Tenun Gumise Dusun Gumise Timur Desa Giri Tembesi Gerung Lombok Barat |
TENUN di Lombok memiliki berbagai macam motif yang menarik
untuk dijadikan berbagai macam kerajinan. Salah satunya adalah tenun Gumise
yang berasal dari Dusun Gumise Timur, Desa Giri Tembesi, Gerung, Lombok Barat.
Tenun dari Dusun Gumise memiliki motif dan corak yang berbeda dengan kain tenun
di daerah lain di Lombok.
Menurut Wayan Kuntri, salah satu penenun di balai kerja
tenun Dusun Gumise Timur, tenun di Gumise diperkenalkan oleh salah satu warga,
Wayan Landri yang berasal dari Bali."Ibu Wayan itu dari Nusa Penida yang
bisa menenun dan mengajarkan ke masyarakat sini, karena dilihatnya hanya
mengandalkan hasil bertani saja," terangnya saat ditemui Ekbis NTB, Selasa (13/3/2017).
Motif gerimis Gumise |
Landri mulai
mengajarkan tenun ke masyarakat desa sejak akhir tahun 1990-an. Dari tahun 2000-2005, ujarnya, masyarakat di
Gumise mulai membuat di rumah masing-masing. ‘’Baru di tahun 2005, dibuatkan
showroom," kata Kuntri.
Ia juga menjelaskan alat tenun yang dimiliki sekarang
merupakan bantuan dari dinas. Di mana, dulu peralatan menenun hanya 1 unit, tapi
sekarang ada belasan alat menenun yang merupakan bantuan Dinas Perindustrian Lombok
Barat.
Tenun Gumise sendiri memiliki ribuan motif yang berbeda
dengan motif tenun lainnya. "Motif tenunnya dipengaruhi dari Bali tetapi
beda," kata Kuntri. Ia mencontohkan salah satu motif yang terkenal adalah
motif gerimis. "Dinamakan gerimis karena motifnya yang berantakan seperti
gerimis," terang Kuntri.
Tas motif khas Gumise |
Hal ini terletak dari pewarnaan benang untuk menenun dengan
berbagai macam warna dan diatur letaknya, sehingga saat ditenun bisa berbeda
warnanya. "Dalam menenun kain di sini, bisa membutuhkan sampai 3200
benang," kata Kuntri.
Dalam pengerjaan tenun motif gerimis, ia membutuhkan waktu
pengerjaan sampai 2-3 hari untuk kain sepanjang 2,5 meter. "Kain motif ini
tidak ada yang bisa meniru. Banyak yang meniru tapi tidak bisa," klaimya.
Yang membedakan kain tenun Gumise dengan yang lain adalah penggunaan 1 benang
bukan 2 benang untuk menenun, sehingga lebih rapat.
Proses pembuatan tenun Gumise |
"Motif rangrang yang kita buat juga beda dengan yang
lain, misalnya dari motifnya atau penggunaan benangnya," kata Kuntri. Ia
mengatakan kain tenun ini diubah menjadi berbagai macam kerajinan, seperti tas,
baju, dan lainnya. "Di sebelah ini ada ruang untuk menjahit. Soalnya
kelompok tenun kita merupakan binaan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian
kabupaten,"ujarnya.
Hasil tenun Gumise sendiri sudah dipasarkan ke seluruh Lombok. Namun, pihaknya jarang menitip di toko oleh-oleh. Tujuannya, agar para konsumen bisa datang langsung kemari dan melihat langsung proses pembuatannya agar mereka faham kenapa harganya mahal. Lokasi tempat yang cukup jauh di dalam menjadi kendala sendiri bagi konsumen yang ingin berkunjung ke daerah itu. (uul/Ekbis NTB)
0 komentar:
Post a Comment