Be Your Inspiration

Tuesday, 16 January 2018

Mencari Sepeda Bekas di Kota Toea Ampenan

Sepeda bekas yang ada di balik bangunan peninggalan zaman Belanda di Kota Toea Ampenan. 
SEPEDA merupakan salah satu alat transportasi yang masih banyak diminati karena dapat digunakan juga untuk berolahraga. Harga barunya yang cukup mahal menjadikan masyarakat banyak yang tertarik untuk membeli sepeda bekas.

Salah satu tempat yang biasa dikunjungi untuk mencari sepeda bekas adalah di kawasan kota tua Ampenan atau sebelum lampu merah Simpang Lima Ampenan. Deretan sepeda bermacam merk dengan berbagai kualitas, mulai dari sepeda anak-anak sampai sepeda gunung, dapat dengan mudah kita temukan disini.

Lukman, salah satu penjual sepeda bekas di tempat tersebut mengatakan, tempat penjualan sepada bekas telah ada sejak puluhan tahun lalu. “Dari di Mataram masih mengandalkan cidomo sebagai kendaraannya sampai sekarang berganti jadi motor,” selorohnya.

Ia sendiri mengaku sudah belasan tahun berjualan sepeda bekas, turun-temurun dari orangtuanya yang juga dulunya berjualan sepeda bekas di lokasi yang sama.

Sepeda-sepeda ini, kata Lukman, diperolehnya langsung dari tangan pertama atau pemilik asli sepedanya. “Itu dilakukan agar barang yang dijual jelas asal-usulnya, takutnya kalau beli dari sembarang tempat terjadi hal yang tak diinginkan,” jelasnya.

Jika ada pemilik sepeda yang ingin menjual sepeda miliknya, maka mereka akan langsung menghubunginya. “Kan kita ada punya kartu nama, jadinya kalau ada yang mau jual tinggal telepon dan langsung kita ambil di rumahnya,” terangnya.

Kebanyakan sepeda bekas yang dijualnya, imbuh Lukman, berasal dari sekitar wilayah kota Mataram.”Paling dari daerah Lingkar, soalnya di sana kan banyak perumahan terus sampai Lombok Timur juga ada,” tukasnya.

Untuk peminat sepeda bekas, tambahnya, tetap selalu ada meskipun sekarang orang lebih memilih menggunakan sepeda motor. “Cuman sejak akhir bulan Maulid kemarin, pasarannya agak sepi. Ini saja dari tadi pagi belum ada yang laku sepedanya,” terangnya.

Peminat sepeda bekas ini, aku Lukman, berasal dari berbagai kalangan mulai pekerja kantoran sampai anak sekolah. “Anak kuliah juga banyak yang beli untuk kuliah, biasanya yang perempuan belinya yang sepeda keranjang," jelasnya.

Harga untuk sepeda bekas ini, tambahnya, tergantung keadaan pembeli. "Kalau lagi ramai, harganya untuk sepeda keranjang ini paling murah Rp 750 ribu, sedangkan sepeda gunung bisa mencapai Rp 1,5 juta. Kalau lagi sepi seperti sekarang, paling murah kita beri Rp 450 ribu, yang penting laku," jelasnya.

Lukman mengatakan pasaran sepeda bekas ini bukan hanya di sekitar Mataram saja, tetapi peminatnya datang dari seluruh pulau Lombok. "Bahkan ada yang dari Bangko-Bangko, Sekotong beli ke sini dan dibawa sendiri," jelasnya. (Uul Efriyanti Prayoba/Ekbis NTB)
Share:

Tradisi Bekayak, Tradisi Masyarakat Lombok yang Masih Eksis


Penyanyi dan beberapa pemain musik saat bekayak di sebuah acara di Lombok Timur
Salah satu tradisi yang mungkin tidak terkenal di kalangan anak muda adalah Bekayak. Namun tradisi ini masih sering dilakukan oleh masyarakat yang ada di desa. Sehingga tradisi ini masih lestari di tengah berkembangnya musik modern yang tren di kalangan anak muda.

Bekayak pada dasarnya berarti bernyanyi. Nyanyiannya dibawakan dengan nada seperti nyaer. Bedanya nyaer menggunakan kitab dan tidak menggunakan musik. Sementara bekayak merupakan lirik lagu dengan menggunakan musik. Namun cara pelafalan kedua tradisi ini hampir sama. Sehingga, kadang sulit dibedakan bagi pendengar yang tidak banyak tahu tentang nyaer dan bekayak.

“Kalau Bekayak itu biasanya lagunya kita yang buat. Ada juga lagu yang memang sudah ada dan kita nyanyikan. Liriknya bermacam-macam. Ada tentang kehidupan, kematian, tentang perasaan, cinta dan sebagainya,” kata penyanyi Bekayak asal Lombok Timur, Ismi, di Selong, Minggu (14/1/2018).

Bekayak diiringi dengan tabuhan gendang, bunyi seruling dan alat musik lainnya. Penyanyi biasanya bernyanyi tanpa tarian. Namun biasanya ada penari khusus yang disiapkan untuk membuat suasana menjadi lebih meriah. Biasanya bekayak diadakan pada acara pernikahan dan perayaan-perayaan tertentu suku Sasak di Lombok.

Sayangnya jenis musik yang satu ini sudah jarang dilakukan. Hanya segelintir masyarakat suku Sasak yang masih melakukan tradisi ini. Sehingga perlu untuk dilestarikan dan diperkenalkan kepada anak muda atau generasi penerus. Sebab tradisi ini merupakan salah satu warisan yang harus dilestarikan agar tidak punah atau digerus oleh perkembangan zaman.

“Sekarang memang sudah jarang orang bekayak, kalaupun ada itu jumlahnya sedikit. Dari 10 pernikahan, hanya satu yang menggunakan tradisi bekayak. Jadi bisa dibilang kurang diminati atau tidak banyak yang tahu,” ujarnya.

Ia berharap tradisi bekayak tidak hanya dilakukan di desa, namun juga pada masyarakat yang ada di kota. Sebab tradisi ini sangat penting untuk menjaganya agar tetap lestari. Selain itu, generasi muda juga diharapkan bisa lebih familiar dengan budaya atau tradisi yang dimilikinya.

“Yang hadir di acara pernikahan kan banyak anak muda. Kami berharap dengan adanya bekayak di suatu acara bisa meningkatkan pengetahuan anak muda tentang tradisi yang satu ini,” harapnya. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

Sunday, 14 January 2018

Fedi Nuril, Ingin Mendaki Gunung Rinjani

Pemeran Fahri dalam Ayat-Ayat Cinta 2 Fedi Nuril dan artis pemeran Ayat-Ayat Cinta 2 saat menunjukkan Suara NTB pada Meet and Greet Film ini di CGV Sinema Transmart Mataram, Kamis (11/1/2018)
Lombok masih menjadi salah satu tujuan pencinta wisata ketinggian. Rinjani masih memiliki pesona yang bagus untuk memikat wisatawan. Tidak terkecuali bagi artis Fedi Nuril yang mengutarakan keinginannya ingin mendaki gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia ini. Pemeran Fahri dalam film Ayat-ayat Cinta ini sudah lama ingin berada di puncak Rinjani.

“Belakangan aku memang banyak dengar tentang wisata Lombok. Aku pernah datang dulu sekali tahun 2000an, dan sekarang aku datang lagi. Nanti aku juga akan datang lagi, tapi untuk mendaki Rinjani. Itu salah satu keinginan terbesar aku,” aku Fedi Nuril saat Meet and Greet Film Ayat-Ayat Cinta 2 di CGV Sinema Transmart Mataram, Kamis (11/1/2018).
Danau Segara Anak yang ada di Gunung Rinjani menjadi salah satu daya tarik dari para pendaki. Termasuk, artis pemeran Ayat-Ayat Cinta 2 yang ingin mendaki Gunung Rinjani
Fedi Nuril mengatakan bahwa itu merupakan keinginannya sejak lama. Namun belum sempat terwujud karena padatnya aktivitas di Jakarta. Jika ada kesempatan, ia akan mengajak rekannya untuk mendaki Gunung Rinjani. Menurutnya, Rinjani adalah salah satu gunung yang wajib didaki bagi pencinta ketinggian.

“Rinjani itu kata orang indah. Dan aku lihat di foto-foto orang juga memang indah. Tidak saja di puncak, tapi pemandangan selama mendaki juga terlihat indah. Aku sangat ingin mendaki Rinjani,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa Rinjani memang menjadi salah satu gunung yang banyak diimpikan oleh para pendaki. Keindahan alamnya membuat wisatawan atau pendaki merasa terpanggil untuk menaklukkan gunung berapi ini. Wajar jika Fedi Nuril juga memiliki keinginan yang sama.

Rinjani memang tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang indah, namun juga memberikan kesan yang mendalam bagi setiap pendaki. Apalagi Danau Segara Anak yang ada di kawah Rinjani yang membuat setiap pendaki selalu terpanggil untuk kembali berkunjung. Tidak heran jika banyak artis yang memasukkan Rinjani sebagai salah satu daftar destinasinya saat berkunjung ke NTB dan Lombok pada khususnya.

Meski demikian, ia juga mengutarakan keinginannya untuk berkunjung ke destinasi lain di Lombok. Menurutnya pariwisata di Lombok sudah maju dan wisatawan bisa menikmati suasana di Lombok yang terkenal dengan keindahan alamnya. “Lombok bagus banget, lain kali memang harus jalan-jalan,” harapnya. (Linggauni/Suara NTB)


Share:

Bawa Potasium, Warga Korea Selatan Diamankan Polisi di Lombok Tengah

Potasium (dokumentasi : Bukalapak.com)
Seorang warga negara Korea Selatan, Jungchun Kuk (62) diamankan anggota Polres Lombok Tengah (Loteng), Rabu (10/1). Pria yang bertempat tinggal di Denpasar ini diamankan setelah kedapatan membawa satu drum potasium. Belum diketahui peruntukan potasium tersebut.

Informasi yang diperoleh Suara NTB, Jumat (12/1/2018), pelaku diamankan di Dusun Nangkanya Desa Prabu Kecamatan Pujut. Awalnya, polisi mendapat informasi kalau ada warga negara asing yang aktivitasnya cukup mencurigakan. Polisi kemudian bergerak begitu mendapat informasi tersebut.

Sekitar pukul 13.00 wita, polisi mendapati pelaku sedang menaikkan potasium tersebut ke dalam mobil yang dibawanya. Saat ditanya aparat, pelaku mengaku hendak mengantar potasium tersebut rencananya ke rumah Hurni, di Dusun Bangkang desa setempat. Karena curiga atas apa yang dibawanya, polisi kemudian mengamankan pelaku ke Mapolres Loteng.

Pjs. Kasubag Humas Polres Loteng Aipa Taufik, seizin Kapolres Loteng, AKBP Kholilur Rochman, S.H.SIK.M.H., menjelaskan, fokus penyelidikan pihaknya terkait peruntukan potasium tersebut. Termasuk aktivitas yang dilakukan warga negara asing bersangkutan. 

Pihaknya curiga warga negara asing ini melakukan aktivitas terlarang di wilayah hukum Polres Loteng, mengingat, penggunaan potasium tidak sembarang. Penggunaan potasium dilakukan hanya untuk kegiatan-kegiatan tertentu saja.

Terkait dokumen kependudukan, pelaku merupakan pemegang paspor M72280638 dengan masa berlaku sampai Oktober tahun 2023 mendatang. Sedangkan untuk Kartu Izin Tinggal Sementara (Kitas) masih berlaku sampai Bulan Mei tahun 2018 mendatang. “Sementara kasusnya masih kita kembangkan,”  tegasnya. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Thursday, 11 January 2018

Air Terjun Tiu Pupus Lombok Utara yang Membangkitkan Semangat Hidup Anda

Air Terjun Tiu Pupus di Kabupaten Lombok Utara.

Air Terjun Tiu Pupus merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Destinasi ini menyajikan kesegaran bagi pengunjung yang datang. Ini menjadi salah satu pilihan destinasi wisata di KLU selain kawasan tiga gili. 

Air Terjun Tiu Pupus berada di Dusun Kerurak Desa Genggelang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Air terjun ini selalu ramai dikunjungi wisatawan. Baik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan dari luar negeri. Air terjun ini juga beberapa kali dijadikan sebagai lokasi pengambilan gambar bagi pasangan sebelum menikah. 

"Air terjunnya bagus. Tinggal kita promosikan saja. Biar banyak yang tahu tentang Air Terjun Tiu Pupus. Karena selama ini wisatawan hanya tahu Air Terjun Sendang Gila," kata warga Desa Genggelang Ahmad.

Air Terjun Tiu Pupus memiliki ketinggian sekitar 50 meter dengan kedalaman kolam 4 meter dan luas 100 meter persegi.  Nama Tiu Pupas berarti Tiu yang artinya genangan air dalam jumlah besar dan Pupus yang artinya sebuah akar yang tumbuh dari sebuah batang pohon yang biasanya hidup di tebing - tebing sungai dan juga hidup di daerah - daerah pegunungan yang memiliki suhu dingin.

Sayangnya di destinasi ini belum ada fasilitas dasar. Sehingga wisatawan tidak dapat menikmatinya dalam waktu yang lama. Hal ini yang harus menjadi perhatian Pemda, sebab fasilitas pendukung merupakan hal yang penting bagi wisatawan. Ini menjadi penentu kenyamanan wisatawan yang datang.

Destinasi ini berjarak sekitar 3,5 km dari jalan raya Ledang Bagian atau 5 km dari Gondang.  Jika dari Kota Mataram berjarak sekitar 70 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan baik roda dua atau empat.  Kondisi jalan menuju lokasi air terjun ini dari Gondang sudah cukup bagus dan mudah ditemukan karena ada petunjuk arahnya. Untuk menuju ke sana sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi atau sewa karena belum tersedia angkutan umum.  Rute perjalanan yang dapat ditempuh ke air terjun ini adalah Mataram-Pemenang-Tanjung-Gondang-Ledang Bagian-Kerurak.

Sesampainya di lokasi parkir yang terletak dekat Bendungan, perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki sekitar 15 menit  menyusuri jalan setapak melewati bendungan, perkampungan dan hutan lindung hingga tiba di lokasi air terjun berada. Wisatawan dapat menikmati kesegaran air terjun ini. Wisatawan juga bisa menghabiskan waktu dengan mandi atau melakukan swafoto. 
“Wisatawan sudah lumayan yang datang. Sebagai warga desa, kami ingin memberikan yang terbaik kepada wisatawan yang datang,” ujarnya.

Ia menyarankan agar wisatawan yang ingin berkunjung hendaknya bersama pemandu wisata. Sehingga bisa dengan lebih leluasa menjelaskan tentang Air Terjun Tiu Pupus dan berbagai kisah yang dipercaya oleh masyarakat setempat. (Linggauni/Suara NTB)

Share:

Tuesday, 9 January 2018

Gemulai Tari Lenggo Bima yang Memikat

 
Penampilan Penari Lenggo Bima yang gemulai
Tari Lenggo merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Bima. Tarian ini kerapkali dipertontonkan pada berbagai acara di Bima. Tarian ini menjadi salah satu budaya luhur di Bima yang masih lestari hingga saat ini. 

Tarian ini dibagi menjadi dua jenis tarian. Pertama, Tari Lenggo Melayu  yang dimainkan oleh penari pria. Kedua, Tari Lenggo Mbojo dimainkan oleh penari wanita. Tarian Lenggo awalnya merupakan tarian klasik yang muncul serta berkembang di lingkungan istana Kerajaan Bima, dan hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu saja.

"Biasanya kalau ada acara setingkat Kabupaten itu pakai Tari Lenggo. Ini juga bertujuan untuk dipertontonkan agar masyarakat bisa tahu bahwa mereka memiliki budaya yang harus dilestarikan hingga dimasa mendatang," kata penari asal Bima Nadya, di Mataram, Senin (8/1/2018).

Nadya mengatakan bahwa tarian ini pada zaman dahulu diciptakan khusus untuk upacara adat. Namanya Hanta Ua Pua yang diselenggarakan di Bima. Tari Lenggo Melayu ini dibawakan oleh para penari pria, sehingga masyarakat Bima menyebutnya Tari Penggunaan Mone. Sedangkan penari putri  dinamakan  Tari Lenggo Siwe.

Gerakan dalam Tari Lenggo Siwe ini merupakan hasil kreasi dan pengembangan dari Tari Lenggo Melayu. Tari Lenggo ini kemudian sering ditampilkan dalam acara adat Hanta Ua Pua, yaitu upacara peringatan masuknya agama Islam di Bima pada zaman dahulu. 

"Jumlahnya biasa genap. Karena biar sesuai dengan gerakan-gerakannya. Harapan saya di masa mendatang di setiap sekolah di Bima ada pelajaran menari. Berupa tarian nusantara. Jadi budaya kita ini bisa tetap lestari," harapnya. 

Tari Lenggo biasanya dimainkan oleh empat sampai enam orang penari. Dalam pertunjukannya, konsep tarian ini cenderung lebih mengarah pada tarian penyambutan. Dimana penari menari mengiringi kedatangan tamu atau para Penghulu Melayu saat acara adat Hanta Ua Pua. Gerakan Tari Lenggo didominasi dengan gerakan-gerakan pelan dan lemah gemulai mengikuti iringan musik pengiringnya.

"Kalau sejarahnya kurang lebih seperti itu. Karena penari juga biasanya diberitahukan tentang sejarah tariannya. Agar bisa lebih menjiwai tarian yang dibawakan," ujarnya. 

Tari Lenggo diiringi oleh musik tradisional dari Bima. Alat musik pengiring tersebut biasanya terdiri dari gendang na'e (gendang besar) kemudian Silu (serunai) dan gong.  Musiknya biasa berirama lembut dan pelan sesuai dengan gerakan tarian para penari. (Linggauni/Suara NTB)
Share:

Pendaki Siap-Siap Kecewa, Rinjani Ditutup Hingga 31 Maret 2018

Senaru, pintu masuk mendaki ke Gunung Rinjani ditutup hingga 31 Maret 2018
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tidak ingin kecolongan dengan jatuhnya korban saat pendakian ke Gunung Rinjani. Mulai  1 Januari – 31 Maret 2018, Balai TNGR menutup Gunung Rinjani untuk pendakian. Dalam menutup ini, Balai TNGR menggandeng Bhabinkamtibmas dan Koramil di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur.

‘’Antisipasi lain pada pengunjung yang mencoba mendaki yaitu dengan pemasangan plang dan spanduk di pintu pendakian,'' tegas Kepala Balai TNGR, Agus Budi Santosa di Mataram, Senin (8/1/2018).

Menurutnya, penjagaan di jalur pendakian mulai dilakukan tanggal 1 Januari - 31 Maret 2018. Kegiatan ini melibatkan pegawai fungsional pengendali ekosistem hutan, Polhut dan tenaga honorer dengan sistem piket terbagi ke dalam 2 shift. Shift 1 sebanyak 7 orang dan shift 2 sebanyak 8 orang.
Pendaki di Gunung Rinjani yang menggunakan jalur khusus sepeda
Penjagaan dilakukan di sepanjang jalur pendakian Senaru Lombok Utara. Ia menyebutkan ada beberapa pengunjung yang datang dan dijelaskan bahwa jalur pendakian telah ditutup sejak tanggal  1 Januari - 31 Maret 2018. ‘’Penutupan dilakukan, karena kondisi cuaca (kurang bagus) dan demi keselamatan pendaki serta pemulihan ekosistem hutan,’’ terangnya.

Berdasarkan data Balai TNGR, jumlah wisatawan mancanegara yang mendaki di Rinjani pada 2017 lalu sebanyak 39.659 orang. Sedangkan wisatawan nusantara sebanyak 43.120 orang. Pada 2016, jumlah wisatawan mancanegara yang mendaki ke Rinjani sebanyak 30.847 orang. Dan wisatawan nusantara sebanyak 62.171 orang.

Jumlah Pendapatan Negara Bukan  Pajak (PNBP) yang diperoleh pada 2017 sebesar Rp 10,5 miliar lebih. Sedangkan pada 2016, jumlah PNBP yang diperoleh sebesar Rp 5 miliar lebih.  Selama 2017, terjadi sebanyak 55 kecelakaan pengunjung. Antara lain, 38 kali terjadi di jalur Sembalun dan 17 kali di jalur Senaru. Dari jumlah kecelakaan itu, sebanyak tiga orang meninggal dunia. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
Share:

Monday, 8 January 2018

Merasakan Sensasi Terasi Dusun Jor di Lidah Manja Anda

Fauziah, salah satu pengusaha terasi di Dusun Jor Desa Jor Kecamatan Jerowaru Lombok Timur sedang menjemur terasi yang sudah dicetak seperti batu bata sebelum dijual pada konsumen

DALAM membuat sambal, bahan yang paling penting selain cabai adalah terasi, karena dapat meningkatkan cita rasa sambal yang dibuat. Sejak dulu, Dusun Jor, Desa Jor Kecamatan Jerowaru Lombok Timur terkenal sebagai salah satu daerah pembuat terasi yang banyak dipasarkan di sekitar Lombok.

Fauziah, salah satu pengusaha terasi di dusun ini mengaku sudah belasan tahun menekuni usaha pembuatan terasi ini. Apalagi membuat terasi sudah dilakukan secara turun temurun. Terasi yang dibuat tetap memperhatikan aspek kesehatan, tanpa melakukan pencampuran atau menggunakan zat berbahaya pada produk terasi yang dibuatnya.

Baginya dan pembuat terasi lain yang ada di desanya lebih mengutamakan kepercayaan konsumen daripada mencari keuntungan, tapi membahayakan konsumen yang mengkonsumsinya.

“Bahan pembuatan terasi di sini hanya udang rebon, garam sama air saja untuk membuat adonannya. Proses pembuatannya juga masih tradisional yaitu dengan ditumbuk tanpa menggunakan peralatan modern,” terangnya pada Ekbis NTB belum lama ini.

Dalam mendapatkan bahan baku, Fauziah membeli di sekitar desanya, karena berdekatan dengan laut ataupun dari Tanjung Luar. “Harga udang per kilogram itu Rp 25 ribu, jadinya 1 timbang harganya Rp 2,5 juta,” kata Fauziah.

Dalam sehari, ia bisa memproduksi sampai 500 buah terasi berbagai macam ukuran tergantung permintaan pembeli. “Saya biasanya membuat 3 ukuran, yaitu ukuran kecil, sedang, dan besar, tetapi yang paling banyak ukuran kecil karena itu yang paling lancar pasarannya,” terangnya.

Menurutnya, 1 kg bahan baku rebon bisa menghasilkan 1,5 kg terasi yang kemudian dicetak sesuai ukurannya. “Membuatnya seperti membuat batu bata itu, setelah dicetak baru kemudian dijemur sampai kering,” jelas Fauziah.

Proses pembalikan saat penjemuran harus sering dilakukan agar keringnya merata sampai dalam. “Penjemuran membutuhkan waktu sampai 1-2 hari jika kondisi cuaca sedang bagus, kalau musim hujan seperti sekarang bisa membutuhkan waktu yang cukup lama,” ceritanya.

Ia menambahkan di pasaran banyak pembeli yang salah persepsi jika terasi yang asli adalah terasi yang memiliki warna merah, padahal bukan. “Terasi asli itu yang warnanya coklat karena memang seperti itu warna udangnya setelah ditumbuk, kalau yang warnanya merah itu diberi pewarna makanan,” terang Fauziah.

Meski demikian, pembeli lebih menyukai terasi yang diberi pewarna karena lebih menarik. Namun, pihaknya tidak mau menggunakan zat pewarna untuk menjaga kepercayaan konsumen.

Untuk harga, terasi ini dibanderol dengan harga yang terjangkau yaitu hanya Rp 10 ribu saja, di mana konsumen akan mendapatkan 4 buah terasi berukuran kecil atau 3 buah terasi ukuran sedang atau 1 buah terasi ukuran besar. “Terasi ini bisa bertahan sampai 5-6 bulan,” imbuhnya.

Fauziah mengatakan pasaran terasi buatannya banyak dipasarkan di pasar-pasar tradisional di Lombok. “Tetapi sekarang zamannya sudah canggih, jadi banyak yang ambil di sini untuk dijual lewat online dan dipasarkan ke seluruh Indonesia seperti Jakarta, Kalimantan dan lainnya,” klaimnya. (Uul/Ekbis NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive