H. Abdul Muhaimin, pemilik tahu 151 A yang sudah melegenda di Mataram |
ABIAN Tubuh Kecamatan Sandubaya Kota Mataram terkenal sebagai salah satu
sentra penghasil tahu, selain Kekalik yang produknya dipasarkan ke seluruh Lombok.
Tetapi di antara ratusan usaha tahu di sana, terdapat salah satu merk tahu
yang menjadi pelopor pembuatan tahu di sana yaitu tahu 151 A. Tahu yang
sudah ada sejak tahun 1968 ini mampu bertahan selama puluhan tahun dengan
kualitas produk yang tidak pernah berubah.
ADALAH H. Abdul Muhaimin, pemilik tahu 151 A
dulunya berkeliling Kota Mataram untuk memasarkan produknya. “Dulunya karena tidak
ada pekerjaan, makanya saya mencoba membuat tahu dengan berulangkali percobaan
sampai menemukan rasa yang pas,” terangnya saat ditemui belum lama
ini.
Nama tahu 151 A ini diambil dari nomor rumah agar
gampang diingat, dan nama ini juga memiliki makna yang dalam. “151 A ini
maknanya tujuan hidup manusia ada 1 yang bisa dicapai dengan 5 cara untuk
menuju satu yaitu Allah SWT,” jelasnya.
Tahu 151 A ini, kata Muhaimin, berbeda dengan tahu
lainnya yang beredar di pasaran, terutama dari segi bahan baku. “Kami menggunakan bahan baku
kedelai lokal bukan kedelai impor. Sehingga kualitasnya lebih padat, sehat dan
enak,” tambahnya.
Proses pengolahan juga masih menggunakan cara tradisional
yang membutuhkan waktu sampai 3-4 jam dari proses perendaman sampai jadi. Tahu yang dihasilkan juga bisa langsung dikonsumsi tanpa
digoreng terlebih dahulu. “Ini karena tahunya sudah melalui proses perebusan
dengan air garam,” kata Muhaimin.
Tiap harinya, ia mampu
berproduksi sampai 50 kg kedelai yang dalam sekali pembuatan tahu hanya
menghasilkan 100 buah tahu. “Kalau orang lain kan sekali buat itu bisa jadi 5
loyang, kalau kita hanya 1 loyang makanya harganya lebih tinggi,” terangnya.
Harga tahu 151 A sendiri dibanderol seharga Rp 5 ribu/buah.
“Ada juga yang kita jual mulai dari Rp 100 ribu
sebagai oleh-oleh bagi tamu dari luar,” kata Muhaimin. Nantinya tahu akan
dibungkus plastik yang dimasukkan ke dalam besek yang bisa bertahan sampai 1 hari.
“Kalau sudah sampai tujuan, tahunya bisa direbus dan ditaruh dalam lemari
pendingin, bisa tahan sampai 10 hari,” terangnya.
Tidak heran, tahu 151 A banyak diburu wisatawan dari
luar daerah yang sejak dahulu selalu membeli jika berkunjung ke Lombok. “Malahan
lebih banyak orang luar yang tahu dibandingkan dengan orang sini,” akunya.
Selain menyediakan tahu, toko oleh-oleh Muhaimin juga menyediakan berbagai produk olahan tahu 151 A juga berbagai macam oleh-oleh khas Lombok lainnya. “Kita tidak bekerjasama dengan travel dan guide, karena harga yang mereka tetapkan itu sangat tinggi,” akunya. (Uul/Ekbis NTB)