ANCAMAN teroris menjadi persoalan utama yang harus segera
dituntaskan di negara ini. Jika tidak segera dituntaskan, kehidupan masyarakat
akan terancam dan tidak lagi nyaman berada di negara sendiri. Tak salah kemudian,
aparat keamanan khususnya Detasemen Khusus (Densus) 88 melakukan penegakan
hukum dan menangkap pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Menurut Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan
Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Agus
Surya Bakti, jika polisi sudah berani menangkap atau menindak pihak-pihak yang
terlibat dalam kasus teroris sudah memiliki dasar hukum yang kuat dan sudah
didukung data-data yang lain.
‘’ Artinya, kalau polisi berani menangkap, dasar hukumnya
sudah kuat dan dari data-data yang ada, mereka itu adalah bagian yang terlibat
dengan teroris yang lain. Jadi mari kita mensikapi itu dengan tidak secara
parsial, artinya, kita berusaha mencegah semua potensi, seperti acara yang
sekarang. Kita mengajak para pemuda untuk memahami bahaya dan kekerasan
terorisme serta ISIS,’ terangnya usai menjadi pembicara pada acara Peningkatan
Peran Serta Generasi Muda dalam Upaya Pencegahan Berkembangnya Paham Radikal
dan Terorisme di Gedung Pertemuan Al Ichsan, Selasa (30/9/2014).
Agus menegaskan, pencegahan teroris atau pihak yang tidak
sejalan dengan falsafah di negara ini, seperti ISIS berjalan paralel dengan
upaya penegakan hukum. Aparat keamanan Kita berusaha bagaimana mencegah paham
ISIS dan teroris berkembang di Indonesia. ‘’Jadi upaya yang dilakukan Densus 88
sebagai salah satu upaya penegakan hukum,’’ tegasnya.
Menurutnya, orang-orang yang sudah terlibat dalam kasus
teroris, khususnya yang tertangkap di Bima dan Dompu beberapa waktu lalu dianggap
melanggar hukum. Apalagi mereka terlibat dalam kasus beberapa teror yang
dilakukan di beberapa daerah, seperti di Poso, Papua dan tempat lainnya. ‘’Mereka
baru ketahuan sekarang, setelah ada saksi dan bukti yang mendukung keterlibatan
mereka, makanya dilakukan pencegahan hukum,’’ lanjutnya.
Selain itu, ungkapnya, beberapa terduga teroris di Bima dan
Dompu memberikan dukungan pada ISIS. Hal ini tentu harus segera direspons dan
segera mendapat penanganan.
Mengenai kasus teroris yang terjadi di NTB, ujarnya, masih
terjadi di Bima. Secara khusus, lanjutnya, Densus 88 masih fokus melakukan
operasi di Bima. Meski demikian, pihaknya tidak
hanya fokus di satu daerah saja, tapi daerah lain harus diperhatikan. Alasannya,
ketika terjadi operasi di Bima, daerah lain tetap mendapat atensi untuk
mengantisipasi anggota teroris melarikan diri ke daerah lain.
Agus menambahkan, dalam melakukan pencegahan terhadap
aktivitas teroris di satu daerah, aparat keamanan melakukan tindakan yang smart. Artinya, ketika aparat berusaha
melakukan pencegahan atau meluruskan menyebabkan orang atau pihak lain marah.
Apalagi negara ini adalah mayoritas Islam. Sementara apa yang dilakukan
oknum-oknum yang mengaku beragama Islam tersebut tidak mewakili umat Islam
secara keseluruhan.
‘’Untuk tidak melukai perasaan orang lain, peranan para
ulama dan tokoh masyarakat sangat diharapkan.
Jika yang melakukan itu adalah oknum dan menyalahi ajaran agama,’’
terangnya.
Mengenai kemungkinan terjadinya penyebaran paham teroris ke
luar Bima, Agus mengakui, sangat mungkin terjadi. Apalagi sekarang di beberapa
daerah ada Mujahidin Indonesia Timur dan Mujahidin Indonesia barat. Mereka
bermain di wilayah yang sudah ditetapkan masing-masing dan terus melakukan
tindakan yang melawan hukum.
Dalam hal ini, ketika mereka memiliki peluang,
mereka akan muncul, sehingga masyarakat harus segera diberikan pemahaman
mengenai bahayanya tindakan-tindakan berbau teror. Termasuk melakukan
pendekatan pada pihak yang dianggap mulai menyimpang dan segera diberikan
pemahaman, jika apa yang dilakukan tersebut salah.
Mudahnya paham-paham radikal masuk di Bima, karena banyak
lokasi yang bisa dijadikan sebagai tempat persembunyian. Selain itu,
pihak-pihak yang terlibat teroris masih ada ikatan persaudaraan, pertemanan dan
kelompok. Untuk itu, pihaknya terus melakukan penyuluhan di Bima mengenai
bahayanya teroris dan radikalisme. Tapi itu semua tidak akan berhasil tanpa ada
dukungan dari masyarakat.
Mengenai perkembangan empat terduga teroris yang ditangkap
di Bima dan Dompu beberapa waktu lalu, Agus mengaku tak tahu, karena itu adalah
domain aparat kepolisian. (*)
No comments:
Post a Comment