Be Your Inspiration

Friday, 24 March 2017

Gentong Tanah Liat Khas Lombok Timur

Gentong tanah liat khas Lombok Timur

PADA era modern sekarang ini, penggunaan peralatan rumah tangga tradisional semakin menurun. Banyak peralatan rumah tangga yang harus diganti dengan peralatan yang mudah dan murah.

Misalnya, menampung air untuk memasak. Jika sebelumnya, masyarakat menggunakan gentong tanah liat untuk menampung air di dapur, kini sudah diganti dengan ember. Atau kran air langsung dipasang di dapur melalui sambungan pipa PDAM. Tidak hanya itu, masyarakat menggunakan tandon untuk menampung air, baik untuk keperluan memasak, mandi dan lainnya.

Meski demikian, penggunaan gentong tanah liat masih banyak dipergunakan untuk keperluan rumah tangga. Termasuk untuk berusaha. Sebagai contoh, banyak pengusaha yang memesan gentong tanah liat dalam jumlah besar. Bahkan, masih ada yang dikirim ke sejumlah pemesan di luar negeri. Penggunaan gentong yang memiliki motif dan hiasan menarik banyak dipesan pihak hotel, restoran, rumah makan dan perkantoran. Gentong-gentong ini dipergunakan untuk menempatkan bunga dengan berbagai jenis dan variasi, sehingga membuat tampilan tempat usaha semakin menarik.

Begitu juga, gentong banyak dipergunakan pengusaha rumah makan atau lesehan yang ditempatkan di beberapa sudut. Gentong yang berisi air ini dipergunakan sebagai tempat cuci tangan, cuci muka atau kaki para pengunjung.
Proses pembuatan gentong di Lombok Timur

Masih tingginya permintaan gentong ini membuat perajin tetap membuat. Terlebih di pedesaan, permintaan gentong masih cukup tinggi. Seperti yang diungkapkan Inaq Zul, perajin gentong di Dusun Lantan, Desa Masbagik Timur, Lombok Timur, jika permintaan gentong selalu ada.
Di pedesaan, masih banyak yang minta atau dibuatkan gentong,” katanya saat ditemui Ekbis NTB, Senin (8/3/2017).

Gentong yang dibuat, ujarnya, banyak digunakan untuk menampung persediaan air. Termasuk dijual pada pengepul atau art shop yang ada di Masbagik. “Gentong ini paling banyak ditendak (diambil) sama pengepul dan artshop di sekitar sini,” terangnya.

Dalam sehari, akunya, dirinya bisa membuat sampai 4 gentong. Setelah jadi, gentong dijemur dan dibakar. “Di sini cuman saya berdua yang bisa mande gentongnya,” katanya.
Pembuatan gentong dibuat dari tanah liat yang terlebih dahulu diayak kemudian diberi air dan dibentuk menjadi gentong. Gentong dibakar dengan menggunakan jerami dan sabut kelapa. Saat dibakar, bagian dalam gentong juga diberi jerami agar proses pembakaran merata ke seluruh bagian gentong.

Pada bagian lain, Inaq Zul mengaku, harga sebantal jerami dan sabut mahal. Namun, jika dirinya tidak beli, maka dirinya tidak akan memiliki penghasilan. Untuk itu, meski harga gentong mahal, dirinya harus membeli. ‘’Harga 1 buah gentong sendiri dibanderol seharga Rp 50 ribu/buah. Itu harga di perajinnya. Biasanya dijual keliling sama ke sekitaran Lombok Timur sampai Lombok Barat,” katanya. (Uul Ekbis NTB)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive