Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalillah meninjau sentra kerajinan tenun di desa wisata Desa Setanggor Lombok Tengah (Loteng), Sabtu (17/11/2018). |
Desa wisata menjadi salah satu fokus pengembangan pembangunan di
sektor pariwisata di NTB saat ini. Pemerintah provinsi pun mengaku akan
memberikan perhatian yang lebih serius dalam pengembangan destinasi wisata baru
tersebut. Dengan berkembangnya desa wisata tersebut, diharapkan bisa mendorong
angka kunjungan wisatawan di daerah ini.
“Kita punya potensi besar. Sayang kalau kemudian potensi
tersebut tidak dimaksimalkan,” ujar Wagub NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah,
saat launching Inovasi 99 Desa Wisata
Unggulan di Desa Wisata Setanggor Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah (Loteng),
Sabtu (17/11/2018).
Pemerintah provinsi, jelasnya, untuk saat ini punya obsesi
memiliki 99 desa wisata, baik itu di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa. Meski
dari sisi potensi bisa lebih banyak. Tapi yang memang benar-benar unggulan.
Yang memiliki kelebihan, keunikan serta ciri khas tersendiri menjadi prioritas.
Baca Juga : Mengenal Setanggor Desa Wisata Halal
Pihaknya pun sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk bisa
mewujudkan target tersebut dengan bekerjasama dengan semua elemen terkait di daerah
ini. “Sebagai destinasi pariwisata halal dunia, tentu kita berharap desa-desa
wisata yang ada di daerah ini bisa konsen mendukung wisata halal tersebut,”
tambahnya.
Loteng sendiri diharapkan bisa memainkan peran lebih besar lagi
dalam mendorong pengembangan desa wisata di NTB, sehingga ke depan bisa menjadi
tumpuan pengembangan. Mengingat, Loteng termasuk kabupaten yang sudah cukup
berpengalaman mengembangkan desa wisata.
Beberapa desa wisata di Loteng juga sudah cukup maju dan
berkembang tinggal dipoles, sehingga bisa lebih dikenal luas lagi.
“Daerah-daerah lain kita harapkan bisa belajar ke Loteng. Bagaimana
mengembangkan destinasi desa wisata. Karena beberapa desa wisata di Loteng
sudah cukup maju,” terangnya.
Menurutnya, Ummi Rohmi – sapaan akrab Wagub NTB ini,
mengembangkan desa wisata tidak melulu soal anggaran. Yang paling penting ialah
kreativitas dan inovasi mengembangkan potensi yang ada di desa, sehingga bisa
memiliki nilai jual sebagai destinasi wisata yang layak dikunjungi.
“Soal dukungan anggaran, jelas juga sangat dibutuhkan. Tapi yang
paling penting sesungguhnya kreativitas. Agar potensi yang ada berkembang dan
layak jadi destinasi wisata,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Sekda Loteng, H.M.Nursiah, S.Sos.M.Si.,
menegaskan pengembangan desa wisata jadi prioritas Pemkab Loteng. Pihaknya pun
sudah mengajukan setidak 21 desa ke pemerintah pusat untuk ditetapkan sebagai
desa wisata. Dasar penetapan itulah yang nantinya menjadi dasar bagi Pemkab
Loteng dalam menyiapkan program pendukung dari rencana pengembangan desa wisata
itu sendiri.
“Ke depan ketika membicarakan pariwisata Loteng, tidak melulu
soal pariwisata bahari yang memang sangat potensial. Tetapi juga desa wisata.
Dan, destinasi desa wisata bisa menjadi pendukung dari pengembangan destinasi
wisata lainnya di daerah ini,” tegas mantan Asisten III Setda Loteng ini. (Munakir/Lombok Tengah)
No comments:
Post a Comment