Be Your Inspiration

Thursday, 6 October 2016

Dampak Penutupan Rinjani, Porter dan Guide Nganggur

Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari dan Danau Segara Anak. Akibat penutupan pendakian ke Rinjani akibat Gunung Baru Jari meletus, guide dan porter menganggur. (Dokumentasi Sahmat Darmi)
Ditutupnya akses wisata menuju puncak RInjani oleh Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mendapat kritik dari Wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) Sarifudin, SH. Pasalnya, penutupan akses itu tidak hanya memberi dampak menganggurnya ratusan porter dan guide di kawasan wisata Senaru, tetapi tidak adanya koordinasi TNGR dengan Pemda KLU.
"Seyogyanya, mereka (TNGR) berkoordinasi dengan Pemda KLU. Karena akses ini ditutup, maka masyarakat kita yang menerima dampaknya," cetus wabup di ruang kerjanya, Selasa (4/10/2016).
Wabup menilai, dalam pengelolaan kawasan wisata Rinjani sepenuhnya merupakan kewenangan TNGR. Namun demikian, keputusan yang diambil TNGR seharusnya disertai dengan pemberian solusi bagi ratusan, bahkan ribuan warga KLU yang bergantung dari aktivitas wisata Rinjani itu.
Menurut dia, banyak hal yang harusnya dikomunikasikan dengan Pemda. Misalnya, menyangkut penanganan sampah yang masih dikeluhkan wisatawan, serta minimnya sarana dan prasarana pendukung. Di KLU, khususnya di Kecamatan Bayan, pihaknya telah berupaya maksimal dalam menata kebersihan di pintu masuk. Namun demikian, minimnya partisipasi TNGR dan Pemprov NTB dalam membantu Pemda KLU menyebabkan penanganan sampah belum optimal.
Menyikapi permintaan warga yang melakukan aksi demo ke TNGR untuk membuka akses ke Rinjani beberapa waktu lalu, Wabup menilai aspirasi tersebut tak bisa dianggap sepele. Pasalnya masyarakat setempat diperkirakan dalam kondisi kesulitan ekonomi. karena sudah beberapa hari tak memperoleh manfaat.
Para porter dan guide di Gunung Rinjani. Saat Gunung Baru Jari meletus dan pendakian ditutup TNGR, mereka menganggur. (Dokumentasi Sahmat Darmi)

Terpisah, Kepala Seksi Wilayah I TNGR, Seno Pramudita kepada wartawan mengatakan, pihaknya belum bisa memenuhi tuntutan warga dikarenakan Status Rinjani menurut BMKG berada pada level II Waspada. Dalam hal ini, pertimbangan keselamatan warga yang lebih diutamakan. “Kita masih mengacu kepada status yang ditetapkan BMKG, terkait aksi demo kemarin itu, kita meminta agar pelaku pariwisata bersurat ke Kepala Balai. Namun hingga saat ini belum juga dikirim. Pada prinsipnya kami akan membuka jalur pendakian Senaru namun kalau situasinya sudah normal," ungkap Seno.
Sementara itu, kalangan Porter dan Guide di Desa Senaru, Kecamatan Bayan KLU kembali menyuarakan dibukanya akses ke Rinjani pascaaksi demo pada hari Minggu lalu. Warga bahkan mengancam, akan menggelar aksi lebih besar jika akses masih juga ditutup.
Kepala Desa Senaru, Isa Rahman, membenarkan ancaman warga. Desakan warga tidak lepas dari kondisi terkini versi warga, jika guide dan porter melihat kondisinya tidak berbahaya lagi. "Menurut warga, kondisi terkini Gunung Rinjani tidak membahayakan. Itu dari hasil pantauan mereka yang sering ke sana. Kalau ini tetap tidak dibuka saya khawatir mereka akan menggelar aksi lagi,” kata Isa. (Johari KLU)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive