Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, menuang air dari ceret saat Reborn Desa Penujak sebagai Desa Wisata Gerabah, Sabtu (9/2/2019). |
Di era tahun 1980-an hingga
awal tahun 200-an, Desa Penujak Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah (Loteng)
dikenal sebagai sentra penghasil gerabah berkualitas tinggi. Nama Desa Penujak pun
dikenal tingkat nasional hingga mancanegara. Namun pasca peristiwa bom bali
tahun 2002 silam, pamor gerabah Desa Penujak perlahan mulai meredup.
Seiring dengan semakin menurunnya
permintaan gerabah berdampak pada tutupnya sejumlah art shop akibat merosotnya kunjungan wisatawan kala itu, terutama
di Bali, yang merupakan pasar utama gerabah Desa Penujak. Sementara pasar lokal
tak banyak membantu mempertahankan eksistensi gerabah Desa Penujak.
Masyarakat yang dulunya membuat
gerabah mulai beralih ke aktivitas lain dan usaha gerabah hanya jadi usaha
sampingan. “Kalau dulu kita punya hampir seratusan art shop di Desa Penujak. Tapi sekarang tinggal hanya tiga art shop saja,” aku Kepala Desa Penujak
L. Suharto pada acara Desa Penujak Reborn, Sabtu (9/2/2019). Hadir juga di acara ini Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc.
Kini Desa Penujak mencoba merintis
kembali jalan menuju era kejayaannya sebagai penghasil gerabah berkualitas.
Setelah sempat mati suri, Desa Penujak seperti ingin reborn(lahir
kembali) dengan mendeklarasikan diri sebagai desa wisata gerabah.
“Kita berharap momen ini bisa menjadi
momentum yang baik bagi era kebangkitan gerabah Desa Penujak,” ujar Gubernur
NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah.
Gubernur mengatakan, gerabah masih
punya peluang untuk berkembang. Sebagai salah satu sektor pendukung pariwisata
di daerah ini. Bahkan cara pembuatan gerabah itu sendiri bisa menjadi salah
satu destinasi wisata yang layak dijual. Dalam hal ini, ujarnya, produk gerabah
tinggal dikemas dengan baik, sehingga bisa membuat wisatawan tertarik untuk
datang dan berkunjung ke Desa Penujak.
“Event ini kita harapkan tidak hanya
jadi seremoni belaka. Tetapi harus ditindaklanjuti dengan langkah-langkah
konkret untuk bisa mengembalikan kejayaan gerabah Desa Penujak,” ujarnya.
Untuk mewujudkan harapan tersebut,
tentu butuh dukungan serta komitmen semua pihak. Mulai dari tataran pemerintah
desa hingga pemerintah yang lebih atas. Dan, pemerintah provinsi bakal
mendukung penuh upaya mengembalikan Desa Penujak sebagai sentra gerabah
didaerah ini.
Di tempat yang sama Direktur Edukasi
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Pusat, Popi Safitri, mengaku Desa Penujak dengan
gerabahnya sangat potensial untuk bisa berkembang. Letaknya yang strategis,
karena sangat dekat dengan bandara salah satu nilai lebihnya. Tinggal bagaimana
kemudian inovasi dan kreativitas dalam memproduksi gerabah bisa terus dipacu.
Dalam arti bentuk dan model gerabah
yang dihasilkan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
(Munakir/Lombok Tengah)
1 komentar:
Mari segera bergabung dengan kami.....
di IONPK.ORG.:)
pin BB : 58ab14f5 , di add ya...
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
Dijamin seru dan menghasilkaN IONPK.ORG
Post a Comment