Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari dan Danau Segara Anak. Akibat penutupan pendakian ke Rinjani akibat Gunung Baru Jari meletus, guide dan porter menganggur. (Dokumentasi Sahmat Darmi) |
Ditutupnya akses wisata menuju puncak RInjani oleh
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mendapat kritik dari Wakil Bupati Kabupaten
Lombok Utara (KLU) Sarifudin, SH. Pasalnya, penutupan akses itu tidak hanya
memberi dampak menganggurnya ratusan porter dan guide di kawasan wisata Senaru,
tetapi tidak adanya koordinasi TNGR dengan Pemda KLU.
"Seyogyanya, mereka (TNGR) berkoordinasi dengan
Pemda KLU. Karena akses ini ditutup, maka masyarakat kita yang menerima
dampaknya," cetus wabup di ruang kerjanya, Selasa (4/10/2016).
Wabup menilai, dalam pengelolaan kawasan wisata
Rinjani sepenuhnya merupakan kewenangan TNGR. Namun demikian, keputusan yang
diambil TNGR seharusnya disertai dengan pemberian solusi bagi ratusan, bahkan
ribuan warga KLU yang bergantung dari aktivitas wisata Rinjani itu.
Menurut dia, banyak hal yang harusnya
dikomunikasikan dengan Pemda. Misalnya, menyangkut penanganan sampah yang masih
dikeluhkan wisatawan, serta minimnya sarana dan prasarana pendukung. Di KLU, khususnya
di Kecamatan Bayan, pihaknya telah berupaya maksimal dalam menata kebersihan di
pintu masuk. Namun demikian, minimnya partisipasi TNGR dan Pemprov NTB dalam
membantu Pemda KLU menyebabkan penanganan sampah belum optimal.
Menyikapi permintaan warga yang melakukan aksi demo
ke TNGR untuk membuka akses ke Rinjani beberapa waktu lalu, Wabup menilai
aspirasi tersebut tak bisa dianggap sepele. Pasalnya masyarakat setempat
diperkirakan dalam kondisi kesulitan ekonomi. karena sudah beberapa hari tak
memperoleh manfaat.
Para porter dan guide di Gunung Rinjani. Saat Gunung Baru Jari meletus dan pendakian ditutup TNGR, mereka menganggur. (Dokumentasi Sahmat Darmi) |
Terpisah, Kepala Seksi Wilayah I TNGR, Seno
Pramudita kepada wartawan mengatakan, pihaknya belum bisa memenuhi tuntutan
warga dikarenakan Status Rinjani menurut BMKG berada pada level II Waspada. Dalam
hal ini, pertimbangan keselamatan warga yang lebih diutamakan. “Kita masih
mengacu kepada status yang ditetapkan BMKG, terkait aksi demo kemarin itu, kita
meminta agar pelaku pariwisata bersurat ke Kepala Balai. Namun hingga saat ini
belum juga dikirim. Pada prinsipnya kami akan membuka jalur pendakian Senaru
namun kalau situasinya sudah normal," ungkap Seno.
Sementara itu, kalangan Porter dan Guide di Desa
Senaru, Kecamatan Bayan KLU kembali menyuarakan dibukanya akses ke Rinjani
pascaaksi demo pada hari Minggu lalu. Warga bahkan mengancam, akan menggelar
aksi lebih besar jika akses masih juga ditutup.
Kepala Desa Senaru, Isa Rahman, membenarkan ancaman warga. Desakan warga
tidak lepas dari kondisi terkini versi warga, jika guide dan porter melihat
kondisinya tidak berbahaya lagi. "Menurut warga, kondisi terkini Gunung
Rinjani tidak membahayakan. Itu dari hasil pantauan mereka yang sering ke sana.
Kalau ini tetap tidak dibuka saya khawatir mereka akan menggelar aksi lagi,”
kata Isa. (Johari KLU)
0 komentar:
Post a Comment