Gasing Lombok yang menembus harga Rp 800 ribu |
PERMAINAN tradisional yang sudah ada sejak zaman
dahulu merupakan salah satu warisan yang tetap lestari. Salah satunya adalah
permainan gasing tradisional yang tetap diminati banyak orang. Gasing zaman dulu
terbuat dari kayu dan berukuran kecil, tetapi kemudian mengalami modifikasi
menjadi bentuk yang lebih besar dan lebih kuat.
Menurut Saminah, pembuat gasing tradisional di Dusun Kumbang, Desa Bangket Daya, Masbagik,
Lombok Timur, permainan gasing biasanya ada 2 bentuk. “Ada gasing yang
digunakan untuk bertanding saja dengan melihat lamanya gasing berputar dan yang
digunakan untuk mengadu,” katanya saat ditemui Ekbis NTB, Rabu (8/3/2017). Tidak heran bentuk dan model gasing yang dibuatnya berbeda
tergantung dari tujuan penggunaan.
“Yang beda itu hanya di otaknya saja. Kalau yang diadu
lebih kecil otaknya,” terang Saminah sambil memperlihatkan perbedaan gasing.
Gasing tradisional ini terbuat dari besi dan kayu asem
yang lebih kuat dari kayu lainnya. “Beli kayunya sampai Sumbawa, soalnya di sini sudah jarang. Jadi saat
belinya, sudah dipotong sesuai ukuran yang diinginkan, satu potong kayu jadi
satu gasing,” katanya. Pembuatan gasing dilakukan dengan menggunakan cetakan
sesuai ukuran yang diinginkan.
Ada beberapa ukuran gasing yang dibuat di bengkel
kerjanya. “Ukurannya di sini mulai dari 10 – 23 cm,tetapi yang paling laku ukuran 18
– 23 cm,” terangnya.
Ia menjelaskan, ukuran gasing ada yang
sampai 28 cm. Namun, jarang dibuat. ‘’Yang paling besar itu ukuran 25 cm,” tukasnya.
Permainan gasing sendiri menggunakan tali yang
berukuran agak besar untuk memainkannya. “Gasingnya ini bisa berputar lama.
Makanya ada lomba tandingnya,” katanya.
Saminah pembuat gasing di Dusun Kumbang Desa Bangket Daye Masbagik Lombok Timur |
Dalam sehari, Saminah bisa membuat 20 buah gasing. “Di sini buatnya sesuai orderan,
sampai tidak bisa stok barang saking banyaknya pesanan,” katanya.
Ia mematok harga gasing sesuai ukuran yang dipesan.
“Harga tergantung dari lingkarnya. Kalau ukuran 13 cm harganya Rp 75 ribu,
sedangkan yang ukuran 23 cm harganya Rp 700 – 800 ribu,” jelasnya. Ia mengatakan,
gasing buatannya ini bisa bertahan selama 1 tahun.
Konsumen gasing tradisional ini sendiri datang dari seluruh penjuru Pulau Lombok. Bahkan sampai Sumbawa. Apalagi dengan sering diadakannya perlombaan gasing baik tingkat desa membuatnya sering kebanjiran order gasing. “Kebanyakan yang pesan itu pemuda dan bapak-bapak yang suka main,” terangnya. (uul/Ekbis NTB)
0 komentar:
Post a Comment