Senaru, pintu masuk mendaki ke Gunung Rinjani ditutup hingga 31 Maret 2018 |
Balai Taman
Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tidak ingin kecolongan dengan jatuhnya korban saat pendakian ke Gunung Rinjani. Mulai 1 Januari – 31 Maret 2018, Balai TNGR menutup Gunung Rinjani untuk pendakian. Dalam menutup ini, Balai TNGR
menggandeng Bhabinkamtibmas
dan Koramil di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur.
‘’Antisipasi
lain pada pengunjung yang mencoba mendaki yaitu dengan pemasangan plang dan
spanduk di pintu pendakian,'' tegas Kepala Balai TNGR, Agus Budi
Santosa di Mataram, Senin (8/1/2018).
Menurutnya, penjagaan di jalur
pendakian mulai dilakukan tanggal 1 Januari - 31 Maret 2018. Kegiatan ini
melibatkan pegawai fungsional pengendali ekosistem hutan, Polhut dan tenaga
honorer dengan sistem piket terbagi ke dalam 2 shift. Shift 1 sebanyak 7 orang
dan shift 2 sebanyak 8 orang.
Pendaki di Gunung Rinjani yang menggunakan jalur khusus sepeda |
Penjagaan dilakukan
di sepanjang
jalur pendakian Senaru Lombok Utara. Ia menyebutkan ada beberapa pengunjung
yang datang dan dijelaskan bahwa jalur pendakian telah ditutup sejak tanggal 1 Januari - 31 Maret 2018. ‘’Penutupan dilakukan, karena
kondisi cuaca (kurang bagus)
dan demi keselamatan pendaki serta
pemulihan ekosistem hutan,’’ terangnya.
Berdasarkan data
Balai TNGR, jumlah wisatawan mancanegara yang mendaki di Rinjani pada 2017 lalu
sebanyak 39.659 orang. Sedangkan wisatawan nusantara sebanyak 43.120 orang. Pada 2016, jumlah wisatawan
mancanegara yang mendaki ke Rinjani sebanyak
30.847 orang. Dan wisatawan nusantara sebanyak 62.171 orang.
Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh pada 2017 sebesar Rp 10,5 miliar lebih. Sedangkan pada 2016, jumlah PNBP yang diperoleh sebesar Rp 5 miliar lebih. Selama 2017, terjadi sebanyak 55 kecelakaan pengunjung. Antara lain, 38 kali terjadi di jalur Sembalun dan 17 kali di jalur Senaru. Dari jumlah kecelakaan itu, sebanyak tiga orang meninggal dunia. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment