Be Your Inspiration

Thursday, 26 May 2022

Penginapan bagi Penonton MXGP, Pemerintah Siapkan Homestay, Camping Ground hingga Kapal Perang

 

KRI Makassar dengan Nomor Lambung 590 yang akan dipersiapkan sebagai hotel terapung bagi penonton MXGP di Samota, Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB. 

Panitia lokal Motocross Grand Prix (MXGP) memperkirakan sekitar 50 ribu penonton yang hadir secara langsung menonton kejuaraan internasional MXGP di Sirkuit Samota, Kabupaten Sumbawa, tanggal 24 hingga 26 Juni 2022 mendatang. Melihat jumlah penonton yang cukup besar ini, Pemprov NTB dan Pemda di Pulau Sumbawa serta di Pulau Lombok mesti mempersiapkan penginapan bagi mereka. Tidak mendapat kamar hotel, rumah penduduk, camping ground hingga kapal perang menjadi alternatif penginapan bagi para penonton.

Pemprov NTB sudah memiliki pengalaman berharga dalam mempersiapkan penginapan berharga bagi penonton berskala internasional dalam jumlah besar. Pelaksanaan kejuaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika pada bulan Maret 2022 lalu berlangsung sukses dan tidak ada masalah dari sisi penginapan bagi penonton.

Meski sempat dihadapkan dengan harga kamar di sejumlah hotel yang sudah dipesan duluan tidak menjadi penghalang bagi daerah untuk mempersiapkan penginapan dalam berbagai  kejuaraan olahraga berskala dunia. Begitu juga dalam menghadapi kejuaraan MXGP di Sirkuit Samota, Pulau Sumbawa, panitia daerah mengklaim akan mampu mengatasi masalah penginapan.

Pola-pola yang diterapkan saat event MotoGP bisa pula diterapkan dalam menghadapi MXGP di Pulau Sumbawa. Meski di satu sisi, jumlah penginapan atau kamar yang tersedia di Pulau Sumbawa tidak sebanyak jumlah penginapan di Pulau Lombok. 

Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah dalam penjelasannya pada Podcast bersama Pemimpin Redaksi Harian Suara NTB, H. Agus Talino, Selasa, 17 Mei 2022 lalu, mengaku pelaksanaan MXGP pada awalnya dihadapkan dengan masalah penginapan bagi tamu MXGP. Apalagi kamar hotel yang tersedia kurang dari 200 kamar.

‘’Bagaimana kita mau menghelat international event dengan jumlah penonton 100 ribu, jika kamar yang tersedia kurang dari 200 kamar? Tapi saya selalu yakin, perjalanan panjang selalu harus dimulai dengan langkah pertama,’’ ujarnya.

Menurutnya, keberanian pemerintah daerah untuk menetapkan tuan rumah MXGP di Samota adalah keberanian untuk meretas jalan baru dan tantangannya banyak. Untuk itu, ujarnya, sponsor harus dicari. Dengan ikut terjun langsung, gubernur mengaku mengenal pemain di internasional event ini sambil membimbing putra daerah mengenal tokoh-tokoh nasional yang mengenal event ini.

‘’Yang jadi masalah akomodasi. Tapi selalu ada jalan. Tiba-tiba kita ketemu PanglimaTNI, Kepala Staf Angkatan Laut.  Mereka punya kapal yang fasilitasnya juga bagus dan juga nanti Kementerian BUMN, jika bisa dipinjamkan kapal sebagaimana Menteri Perhubungan kemarin bisa. Mungkin nanti ada floating hotel (hotel terapung),’’ terangnya.

Pantai Ai Lema Sumbawa yang dipersiapkan sebagai lokasi pembangunan Camping Ground bagi penonton MXGP yang tidak bisa menginap di hotel. 

Meski demikian, ujarnya, dengan perhelatan MXGP di Samota akan ‘’memaksa‘’ investor untuk berinvestasi. Apalagi, kalau MXGP rutin digelar 4-10 tahun, maka demand (permintaan) terhadap hotel, homestay atau penginapan tumbuh akan membuat investor tertarik menanamkan investasi. ‘’Jadi MXGP jangan dilihat sebagai kegiatan olahraga semata, event semata. Tapi dia tidak terisolasi dari banyak aktivitas lain,’’ tambahnya.

Gubernur mencontohkan, MXGP tidak hanya akan menarik pengunjung ke Samota, tapi juga akan menumbuhkan daerah-daerah sekelilingnya, sehingga ada kepastian terhadap investasi. Jadi kalau nanti ada orang mau bangun hotel, kendaraan, kuliner dan sebagainya, gubernur yakin jika sekarang di Samota tidak ada hotel, maka ke depan pasti akan banyak hotel bermunculan.

Selain itu, potensi bisnis juga bisa tumbuh. Seperti kemungkinan kapal cepat yang beroperasi dari Lombok Timur menuju Samota dengan durasi penyeberangan 1 sampai 1,5 jam, maka hotel di Lombok Timur pun akan hidup. ‘’Nanti akan ada kapal cepat dari Kuta ke Samota, berarti ndak harus nginap di Samota, tapi menginap di Kuta. Dari Senggigi langsung ke Samota dan Senggigi bisa hidup. Ini paket yang coba diramu sama teman-teman pariwisata dan lain-lain,’’ terangnya. (Marham)

Share:

Ubah Peradaban di Eropa, Gubernur Minta Bangun Museum Khusus Tambora


Lokasi Gunung Tambora yang ada di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Letusan gunung ini tahun 1815 cukup besar dan mengubah peradaban dunia, khususnya di Benua Eropa. 

Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., mengingatkan jika NTB memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan, baik di bidang ekonomi, sport tourism, hingga sejarah masa lalu. NTB juga menjadi tuan rumah dari pagelaran event berskala internasional, seperti World Superbike (WSBK) tahun 2021, MotoGP pada bulan Maret 2022, MXGP bulan Juni ini, hingga GT Challenge Asia dan WSBK akhir tahun ini.

‘’Dengan banyak event ini tentu banyak akan datang menonton ke NTB. Namun, mereka ke NTB tidak hanya datang menonton balap saja, tapi ingin berziarah ke masa lalu melihat kekayaan budaya yang dimiliki NTB. Seperti datangnya tamu dari seluruh daerah di Indonesia yang hadir pada Gebyar Budaya 2022 di Taman Mayura,’’ ujarnya saat membuka Gebyar Budaya 2022 di Taman Mayura, Kota Mataram, Sabtu, tanggal 21 Mei 2022.

Terkait dengan ziarah ke  masa lalu, Gubernur mengungkapkan, jika ada pihak yang mengusulkan ke Pemprov NTB untuk belajar ke daerah lain. Yakni, NTB mesti memiliki museum yang khusus menghidangkan sejarah dan dampak dari letusan Gunung Tambora dan Gunung Rinjani kepada perubahan peradaban dunia.

Untuk itu, Gubernur menugaskan pada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB dan Kepala Bidang Kebudayaan membuat  tim kecil pembentukan museum khusus Tambora dan Rinjani. Gubernur memberi batas waktu sebelum WSBK 2022 di Sirkuit Mandalika sudah ada 2 museum sederhana ini bisa dihadirkan pada publik.

Diakuinya, ada satu alasan kenapa dirinya ingin ada museum khusus yang menyajikan sejarah dan dampak letusan Gunung Tambora dan Gunung Rinjani. Saat dirinya bersama Ketua TP PKK Hj. Niken Widyawati Saptarini Zulkieflimansyah berada di Desa Five di Skotlandia melihat stan kecil yang memajang tentang sejarah dan dampak letusan Gunung Tambora yang mengubah peradaban dunia.

‘’Mereka mengatakan, ‘’The year without summer, because the erruption of Tambora. Oleh karena itu saya membayangkan nanti di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia, terutama penonton MotoGP dan WSBK bisa menceritakan tentang Tambora itu di mana, ke mana letusannya, impact-nya terhadap peradaban di seluruh dunia. Begitu juga dengan Rinjani,’’ ujarnya.

Menanggapi permintaan gubernur ini, Kepala Dinas Dikbud NTB  Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., mengaku sudah mendiskusikan hal ini dengan Kepala Bidang Kebudayaan Achmad Fairuzzabadi. Tidak hanya itu, gubernur sudah memrintahkan agar nanti NTB juga memiliki mini NTB di salah satu negara yang sudah ditunjuk. Bahkan, pihaknya sudah bertemu dengan atase kebudayaan di negara yang menjadi lokasi pembangunan mini NTB.

‘’Ikon NTB yang utama, adalah Tambora dan Rinjani . detailnya seperti apa, dua gunung yang mengubah peradaban kita harus sajikan deskripsi sejarahnya dan harus didukung dengan replikasi dari dua gunung ini, kearifan lokal tradisi dua pulau ini. Kebetulan juga dua pulau ini ada di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa,’’ ujarnya. (Marham)
Share:

Thursday, 19 May 2022

Antisipasi Terhindar dari PMK, Kebersihan Ternak dan Kandang di Lombok Barat Jadi Prioritas

Peternak di Dusun Bagek Nunggal, Desa Peteluan Indah, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat sedang memindahkan sapi ke kandang lain. Mereka memberikan perawatan pada sapi agar terhindar dari penyakit ternak. 

Mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dan Lombok Timur (Lotim) serta beberapa daerah di Indonesia membuat peternak di Lombok Barat (Lobar) khawatir. Mereka berusaha melindungi ternaknya agar terhindar dari PMK.

TIGA peternak sapi di Dusun Bagek Nunggal Desa Peteluan Indah, Kecamatan Lingsar, Lobar sedang istirahat di dipan yang berada di antara kandang sapi. Mereka baru saja pulang mencari rumput atau pakan ternak di sawah dan kebun.

Kandang yang terletak di pinggir jalan dan dekat dengan sungai dipenuhi sapi-sapi Bali dan Simental yang siap jual. Beberapa ekor sapi yang dipelihara di kandang ini sudah laku terjual dan dibawa pembeli yang sebagian besar adalah jagal di beberapa rumah potong hewan (RPH) di Lobar dan Kota Mataram.

Belum adanya kasus PMK di Lobar dan Kota Mataram membuat peternak di tempat ini masih bisa bernafas lega, karena ternak mereka masih dalam kondisi sehat dan layak jual.

Suheri, salah satu peternak, menuturkan, jika dirinya bersama peternak sapi yang ada di Dusun Bagek Nunggal sudah mendengar banyak penularan PMK pada sapi di Loteng dan Lotim. Sebagai peternak yang memiliki 2 ekor sapi dan siap dijual saat Hari Raya Idul Adha ini, dirinya khawatir PMK menular di Lobar.

Untuk itu, dirinya bersama peternak sapi lainnya yang berada di kandang kolektif milik Masjid Al Ikhlas Dusun Bagek Nunggal berusaha mencegah penyebaran PMK di dusunnya.

“Setiap saat kandang kita bersihkan. Sapi kita mandikan, kotoran sapi kita siram menggunakan air ke saluran air yang ada di dalam kandang,” tuturnya, Rabu 18 Mei 2022.

Selain memperhatikan kebersihan kandang, tambahnya, pemilik sapi juga memperhatikan makanan yang diberikan pada sapi. Peternak di desanya lebih memilih memberikan rumputgajah atau rumput liar. Mereka menghindari menggunakan pakan ternak berupa pelet-pelet yang banyak ditawarkan oleh pemasarandari perusahaan pakan ternak.

“Kita di sini memberikan makan ternak secara alami. Kita tidak mau memberikan pelet atau ampas tahu yang katanya bisa menggemukkan sapi,” tambahnya.

Menurutnya, jagal mengetahui ternak sapi yang diberikan pakan menggunakan pakan alami atau dari pabrik. Hal itu bisa diketahui setelah jagal menekan bagian tubuh dari sapi dan reaksi dari ternak setelah itu.

Dia mencontohkan seekor sapi yang dibeli dari Loteng dan kelihatan gemuk. Namun, ujarnya, begitu 2 hari di kandang kondisi tubuh sapi berubah dan mempengaruhi berat sapi. “Kalau seperti ini jagal tidak mau beli. Kalau dibeli, pasti dengan harga murah,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya mengharapkan penyakit sapi di Loteng dan Lotim tidak menjangkiti sapi yang ada di Lobar. Apalagi sebentar lagi Hari Raya Idul Adha yang diikuti dengan permintaan ternak sapi dalam jumlah besar.

“Biasanya kalau Hari Raya Idul Adha, kandang kita ini boleh dikata kosong. Sapi banyak dipesan untuk hewan kurban,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Bedi, peternak lainnya. Mereka berusaha agar sapi yang ada di kandang tetap terjaga kebersihan dan pakannya.

Peternak yang ada di Lingsar tidak ingin merugi, karena ternaknya terjangkit PMK. “Kita sudah mendengar penyakit ini. Kalau ini terjadi di sini, kami akan rugi besar,” ujarnya.

Diakuinya, sapi yang dipelihara di kandang ini rata-rata untuk dijual. Peternak membeli sapi dengan harga murah, kemudian dipelihara sampai ada jagal yang datang membeli. (Marham)

Share:

Pembangunan Bendungan di NTB Banyak, Harus Berkorelasi Positif dalam Peningkatan Kesejahteran Masyarakat

 

Kepala BPKP Perwakilan NTB Dr. Ilham Nurhidayat

NTB merupakan provinsi dengan jumlah bendungan terbanyak di Indonesia yang terdiri dari 72 bendungan, 981 embung. Tiga bendungan baru dalam daftar proyek strategis nasional  sedang dalam proses pembangunan, ditambah Bendungan Bintang Bano di Sumbawa Barat yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 14 Januari 2022.

Hal ini mendapat sorotan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi NTB. Kepala BPKP Perwakilan NTB Dr. Ilham Nurhidayat mengingatkan, banyaknya pembangunan bendungan di NTB memakan biaya hingga puluhan triliun.

‘’Sumber daya yang besar tersebut seharusnya berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat NTB. Untuk itu, diperlukan komitmen dan koordinasi multi stakeholder, manajemen data, dukungan alokasi biaya perawatan dan pemeliharaan rutin, infrastruktur pendukung , dan faktor-faktor pendukung lainnya,’’ ujarnya, Rabu 18 Mei 2022.

Terkait hal ini, ujarnya, BPKP melakukan pengawasan terhadap berbagai program pembangunan yang menggunakan dana negara. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Presiden Ir. H. Joko Widodo saat pelantikan yang menyatakan akan meminta dan memaksa bahwa tugas birokrasi adalah making delivered, yakni  menjamin manfaat program itu dirasakan oleh masyarakat.’Untuk itu,  Satu Data untuk "Kuta Mandalika". Strategi Penyatuan Data Akuntabilitas Pemanfaatan Bendungan di Provinsi NTB,’’ tegasnya.

Ditegaskannya, salah satu isu strategis di NTB adalah kebutuhan infrastruktur bendungan dalam rangka menampung air untuk memenuhi kebutuhan pengairan lahan pertanian. Untuk itu, luas lahan irigasi di NTB sangat berperan penting bagi penyokong stok pangan nasional. Presiden Jokowi, tambahnya, pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah 2021 di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis 27 Mei 2021 menyampaikan kegundahannya atas pemanfaatan bendungan yang belum optimal.

Dari hasil pantauan Presiden, di lapangan ada waduk, namun tidak memiliki irigasi, seperti irigasi primer, irigasi sekunder, irigasi tersier. Temuan Presiden ini menjadikan BPKP Perwakilan NTB fokus untuk melakukan pengawasan terhadap keberadaan bendungan yang ada dan sedang dibangun di NTB.

Dijelaskannya, pemanfaatan bendungan berkaitan erat dengan alur teknis siklur air di daratan, yang meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai infrastruktur input. Kemudian, infrastruktur bendungan yang menampung dan memproses aliran. ‘’Output bendungan (irigasi, air baku, dan sebagainya), serta pemanfaatan dan pemberdayaan masyarakat sebagai outcome,’’ terangnya.

Meski demikian, tambahnya, dari hasil temuan BPKP di lapangan, salah satu kendala pengelolaan Sumber Daya Air dan pemanfaatan bendungan adalah belum adanya dukungan penyatuan data secara sektoral maupun lintas sektoral.

Hal ini, ungkapnya, tercermin dari beberapa kondisi, seperti perbedaan data DAS antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Selain itu, Kementerian PUPR belum dapat mengakses data DAS secara detail menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan data Geospasial dari Badan Informasi Geospasial.

Hal lain yang menjadi persoalan, ujarnya, belum dilakukan pemberian kode referensi data DAS, data bendungan, dan infrastruktur sumber daya air lainnya pada Kementerian PUPR. Termasuk perbedaan data luas lahan irigasi antara Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR serta perbedaan basis penentuan luas tanam padi menurut Kementerian Pertanian yang berbasis kecamatan dengan luas tanam padi menurut Kementerian PUPR yang berbasis daerah irigasi.

Dijelaskannya dalam UU 17/2019 Pasal 54 Ayat (6) Huruf a tentang Sumber Daya Air (SDA) menyebutkan, guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem informasi SDA, tiap-tiap institusi sesuai dengan kewenangannya melakukan optimalisasi pemanfaatan data dan informasi terkait SDA. Termasuk Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi, dan Hidrogeologi, pengelolaan yang terintegrasi, pembagian peran yang jelas dan proporsional antar institusi, pengaturan akses data, pengaturan alur data dan pengaturan pemanfaatan data.

Merujuk pada PP 37/2010 tentang Bendungan, lanjutnya, pada Pasal 154 dinyatakan pengelola bendungan harus menyelenggarakan sistem informasi bendungan beserta waduknya yang dapat diakses oleh masyarakat. Pengelola bendungan melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyediaan data dan informasi bendungan beserta waduknya  dan pemutakhiran informasi bendungan beserta waduknya secara berkala.

Terkait hal ini, Pemprov NTB telah melakukan upaya untuk mewujudkan Satu Data NTB melalui penerbitan Peraturan Gubernur Nomor 45 Tahun 2021 tentang NTB Satu Data merujuk pada beberapa regulasi, meliputi Perpres 39/2019 tentang Satu Data, Pasal 23 Ayat (8) Forum Satu Data Tingkat Daerah berkomunikasi dan berkoordinasi dalam rangka menyelesaikan permasalahan terkait penyelenggaraan Satu Data Indonesia tingkat daerah. Selain itu, ada Peraturan Gubernur NTB Nomor 45/2021, Pasal 5 dijelaskan, di antara penyelenggara NTB Satu Data adalah Forum NTB Satu Data.

 

Dalam hal ini, BPKP Perwakilan NTB memberikan rekomendasi pada Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (BWS NT) I melakukan identifikasi dan standarisasi satu data terhadap data terkait pemanfaatan bendungan yang dikeluarkan oleh BWS NT I. Dalam melakukan identifikasi ini, BWS NT I berkoordinasi dengan BPS, Bappeda NTB dan pemangku kepentingan lainnya.

 

Sementara rekomendasi jangka menengah, ujarnya, Gubernur NTB memasukkan agenda penyatuan data pemanfaatan bendungan ke dalam Forum NTB Satu Data.  Dan jangka panjang

Gubernur NTB mengusulkan kepada Kepala Bappenas selaku Dewan Pengarah Penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat Nasional, untuk menetapkan satu data pemanfaatan bendungan sebagai Daftar Data dan Data Prioritas Satu Data Indonesia tingkat pusat dan daerah. (Marham)

Share:

Wednesday, 18 May 2022

Pembukaan Latsitarda Ke-42 di NTB, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Minta Bupati dan Forkopimda Berbaur dengan Peserta



Panglima TNI Andika Perkasa membuka Latsitarda ke 42 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Sabtu (14/5/2022). Hadir mendampingi Panglima TNI, Gubernur NTB H. Zulkieflimanyah, kepala staf angkatan, wakapolri dan gubernur akademi, forkopimda NTB dan rektor perguruan tinggi di NTB. 

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa resmi membuka Latihan Integrasi Taruna Wreda (Latsitarda) Nusantara ke 42 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Sabtu (14/5/2022). Pada pembukaan kali ini, ada yang sesuatu yang lain dengan pembukaan Latsitarda seperti tahun-tahun sebelumnya.

Salah satunya adalah Panglima TNI Andika Perkasa yang menjadi Inspektur Upacara meminta bupati dan anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kabupaten/kota berbaur dengan taruna/praja/mahasiswa yang tergabung dalam satuan pelaksana (satlak) yang akan ditempatkan di daerahnya masing-masing. Misalnya, Bupati Lombok Timur (Lotim) H. M. Sukiman Azmy, bersama Dandim/Kapolres berbaur dengan barisan Satlak-2 Hiu yang beranggotakan Taruna Akademi Militer, Taruna Akademi Angkatan Udara (AAU), Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL), Taruna Akademi Kepolisian (Akpol, Praja IPDN dan mahasiswa perguruan tinggi di NTB.

Begitu juga, Wakil Bupati Lombok Tengah Dr. H. M. Nursiah bersama Dandim, Wakapolres berbaur bersama dengan Satlak-3 Elang, Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, Kapolres dan perwakilan Dandim Lobar berbaur bersama anggota Satlak-1 Macan, dan Asisten I Setda Lobar Agus Gunawan, Dandim dan Kapolres berbaur bersama anggota Satlak-4 Kijang.

Setelah itu, taruna dan praja yang sebelumnya dalam kondisi siap diminta duduk sama Panglima TNI tanpa harus melalui komando dari komandan kompi (danki). Mahasiswa dari 10 perguruan tinggi di NTB yang berbaris dalam satu barisan diminta berbaur dengan sesuai satlak yang sudah ditentukan panitia.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) ini pun memanggil Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Wakapolri Komjen Gatot Edy, Danjem Akademi TNI Letjen TNI Bakti Agus Fadjari, Kepala Lemdiklat Polri Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, Gubernur Akmil, Gubernur AAU, Gubernur AAL, Gubernur Akpol dan Rektor IPDN. Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah., Ketua DPRD NTB Hj. Isvie Rupaeda juga diminta ikut bergabung dalam barisan di belakang Panglima TNI.

Panglima TNI kemudian meminta pimpinan daerah di masing-masing Satlak untuk memperkenalkan diri dan asal pendidikannya. Setelah itu, Panglima TNI meminta kepada peserta Latsitarda, baik yang berasal dari taruna, praja dan mahasiswa mencontoh prestasi yang diraih oleh para pimpinan daerah sekarang ini. Menurutnya, sebagai generasi muda harapan bangsa, para peserta harus terus menjalin komunikasi dan integrasi satu sama lain.

Baginya, tidak hanya pekerjaan, program atau kegiatan yang mesti jadi fokus. Tapi bagaimana integrasi ini baik untuk masa depan para peserta satu sama lain. Selain itu, momentum Latsitarda ini mesti dimanfaatkan taruna dan mahasiswa untuk saling menjaga kebersmaan dan menjalin hubungan yang baik satu sama lain.

Pembukaan Latsitarda NTB ke 42 Momen Perkenalkan Budaya NTB

''Hasil Larsitrada menjadi nomor sekian, yang utama haruslah komunikasi dan jalin hubungan antar sesama. Hal ini merupakan bentuk awal integrasi kita dengan rekan-rekan di institusi maupun yang non pemerintahan di masa depan,” harapnya.

Sebelumnya, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah mengungkapkan, jika NTB merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak keberagaman. Tidak hanya agama, suku dan budaya di NTB sangat beragam, sehingga menjadi bekal bagi taruna dan mahasiswa yang melaksanakan Latsitarda untuk mengenal NTB lebih dekat.

Jika sudah mengenal NTB dengan keberagaman yang dimiliki akan menjadi bekal para peserta Latsitarda yang merupakan generasi penerus harapan bangsa di masa mendatang.

Defile Drumband

Pembukaan Latsitarda ke 42 di NTB juga diwarnai dengan defile atau parade drumband yang dipersembahkan para taruna. Defile yang dimulai dengan tarian gendang beleq ini dimulai dari depan Kantor Gubernur NTB menyusuri Jalan Pejanggik menuju depan Taman Mayura Cakranegara. Setelah itu, mereka langsung diberangkatkan menuju lokasi penempatan masing-masing yang dijemput kepala daerah dan forkopimda masing-masing. (Marham)

Share:

Pembukaan Latsitarda ke 42 di NTB Momen Perkenalkan Budaya dan Kuliner Khas NTB

SAJIKAN DULANG - Siswi-siswi dari 10 SMA/SMK di Lombok Barat dan Kota Mataram menyajikan dulang berisi kuliner khas NTB pada tamu yang hadir pada pembukaan Latsitarda ke 42 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Sabtu (14/5/2022).

 
Pembukaan Latihan Integritas Taruna Wreda (Latsitarda) Nusantara ke 42 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Sabtu (14/5/2022) menjadi salah satu ajang memperkenalkan potensi daerah, baik berupa kesenian daerah hingga kuliner khas NTB. Apalagi para taruna TNI/Polri dan Praja yang berasal dari seluruh Indonesia ini merupakan calon pemimpin bangsa ke depan, sehingga perlu diperkenalkan potensi yang dimiliki daerah. 

 Usai Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa membuka Latsitarda ke 42 dan balik ke tempat kehormatan dan bergabung bersama Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan petinggi TNI dari berbagai angkatan dan Wakapolri Komjen Gatot Eddy dan jajaran gubernur akademi taruna setiap angkatan dan gubernur akademi kepolisian, ratusan gadis cantik berbaris dari 10 SMA/SMK di Kota Mataram dan Lombok Barat membawa dulang di atas kepala berisi jajan tradisional NTB masuk ke lapangan. 

 Meski tanpa menggunakan alas kaki di tengah kondisi cuaca panas tidak menyurutkan gadis-gadis cantik yang merupakan siswi SMA di Lombok Barat dan Kota Mataram ini menyuguhkan dulang ke tamu undangan yang duduk di tempat kehormatan dan taruna/praja dari berbagai kesatuan. 

Begitu juga, warga yang datang menyaksikan langsung di Lapangan Bumi Gora ikut mencicipi makanan tradisional, seperti pisang, nagasari dan cerorot. Sejumlah staf dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB di bawah koordinasi Saepullah Sapturi mengatur agar semua tamu undangan yang hadir bisa mencicipi makanan tradisional yang disajikan. 

Budayawan NTB ini menjelaskan, jika sajian yang diberikan ini merupakan penghormatan pada tamu luar daerah dan menyajikan simbol-simbol dari kesuburan kita. ‘’Kesuburan yang dibagi pada tamu undangan. Kalau kita punya acara-cara yang ada kaitannya dengan tradisi, kita juga menyiapkan ini,’’ ujarnya. Hal senada disampaikan Kepala Dinas Dikbud NTB Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd. 

Menurutnya, Dinas Dikbud NTB mendapat kesempatan ini untuk memeriahkan pembukaan Latsitarda ke 42 dengan menyajikan atraksi. Dalam hal ini, ujarnya, ada 2 momen atraksi utama, yaitu gendang beleq berasal dari SMKN 1 Lembar dan SMKN 3 Mataram. ‘’Kemudian ada 10 sekolah di zona Lombok Barat-Mataram ini kita gerakkan. Masing-masing 10 siswa minimal dan ada 150 dulang yang kita sajikan. Apa pesan yang ingin kita sampaikan? Bahwa anak-anak dalam masa pendidikan ini diajar untuk berbagi,’’ ujarnya. 

Selain itu, tambahnya, kesempatan ini dimanfaatkan untuk menunjukkan NTB memiliki banyak tradisi. Tradisi itu, kalau ada tamu kita sajikan sesajian. ‘’Yang ketiga kita memperkenalkan makanan tradisional kita kepada Panglima TNI, petinggi TNI/Polri serta Taruna, praja dari seluruh Indonesia. Semua itu adalah bentuk gotong royong Dikbud bersama sekolah. Kita menggerakkan sekolah untuk berpartisipasi dalam setiap level kegiatan,’’ terangnya. 

