Lampu dinding dan lampu tidur khas Lombok Tengah berkualitas internasional. |
Terinspirasi dari pengalamannya selama bekerja di luar
daerah membuat M.
Zainuri Hamka tidak mau hanya berdiam diri setelah pulang kampung. Untuk itu,
pengusaha muda asal Praya Lombok Tengah ini berusaha memanfaatkan berbagai
macam potensi yang ada di sekitarnya menjadi bahan berguna. Seperti menggunakan
kerang, fiber, kayu, bambu dan lainnya.
MELIHAT banyaknya potensi yang ada di
sekitarnya dan belum dikelola secara maksimal, sejak tahun 2010, M. Zainuri
Hamka tertarik
membuat aneka kreasi lampu gantung. Dari kreasi inilah dirinya mampu
mendapatkan banyak pembeli dan orang tertarik membeli produknya,
“Kita punya ide kreatif berdasarkan pengalaman bekerja
di perusahaan luar dan bekerja sebagai kepala gudangnya,” terangnya saat
ditemui Ekbis NTB di lokasi NTB Expo di Islamic Center, Kamis (3/8/2017).
Berdasarkan pengalaman yang dimiliki,
M. Zainuri pun membuat
lampu gantung dari berbagai bahan seperti kerang, fiber, kayu, bambu, dan
lainnya. “Bisa dibilang, hanya saya satu-satunya di NTB yang membuat seperti
ini,” ujar pemilik Purnama Shop Praya ini.
Untuk kerang, Zainuri memanfaatkan cangkang kerang
yang banyak ditemukan di tempatnya. “Apalagi tempat saya berada di dekat Bendungan Batujai yang banyak
nelayan mencari kerang di sana,” katanya.
Selama 7 tahun menekuni usaha ini sendiri, dirinya
sudah membuat ratusan desain dan model lampu yang semuanya diminati pasar.
“Kita menggunakan bahan dan warna yang natural, karena pasar di luar negeri
lebih menyukai desain seperti itu,” ujarnya.
Kerajinan lampu tidur khas Lombok Tengah |
Proses pembuatan lampu tidur dan lampu gantung sendiri
tergantung dari desainnya. “Satu lampu membutuhkan waktu paling lama 1 minggu.
Saya yang membuat desainnya, nanti pegawai saya yang membuatnya,” kata Zainuri.
Ada 2 jenis lampu yang dibuatnya, yaitu lampu indoor
dan lampu outdoor yang menentukan kualitasnya. “Yang berbeda hanya di lemnya
saja,” jelasnya.
Zainuri mengatakan, untuk NTB Expo ini dirinya
mengeluarkan model lampu terbaru yaitu lampu gantung motif tenun khas Lombok.
“Karena di sini banyak yang polos dan saya mengambil inisiatif
menghiasnya dengan tenun,” ujarnya.
Ia juga menambahkan model lampu buatannya yang sedang
digemari adalah lampu gantung tasbih. “Penjualannya sudah sampai di Australia,”
terangnya. perawatan untuk lampu tidur dan gantung ini sendiri cukup mudah,
cukup dibersihkan dengan vacuum cleaner.
Harga untuk lampu buatan Zainuri ini dibanderol mulai
dari Rp 50 ribu – Rp 750 ribu tergantung ukuran dan model lampu. Untuk pemasaran lampu, selain menjual di Lombok, juga
dipasarkan di artshop miliknya di Bali. “Kita setiap bulan selalu mengeluarkan
poduk baru untuk lampu ini, lalu kita cek pasarnya di Bali,” katanya.
Lampu Gantung dari Lombok Tengah |
Lampunya sudah dipasarkan sampai ke luar negeri,
seperti Belanda, Australia, dan lainnya. “Potensi ekspornya sangat bagus
terutama di luar negeri karena lampu itu dibutuhkan oleh semua orang,” ujarnya.
Pasaran lokal, kata Zainuri, hanya menyumbang 30% dari
total pemasaran lampu buatannya. “Permasalahannya juga akibat persaingan dengan
lampu-lampu buatan Vietnam dan Thailand,” akunya.
Selain itu, ia menambahkan pemasaran secara lokal terbebani dengan tingginya fee yang ditetapkan oleh para guide, tidak seperti di Bali. (Uul/Ekbis NTB)
0 komentar:
Post a Comment