Penyanyi dan beberapa pemain musik saat bekayak di sebuah acara di Lombok Timur |
Salah
satu tradisi yang mungkin tidak terkenal di kalangan anak muda adalah Bekayak. Namun tradisi ini masih sering
dilakukan oleh masyarakat yang ada di desa. Sehingga tradisi ini masih lestari
di tengah berkembangnya musik modern yang tren di kalangan anak muda.
Bekayak
pada dasarnya berarti bernyanyi. Nyanyiannya dibawakan dengan nada seperti nyaer. Bedanya nyaer menggunakan kitab dan tidak menggunakan musik. Sementara
bekayak merupakan lirik lagu dengan menggunakan musik. Namun cara pelafalan
kedua tradisi ini hampir sama. Sehingga, kadang sulit dibedakan bagi pendengar
yang tidak banyak tahu tentang nyaer
dan bekayak.
“Kalau
Bekayak itu biasanya lagunya kita yang buat. Ada juga lagu yang memang sudah
ada dan kita nyanyikan. Liriknya bermacam-macam. Ada tentang kehidupan,
kematian, tentang perasaan, cinta dan sebagainya,” kata penyanyi Bekayak asal
Lombok Timur, Ismi, di Selong, Minggu (14/1/2018).
Bekayak
diiringi dengan tabuhan gendang, bunyi seruling dan alat musik lainnya.
Penyanyi biasanya bernyanyi tanpa tarian. Namun biasanya ada penari khusus yang
disiapkan untuk membuat suasana menjadi lebih meriah. Biasanya bekayak diadakan
pada acara pernikahan dan perayaan-perayaan tertentu suku Sasak di Lombok.
Sayangnya
jenis musik yang satu ini sudah jarang dilakukan. Hanya segelintir masyarakat
suku Sasak yang masih melakukan tradisi ini. Sehingga perlu untuk dilestarikan
dan diperkenalkan kepada anak muda atau generasi penerus. Sebab tradisi ini
merupakan salah satu warisan yang harus dilestarikan agar tidak punah atau
digerus oleh perkembangan zaman.
“Sekarang
memang sudah jarang orang bekayak, kalaupun ada itu jumlahnya sedikit. Dari 10
pernikahan, hanya satu yang menggunakan tradisi bekayak. Jadi bisa dibilang
kurang diminati atau tidak banyak yang tahu,” ujarnya.
Ia
berharap tradisi bekayak tidak hanya dilakukan di desa, namun juga pada
masyarakat yang ada di kota. Sebab tradisi ini sangat penting untuk menjaganya
agar tetap lestari. Selain itu, generasi muda juga diharapkan bisa lebih familiar dengan budaya atau tradisi yang
dimilikinya.
“Yang
hadir di acara pernikahan kan banyak
anak muda. Kami berharap dengan adanya bekayak di suatu acara bisa meningkatkan
pengetahuan anak muda tentang tradisi yang satu ini,” harapnya. (Linggauni/Suara NTB)
No comments:
Post a Comment