Tanggal 20 Oktober 2017 pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (Jokowi-JK ) tepat berusia tiga tahun. Menandai tiga tahun perjalanan pemerintahannya, Presiden Jokowi ternyata lebih memilih berkunjung di NTB. Presiden Jokowi berada di NTB selama dua hari (19-20/10/ 2017).
Berkunjung ke NTB Presiden didampingi sejumlah Menteri Kabinet Kerja, diantaranya; Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin, Menteri Sekretaris Negara, Pramono Anung, Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Mentri BUMN, Rini Soemarno dan Menpar, Arief Yahya, Menteri BPN/ATR, Sofyan Jalil dan sejumlah pejabat lainnya. Presiden Jokowi melaksanakan sejumlah agenda penting yang tidak saja menjadi tonggak penguatan pembangunan NTB ke depan, melainkan juga memberi kemanfaatan besar bagi kemaslahatan bangsa dan ummat pada umumnya.
Bagi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan tentu seluruh masyarakat NTB, kunjungan Presiden Jokowi kali ini sungguh menjadi kebanggaan tersendiri. Sebab tepat dalam usia tiga tahun pemerintahannya, Jokowi hadir kembali di tengah-tengah masyarakat NTB dengan sejumlah agenda yang dapat memberikan motivasi dan optimisme lebih besar. Di antaranya peresmian beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Merupakan mega proyek yang berkaitan langsung dengan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat NTB, karena akan dapat menyerap 58.000 tenaga kerja dengan investasi sebesar Rp 13 triliun lebih.
Sebelumnya pada Kamis Sore (19/10/2017 tiba di Bandara international Lombok pukul 16.45 Wita, Presiden dan rombongan langsung menuju Islamic Center Nusa Tenggara Barat di Jalan Udayana Mataram. Di tempat itu, Presiden hadir untuk menutup Konferensi Internasional Alumni Al-Azhar dan Multaqa Nasional IV Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia, yang dihadiri oleh ratusan ulama dari 22 negara di dunia.
Pada malam hari, sebelum menuju Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu Lombok Tengah untuk mengadakan silaturahim dengan Para pengurus Pondok Pesantren se-NTB dan ribuan santri yang menanti kehadirannya, presiden Jokowi sempat mengunjungi Lombok Epicentrum Mall sebuah pusat pembelanjaan terbesar di Kota Mataram yang terletak di Jalan Sriwijaya. Selama di Mataram Presiden dan rombongan menginap di hotel Astoria Mataram.
Kemudian pada hari kedua (Jumat 20/10-2017) Agenda Presiden dipusatkan di KEK Mandalika Lombok tengah, Yakni : Meresmikan Masjid Nurul Bilad KEK Mandalika, yang dirangkai dengan pembagian serfikat tanah kepada 5700 warga masyarakat se- NTB. Usai pembagian sertifikat, Presiden langsung menuju Pantai Kuta kawasan Mandalika untuk meresmikan beroperasinya KEK Mandalika dan ditutup dengan menunaikan Salat Jumat di Masjid Nurul Bilad. Namun hal yang sangat menarik dalam perjalanan dari Mataram menuju KEK Mandalika, di sepanjang perjalanan, Jokowi disambut ribuan anak sekolah yang melambaikan bendera merah putih. Maka di sepanjang perjalanan itu, presiden terus membagikan buku-buku tulis kepada anak-anak sekolah yang menantinya di pinggir jalan.
Presiden Joko Widodo dan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi meninjau KEK Mandalika, Jumat (20/10/2017) |
Saat menutup Konferensi Internasional Alumni Al-Azhar dan Multaqa Nasional IV Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia di IC NTB, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Al-Azhar merupakan sebuah institusi besar yang melahirkan orang-orang dengan pemikiran besar. Di hadapan Wakil WOAG, Prof. Dr. Muhammad Fadhiel El-Qoushi, Jokowi mendukung tema yang diusung dalam konferensi tersebut, yaitu Moderasi Islam: Dimensi dan Orientasi. Terlebih menurut Jokowi, bagaimana membangun dakwah yang merangkul semua, terutama anak-anak muda dengan metode-metode efektif seperti media sosial.
Di era milenia saat ini dakwah di media sosial dapat dikatakan efektif untuk merangkul anak muda. Dengan demikian, moderasi dan toleransi dapat dipahami dan diterima oleh para generasi muda. Ia menegaskan menjadi kewajiban bersama membangun dakwah-dakwah untuk generasi milenia, agar moderasi Islam dan tolerasi dipahami betul oleh anak-anak muda kita,” harap Jokowi di depan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi selaku Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) cabang Indonesia, Mustasyar, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA, Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifudin dan Menteri Setkab, Pramono Anung, disaksikan para ulama dari berbagai negara dan ribuan santri.
Karena itu, Jokowi mengajak semua untuk membangun ukhawah islamiyah, ukhawah wataniah, ukhawa basyariah kita. Karena inilah yang dibutuhkan negara ini dalam rangka mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lain. Presiden menutup konferensi dengan harapan hasil-hasil konferensi yang ada dapat bermanfaat untuk membangun moderasi dan toleransi di tengah-tengah masyarakat.
Kemudian saat melakukan silaturrahmi dengan pengurus Pondok Pesantren se-NTB di Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, Presiden Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan dan persaudaraan untuk menciptakan Indonesia yang damai dan sejahtera. “Mari kita jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini, Negara yang sangat besar dan kaya raya, yang tidak dimiliki oleh negara manapun di seluruh dunia,” ajaknya.
Sebagai Kepala Negara di NKRI ini, Jokowi menyadari bahwa merawat keberagaman yang ada di Indonesia ini tidaklah mudah. Banyak Negara-negara di dunia kagum terhadap Indonesia yang mampu merawat persatuan dengan baik di tengah keberagaman yang begitu komplek. “Banyak Negara di dunia yang selalu bertanya kepada saya bagaimana merawat keberagaman di Indonesia yang begitu banyak. Selain itu mereka juga selalu mengingatkan saya untuk selalu hati-hati merawat keberagaman agar tidak terjadi gesekan yang akan menimbulkan perpecahan”, ujar presiden. Seraya menekankan pentingnya semua pihak untuk berperan dalam menciptakan kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memelihara dan menjaga kerukunan agar Negara ini tetap bersatu. “Saya mengajak dan menekankan agar persaudaraan betul-betul terus kita jaga dan pelihara agar NKRI ini tetap bersatu”, harap presiden Jokowi.
Usai memberikan sambutan, Presiden Jokowi kemudian mengadakan dialog dengan para santri, dan seperti biasa yang dilakukan dalam setiap kunjungan kerjanya di berbagai daerah, Presiden juga memberikan quis kepada santri dan santriwati. Bagi yang mampu menjawab dengan benar Presiden memberikan hadiah langsung berupa sepeda untuk kebutuhan sekolahnya. Terdapat 3 orang santri yang berhasil mendapat hadiah sepeda dari Presiden Joko Widodo. Selain hadiah sepeda, Presiden juga membagikan buku tulis kepada ribuan santri di Ponpes Qamarul Huda.
Selanjutnya, saat meresmikan mulai beroperasinya KEK Mandalika di patai kute, Presiden menyebut KEK Mandalika adalah proyek yang berdampak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kawasan ini akan terus berkembang dan masyarakat akan merasakan manfaatnya,” ujarnya
Presiden kemudian menitip pesan kepada Gubernur dan Bupati bersama Forkopimda, yaitu: pertama, menghijaukan KEK Mandalika. “Penghijauan ini penting untuk membuat kawasan ini menjadi cantik. Menanam pohon harus dirawat, jangan hanya ditanam saja,” tegasnya. Kedua, ITDC harus menyiapkan pasar cinderamata. “Siapkan lahan untuk pasar cinderamata, agar masyarakat merasakan ikut menikmati adanya kawasan ini,” ujarnya. Ketiga, karakter bangunan di KEK Mandalika harus ada diferensiasi/pembeda dengan daerah lain. Provinsi NTB memiliki kekuatan arsitektur yang baik. “Kekuatan karakter kedaerahan harus dimunculkan,” kata Presiden.
Ke empat, perlu untuk menata cafe dan homestay dengan baik serta menyiapkan toilet yang berstandar internasional. “Mumpung pembangunan KEK Mandalika baru titik nol dimulai. Jadi, penataan kawasan ini betul-betul terkonsep dengan baik. Karena kita ingin kawasan mandalika ini menjadi kawasan yang besar bagi pariwisata Indonesia yang akan memberikan dampak kepada NTB,” ucap Presiden.
Kelima, kepada investor harus ada kontrak yang jelas. Jangan sampai di dalam kontrak tidak ada ketetapan waktu dimulainya proses konstruksi. “Kontrak beri waktu 6 bulan, jika belum dilakukan proses konstruksi pada waktu 6 bulan, setelah kontrak ditandatangani maka kontraknya langsung dicabut," tegasnya.
Sebelumnya di kawasan itu Presiden Jokowi juga membagikan sertifikat tanah kepada 5700 sertifikat kepada masyarakat se-NTB. Padahal total bidang tanah yang harus disertifikatkan di NTB menurut mentri Agraria/ATR, Sofyan Jalid mencapai 1.669.000 bidang tanah. Sementara yang sudah terdaftar baru 52%, sehingga masih ada 807.000 bidang yang harus disertifikatkan, tuturnya. Ia menjelaskan dengan adanya program perintah Jokowi ini, insya Allah pada tahun ini bisa disertifikatkan 115.000 bidang, dibandingkan sebelumnya, kata Jalil setiap tahun paling banyak mampu diselesaikan sekitar 15.000 sampai 20. 000 bidang per tahun.
Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi yang akrab disapa TGB menyampaikan terima kasih dan rasa syukur masyarakat NTB atas pembagian serfikat tanah tersebut. Dalam Bahasa Sasak TGB mengaku sempat mendengar dan menyaksikan kegembiran masyarakat Lombok menyambut kedatangan Bapak Jokowi. “Tadi saya tanya ada dari Lombok Barat, Lombok Tengah Lombok Timur “demen” bapak ibu? Cemoh?. Kenapa senang, karena memang bagi kami warga NTB, kata TGB memiliki tanah yang bersertifikat itu tak ternilai harganya. “Betul-betul itulah yang menjadi harapan masyarakat Nusa Tenggara Barat sehingga mohon berkenan Pak Presiden supaya ditugaskan pak menteri untuk bisa diselesaikan semua tanah tanah yang belum bersertifikat milik warga Nusa Tenggara Barat, supaya bisa semuanya,”ujar TGB.
Selain itu, TGB juga melaporkan kepada presiden bahwa sesuai dengan arahan presiden sebelumnya agar NTB fokus membangun daerah. Sesuai potensi unggulan yang dimiliki, yaitu; focus pada pertanian dan Pariwisata. Alhamdulillah sejak 9 tahun yang lalu, kata TGB, NTB fokus pada dua sektor tersebut. Hasilnya sungguh menggembirakan, ungkapnya. Produksi padi tahun ini meningkat 13,5 persen menjadi sebnyak 2,36 juta gabah kering giling. Bahkan produksi jagung di NTB, setelah tahun lalu Presiden Jokowi menetapkan HPP, berdasarkan ramalan kedua BPS tahun ini meningkat 95% dibanding tahun 2016. Jika produksinya tahun lalu sebanyak 1,2 juta ton, maka ramalan kedua dari BPS tahun 2017 menjadi 2,1 juta ton. TGB kemudian mengusulkan kepada Presiden Jokowi agar menugaskan Menteri Pertanian untuk menindaklanjuti penetapan HPP cabai rawit, cabe keriting, kemudian Bawang Putih dan Bawang Merah, guna meminimalisir dampak inflasi karena fluktuasi harga komoditi tersebut.
Menutup rangkaian kunjungan kerjanya di Provinsi NTB, Presiden Jokowi sempat mengajak Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi untuk foto selfie sebagai salah satu trik dalam mempromosikan keindahan pariwisata di kawasan Mandalika. Presiden dan TGB berfoto selfie dengan latar Pantai Kuta, usai meresmikan Beroperasinya KEK Mandalika, Jumat 20 Oktober 2017. Pantai Kuta merupakan salah satu pantai terindah di Lombok NTB yang memiliki garis pantai kurang lebih 7,2 km. di sebelah barat pantai, terdapat sebuah bukit yang dinamai Bukit Mandalika. Nama ini diambil dari cerita kuno masyarakat setempat, tentang seorang putri bernama Mandalika. Saat ini, kawasan tersebut sedang berkembang dan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Yakni proyek yang berdampak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Marham/Humas dan Protokol Setda NTB)