Be Your Inspiration

Wednesday, 27 February 2019

Sekotong Jadi Lokasi Shooting Project Putri Indonesia 2019

Proses pengambilan gambar Putri Indonesia 2019 di lokasi wisata Buwun Mas Hill beberapa waktu lalu diharapkan mampu mempromosikan potensi yang dimiliki.
Wilayah Sekotong Lombok Barat (Lobar) menjadi lokasi shooting project Putri Indonesia 2019. Dipilihnya kawasan wisata ini jadi lokasi shooting tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga setempat dan Pemda Lobar.  Sebab dengan tampil di TV nasional, maka potensi wisata di kawasan selatan Lobar ini akan semakin dikenal luas baik di level nasional hingga mancanegara.  

Beberapa hari lalu, Puteri Indonesia 2018 Sonia Fergina Citra, Puteri Pariwisata 2018 Wilda Octaviana Situngkir dan Puteri Lingkungan 2018 Vania Fitryanti Herlambang melakukan shooting video untuk Pagelaran Puteri Indonesia 2019 di beberapa tempat wisata di wilayah Sekotong. Pengambilan gambar dilakukan stasiun tv nasional selama tiga hari (13-15 Februari).

Perpaduan alam dengan hamparan padang savana, pemandangan bukit, lembah, dan laut yang indah dan unik menjadikan Bukit Buwun Mas menjadi lokasi pertama pengambilan gambar. Di sini, Wilda berperan sebagai penari gandrung. Lengkap dengan pakaian khasnya, Wilda ditemani beberapa penari dengan iringan musik gamelan dan gendang beleq khas Lombok kemudian berpose layaknya penari gandrung profesional. Sementara itu Puteri Lingkungan 2018 Vania, menggunakan pakaian tenun Lombok berpose di hamparan padang savana. 

Proses shooting hari ke dua dilanjutkan di kawasan Hotel Wyndham Sundancer, Pantai Elak-Elak dan kawasan Kedaro. Di Pantai Elak-Elak, Puteri Indonesia 2018 Sonia menyusuri tepi pantai dengan menunggang kuda. Terlihat Sonia dengan santai menikmati suasana pagi Pantai Elak-Elak.Pemilihan Puteri Indonesia 2019 sendiri akan digelar di Pulau Lombok dan Sumbawa pada Maret mendatang. Tahun ini, ajang tahunan Puteri Indonesia mengusung tema “Colorful West Nusa Tenggara” atau kekayaan alam dan budaya NTB.

 Bukit Buwun Mas yang terletak di Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong merupakan desa terluas di Lobar ini memiliki potensi yang luar biasa untuk pengembangan pariwisata.“Wisata alamnya dengan perbukitan yang indah, wisata bahari dengan lautnya, hiu martilnya, Pantai Nambung. Desa Buwun Mas juga memiliki goa bawah laut yang bisa dikunjungi bagi tamu-tamu mancanegara yang suka berpetualang,”  jelas Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Ispan Junaidi.

Ispan menambahkan, pariwisata Lobar memerlukan koneksi dan dukungan dari semua pihak. Baik dari masyarakat bawah hingga public figure. “Seperti Puteri Indonesia yang follower-nya banyak sampai ribuan follower untuk mempromosikan wisata di Lombok Barat, khususnya yang ada di wilayah Sekotong,” katanya.  

Senada dengan Ispan, Puteri Pariwisata 2018 Wilda Octaviana Situngkir juga mengingatkan agar para generasi muda gemar dan aktif mempromosikan daerahnya. Salah satu caranya adalah dengan menggali dan mencari tahu potensi-potensi yang masih tersembunyi, kemudian mengunduh di media sosial miliknya. “Ini sebagai kebanggaan buat kita sebagai masyarakat, bangsa kita memiliki banyak tempat indah yang ternyata seperti permata yang tersembunyi. Mungkin banyak teman-teman yang masih belum tau tempat ini, bahwa Buwun Mas Hill begitu indah,”  ungkapnya kagum.

Sementara itu H. Abdul Majid selaku penggiat pariwisata dan salah satu bagian dari yang memviralkan Bukit Buwun Mas di media sosial ini sangat mengapresiasi Bukit Buwun Mas yang menjadi lokasi shooting project Puteri Indonesia 2019. Baginya, hal tersebut dapat membatu mempromosikan pariwisata Sekotong yang merupakan cita-citanya untuk menjadikan “Sekotong Mendunia”. (Heru/Lombok Barat)
Share:

Nyale Melimpah, Pemburu Nyale Puas

Masyarakat yang menangkap nyale, meski hari sudah terang. Biasanya, kalau matahari sudah terbit, nyale sudah menghilang.

Puncak perayaan Festival Pesona Bau Nyale tahun 2019 telah berlangsung Senin (25/2/2019) pagi. Hal ini ditandai dengan turunnya ribuan masyarakat dari berbagai penjuru Lombok Tengah (Loteng) dan dari berbagai wilayah, bahkan wisatawan mancanegara di Pantai Seger Kuta untuk berburu Nyale (sejenis cacing laut). Para pemburu nyale tahun ini pun mengaku puas, karena nyale kali ini melimpah ruah.


“Tahun ini nyale sangat banyak. Jauh lebih banyak jika dibandingkan pada perayaan event Bau Nyale dua tahun belakangan,” aku Ahyar, salah seorang pengunjung Pantai Seger Kuta.

Kondisi nyale yang melimpah seperti ini memang sangat dinanti oleh masyarakat. Bukan hanya masyarakat lokal Loteng saja. Tetapi juga para wisatawan domestik maupun luar negeri. Apalagi banyak wisatawan yang sengaja datang hanya untuk ikut berpartisipasi berburu nyale. 

“Soal penanggalan waktu pelaksanaan Bau Nyale tahun ini juga jauh lebih presisi. Sehingga hasrat dan keingintahuan masyarakat akan nyale terbayar lunas,” sebutnya.
 
Nyale yang berhasil ditangkap
Masyarakat sendiri sudah mulai turun ke Pantai Seger sekitar pukul 03.00 Wita. Dengan perlengkapan seadaanya, masyarakat tumpah ruah memadati kawasan Pantai Seger. Hingga pukul 06.30 Wita, masyarakat mulai bergerak naik, karena nyale sudah mulai menghilang begitu hari mulai terang.


Sebelumnya pada Minggu (24/2) malam, pengunjung disuguhi berbagai hiburan oleh pemerintah selaku penyelenggara Festival Pesona Bau Nyale, hingga tengah malam. Mulai dari tari kolosal yang menceritakan tentang legenda Putri Mandalika yang diyakini sebagai simbol dari nyale hingga hiburan musik dari artis ibu kota Cakra Khan. Selain itu ada juga beberapa kesenian tradisional yang menemani para pengunjung hingga menjelang dini hari.

Event Bau Nyale menjadi event pembuka dari rangkaian Wonderful Indonesia untuk tahun ini. Di mana Bau Nyale sendiri telah ditetapkan sebagai salah satu dari top ten (sepuluh besar) event utama Wonderfull Indonesia yang diharapkan bisa menjadi salah satu event yang bisa menarik minat wisatawan, terutama wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung ke Indonesia dan Lombok pada khususnya.    

“Harapan kita semua, event Bau Nyale bisa semakin dikenal dunia. Dan, mampu menjadi salah satu event utama yang bisa menarik minat wisatawan untuk datang ke daerah ini,” ujar Wabup Loteng, H.L. Pathul Bahri, S.IP., seraya menambahkan, dari sisi pelaksaan pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan demi kesempurnaan pelaksanaan event Bau Nyale di masa-masa yang akan datang. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Friday, 22 February 2019

Menteri Pariwisata Arief Yahya Resmikan Poltekpar Negeri Lombok


 Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, menandantangani prasasti tanda diresmikannya kampus Poltekpar Lombok Desa Puyung Lombok Tengah, Kamis (21/2/2019).
Kampus Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok di Desa Puyung Lombok Tengah (Loteng), Kamis (21/2/2019) diresmikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Kampus Poltekpar Lombok ini merupakan kampus kelima se Indonesia dan merupakan kampus termegah di wilayah Indonesia Timur.

