Saat ini desa wisata menjadi salah satu penopang
perekonomian dan sumber Pendapatan Asli Desa (PADes). Apalagi di Kabupaten
Lombok Timur (Lotim) terdapat puluhan
desa wisata. Sehingga tak heran ketika diizinkannya masyarakat berwisata di tengah pandemi Covid-19,
menjadi angin segar bagi para desa yang memiliki tempat wisata dan siap
menyambut kedatangan wisatawan.
Seperti yang terlihat
di Desa Danger, Kecamatan Masbagik yang merupakan salah satu desa yang memiliki
tempat wisata buatan di Kabupaten Lotim. Jumlah kunjungan wisatawan lokal ke
Danger Village Waterpark (DC Waterpark) sejak tanggal 20 Juni mulai membludak
setelah vakum hampir empat bulan akibat Covid-19.
"Alhamudulillah,
kita dari desa sangat menyambut baik dan betul-betul mengapresiasi kebijakan
Pemda Lotim yang sudah memberikan izin untuk dibuka lagi tempat wisata atau
rekreasi bagi masyarakat,"terang Kades Danger, Kaspul Hadi, Minggu (28/6/2020).
Diakuinya bahwa, pihaknya tetap menerapkan protokol
kesehatan bagi pengunjung dan petugas. Misalnya bagi pengunjung diharuskan
memakai masker dan sebelum memasuki areal DV Waterpark diwajibkan untuk
menjalani pemeriksaan suhu tubuh oleh petugas serta menyediakan tempat cuci
tangan. "Intinya kita terapkan apa yang disarankan dalam protokol kesehatan
Covid-19. Bila ada yang tidak mengindahkan, tidak diizinkan
masuk,"ungkapnya.
Termasuk untuk waktu kunjungan dilakukan pembatasan yaitu
setiap harinya hingga pukul 16:30 Wita serta menguras air kolam yang terdapat
di dalamnya untuk menjamin kesehatan dari pengunjung.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lotim, Dr. M.
Mugni mengatakan, pembukaan seluruh destinasi wisata di Kabupaten Lotim atas
koordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB. Pembukaan destinasi inipun sudah ada
standar khusus, seperti penerapan wajib masker bagi objek-objek wisata yang
memiliki tiket masuk. Bahkan di tempat-tempat wisata, diharuskan untuk tetap
cuci tangan dengan menggunakan produk lokal. Upaya ini dilakukan supaya
pengrajin-pengrajin gerabah mendapat azas manfaatnya. (Yoni Ariadi/Suara NTB Lombok Timur)
0 komentar:
Post a Comment