Be Your Inspiration

Tuesday, 25 August 2020

Mau Lihat Peninggalan Islam Wetu Telu, Mari Datangi Masjid Raudatul Muslimin Dusun Telaga Lebur Kebon Sekotong

Penghulu dusun Telaga Lebur Kebon Sekotong Tengah menunjukkan naskah Khutbah Jumat yang ditulis pakai tangan di Masjid Raudhatul Muslimin, Minggu (23 Agustus 2020)
Masjid Raudatul Muslimin yang terletak di Dusun Telaga Lebur Kebon, Desa Sekotong Tengah merupakan salah satu masjid tertua di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat (Lobar). Konon masjid yang berdiri sejak penganut wetu telu (islam waku telu) ini memiliki sejarah.

Hal ini dibuktikan dengan benda-benda peninggalan yang masih disimpan rapi di masjid itu berupa bong (kendi) dan Al-Qur'an serta khutbah tulis tangan. Masjid itu kini dibangun oleh warga setempat. Namun masyarakat tetap mempertahankan dan menjaga benda-benda peninggalan di masjid tersebut. H. Abdul Hamid, penghulu dusun setempat saat acara peletakan batu pertama pembangunan masjid berukuran 17x20 m2 tersebut, Minggu (23 Agustus 2020), menunjukkan bukti benda-benda peninggalan tersebut.

Dia menceritakan sejarah masa lampau napak tilas penyebaran Islam Wetu Telu di daerah itu dengan gamblang. Mantan sekretaris desa ini menceritakan penggalan cerita yang diperoleh dari almarhum orang tuanya, sepuh dan ulama (tuan guru). Dulu, di daerah Sekotong (dulu mencakup Lembar), ada masjid bagi kaum (penganut) Islam waktu lima.

Lalu kedua, masjid di dusun Telaga Lebur ini di mana saat itu masyarakat menganut Islam wetu telu. Kaum yang datang beribadah ke masjid ini dari seluruh daerah Sekotong. Warga saat itu pun hanya datang beribadah dua kali setahun, yakni di saat hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.

Sedangkan ibadah lain tidak ada. Ibadah pun dilakukan hanya oleh orang disebut kiyai di zaman itu. Sedangkan di luar itu (warga biasa) tidak ikut shalat. Ia pun bertanya kepada kakeknya ketika itu, kenapa disebut wetu telu?.

 Menurut penjelasan kakeknya bernama Papuq Darsiah yang menjadi penghulu saat itu, bahwa ibadah shalat yang dilakukan hanya tiga waktu, yakni Subuh, Zuhur dan Isya. “Makanya disebut saat itu Islam tahun wetu telu (tiga waktu),” beber dia. Konon pada waktu itu, warga bernama Amak Beleq mengajak warga lain di daerah itu membangun masjid dengan ukuran 8x8 m2.

Setelah jadi masjid ini, dibawakanlah Al-Qur'an ditulis tangan dengan menaiki sampan dari pelabuhan Carik Desa Anyar, Kecamatan Bayan, KLU dan turun di Tanjung Batu (Sekotong). Al-Qur'an itu pun ditaruh di masjid wetu telu di dusun (dulu disebut pegubukan) Telaga Lebur tersebut. “Ini bukti fisik (Al-Qur'an) tulis tangan itu, sampai saat ini kami simpan bagus,” tutur dia sambil menunjukkan ke hadirin.

Seiring waktu masjid itu pun sudah mengalami tiga kali rehab dengan ukuran yang tetap. Namun mengingat kondisi saat ini, warga semakin bertambah maka dibangunlah masjid ini lebih lebar. Selain Al-Qur'an tulis tangan, ada juga peninggalan benda berupa bong (kendi). Orang tuanya sendiri tidak tahu kalau bong ini dibawa dari Bayan. Namun Ia mendapatkan cerita dari seorang ulama (tuan guru) sekitar tahun 1980 silam.

Di saat itu, bong ini memiliki keanehan karena di saat almarhum orang tuanya mengambil air di sungai menggunakan kuali untuk mengisi kendi itu. Justru disaat diisi air banyakpun tidak bisa penuh. “Sekali tumpah empat kuali, dari jam 12 siang sampai jam 5 sore diisi tapi tidak bisa penuh bong ini, itu cerita dari almarhum bapak dan paman saya,”ujar dia.

Selain cerita zaman dulu tentang bong yang dinilai ajaib, bong ini juga sampai saat ini tidak bisa lumutan. Tidak seperti kendi pada umumnya, jika ditaruh dan diisi air selama sekian bulan saja pasti berlumut. Selain bong, ada juga khutbah panjang bertulis tangan.

Khutbah ini terdiri dari khutbah Jumat dan hari raya haji. Ia dipesan oleh almarhum kakeknya, kalau khutbah ini tidak boleh dibaca sembarangan. Namun dibaca saat ada penyakit. “Saya pun kemarin baru membacanya, karena saat ini terjadi corona,” imbuh dia.

Selain itu kiyai sepuh di Sekotong ini juga menuturkan asal muasal warga Dusun Telaga Lebur pada umumnya. Banyak yang tidak mengetahui hal ini. Asal usul nenek moyang warga dusun itu dari Bayan- KLU. Konon ceritanya, dulu ada warga bernama Amaq Beleq (warga Bayan), pergi ke daerah Sekotong. Lalu Amaq Beleq ini yang beranak pinak sehingga warga pun semakin banyak tinggal di daerah itu.

 Bukti keberadaan amaq Beleq ini pun dibuktikan dengan adanya makam di pemakaman umum setempat. Ukuran makamnya tak seperti warga pada umumnya, karena ukurannya yang cukup luas. “Karena itu disebut amaq Beleq (besar red),” terang dia. Lalu dari sisi budaya dan bahasa, warga dusun Telaga Lebur ini sama dengan Bayan.

Uniknya, warga setempat menyebut utara disebut selatan sedangkan selatan disebut utara. “Ini aneh, dan ini satu-satunya di Lombok, bahasa ini lah dibawa dari Bayan,” jelas dia. (Heruzzubaidi/Lombok Barat)
Share:

Wednesday, 1 July 2020

Saat Pandemi Corona, Desa Wisata Danger Masbagik Lombok Timur Diserbu Wisatawan Lokal


 
Sejumlah wisatawan berkunjung ke objek di desa wisata. Para pengelola desa wisata menyambuut baik dibukanya kembali destinasi-destinasi wisata oleh Pemda Lotim di tengah pandemi Covid-19, Minggu (28/6/2020).
Saat ini desa wisata menjadi salah satu penopang perekonomian dan sumber Pendapatan Asli Desa (PADes). Apalagi di Kabupaten Lombok Timur (Lotim)  terdapat puluhan desa wisata. Sehingga tak heran ketika diizinkannya masyarakat berwisata di tengah pandemi Covid-19, menjadi angin segar bagi para desa yang memiliki tempat wisata dan siap menyambut kedatangan wisatawan.

Seperti yang  terlihat di Desa Danger, Kecamatan Masbagik yang merupakan salah satu desa yang memiliki tempat wisata buatan di Kabupaten Lotim. Jumlah kunjungan wisatawan lokal ke Danger Village Waterpark (DC Waterpark) sejak tanggal 20 Juni mulai membludak setelah vakum hampir empat bulan akibat Covid-19.

"Alhamudulillah, kita dari desa sangat menyambut baik dan betul-betul mengapresiasi kebijakan Pemda Lotim yang sudah memberikan izin untuk dibuka lagi tempat wisata atau rekreasi bagi masyarakat,"terang Kades Danger, Kaspul Hadi, Minggu (28/6/2020).

Diakuinya bahwa, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan bagi pengunjung dan petugas. Misalnya bagi pengunjung diharuskan memakai masker dan sebelum memasuki areal DV Waterpark diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan suhu tubuh oleh petugas serta menyediakan tempat cuci tangan. "Intinya kita terapkan apa yang disarankan dalam protokol kesehatan Covid-19. Bila ada yang tidak mengindahkan, tidak diizinkan masuk,"ungkapnya.

Termasuk untuk waktu kunjungan dilakukan pembatasan yaitu setiap harinya hingga pukul 16:30 Wita serta menguras air kolam yang terdapat di dalamnya untuk menjamin kesehatan dari pengunjung.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lotim, Dr. M. Mugni mengatakan, pembukaan seluruh destinasi wisata di Kabupaten Lotim atas koordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB. Pembukaan destinasi inipun sudah ada standar khusus, seperti penerapan wajib masker bagi objek-objek wisata yang memiliki tiket masuk. Bahkan di tempat-tempat wisata, diharuskan untuk tetap cuci tangan dengan menggunakan produk lokal. Upaya ini dilakukan supaya pengrajin-pengrajin gerabah mendapat azas manfaatnya. (Yoni Ariadi/Suara NTB Lombok Timur)
Share:

Pembukaan Objek Wisata di Tengah Pandemi Harus Terapkan Protokol Standar Covid-19

Wagub NTB Dr.Hj. Sitti Rohmi Djalilah bersama Bupati Lombok Timur H. M. Sukiman Azmy dan jajaran Forkopimda saat berada di Sembalun Lombok Timur meninjau kesiapan pembukaan objek wisata ke Gunung Rinjani, Sabtu (27/6/2020)

Corona virus disease (Covid-19) telah menyebabkan pariwisata di NTB mati suri. Selama hampir 3 bulan, (pertengahan Maret, April, Mei hingga awal Juni 2020)  objek wisata di NTB, termasuk desa wisata ditutup untuk wisatawan. Hal ini berpengaruh besar terhadap pengembangan pariwisata di NTB. Akibatnya, pelaku wisatawan hanya menunggu kapan wabah Covid-19 ini berakhir.

NTB memiliki banyak objek wisata menarik dan menjadi favorit wisatawan dunia. Namun, objek-objek wisata ini masih belum dibuka, karena aktivitas masyaraat dunia masih belum normal. Di sejumlah negara, termasuk Indonesia, jumlah pasien positif Corona terus meningkat setiap harinya. Akibatnya, mobilitas masyarakat masih belum kembali normal.

Meski penambahan pasien positif Corona terus bertambah, pemerintah pusat, termasuk Pemprov NTB mulai mencoba menerapkan new normal (kenormalan baru) di berbagai bidang dan sektor. Termasuk sektor pariwisata. Objek-objek wisata yang sebelumnya ditutup mulai dibenahi atau dipersiapkan untuk menerima wisatawan. Pembenahan lebih difokuskan pada penerapan protokol standar Covid-19, seperti penggunaan masker, penyediaan air bersih atau hand sanitizer, menjaga jarak antara satu sama lain. jika ini sudah siap, maka daerah-daerah sudah bisa membuka kembali objek wisatanya.

Bahkan, Pemprov NTB di bawah komando, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc., dan Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., menginginkan agar objek-objek wisata di NTB mulai bangkit kembali. Untuk itu, persiapan atau pembenahan di objek wisata harus dilakukan. Bahkan, untuk memastikan kesiapan objek wisata menerima kembali wisatawan, Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd., bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tanggal 13 Juni 2020 mengunjungi Gili Trawangan. Hal ini untuk melihat kesiapan pelaku wisata dan objek wisata di tiga Gili apakah siap menghadapi kenormalan baru di bidang pariwisata.  

Bahkan, Sabtu (27/6/2020), Wagub kembali melakukan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi SOP Rinjani Menuju New Normal di Kantor Resort Sembalun Balai TNGR, Desa Sembalun Lombok Timur, Sabtu (27/6/2020). Pada kesempatan ini, wagub menyebut  tantangan yang dihadapi adalah bagaimana masyarakat sekitar secara disiplin mematuhi protokol Covid-19 dengan tetap menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak bila beraktivitas di luar rumah sampai vaksin virus Covid-19 ini ditemukan.

Wagub Hj. Sitti Rohmi Djalilah melakukan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi SOP Rinjani Menuju New Normal di Kantor Resort Sembalun Balai TNGR, Desa Sembalun Lombok Timur, Sabtu (27/6/2020).
Wagub berharap agar di balik pandemi ini semua pihak dapat mengambil hikmahnya. Karena pandemi ini sejatinya juga memberikan waktu pada kita untuk berbenah, memperbaiki kekurangan selama ini sehingga ke depan dapat lebih baik lagi.

"Ini kesempatan kita untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke depan dan tidak hanya menjadi tempat wisata, akan tapi ini akan menjadi pusat edukasi, pusat pemberdayaan masyarakat, sehingga keberadaan Rinjani ini bisa terasa manfaatnya bagi NTB dan Indonesia," lanjutnya.

Wagub menilai adanya saran bahwa pendakian Rinjani agar dilakukan melalui satu pintu terlebih dahulu serta pentingnya dibangun fasilitas jalur khusus untuk kuda atau sepeda untuk memudahkan para porter membawa barang hingga pos empat, hal itu perlu didiskusikan dengan serius untuk kebaikan bersama.

 “Apabila ingin maju maka semua pihak harus duduk bersama, sehingga seluruh pihak mendapatkan manfaatnya dan semua dapat memberikan kontribusi terbaiknya bagi kemajuan Rinjani ke depan,” terangnya.

Wagub juga mengingatkan terkait pengelolaan sampah. Penekanannya pada pintu pintu masuk jalur pendakian Rinjani sangat diperlukan.  "Ini harus betul-betul kelihatan progresnya dan kuncinya di pintu masuk. Ini harus betul-betul kita perhatikan. Rinjani ini tumpuan hidup kita dan sumber air kita. Jadi antara pariwisata dan kelestarian ini satu dan harus betul betul kita jaga," ujarnya.

Adanya pandemi ini menumbulkan satu tuntutan yakni penerapan protokol Covid-19. Ada banyak hal positif yang dapat didorong untuk kebaikan pariwisata itu sendiri. Pemprov NTB ,  kata  Wagub telah mengusung konsep bersih, sehat dan aman. Di mana, seluruh destinasi wisata yang ada di NTB harus menerapkannya termasuk Rinjani.  "Semoga tanggal 7 Juli besok, pada saat dibuka, sudah bisa siap dari hulu ke hilir, dari orang naik hingga pulang itu betul-betul diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan dengan dibukanya Sembalun ini memberikan semangat bagi kita,"  pesannya.

Sementara saat telekonferensi  bersama pengurus ASITA NTB, Rabu (24/6/2020) lalu, Wakil Gubernur menegaskan, sebelum dibuka kembali, objek wisata harus dibenahi lagi. Pembenahan tersebut dilakukan agar objek wisata tidak menjadi sumber penularan Covid-19 ini. "Untuk objek wisata, kita harus benar-benar memilih, jangan sampai kita gegabah membuka objek wisata, jangan sampai ada klaster objek wisata," jelas Ummi Rohmi – sapaan akrabnya.

Salah satu contoh adalah tiga gili yang telah dipersiapkan sebelum dibuka kembali seperti memperketat pintu masuk, melibatkan semua unsur. Dari petugas keamanan hingga petugas kesehatan, untuk memastikan keamanan dan kesehatan wisatawan. Ia berharap masyarakat dapat dengan cepat memahami pentingnya protokol kesehatan agar seluruh aktivitas dapat kembali berjalan dengan lancar. (Marham)
Share:

Wednesday, 10 June 2020

Kota Mataram - NTB, Masuk Lima Besar Insiden Covid-19 Tertinggi Nasional.

Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah memberikan keterangan mengenai penanganan Covid-19 di Pendopo Wagub NTB, Rabu (10/6/2020)
Berdasarkan data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat rakor virtual bersama Presiden Ir. H. Joko Widodo dan para gubernur se-Indonesia, Rabu (10/06/2020), Kota Mataram- NTB masuk 5 besar nasional sebagai daerah dengan risiko tinggi dalam  insiden atau kasus penyebaran Covid 19. Jumlah kasus Covid-19 per 100.000 penduduk berdasarkan kabupaten kota menempatkan top 5 kabupaten kota dengan insiden kasus tertinggi nasional sebagai berikut:

1. Jakarta Pusat (149.2 per 100.000 jumlah penduduk)
2. Kota Jayapura (108 per 100.000 jumlah penduduk)
3. Kota Surabaya (107.6 per 100.000 jumlah penduduk)
4. Kota Banjarmasin (94.5 per 100.000 jumlah penduduk)
5. Kota Mataram (20,10 per 100.000 jumlah penduduk).

Sedangkan pada tingkat Provinsi NTB, Mataram berada pada peringkat pertama sebagai kota yang paling banyak terkonfirmasi positif Covid-19. Rilis data dari tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 tingkap provinsi sampai pada 9 Juni 2020 menyebutkan bahwa jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 333 orang, sembuh 176 orang. Sedangkan yang masih positif sebanyak 142 orang. Sementara yang meninggal 18 orang. 

Presiden RI, Ir. Joko widodo  menyampaikan atensi khusus terhadap kabupaten/kota yang memiliki peningkatan kasus Covid-19. Apalagi daerah-daerah dengan kasus kematian yang terus bertambah. Perhatian dan peringatan harus diperkuat guna meningkatkan kewaspadaan serta mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan.

"Setiap hari harus diberi peringatan kepada daerah-daerah dengan kasus covid-19 atau kematian meningkat. Sehingga semua daerah memiliki kewaspadaan yang sama dalam upaya penanganan di lapangan," tegas Presiden Jokowi saat memimpin rakor percepatan penanganan Covid-19 melalui video conference bersama gubernur se-Indonesia.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah meminta kepada masyarakat NTB agar tetap mengikuti protokol kesehatan guna mencegah dan menurunkan kasus Covid-19, terutama bagi warga Kota Mataram. Karena itu, pemerintah provinsi akan melakukan koordinasi yang intensif kepada Pemerintah Kota Mataram untuk mensosialisasikan protokol kesehatan yang masif kepada masyarakat.

"Kita akan langsung turun ke lapangan terutama di tempat-tempat keramaian, semua protokol kesehatan akan kita perkuat kembali seperti jaga jarak, pakai masker dan lain-lain," ungkapnya usai mengikuti rapat bersama presiden di ruang kerjanya.

Ummi Rohmi panggilan akrab Wagub NTB tersebut, meminta bantuan kepada pihak TNI, Polri, Pol PP untuk meningkatkan jumlah personel di setiap pos-pos penjagaan sekaligus mengedukasi masyarakat betapa pentingnya protokol kesehatan. Juga mengimbau masyarakat tetap pakai masker, jaga jarak serta protokol Covid-19 lainnya.  Sinergitas antara semua pihak juga menjadi faktor penting untuk mempercepat penanganan  penyebaran Covid-19 di NTB terutama di Kota Mataram.

"Untuk itu, setelah Kota Mataram masuk dalam 10 besar dengan kasus tertinggi di nasional.  Diharapkan kewaspadaan kita terhada Covid-19 ini semakin tinggi. Sehingga sosialiasi untuk mengedukasi masyarakat harus terus digencarkan," tegas Ummi Rohmi. (Diskominfotikntb)
Share:

Hadapi Corona, Gubernur NTB Ingatkan OPD Harus Punya Rencana Jitu

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah saat melakukan pembinaan ASN di Dinas Pariwisata NTB, Rabu (10/6/2020)
Gubernur NTB Dr. .H..Zulkieflimansyah, M. Sc., mengajak  jajarannya untuk bisa menyusun perencanaan yang jitu dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam mengantisipasi dan menghadapi dampak buruk pandemi Covid-19. Kreativitas yang dimaksud Gubernur adalah terobosan yang bisa dilakukan untuk dapat segera memulihkan situasi. Termasuk upaya menggerakan sosial ekonomi masyarakat ditengah pandemi Covid 19 dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan.

"Hampir semua sektor tergerus dampak Covid 19. Termasuk sektor pariwisata yang menjadi andalan utama NTB selama ini", ujar Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul itu saat melakukan pembinaan ASN di Kantor Dinas Pariwisata NTB, dilanjutkan ke Dinas Perhubungan NTB, Selasa (10/6/2020)

Menurut Gubernur, sejak wabah Corona Virus melanda NTB, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak. Hampir semua industri yang bergerak dan berhubungan dengan pariwisata lumpuh. Padahal sektor pariwisata ini menjadi penyumbang pendapatan yang cukup besar daerah dan masyarakat kita, tutur Dr. Zul didampingi Asisten II Setda NTB, Asisten III Setda NTB, Kepala BKD, Karo Organisasi Setda Provinsi NTB

Menghadapi kondisi seperti saat ini apalagi dalam mempersiapkan diri memasuki New Normal, kata Doktor Zul, perlu strategi dan perencanaan yang baik. Juga ide-ide baru atau kreativitas dalam berwisata. Misalnya di era pandemi Covid 19 ini, mulai banyak dilirik bisnis wisata virtual. Di mana para wisatawan tetap dapat menikmati pesona wisata kita. Sambil kita terus melakukan edukasi dan sosialisasi penerapan protokol keselamatan secara masif, hingga kita mampu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 secara tuntas.

“Bidang-bidang, baik itu pemasaran maupun promosi harus punya cara, apa yang perlu kita hidangkan untuk publik. Apakah wisatawan Singapura atau Malaysia setelah New Normal mau ke NTB, ini harus mulai dipikirkan termasuk SOP-nya, ” kata mantan anggota DPR ini.

Hal serupa disampaikan Doktor Zul di hadapan ASN  Dinas Perhubungan Provinsi NTB. Ia mengapresiasi kinerja Dishub yang dipimpin L. Bayu Windya tersebut. Karena dinilai cepat tanggap serta mampu mengendalikan dan melakukan evaluasi terhadap arus pergerakan orang pada seluruh pintu keluar masuk NTB sehingga penanganan Covid 19 dapat dilakukan lebih cepat.

Sejak awal pandemi, kata Gubernur transportasi darat, laut dan udara cepat dibatasi. Langkah ini cukup efektif membatasi pergerakan masyarakat antar daerah dalam dan luar provinsi. Pelabuhan ditutup untuk masyarakat umum. Begitupun jalur darat antar kabupaten di dua pulau besar Sumbawa-Lombok. Menerapkan protokol ketat, termasuk jalur udara.

Gubernur juga menyebut bahwa biaya rapid test untuk masyarakat yang ingin bepergian, termasuk antar pulau Lombok dan Sumbawa memang mahal. Tetapi hal tersebut diakuinya semata-mata demi keselamatan dan perlindungan kepada masyarakat. Sekaligus upaya pemerintah daerah untuk memutus mata rantai Covid-19. 

"Rapid test ini cara kita meminimalisir penyebaran virus, mengurangi pergerakan agar orang tidak bebas bepergian," terang Gubernur. Namun setelah dilakukan evaluasi secara cermat, kini rapid test untuk kepentingan transportasi di dalam daerah, khususnya antar Pulau Lombok dan Sumbawa, tidak diberlakukan lagi. Tetapi dengan tetap mengutamakan protokol Covid 19 melalui sreening dan pengawasan secara ketat. (diskominfotikntb)
Share:

Wednesday, 3 June 2020

Kuatkan Sosialisasi dan Edukasi Covid-19, Bakohumas NTB Rapatkan Barisan

Rapat Bakohumas NTB untuk menguatkan sosialisasi dan edukasi Covid-19 di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Selasa, 2 Juni 2020. (dokumentasi Humas NTB)
Kelancaran arus informasi dalam masa pandemi Covid-19 sangat mungkin dilakukan jika tidak ada lagi kesenjangan informasi antarinstansi pemerintah dan lembaga. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan koordinasi dan kerja sama serta perlu dikembangkan dan diberdayakan tugas dan fungsinya untuk menjalankan peran  koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi antarunit kerja bidang hubungan masyarakat pemerintahan.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTB menginisiasi rapat Badan Koordinasi Humas (Bakohumas) dengan seluruh tenaga operator/admin perangkat daerah dan instansi vertikal bertempat di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Selasa, 2 Juni 2020.

Rapat kali ini merintis sekaligus bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan koordinasi penanganan pencegahan penyebaran Covid-19 di Provinsi NTB dengan publikasi informasi dan konten melalui media daring, media luring dan berbagai lini penyebaran informasi lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, H. Drs. Lalu Gita Ariadi, M.Si menyambut baik kegiatan ini. Ia sangat mendukung jika seluruh Humas, OPD dan Forkopimda bekerja sama dan sejalan dalam memberikan informasi kepada masyarakat untuk mengatasi Covid-19 kali ini.

"Mudah-mudahan kita Bakohumas bisa membuat SOP-SOP tata kehidupan terkait new normal dan menampilkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dibuat dalam satu video yang menarik," jelas mantan Kabag Humas dan Protokol pada Biro Umum Setda NTB ini.

Dalam dunia pers, sebuah informasi apabila disampaikan secara sistematis dan terus menerus akan dianggap sebagai kebenaran. Maka Bakohumas harus terus berkonsolidasi agar secara sistematis dan masif dalam menghadapi masalah Covid-19 ini.

"Kita akan bertempur dengan Covid-19 hingga vaksin ditemukan. Namanya bertempur tentu ada batas kekuatan, jika kita kalah dengan pertempuran maka ekonomi melemah dan akan berdampak pada lainnya," tambahnya.

Lalu Gita kemudian mengingatkan untuk selalu menjaga kesehatan, menjaga diri, menjaga keluarga serta lingkungan masing-masing. "Semoga Allah memberikan perlindungan dan pertolongan bagi kita semua. Sehingga cahaya di ujung terowongan segera kita saksikan bersama," tutupnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB, Najamuddin Amy, S. Sos, MM. Menurut pria yang akrab disapa Bang Najam tersebut, sangat penting bagi seluruh elemen pemerintah untuk menyamakan persepsi sehingga penyampaian informasi dan publikasi dapat berjalan searah.

"Tidak ada satu kekuatan pun di kita ini, yang tanpa kolaborasi, tanpa kerjasama, tanpa sinergi itu bisa kita laksanakan dengan sebaik-baiknya, siapapun dia, lembaga apapun dia," ucapnya.

Oleh karena itu, Bang Najam mengajak agar semua OPD dan elemen pemerintah bergerak dan saling merangkul satu sama lain dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Program unggulan dan ikhtiar pemerintah pun diminta agar mampu disajikan dengan konten menarik dan juga kreatif.

"Kita bertemu supaya kita memiliki visi dan misi yang sama, kita memiliki persepsi yang sama, bagaimana supaya masyarakat ini bisa diedukasi, bisa dipublikasikan konten dan produksi terbaik kita," ungkap Bang Najam.

Sementara itu Kapenrem 162/WB Mayor Inf Dahlan, S.Sos mengatakan, setiap informasi yang tidak menguntungkan pemerintah harus diberikan penyeimbangan informasi untuk melawan isu yang berkembang. Pola ini bisa dilakukan secara kolektif dan kolaboratif dengan Humas yang ada di masing masing lembaga dan OPD.

Kasi Penkum dan Humas Kejati NTB Dedi Irawan,SH, MH mengatakan sinergitas semua pihak memang menjadi kunci utama untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. "Saya mengajak kita semua untuk memviralkan hal-hal yang baik terkait penanganan Covid ini," ajaknya. (Humas NTB)
Share:

Tuesday, 2 June 2020

Hj. Niken Saptarini Widyawati Serahkan Masker Khusus Anak di Puskesmas Cakranegara


Ketua TP PKK NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menyerahkan masker khusus anak di Puskesmas Cakranegara, Selasa (2/6/2020). 
Jumlah pasien anak yang dinyatakan positif Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup tinggi. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, transmisi lokal menyebabkan sekitar 87 anak sudah positif Covid-19 di daerah ini.

Kasus anak positif Covid-19 di NTB cukup besar secara nasional. Bahkan tertinggi kedua di Indonesia, setelah Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Ikhtiar dalam rangka mengedukasi warga terus dilakukan Pemerintah Provinsi NTB demi mengantisipasi dan mengurangi angka penderita Covid-19 di NTB, khususnya kasus yang diderita anak - anak.
Kegiatan pembagian masker pada anak di Pasar Kebon Roek dan Puskesmas Cakranegara dikawal Satpol PP NTB.

Setelah membagi-bagikan masker di pasar Kebon Roek Selasa (2/6/2020) pagi,  Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah bersama DP3AP2KB Provinsi NTB selanjutnya menyerahkan bantuan masker khusus untuk anak-anak di Puskesmas Cakranegara, Kota Mataram.

Hj. Niken dalam sambutan singkatnya mengingatkan bahwa anak-anak adalah kelompok rentan terkena Covid-19, namun kerap terlupakan dalam mengantisipasinya. Karena itulah ia mengajak orang tua dan semua pihak untuk melindungi anak-anak dari Covid-19 dengan memberinya masker saat aktivitas di luar rumah.

"Anak-anak adalah amanah. Dan anak-anak kita di NTB saat ini butuh perhatian lebih. Karena mereka termasuk yang rentan, namun kita lupa" ujar Bunda Niken sapaan akrabnya.

Ia menuturkan, isaat mengunjungi pasar Kebon Roek, Selasa (2/6) pagi,  semua orang dewasa sudah menggunakan masker, namun tidak dengan anak - anak. "Mudah-mudahan kita bisa sadar dan mulai melindungi anak-anak kita dengan masker" lanjutnya.
Ketua TP PKK NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah memakaikan masker pada beberapa anak
Pada kesempatan tersebut Hj. Niken juga berharap dengan adanya gerakan masker untuk anak dapat menyadarkan kalangan dewasa untuk segera memberikan perlindungan masker kepada anak-anak.

"Jumlah anak - anak di NTB ada sekitar 1,8 juta, dan dengan adanya gerakan ini, kita harus bisa sadar dan memberikan perlindungan yang sudah merupakan hak mereka." jelas Hj. Niken.

Ia mengatakan, jika sekolah sudah mulai berjalan nantinya, sebaiknya semua anak-anak sudah harus menggunakan masker di lingkungan sekolah untuk memproteksi mereka dari potensi tertular Covid-19.

Di akhir sambutannya, Hj. Niken berharap agar Puskesmas dapat meningkatkan perannya dalam memberikan edukasi pentingnya menggunakan masker bagi anak dan masyarakat.

" Peran Puskesmas sangat penting sebagai sarana masyarakat mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan. Alhamdulillah Puskesmas sudah memberikan hal itu kepada masyarakat, dan hari ini kami memulai gerakan masker untuk anak" tuturnya.

"Kami titipkan masker untuk anak dan untuk relawan yang nantinya akan membagikan kepada anak-anak di luar, agar anak-anak di pelosok juga bisa mendapatkan masker gratis ini untuk anak. Terima kasih kepada semua pihak. Insya Allah NTB bisa menjaga amanah anak ini dengan baik,"tutupnya

Kegiatan diakhiri dengan pemasangan masker secara simbolis. (Humas NTB)
Share:

Monday, 13 April 2020

Pemprov NTB akan Pesan 100 Ribu Masker untuk Masyarakat

Pembuatan masker di salah satu IKM di NTB.

PEMPROV NTB terus mendorong pelaku UMKM atau IKM yang ada di daerah ini untuk membuat masker dan Alat Pelindung Diri (APD) yang nantinya dibagi ke masyarakat dan tenaga medis. Pemprov NTB telah bekerjasama dengan sekitar 100 IKM untuk membuat APD dan masker dengan standar yang telah ditentukan.

“Kami sudah arahkan pelaku-pelaku UKM itu semuanya hampir ratusan dan terus bermunculan. Kita dorong koordinasi dengan Dinas Koperasi untuk kesanggupannya. Dia mampu skala rumah tangga, silakan setor aja ke Dinas Koperasi, ada yang konveksi skala besar monggo jalan,” kata Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Hj. Nuryanti, ME., pekan kemarin.

Dinas Perindustrian dan Dinas Koperasi dan UKM memang membagi tugas dalam menggerakkan UMKM/IKM untuk membuat masker ini. Dinas Perindustrian melakukan pendampingan untuk peningkatan kualitas produk, “Kami arahkan untuk bagaimana proses produksinya agar higienis, bagimana model masker yang standar dan bagaimana proses sterilisasi pasca-produksi,” terangnya.

Ia mengatakan, pihaknya tetap melakukan komunikasi dengan pelaku UMKM/IKM melalui media sosial dan website Dinas Perindustrian dalam hal proses pembuatan masker. Namun jika terkait dengan volume produksi yang bisa dituntaskan, pelaku UMKM bisa langsung  komunikasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM.

Saat ini, Pemprov NTB sedang membagi-bagikan masker kepada masyarakat sebanyak 100 ribu per bulan selama tiga bulan. Semua masker itu dibeli oleh Pemprov melalui tangan-tangan terampil UMKM di NTB. Pengadaan masker memang menjadi salah satu program yang dijalankan oleh pemda, di samping untuk mencegah penyebaran virus Corona juga untuk menghidupkan UMKM yang sedang mengalami keterpurukan karena pandemi. 

Ia mengatakan, standar produk yang dibeli oleh pemerintah memang cukup ketat. Namun pelaku UMKM/IKM terus mengasah kreasi dan belajar untuk meningkatkan produk agar aman digunakan oleh masyarakat di masa pandemi ini. ”Standar kain itu dua atau tiga lapis,” katanya.

Berdasarkan kewilayahan, pelaku IKM di Lombok lebih banyak yang mengambil momentum ini untuk membuat masker. Meski demikian, pelaku IKM di Pulau Sumbawa juga sudah memulainya, terutama di Bima dan Dompu. Di Pulau Sumbawa, ada persoalan bahan baku yang terbatas, sehingga diharapkan ada koordinasi antara pelaku IKM di sana untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. 

“Kita juga harapkan aparat kepolisian dan Dinas Perdagangan agar bahan baku masker seperti kain dan karet di pasaran tidak naik. Kita ini sedang dalam kondisi darurat, tolonglah hukum ekonominya disingkirkan dulu dalam mencari keuntungan. Kita harus bantu. Orang yang buat masker ini juga untuk disumbang,” katanya. 

Menurutya, dengan pelibatan IKM dalam produksi masker dan aneka APD ini akan memberdayakan ekonomi mereka. Hal ini secara tidak langsung menjadi bagian dari program Jaringan Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang dicetuskan oleh Pemprov NTB.  “JPS Gemilang itu prioritas utamanya adalah pemberdayaan ekonomi, karena IKM itu bagian dari yang tertangani juga. Artinya  lebih dari 105 ribu KK yang disasar jadinya” terangnya. (Azma/Faris/Ekbis NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive