BAMBU memang dikenal sebagai salah satu tanaman yang
banyak dimanfatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan. Seperti kerajinan tirai
atau
kere (bahasa Sasak) dan lantai bambu yang banyak
digunakan untuk interior rumah atau kebutuhan pariwisata.
Tirai dan lantai dari bambu ini banyak ditemui dibuat
di Dusun
Merce Barat, Desa
Narmada, Narmada Lombok Barat. Di daerah ini, kita akan melihat banyak lantai di
pinggir jalan sedang dijemur warga.
Tikar Bambu Narmada Lombok Barat |
Menurut salah satu pembuat tirai atau kere dalam
bahasa Sasak, Inaq Rapiah, pembuatan tirai dan lantai sudah dilakukan
masyarakat di sana sejak zaman dahulu. “Kalau saya mulai buat sejak tahun 1992 karena
sudah turunan dari zaman nenek moyang,” terangnya saat ditemui beberapa waktu
lalu di rumahnya. Tirai bambu banyak digunakan sebagai penutup agar tidak terkena
sinar matahari.
Ia biasanya dibantu anaknya dalam membantu tirai
bambu. Inaq Rapiah mengatakan untuk membuat 1 buah tirai membutuhkan ratusan
bilah bambu yang sudah dipotong. “Biasanya kita beli 300 bilah bambu seharga Rp
50 ribu,” ujarnya.
Ia menggunakan peralatan sederhana dalam membuat tirai
itu. “Untuk ukurannya, kita punya modelnya nanti panjang tirainya disesuaikan
sesuai pesanan,” tukasnya. Tirai bambu ini bisa bertahan bertahun-tahun
tergantung penempatannya.
Inaq Rapiah menambahkan ukuran tirai bambu yang banyak
dipesan berukuran 2x2 meter. “Tetapi ada banyak ukuran lain tergantung
keinginan si pemesan,” katanya. Dalam sehari, ia bisa membuat sampai 3 buah tirai
tergantung ketekunan si pembuat. “Kalau butuh uang cepat, biasanya banyak kita
buat,” ujarnya.
Tirai buatannya biasanya dijual langsung ke pengepul
yang ada di dusunnya. “1 buah tirai kita dapat Rp 10 ribu” jelasnya.
Tikar lantai dan tirai bambu khas Lombok Barat |
Dirinya mengaku tidak membuat lantai, karena prosesnya lebih sulit
dibandingkan dengan membuat tirai. “Lantai itu butuh proses yang lama, jadinya
lebih banyak yang laki-laki buatnya,” katanya.
Sedangkan Hj. Laela, pengepul tirai dan lantai di
dusun yang sama mengaku tirai dan lantai bambu ini masih tetap diminati masyarakat
walaupun sekarang sudah banyak produk sejenis dengan bahan yang bervarian.
“Kalau di sini, lantai bambu masih banyak
digunakan untuk kebutuhan orang-orang begawe,” terangnya.
Untuk itu, selain menjual lantai dan tirai bambu,
dirinya juga menyewakan lantai bagi yang membutuhkan. “Lantai bisa disewa
dengan harga Rp 6 ribu/buah selama 3 hari,” tukas Hj Laela.
Si penyewa juga wajib mencuci kembali lantai yang
disewa agar kebersihannya tetap terjaga. Penyewa lantai bambu ini berasal dari
Narmada dan Lombok Tengah.
Untuk harga jual lantai bambu, dirinya mematok harga
Rp 125 ribu untuk ukuran 1,5x2 meter dan Rp 250 ribu dengan ukuran sama untuk
lantai rotan. Tirai bambu dihargai Rp 80 ribu dengan ukuran 2x2 meter dan Rp 40
ribu untuk ukuran 1,5x2 meter. (Uul Efriyanti Prayoba Ekbis NTB)