Gentong tanah liat khas Lombok Timur |
PADA era modern sekarang ini,
penggunaan peralatan rumah tangga tradisional semakin menurun. Banyak peralatan
rumah tangga yang harus diganti dengan peralatan yang mudah dan murah.
Misalnya, menampung air untuk
memasak. Jika sebelumnya, masyarakat menggunakan gentong tanah liat untuk
menampung air di dapur, kini sudah diganti dengan ember. Atau kran air langsung
dipasang di dapur melalui sambungan pipa PDAM. Tidak hanya itu, masyarakat
menggunakan tandon untuk menampung air, baik untuk keperluan memasak, mandi dan
lainnya.
Meski demikian, penggunaan gentong
tanah liat masih banyak dipergunakan untuk keperluan rumah tangga. Termasuk
untuk berusaha. Sebagai contoh, banyak pengusaha yang memesan gentong tanah
liat dalam jumlah besar. Bahkan, masih ada yang dikirim ke sejumlah pemesan di
luar negeri. Penggunaan gentong yang memiliki motif dan hiasan menarik banyak
dipesan pihak hotel, restoran, rumah makan dan perkantoran. Gentong-gentong ini
dipergunakan untuk menempatkan bunga dengan berbagai jenis dan variasi,
sehingga membuat tampilan tempat usaha semakin menarik.
Begitu juga, gentong banyak
dipergunakan pengusaha rumah makan atau lesehan yang ditempatkan di beberapa
sudut. Gentong yang berisi air ini dipergunakan sebagai tempat cuci tangan,
cuci muka atau kaki para pengunjung.
Proses pembuatan gentong di Lombok Timur |
Masih tingginya permintaan gentong
ini membuat perajin tetap membuat. Terlebih di pedesaan, permintaan gentong
masih cukup tinggi. Seperti yang diungkapkan Inaq Zul, perajin gentong di Dusun Lantan, Desa Masbagik Timur, Lombok
Timur, jika permintaan
gentong selalu ada.
“Di pedesaan, masih banyak yang minta atau
dibuatkan gentong,”
katanya saat ditemui Ekbis NTB, Senin
(8/3/2017).
Gentong yang dibuat, ujarnya, banyak digunakan untuk
menampung persediaan air. Termasuk dijual pada pengepul atau art shop yang ada
di Masbagik.
“Gentong ini paling banyak ditendak
(diambil) sama pengepul dan artshop di sekitar sini,” terangnya.
Dalam sehari, akunya, dirinya bisa membuat sampai 4 gentong. Setelah
jadi, gentong
dijemur dan dibakar. “Di sini cuman saya berdua yang bisa mande
gentongnya,” katanya.
Pembuatan gentong dibuat dari tanah liat yang terlebih
dahulu diayak kemudian diberi air dan dibentuk menjadi gentong. Gentong dibakar
dengan menggunakan jerami dan sabut kelapa. Saat dibakar, bagian dalam gentong
juga diberi jerami agar proses pembakaran merata ke seluruh bagian gentong.
Pada bagian lain, Inaq Zul mengaku, harga sebantal jerami dan sabut mahal. Namun, jika dirinya tidak beli, maka dirinya tidak akan memiliki penghasilan. Untuk itu, meski harga gentong mahal, dirinya harus membeli. ‘’Harga 1 buah gentong sendiri dibanderol seharga Rp 50 ribu/buah. Itu harga di perajinnya. Biasanya dijual keliling sama ke sekitaran Lombok Timur sampai Lombok Barat,” katanya. (Uul Ekbis NTB)
0 komentar:
Post a Comment