Pembuatan masker di salah satu IKM di NTB. |
PEMPROV NTB terus mendorong pelaku UMKM atau IKM yang ada di
daerah ini untuk membuat masker dan Alat Pelindung Diri (APD) yang nantinya
dibagi ke masyarakat dan tenaga medis. Pemprov NTB telah bekerjasama dengan
sekitar 100 IKM untuk membuat APD dan masker dengan standar yang telah
ditentukan.
“Kami sudah arahkan pelaku-pelaku UKM itu semuanya hampir
ratusan dan terus bermunculan. Kita dorong koordinasi dengan Dinas Koperasi
untuk kesanggupannya. Dia mampu skala rumah tangga, silakan setor aja ke Dinas
Koperasi, ada yang konveksi skala besar monggo
jalan,” kata Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Hj. Nuryanti, ME., pekan
kemarin.
Dinas Perindustrian dan Dinas Koperasi dan UKM memang
membagi tugas dalam menggerakkan UMKM/IKM untuk membuat masker ini. Dinas
Perindustrian melakukan pendampingan untuk peningkatan kualitas produk, “Kami
arahkan untuk bagaimana proses produksinya agar higienis, bagimana model masker
yang standar dan bagaimana proses sterilisasi pasca-produksi,” terangnya.
Ia mengatakan, pihaknya tetap melakukan komunikasi dengan
pelaku UMKM/IKM melalui media sosial dan website Dinas Perindustrian dalam hal
proses pembuatan masker. Namun jika terkait dengan volume produksi yang bisa
dituntaskan, pelaku UMKM bisa langsung
komunikasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM.
Saat ini, Pemprov NTB sedang membagi-bagikan masker kepada
masyarakat sebanyak 100 ribu per bulan selama tiga bulan. Semua masker itu
dibeli oleh Pemprov melalui tangan-tangan terampil UMKM di NTB. Pengadaan
masker memang menjadi salah satu program yang dijalankan oleh pemda, di samping
untuk mencegah penyebaran virus Corona juga untuk menghidupkan UMKM yang sedang
mengalami keterpurukan karena pandemi.
Ia mengatakan, standar produk yang dibeli oleh pemerintah
memang cukup ketat. Namun pelaku UMKM/IKM terus mengasah kreasi dan belajar
untuk meningkatkan produk agar aman digunakan oleh masyarakat di masa pandemi
ini. ”Standar kain itu dua atau tiga lapis,” katanya.
Berdasarkan kewilayahan, pelaku IKM di Lombok lebih banyak
yang mengambil momentum ini untuk membuat masker. Meski demikian, pelaku IKM di
Pulau Sumbawa juga sudah memulainya, terutama di Bima dan Dompu. Di Pulau
Sumbawa, ada persoalan bahan baku yang terbatas, sehingga diharapkan ada
koordinasi antara pelaku IKM di sana untuk memenuhi kebutuhan bahan baku.
“Kita juga harapkan aparat kepolisian dan Dinas Perdagangan
agar bahan baku masker seperti kain dan karet di pasaran tidak naik. Kita ini
sedang dalam kondisi darurat, tolonglah hukum ekonominya disingkirkan dulu
dalam mencari keuntungan. Kita harus bantu. Orang yang buat masker ini juga
untuk disumbang,” katanya.
Menurutya, dengan pelibatan IKM dalam produksi masker dan
aneka APD ini akan memberdayakan ekonomi mereka. Hal ini secara tidak langsung
menjadi bagian dari program Jaringan Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang
dicetuskan oleh Pemprov NTB. “JPS
Gemilang itu prioritas utamanya adalah pemberdayaan ekonomi, karena IKM itu
bagian dari yang tertangani juga. Artinya
lebih dari 105 ribu KK yang disasar jadinya” terangnya. (Azma/Faris/Ekbis NTB)
0 komentar:
Post a Comment