubernur NTB
TGH. M. Zainul Majdi diundang khusus Gubernur Provinsi Jeju Won Hee Ryong. Pada kesempatan tersebut, gubernur
mempromosikan potensi objek wisata NTB, seperti Gili Trawangan, Gili Meno, Gili
Air, Gili Nanggu, Pulau Moyo, Kawasan Wisata Mandalika, Teluk Mekaki, Pantai
Pink, Gunung Rinjani dan objek wisata menarik lainnya. Tidak hanya itu,
gubernur mengaku siap, jika NTB ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan IGIF
tahun depan.
Apa yang disampaikan gubernur tersebut mendapat apresiasi dari peserta terhadap berbagai langkah inovasi yang telah dilakukan Pemprov NTB, meski ada kendala di lapangan. (*)
No comments:
Post a Comment