Dengan fasilitas mentereng tersebut, Menpar berharap Poltekpar Lombok bisa melahirkan tenaga ahli dan profesional di bidang pariwisata.  Sehingga bisa diserap dunia kerja. Baik pasar nasional maupun internasional. "Fasilitas Poltekpar Lombok sekarang sudah berstandar internasional.  Maka mutu lulusannya juga harus world class," sebutnya. 

Untuk bisa melahirkan lulusan yang berstandar internasional, Poltekpar Lombok harus melengkapi diri dengan kurikulum yang berstandar internasional. Termasuk tenaga pendidiknya juga. Jangan hanya fasilitasi saja yang berstandar internasional.

Berkaca dari pengalaman yang ada, hampir 100 persen lulusan perguruan tinggi pariwisata yang bernaung di bawah Kementerian Pariwisata terserap dunia kerja. Tapi hanya sedikit yang bisa diserap pasar internasional. Itulah yang harus dikejar sekarang, bagaimana supaya lulusan perguruan tinggi pariwisata bisa ikut bersaing memperebutkan pasar internasional.

"Untuk pasar internasional kita baru bisa mengisi sekitar 25 persen dari pasar yang ada. Ke depan itu harus bisa ditingkatkan," sebut Arief.

Hal senada juga disampaikan Gubernur NTB Dr.H.Zulkieflimansyah. Menurutnya Poltekpar Lombok punya semua potensi untuk menjadi perguruan tinggi pariwisata terbaik. Bukan hanya di kawasan regional, tapi juga nasional bahkan dunia.

Ke depan Poltekpar Lombok bisa menjadi bagian penting dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan di NTB. Dengan melahirkan sumber daya manusia (SDM)  yang andal, khususnya di bidang pariwisata. Karena keberhasilan pembangunan di suatu daerah tidak hanya diukur dari aspek ekonomi semata. Tetapi juga dari aspek pembangunan manusianya.  "Keberhasilan pembangunan itu tidak hanya diukur dari pembangunan ekonomi.  Tapi juga pembangunan SDM, " jelasnya.

Dengan bekal SDM yang andal dan berkualitas maka anak-anak NTB dan Loteng khusus bakal bisa bersaing memperebutkan pasar tenaga kerja di daerah ini, bahkan pasar global.

Direktur Poltekpar Lombok, Hamsu Hanafi, menambahkan, secara umum progress pembangunan Poltekpar Lombok baru mencapai 30 persen dari masterplan yang ada dan masih akan ada pembangunan fisik lainnya dalam beberapa tahun ke depan. Namun dengan capaian yang ada, aktivitas perkuliahan sudah bisa dilaksanakan di kampus Poltekpar Lombok yang baru.

“Untuk saat yang sudah terbangun ruang perkuliahan serta rektorat ditambah beberapa fasilitas pendukung lainnya. Ke depan masih akan ada beberapa pembangunan fasilitas lainnya,” pungkas Hamsu. (Munakir/Suara NTB)
Share:

Tuan Rumah MotoGP 2021, Semua Mata di Dunia Tertuju ke Lombok

Direktur Utama ITDC, Abdul M. Mansoer, didamping General Affair The Mandalika ITDC, I Gusti Lanang Bratasuta, memberikan keterangan terkait penyelenggaran MotoGP di kawasan The Mandalika, Kamis (21/2/2019).

Lombok ditargetkan menjadi tuan rumah MotoGP 2021 mendatang. Kepastian itu setelah pihak Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) meneken kontrak dengan Dorna sebagai penyelenggara MotoGP, 29 Januari 2019.


‘’29 Januari diteken. Kita dapat 2021. Sekarang tugas kita mewujudkan (sirkuit). Tahun ini kita mulai bangun sirkuitnya,’’ kata Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Kamis (21/2/2019).