Diakuinya, sejak Sabtu Budaya digelar. Siswa-siswi di NTB siap mengikuti berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional. Artinya, ketika ada momen yang ada di NTB, siswa yang ada siap untuk berpartisipasi. ‘’Tidak perlu latihan lama-lama, cukup gladi bersih langsung bisa tampil,’’ ujarnya bangga. (Marham) 
Share:

Monday, 21 March 2022

Aksi Si Pawang Hujan Cantik saat MotoGP Mandalika Jadi Sorotan Dunia

 

 Pawang hujan Rara Isti Wulandari melakukan ritual saat hujan mengguyur Pertamina Mandalika International Street Circuit, Minggu (20/3/2022). Start balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia sempat diundur dari jadwal semula karena cuaca buruk. (Dokumentasi Antara)

Gelaran balapan puncak Pertamina Grand Prix Of Indonesia yang berlangsung di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Minggu (20/3/2022), sempat terganggu karena hujan. Akibatnya, race direction terpaksa harus menunda sesi balapan sekitar satu jam lamanya. Di sela-sela penundaan balapan, aksi salah seorang pawang hujan, Rara Isti Wulandari, menjadi sorotan penonton yang ada.

Bahkan aksi Rara yang berusaha meredakan hujan lebat di tengah pit lane menuai berbagai reaksi. Termasuk dari para kru hingga pembalap. Sampai-sampai Fabio Quartararo sempat tertangkap kamera tengah menirukan aksi Rara, sang pawang hujang di dalam paddock. Hingga mendapat sorak-sorai puluhan ribu penonton yang hadir langsung untuk menyaksikan balapan MotoGP di sirkuit internasional Mandalika. Namun sayang, usaha Rara gagal membuahkan hasil. Hujan lebat terus saja turun hingga hampir satu jam.    

Rara memang diminta khusus oleh penyelenggara sebagai pawang hujan di kawasan Sirkuit Mandalika. Dan, sudah berada di Sirkuit Mandalika sejak beberapa hari yang lalu.

Aksi Rara tersebut nyatanya mendapat perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. “Menurut saya ya ini (aksi pawang hujan) mungkin sebagai bagian dari hiburan dan atraksi, kearifan lokal mungkin serta budaya. Yang bisa menjadi daya tarik tersendiri,” ujarnya.

Tapi tentunya, tetap yang maha kuasa yang menentukan. Di mana hujan tetap berlangsung hingga hampir satu jam lamanya. Dan, balapan pun terpaksa harus ditunda sampai menunggu hujan reda.

Sandiaga mengaku, sebelumnya balapan berlangsung pihaknya sudah mendapat laporan bahwa diprediksi hujan bakal turun dengan durasi sekitar satu jam. Atas dasar itulah, penyelenggara kemudian memutuskan menunda balapan dan memastikan keselamatan para pembalap tetap terjamin.

Pun demikian, balapan dengan kondisi track basah karena hujan nyatanya menjadi pengalaman tersendiri bagi sejumlah pembalap MotoGP. Karena diakui baru pertama kali membalap dengan kondisi track yang basah seperti itu. Namun tetap bisa menikmati balapan, meski diakui beberapa pembalap hasilnya tidak seperti yang diharapkan. (Munakir/Suara NTB)

Share:

Pergi Nonton MotoGP Berebutan, Pulang Tidak Dapat Angkutan

 

Penonton MotoGP berebutan naik bus di eks Bandara Selaparang yang akan membawa mereka ke Sirkuit Mandalika di hari ketiga, Minggu (20/3/2022)

Minggu (20/3/2022) merupakan puncak pelaksanaan MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit. Begitu juga dengan kepadatan penonton pada hari ketiga ini jauh lebih padat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Pintu-pintu masuk ke Sirkuit Mandalika juga ramai didatangi penonton yang ingin menyaksikan langsung aksi para jagoannya secara langsung. Termasuk di eks Bandara Selaparang Kota Mataram.

Sejak pagi, eks bandara yang berlokasi di Kelurahan Rembiga Kota Mataram ini ramai didatangi penonton. Pihak panitia awalnya menyediakan  66 unit bus untuk melayani penonton yang menuju Parkir Timur (PT) dan Parkir Barat (PB), namun semakin siang jumlah penonton yang sudah memiliki gelang atau tiket semakin membeludak. Sementara armada bus yang ada tidak mampu mengangkut penonton yang terus berdatangan ke eks bandara.

Setiap bus yang datang diserbu penonton yang sudah menunggu sejak pagi. Mereka khawatir tidak bisa melihat aksi para jagoannya berlaga di sirkuit kebanggaan Indonesia ini. Sejumlah penonton lokal memilih mengalah untuk naik bus dan mendahulukan penonton dari luar daerah. Seperti yang dilakukan Ariyanto dan sejumlah teman-temannya, salah satu penonton asal Mataram ini lebih memilih mengalah dan naik kendaraan angkutan paling akhir.

‘’Kita nanti saja. Kita dahulukan teman-teman dari luar daerah ini. Mereka bela-belain datang ke NTB untuk menonton MotoGP dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit pula,’’ ujar guru di salah satu SMA di Kota Mataram ini.


Sementara mereka sebagai orang lokal tidak masalah berangkat paling akhir, karena sudah sering ke Pantai Kuta di Lombok Tengah bagian selatan dan objek wisata lain di NTB.

Hal serupa juga dilakukan Zulfakar. ASN lingkup Pemprov NTB ini juga lebih memilih berangkat paling akhir dan mendahulukan penonton dari luar daerah. Apalagi dirinya sudah menonton pada hari kedua, Sabtu (19/3) dan merasakan atmosfer pertandingan. ‘’Saya sebenarnya sudah menonton Sabtu kemarin. Tapi karena teman-teman yang mengajak, saya ikut teman-teman. Soalnya, atmosfer menonton di rumah dan secara langsung itu beda,’’ ujarnya.

Antrean tidak dilakukan warga biasa. Sejumlah pejabat lingkup Pemprov NTB, seperti Asisten III Setda NTB dr. Nurhandini Eka Dewi, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Zaenal Abidin, Staf Ahli Gubernur, Sadimin dan Abdul Aziz juga ikut antre bersama ratusan penonton.  Mereka antre di bus yang menuju Parkir Barat.

Cuaca panas tidak menyurutkan mereka untuk antre bersama penonton dari seluruh Indonesia. Desak-desakan untuk berebutan naik bus yang akan mengantar mereka ke Sirkuit Mandalika dilakukan.

Menurut Asisten III Setda NTB Nurhandini Eka Dewi, mereka ingin merasakan antre bersama penonton untuk menonton MotoGP secara langsung. Selain itu, naik bus yang sudah disiapkan panitia jauh lebih baik dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi atau dinas.

Menurutnya, kondisi kemacetan jalan akan menyebabkan perjalanan mereka terganggu, sehingga khawatir tidak bisa menikmati aksi para pembalap di sirkuit. ‘’Ada stiker khusus ke sana, tapi kami khawatir macet. Jadi lebih baik naik bus yang sudah disiapkan dan merasakan ikut antrean,’’ ujarnya.

Meski demikian, banyak penonton yang terpisah dengan rombongan. Seperti yang dialami Staf Ahli Gubernur Sadimin yang harus terpisah dengan rombongan Asisten III Setda NTB. Banyaknya penonton yang berebutan membuat mereka memilih mengalah dan mendahulukan penonton yang lain.

Hingga jam 12 siang, belum semua penonton di eks bandara terangkut. Kondisi ini mendapat perhatian khusus dari Kementerian Perhubungan dan pimpinan Damri Mataram Tukul Erwanto yang turun memantau di lapangan. Bus-bus yang sebelumnya mengangkut penonton di Pelabuhan Gili Mas, Bangsal, Pelabuhan Kayangan dikerahkan untuk mengangkut penonton yang masih banyak belum terangkut.

Setiap bus yang datang,langsung diserbu oleh penonton. Mereka rela berdesak-desakan naik ke atas bus agar cepat sampai ke sirkuit. Namun, kapasitas bus mini yang terbatas, terutama jenis Hiace atau Elf belum mampu mengurai antrean penonton. Salah satu staf Kementerian Perhubungan yang melakukan pemantauan di lapangan, menjelaskan, membeludaknya jumlah penonton di hari ketiga, terutama di eks bandara menjadi bahan evaluasi pihaknya ke depan. Namun, pihaknya sekarang ini sedang memikirkan mengangkut semua penonton, termasuk mengangkut kembali ke tempat semula.

Setelah perhelatan selesai, ternyata mereka mengalami hal yang sama. Keluar dari sirkuit dalam waktu bersamaan ternyata tidak mampu diangkut oleh semua bus. Bagi yang cepat naik bus, mereka cepat sampai tujuan. Namun, bagi yang terlambat, mereka harus rela menunggu sampai jam 12 malam.

Tak ayal kondisi ini menjadi bahan pembicaraan di media sosial dan grup WhatsApp. Sebagian besar mengeluhkan tidak siapnya panitia menyediakan angkutan dalam mengatasi melonjaknya penumpang MotoGP. Apalagi mereka sampai membayar cukup mahal untuk datang ke Lombok. (Marham)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive