asesoris batok kelapa khas Lombok |
SIAPA sangka batok kelapa yang banyak dianggap remeh
oleh masyarakat ternyata bisa diolah menjadi kerajinan tas yang cantik. Seperti
yang dilakukan Ika Asmi Susanti, pemilik dari Bale Creative yang beralamat di
Jalan Transmigrasi, Majeluk, Mataram.
Ide membuat tas dari batok kelapa dan ketak ini
diperolehnya saat berkunjung ke Jawa beberapa waktu lalu. “Kalau di Jawa kan tasnya
terbuat dari full batok kelapa, makanya saya kepikiran
kenapa tidak mengkreasikannya dengan ketak yang banyak di sini,” terangnya saat ditemui
beberapa waktu lalu di bengkel kerjanya.
Selama 2 tahun ini, Ika sudah menekuni kerajinan
batok kelapa. Namun, untuk
tas batok kelapa dan ketak ini baru setengah tahun dimulai. Tas yang terbuat dari batok
kelapa dan ketak ini, diakuinya, merupakan satu-satunya di NTB bahkan
Indonesia. “Soalnya ini baru belum ada
yang buat selain saya,” klaimnya.
Bahan baku seperti batok kelapa dan ketak diperoleh
Ika dari pasar terdekat. “Kalau ketak kan di sini banyak bahan bakunya,
sedangkan batok kelapa saya peroleh dari langganan saya di pasar,” jelasnya.
Proses pembuatan tas batok kelapa dan ketak ini
memakan waktu berbeda tergantung dari ukuran yang dibuat. “Kalau ukuran tasnya
besar bisa sampai 1 minggu, tapi kalau kecil hanya butuh waktu 3 hari saja,”
kata Ika.
Batok kelapa kupu-kupu |
Biasanya batok kelapa dibuat menjadi bulatan-bulatan
kecil terlebih dahulu sebelum dirangkai menjadi tas yang dilakukan oleh
pengrajin khusus. “Desain tasnya selalu berinovasi agar banyak variasinya,”
ujarnya.
Karena merupakan produk baru, tas buatan Ika ini
pasarannya masih terbatas. “Saya pasarkannya lewat website dan dipajang di
galeri saya
sama ikut pameran,” katanya. Tetapi walau begitu, tas buatannya ini banyak
diminati oleh pembeli, karena keunikannya. “Banyak yang pesan secara online,
seperti dari Sulawesi untuk pemakaian pribadi,” jelasnya.
Ia sendiri di bulan Oktober akan mengikuti pameran di
Jakarta untuk mengenalkan produk tasnya. Harga tas batok kelapa dan ketak ini
berkisar dari Rp 150 – 400 ribu tergantung ukuran tas. “Dalam sebulan saya bisa
mendapatkan keuntungan sampai Rp 3 juta untuk tas,” kata Ika.
Diakuinya prospek ke depannya sangatlah bagus karena tas ini unik. “Tetapi kita belum banyak diketahui orang serta dinas belum tahu kita, tapi tidak apa-apa karena kita ini usaha sendiri yang memang tujuannya untuk memberdayakan orang lain,” akunya. (uul Efriyanti Prayoba)
0 komentar:
Post a Comment