Dijelaskan, sirkuit yang dibangun bukan sirkuit tertutup. Tetapi street circuit. Panjangnya 4,32 Km. Untuk pembangunan sirkuit ini akan dilakukan bekerjasama dengan investor asal Perancis, Vinci Construction Grands Project‘’Jadi kita akan mulai bangun badan jalan mulai September 2019. Tapi akhir 2020 harus sudah selesai (dibangun),’’ katanya.

Abdulbar menambahkan, ITDC tidak akan membuat stadion. Tempat duduk penonton akan dibuat temporer. Sirkuit yang dibangun mirip seperti Singapura dan Monako. Sirkuit MotoGP yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika itu diperkirakan akan mampu menampung 115.000 penonton.



Menurut Abdulbar, ada tiga keunggulan sehingga Lombok dipilih menjadi tuan rumah MotoGP 2021. Pertama, Mandalika merupakan kawasan pariwisata. Kedua, masalah lahan tempat dibangunnya sirkuit Mandalika sudah clear and clean. Kemudian ketiga, Lombok perlu recovery.
Agar recovery pariwista Lombok bisa lebih cepat, maka tidak bisa hanya mengandalkan pemulihan destinasi sebelumnya dan pemasarannya saja. Sehingga perlu ada event yang dapat menyedot perhatian wisatawan ke Lombok.


‘’Ini yang bisa mempercepat pemulihan Lombok. Karena hotel-hotel sampai sekarang belum mencapai titik seperti  sebelum gempa. Insya Allah 2021 lomba ini mulai digelar. Tentu akan mengangkat Lombok lagi,’’ ujarnya.

Dengan menjadi tuan rumah MotoGP, kata Abdulbar, maka wisatawan yang ada di Bali akan datang ke Lombok. Penerbangan dari Bali ke Lombok hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.  ‘’Karena hanya dengan 30 menit, mereka akan menambah lagi stay ke Mandalika,’’ terangnya.

Menjawab keraguan masyarakat mengenai pembangunan sirkuit Mandalika. Abdulbar mengatakan ITDC telah memberikan bukti. Sejak masuk menjadi Dirut ITDC pada 2016 lalu, Abdulbar mengatakan mulai 2017 sudah mulai dilakukan pembangunan fasilitas di KEK Mandalika berupa pembangunan masjid. Kemudian kawasan Pantai Kuta ditata. Sehingga menjadi lebih cantik dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

Selain itu, sebanyak 300 unit kios untuk UMKM dibangun di dalam KEK Mandalika. Serta pembangunan jalan sepanjang  11 Km. Kemudian, ITDC juga baru saja mendapatkan pembiayaan dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) sebesar Rp3,6 triliun. Sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak mempercepat pembangunan KEK Mandalika. ‘’Sirkuit akan dibangun Vinci. Kita siapkan semua perangkatnya, infrastrukturnya, jalan menuju daerah itu. Kita bangun dasarnya, nanti Vinci bangun atasnya,’’ katanya.

Abdulbar menyebutkan, investasi yang sudah masuk di KEK Mandalika sekitar Rp17 triliun. Investasi terbesar dari Vinci mencapai Rp13,5 triliun yang akan dilakukan secara bertahap selama 15 tahun. Kemudian investasi pembangunan tujuh hotel dan lapangan golf sekitar Rp3 triliun lebih. (Muhammad Nasir/Suara NTB)

Share:

Menteri Pariwisata Arief Yahya, Jawa, Bali dan Lombok Pulau Terindah di Dunia


Menteri Pariwisata Arief Yahya
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengunjungi Gili Air Kabupaten Lombok Utara dalam rangka Ground Breaking AMA-LURRA pada hari Kamis (21/02/2019).

Dalam sambutannya, Arief Yahya menjelaskan bahwa majalah Travel and Leisure menetapkan 15 pulau terindah di dunia, 3 diantaranya ada di Indonesia yaitu Pulau Jawa, Pulau Bali dan Pulau Lombok. Di kesempatan ini pula Menteri Pariwisata memutuskan bahwa Mandalika akan mengoperasikan sirkuit MotoGP untuk pertama kalinya di Indonesia.

"Nah ini, jadi membuat NTB Positioningnya semakin kuat. Positioning halal itu akan membuat pertumbuhan pariwisata di NTB itu tertinggi," tuturnya.
Dalam kunjungannya, Arief Yahya mengatakan bahwa ini adalah pembangunan resort pertama setelah gempa, sehingga bisa memberikan semangat untuk Lombok Bangkit dan berharap AMA-LURRA menjadi pilihan untuk wisatawan lokal dan mancanegara.

"Semoga ini menjadi semangat untuk membangun NTB pada umumnya, khususnya Gili Matra untuk wisatawan lokal maupun mancanegara pada kelas yang tinggi" tutupnya.

Bersamaan dengan itu, Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. Zulkieflimansyah, SE. M.Sc sangat bangga dan menyambut baik kedatangan Menteri Pariwisata untuk ke sekian kalinya. Sehingga membuktikan bahwa pemerintah sangat serius membantu NTB untuk bangkit.

"Kami yakin dengan keseriusan yang baik, yang tulus dari Pak Menteri, kita di lombok ini bukan hanya sekedar ungkapan tapi menjadi kenyataan dari kerja keras kita" tutupnya.

Acara ini kemudian ditutup dengan penanaman pohon dan penandatangan papan kayu oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat dan Menteri Pariwisata. (Humas Setda NTB)
Share:

Friday, 15 February 2019

Harga Tiket Garuda Indonesia dari dan ke Lombok Resmi Turun

General Manager Garuda Indonesia Branch Office Lombok, Supriyono
Maskapai milik pemerintah, Garuda Indonesia telah melakukan penyesuaian tarif. Harga tiket dari dan ke Lombok secara resmi turun. General Manajer Garuda Indonesia Branch Office Lombok, Supriyono menegaskan hal itu. “Sudah turun 20 persen, rute Jakarta, Sumbawa, Bima, sudah turun semua,” katanya, Kamis (14/2/2019).


Proses penyesuaian tarif terus dilakukan oleh kantor pusatnya. Mengingat, rute yang dilayani Garuda cukup banyak, baik domestik maupun internasional.  

Pada dasarnya, Garuda Indonesia Branch Office Lombok kata Supriyono, turut mengupayakan harga tiket yang kompetitif untuk mendongkrak lalu lalang orang dari dan ke NTB. Harapannya, dengan kebijakan ini tingkat keterisian pesawat juga akan lebih baik dari sebelumnya. Terutama bagi mereka yang melancong ke Lombok dan Sumbawa.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengimbau maskapai agar melakukan penyesuaian (penurunan) tarif tiket pesawat dilakukan pekan ini. Imbauan kepala negara ini disampaikan di tengah hadirnya banyak keluhan, tak hanya dari penumpang, tetapi juga kalangan industri perhotelan dan restoran.


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (13/2/2019) menyampaikan, bahwa pemerintah optimistis tarif tiket pesawat bisa turun. Beberapa kali berkomunikasi dengan sejumlah maskapai nasional, hanya saja, pemerintah tidak bisa memastikan tarif tiket pesawat akan benar-benar kembali turun sesuai harga semula pada akhir 2018 lalu. Maskapai di bawah bendera Garuda Indonesia Group, Garuda, Sriwijaya Air, Citilink dan Nam Air harga tiketnya diturunkan sampai 20 persen.

Pemerintah masih membuka ruang bagi maskapai untuk menaikkan tarif tiket pesawat dengan level yang rendah yakni hanya sekitar 10 persen - 20 persen dari rata-rata tarif tahun lalu. Jangan sampai harga tiket naik hingga kisaran 40 persen - 60 persen seperti yang selama ini dikeluhkan banyak pihak.


Sementara Ketua Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) Provinsi NTB, Awan Aswinabawa mengetakan, berdasarkan hasil pemantauannya di sistem, penurunan harga telah dilakukan oleh Garuda Indonesia, untuk beberapa rute di Indonesia. Ini menjadi awal yang baik menurutnya. Harapan para pengusaha ticketing, agar penurunan harga ini dapat konsisten.

“Nanti kita sama-sama hitung, apakah dampak penurunan 20 persen ini signifikan pengaruhnya,” kata Awan. Harapannya, ada kebijakan khusus dari pemerintah untuk daerah-daerah destinasi wisata agar dilonggarkan penurunan harga tiket pesawat lebih dari 20 persen. (bulkaini/Suara NTB)

Share:

Ritual Adat Bebubus Batu, Cara Masyarakat Sapit Lombok Timur Suburkan Tanaman

Prosesi ritual adat Bebubus Batu warga Desa Sapit Kecamatan Suela Lotim,
Masyarakat Desa Wisata Sapit, Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Rabu (13/2/2019) menggelar ritual adat Bebubus Batu. Ritual yang sudah turun temurun dalam bebubus atau mengobati tanaman agar tetap subur itu kini dikemas menarik dan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. 
alin dan tempelkan kode ini di situs Anda.


Tokoh Adat Desa Sapit, Sukiman, tradisi Bebubus Batu ini adalah sebuah ritual budaya yang setiap tahun digelar. Digelar pada musim tanam dan selalu pilihannya hari Rabu. Ritual dimaksudkan pula sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas nikmat hidup rukun, bergotong royong dan tetap dalam kebersamaan keluarga besar.

Sebagai sebuah kegiatan budaya yang berulang-ulang digelar semenjak nenek moyang warga Sapit, Sukiman pun mengaku tidak mengetahui asal mula lahirnya Bebubus Batu. Digelarnya kembali terus setiap tahun juga semata menghormati tradisi nenek moyang yang dinilai masih sangat positif.

Sesuai istilah bebubus dalam bahasa Sasak sama dengan mengobati. Adanya tambahan kata batu, ujarnya, karena lokasinya di Dusun Batu Pandang. Adapun bahan-bahan bebubus ini adalah dedaunan, bahan-bahan makanan lainnya. Dibubus langsung ke tanaman-tanaman yang sudah mulai tumbuh.

Ritual adat bebubus ini juga dirangkai dengan dzikir dan tahlilan. Tujuannya memohon kepada Allah SWT agar mengabulkan doa dan kegiatan yang dilakukan. Adanya perpaduan kegiatan zikir ini katanya menunjukkan nilai-nilai keislaman yang melekat di tengah masyarakat.
alin dan tempelkan kode ini di situs Anda.


Pihaknya memastikan dalam prosesi ritual, sama sekali tidak ada kegiatan membuang-buang makanan. Semua makanan yang dibawa menggunakan dulang keliling persawahan dikonsumsi langsung oleh warga setelah acara dzikir dan doa.

Panitia Pelaksana yang juga Kelompok Sadar Wisata Langgar Pusaka Sapitl,  M. Hijazi Noor ini menjelaskan, ritual adat Bebubus Batu adalah salah satu tradisi yang lama terpendam di suku bangsa Sasak warga Desa Sapit Kecamatan Suela. Tradisi budaya Bebubus Batu sudah dilakukan ribuan kali sudah sejak abad ke 7.

Adapun mulai digelar dalam kemasan Festival Bebubus Batu pertama diadakan tahun 2018. Sementara tahun 2019 ini adalah kali kedua Festival Bebubus 2019 digagas untuk memajukan seni dan budaya agar Desa Sapit lebih dikenal yang sebenarnya memiliki ragam budaya dan sejarah.

Selain itu, tujuan dari festival budaya adalah ikut dan menggali potensi produk produk UKM untuk dapat dipromosikan ke publik agar produk lebih dikenal ke masyarakat, yang pada akhirnya produk masyarakat dapat dikenal luas. Harapan panitia adanya festival ini menjadi wahana wisata, pendidikan, budaya dan penyemangat bagi warga masyarakat yang lain untuk lebih menghormati nilai-nilai yang luhur dan budaya. Termasuk  memelihara dan mengembangkan hasil cipta, rasa, karsa, karya yang berupa nilai nilai pengetahuan, norma, adat istiadat, seni dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat

Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas dan Sumber Daya Dinas Pariwisata Lotim, Ahyak Modin mengemukakan, kegiatan Bebubus Batu itu dipandangnya sebagai salah satu event budaya yang bernilai wisata. Terlepas dari instansi yang membidangi kebudayaan sekarang, namun event ini menjadi salah satu daya tarik yang  bisa memancing minat wisata berkunjung ke desa wisata Sapit. (Rusliadi/Lombok Timur)
alin dan tempelkan kode ini di situs Anda.
Share:

Wednesday, 13 February 2019

Event Desa Penujak Reborn, Upaya Melahirkan Gerabah Berkualitas Tinggi

Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, menuang air dari ceret saat Reborn Desa Penujak sebagai Desa Wisata Gerabah, Sabtu (9/2/2019). 

Di era tahun 1980-an hingga awal tahun 200-an, Desa Penujak Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah (Loteng) dikenal sebagai sentra penghasil gerabah berkualitas tinggi. Nama Desa Penujak pun dikenal tingkat nasional hingga mancanegara. Namun pasca peristiwa bom bali tahun 2002 silam, pamor gerabah Desa Penujak perlahan mulai meredup.

Seiring dengan semakin menurunnya permintaan gerabah berdampak pada tutupnya sejumlah art shop akibat merosotnya kunjungan wisatawan kala itu, terutama di Bali, yang merupakan pasar utama gerabah Desa Penujak. Sementara pasar lokal tak banyak membantu mempertahankan eksistensi gerabah Desa Penujak.  

Masyarakat yang dulunya membuat gerabah mulai beralih ke aktivitas lain dan usaha gerabah hanya jadi usaha sampingan. “Kalau dulu kita punya hampir seratusan art shop di Desa Penujak. Tapi sekarang tinggal hanya tiga art shop saja,” aku Kepala Desa Penujak L. Suharto pada acara Desa Penujak Reborn, Sabtu (9/2/2019). Hadir juga di acara ini Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc.

Kini Desa Penujak mencoba merintis kembali jalan menuju era kejayaannya sebagai penghasil gerabah berkualitas. Setelah sempat mati suri, Desa Penujak seperti ingin reborn(lahir kembali) dengan mendeklarasikan diri sebagai desa wisata gerabah.

“Kita berharap momen ini bisa menjadi momentum yang baik bagi era kebangkitan gerabah Desa Penujak,” ujar Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah.

Gubernur mengatakan, gerabah masih punya peluang untuk berkembang. Sebagai salah satu sektor pendukung pariwisata di daerah ini. Bahkan cara pembuatan gerabah itu sendiri bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang layak dijual. Dalam hal ini, ujarnya, produk gerabah tinggal dikemas dengan baik, sehingga bisa membuat wisatawan tertarik untuk datang dan berkunjung ke Desa Penujak.

“Event ini kita harapkan tidak hanya jadi seremoni belaka. Tetapi harus ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret untuk bisa mengembalikan kejayaan gerabah Desa Penujak,” ujarnya.

Untuk mewujudkan harapan tersebut, tentu butuh dukungan serta komitmen semua pihak. Mulai dari tataran pemerintah desa hingga pemerintah yang lebih atas. Dan, pemerintah provinsi bakal mendukung penuh upaya mengembalikan Desa Penujak sebagai sentra gerabah didaerah ini.

Di tempat yang sama Direktur Edukasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Pusat, Popi Safitri, mengaku Desa Penujak dengan gerabahnya sangat potensial untuk bisa berkembang. Letaknya yang strategis, karena sangat dekat dengan bandara salah satu nilai lebihnya. Tinggal bagaimana kemudian inovasi dan kreativitas dalam memproduksi gerabah bisa terus dipacu.

Dalam arti bentuk dan model gerabah yang dihasilkan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive