Be Your Inspiration

Friday, 24 March 2017

Tenun Gumise, Tenun Khas Lombok Pengaruh Bali

Tenun Gumise Dusun Gumise Timur Desa Giri Tembesi Gerung Lombok Barat

TENUN di Lombok memiliki berbagai macam motif yang menarik untuk dijadikan berbagai macam kerajinan. Salah satunya adalah tenun Gumise yang berasal dari Dusun Gumise Timur, Desa Giri Tembesi, Gerung, Lombok Barat. Tenun dari Dusun Gumise memiliki motif dan corak yang berbeda dengan kain tenun di daerah lain di Lombok.

Menurut Wayan Kuntri, salah satu penenun di balai kerja tenun Dusun Gumise Timur, tenun di Gumise diperkenalkan oleh salah satu warga, Wayan Landri yang berasal dari Bali."Ibu Wayan itu dari Nusa Penida yang bisa menenun dan mengajarkan ke masyarakat sini, karena dilihatnya hanya mengandalkan hasil bertani saja," terangnya saat ditemui Ekbis NTB, Selasa (13/3/2017).
Motif gerimis Gumise

 Landri mulai mengajarkan tenun ke masyarakat desa sejak akhir tahun 1990-an.  Dari tahun 2000-2005, ujarnya, masyarakat di Gumise mulai membuat di rumah masing-masing. ‘’Baru di tahun 2005, dibuatkan showroom," kata Kuntri.

Ia juga menjelaskan alat tenun yang dimiliki sekarang merupakan bantuan dari dinas. Di mana, dulu peralatan menenun hanya 1 unit, tapi sekarang ada belasan alat menenun yang merupakan bantuan Dinas Perindustrian Lombok Barat.

Tenun Gumise sendiri memiliki ribuan motif yang berbeda dengan motif tenun lainnya. "Motif tenunnya dipengaruhi dari Bali tetapi beda," kata Kuntri. Ia mencontohkan salah satu motif yang terkenal adalah motif gerimis. "Dinamakan gerimis karena motifnya yang berantakan seperti gerimis," terang Kuntri.
Tas motif khas Gumise

Hal ini terletak dari pewarnaan benang untuk menenun dengan berbagai macam warna dan diatur letaknya, sehingga saat ditenun bisa berbeda warnanya. "Dalam menenun kain di sini, bisa membutuhkan sampai 3200 benang," kata Kuntri.

Dalam pengerjaan tenun motif gerimis, ia membutuhkan waktu pengerjaan sampai 2-3 hari untuk kain sepanjang 2,5 meter. "Kain motif ini tidak ada yang bisa meniru. Banyak yang meniru tapi tidak bisa," klaimya. Yang membedakan kain tenun Gumise dengan yang lain adalah penggunaan 1 benang bukan 2 benang untuk menenun, sehingga lebih rapat.
Proses pembuatan tenun Gumise

"Motif rangrang yang kita buat juga beda dengan yang lain, misalnya dari motifnya atau penggunaan benangnya," kata Kuntri. Ia mengatakan kain tenun ini diubah menjadi berbagai macam kerajinan, seperti tas, baju, dan lainnya. "Di sebelah ini ada ruang untuk menjahit. Soalnya kelompok tenun kita merupakan binaan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian kabupaten,"ujarnya.

Hasil tenun Gumise sendiri sudah dipasarkan ke seluruh Lombok.  Namun, pihaknya jarang menitip di toko oleh-oleh. Tujuannya,  agar para konsumen bisa datang langsung kemari dan melihat langsung proses pembuatannya agar mereka faham kenapa harganya mahal. Lokasi tempat yang cukup jauh di dalam menjadi kendala sendiri bagi konsumen yang ingin berkunjung ke daerah itu. (uul/Ekbis NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive