Peserta APGN ke 6 tahun 2019 di NTB pose bersama |
"Saat menginap di Gili Terawangan, dari jendela tempat tidur kami dapat menyaksikan indahnya laut yang biru dan bersih. Seolah tak pernah diguncang gempa", ungkapnya saat menghadiri makan malam (welcome dinner) di halaman kantor Gubernur NTB, Senin malam (2/9/2019).
Di depan Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur Dr. Hj. Rohmi Djalilah, Kapolda, Danrem 162, kepala OPD lingkup Pemprov NTB dan perwakilan 800 peserta Geopark Tambora di Asia Pacific Geopark Network (APGN) 2019, Martin memuji pelaksanaan kegiatan ini.
Menurut pria asal Perancis ini, saat tiba di Pulau Lombok, pada hari pertama ia beserta peserta APGN 2019 lainnya menghabiskan waktu di gili selama tiga hari. “Kami disambut dengan baik dan disuguhi acara yang megah,” jelasnya.
Guy Martin juga memuji upaya Pemerintah Provinsi NTB dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa yang sudah berjalan kurang lebih setahun ini.
Ia mengatakan musibah gempa bumi serta seluruh proses rehab rekon oleh pemerintah dan masyarakat NTB terus ia pantau perkembangannya. Masyarakat NTB bisa bergerak cepat untuk menjalani hidup seperti biasa dan secara normal.
President UNESCO Global Geopark, Guy Martini |
''Kami mendengar tentang gempa di Pulau Lombok Indonesia. Namun ini bukan berita yang besar di negara saya,'' tambahnya.
Menurutnya gempa bumi di Lombok Indonesia, tidak membuat dirinya dan peserta APGN 2019 untuk datang ke Lombok. “Di sini sangat indah dan banyak pantai,” pujinya.
Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah saat memberikan sambutan, diawalinya dengan menyampaikan sebuah ilustrasi untuk mengekspresikan perasaan masyarakat di NTB.
"Setiap hari di tempat kami, seekor rusa terbangun dan dia tahu bahwa dia harus berlari melebihi dari larinya Macan. Kalau tidak dia akan terbunuh. Begitu juga seekor macan, dia harus dan dia tahu bahwa harus berlari lebih cepat dari rusa atau dia akan kelaparan, Jadi tidak masalah kalian itu macan atau rusa, ketika matahari terbit sebaiknya kalian lari " ungkap Doktor Zul sapaan akrabnya
Cerita sederhana ini, menurut gubernur, benar benar mengekspresikan perasaan dan keinginan masyarakat NTB setelah satu tahun lalu dihantam oleh gempa bumi. banyak masyarakat kehilangan nyawa, namun gempa bumi telah menuliskan cerita sederhana, bahwa masyarakat NTB harus mampu berharmoni dengan lingkungan, dengan bumi dan belajar bagaimana untuk mengubah alam dan masyarakatnya.
“Kami hidup tanpa previllage, kami tidak mempunyai banyak pilihan kecuali mengubah diri kami menjadi komunitas yang ramah terhadap masyarakat pebisnis,ramah terhadap investasi dan juga ramah terhadap pengunjung yang tertarik berkunjung ke tempat kami di Lombok dan Sumbawa,” tutur Doktor Zul penuh hangat.
Terlepas dari semua itu, gubernur ingin masyarakat NTB menjadi sangat senang untuk tinggal di Pulau Sumbawa dan Lombok yang cantik. Karenanya, masyarakat merasa sangat beruntung dan terhormat sebagai tuan rumah diselenggarakan event internasional yang dikemas dalam Asia Pasifik Geopark Network (APGN) Symposium 2019.
“Atas nama masyarakat NTB, kami menyambut kehadiran seluruh para peserta simposium ke 6 APGN ditempat kami, dan kami berharap dengan pertemun ini kita dapat belajar dan berubah bersama untuk mendapatkan dunia yang lebih baik dan mengerti tentang geopark dan dampak langsungnya terhadap masyarakat kami,'' tutup gubernur. (Diskominfotik NTB)
0 komentar:
Post a Comment