Be Your Inspiration

Monday, 10 June 2019

Perth-Lombok Kembali Beroperasi, AirAsia Gantikan Peran Jetstar

Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat tiba di LIA dengan menggunakan penerbangan perdana AirAsia dari Perth-Lombok, Minggu (9/6/2019) 

Maskapai AirAsia, resmi mengoperasikan rute penerbangan yang menghubungkan Lombok dengan Australia. Hal ini ditandai dengan pendaratan perdana pesawat AirAsia jurusan Perth - Lombok di Lombok International Airport (LIA), Minggu 9 Juni 2019 malam,. Sebelumnya, rute ini sempat dilayani maskapai asal Australia Jetstar. Tapi karena minimnya penumpang, Jetstar memutuskan berhenti melayani rute ini. 

Pendaratan perdana ini tidak saja menandai terbukanya rute baru untuk wisatawan dari Australia ke NTB. Lebih dari itu, rute baru ini juga memperlihatkan kuatnya komitmen  Pemprov NTB untuk mendongkrak arus kunjungan wisatawan ke NTB.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah ikut serta dalam rombongan pendaratan perdana pesawat bernomor QZ471 itu.



Selain Wakil Gubernur, hadir pula jajaran manajemen PT Indonesia AirAsia, Konjen RI di Perth, Dewi Gustina Tobing, beserta sejumlah pelaku pariwisata.

Ratusan penumpang AirAsia yang ikut serta dalam penerbangan perdana ini tampak antusias mendapat sambutan hangat di pintu kedatangan LIA. Terlebih, mereka langsung mendapatkan suguhan atraksi Gendang Beleq yang memang telah disiapkan untuk menerima para peserta penerbangan perdana tersebut. Juga, serangkaian suvenir dan penganan lokal.

Rod David, salah seorang penumpang pesawat AirAsia jurusan Perth-Lombok mengaku gembira dengan dibukanya rute baru ini. "Penerbangannya sangat nyaman, dan saya sangat senang bisa mendapatkan akses yang bagus ke Lombok," ujarnya.

Rod mengaku baru pertama kali ke Lombok. Ia akan menghabiskan waktu sepekan berlibur di Lombok dan setelah itu akan kembali ke Perth.



Dalam kesempatan tersebut, Wagub menegaskan bahwa dibukanya rute penerbangan Lombok - Perth merupakan buah kerja keras bersama antara pemerintah, maskapai penerbangan dan semua pihak terkait. Ia juga menegaskan bahwa di masa yang akan datang pihaknya bersama maskapai penerbangan terus mengupayakan dibukanya rute penerbangan baru ke Lombok, dari daerah-daerah lain di Indonesia. "Untuk koneksinya, kita juga lagi dorong Lombok - Surabaya, Lombok - Jakarta dan Lombok - Denpasar," ujarnya.

Wagub menegaskan, antusiasme masyarakat di Perth terhadap dibukanya rute baru ini cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengan terpenuhinya kapasitas penumpang di penerbangan perdana malam itu. "Alhamdulillah, full 171 penumpang. Yang berikutnya juga udah mau 150-an," imbuhnya.

Wagub mengaku mendapatkan sambutan yang menggembirakan dari publik di Australia. Karenanya, ia sangat optimis akan pertumbuhan arus kunjungan ke NTB dari Australia. "Saya ketika kita perkenalkan NTB di sana responsnya luar biasa," ungkapnya.



Menurut Wagub, sambutan ini cukup wajar mengingat NTB memiliki banyak destinasi yang mampu memikat wisatawan. Wisatawan mancanegara, menurutnya bisa menikmati beragam destinasi. Mulai dari wisata pantai, air terjun yang indah, gunung Rinjani, Tambora dan destinasi lainnya.
"Belum lagi kerajinannya yang luar biasa. Belum lagi potensi sport tourism juga, kemudian juga ke depan ada MotoGP, yang potensialnya juga di-improve jadi F1 benar-benar menjadi sesuatu yang menarik bagi mereka."

Optimisme mengenai akan ramainya rute penerbangan ini juga ditunjang dengan tarif penerbangan yang dinilai cukup terjangkau. Wagub berharap, problem tingginya harga tiket pesawat yang terjadi saat ini bisa segera tuntas seiring adanya serangkaian kebijakan yang diambil pemerintah. "Mudah-mudahan harga tiket ini tidak menjadi isu lagi. Karena, kan sedang dibenahi juga oleh pemerintah," tandasnya.

Pembukaan rute penerbangan AirAsia yang menghubungkan Lombok dan Australia ini didahului dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Dirut PT Indonesia AirAsia, Dendy Kurniawan dengan Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah di kantor Air Asia di Tangerang, Kamis 14 Maret 2019 lalu.

Tiket AirAsia dengan rute Perth - Lombok sudah tersedia mulai Kamis 14 Maret 2019 hingga 24 Maret 2019 lalu.  Pengguna rute ini juga berkesempatan menikmati tarif murah untuk perjalanan mulai 9 Juni hingga 26 Oktober 2019. Tiket Perth - Lombok dijual dengan tarif mulai dari Aus $ 99 atau Rp599 ribu. AirAsia akan terbang melintasi rute Lombok - Perth sebanyak empat kali sepekan. Penerbangan ini akan tersedia di hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu. (Humas Setda NTB)

Share:

Friday, 17 May 2019

Beli Kain Tenun Lombok, Jokowi Minta Harga Spesial

Presiden Jokowi didampingi Gubernur NTB Zulkieflimansyah memilih kain tenun khas Lombok saat berkunjung ke Desa Wisata Sade Lombok Tengah, Jumat (17/5/2019). Dokumentasi Humas NTB
Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc. mendampingi Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo untuk singgah ke salah satu desa adat di NTB yaitu Desa Sade, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Setibanya di Desa Sade Jumat siang (17/5/2019), Gubernur Doktor Zul dan Presiden Joko Widodo langsung menuju Masjid Nur Syahada yang merupakan Masjid Desa Sade tersebut karena bertepatan dengan waktu Salat Jumat.

Usai melaksanakan Salat Jumat, Jokowi sapaan akrab Presiden, langsung berkeliling di Desa Sade yang terkenal dengan pelestarian adat istiadatnya.

Terlihat akrab, kedua pemimpin ini singgah di salah satu gubuk di desa tersebut untuk melihat-lihat hasil karya masyarakat Desa Sade berupa kain tenun. Tak hanya itu, Presiden Indonesia ke-7 ini terlihat tertarik dan langsung menawar kain tenun yang dipilihnya.  "Ini saya beli bu, tapi boleh saya tawar ya," kata Jokowi dengan logat khasnya.

Doktor Zul yang menemani Jokowi pun ikut menawar kain yang telah dipilih tersebut, "Bu, presiden kita ini jarang-jarang ke Lombok, apalagi khusus ke Sade, kasih harga khusus buat presiden ya," cetusnya.

Usai membayar kain tenun tersebut, Presiden Jokowi beserta Gubernur Doktor Zul beranjak dari Desa Sade  dengan iringan musik khas Sasak dan peresean. (Humas NTB/Marham)
Share:

Tuesday, 7 May 2019

Labuhan Haji, Objek Wisata di Antara Sampah dan Lapak Kumuh

 Lapak kumuh yang ada di kawasan pantai labuhan Haji dan tumpukan sampah yang berserakan masih menyisakan problem sapta pesona. Antara ekonomi dan sapta pesona.

Pantai Labuhan Haji, Lombok Timur (Lotim) bisa dibilang  menjadi alternatif satu-satunya obyek wisata pesisir yang paling dekat dengan Kota Selong, ibu kota Kabupaten Lotim. Akses yang mudah membuat pantai yang meski terlihat banyak sampah dan berjejer lapak-lapak kumuh namun tetap ramai dikunjungi.

Setiap akhir pekan, pantai Labuhan Haji tak pernah sepi. Meskipun berada di antara sampah dan kekumuhan lapak, para pengunjung tetap telihat asyik bermain dan selepas lelah menikmati beberapa sajian sederhana yang dijual pedagang sekitar.

Seperti terlihat akhir pekan kemarin, pantai Labuhan Haji seperti diburu para pengunjung. Anak-anak seperti asyik tanpa beban berenang di pantai yang kotor ditemani orang tuanya. Syukurnya, ada tempat bilas yang disediakan warga setempat seusai mereka berenang di laut.

Kepala Desa Labuhan Haji, Pahmin kepada media ini mengakui problematika besar yang melilit kawasan wisata pantai Labuhan Haji. Kawasan wisata pantai ini beberapa waktu lalu sudah dilimpahkan kewenangan pengelolaannya oleh Bupati Lotim H. M. Sukiman Azmy langsung kepada pemerintah desa setempat.

Pahmin menguraikan, persoalan lapak memang menjadi problem terbesar yang perlu diatasi. Jika mengacu pada alasan keindahan dan sapta pesona wisata, maka sepatutnya memang seluruh lapak harus segera dibongkar. Akan tetapi, faktanya aktivitas lapak yang diisi oleh warga Labuhan Haji ini tidak bisa serta merta dibongkar tanpa ada solusi terbaik untuk para warga yang berjualan.


Namanya pesisir pantai, harusnya steril dari lapak. Aktivitas lapak yang ada saat ini memperlihatkan kekumuhan karena langsung berada diatas pantai. Kebijakan relokasi diperlukan. Akan tetapi harus dilakukan dengan cara bertahap. Harus ada dulu tersedia tempat relokasi yang terbaik bagi para pedagang.

Sejauh ini, tutur Pahmin, aktivitas jualan di bibir pantai Labuhan Haji ini telah menggerakkan perekonomian masyarakat Desa Labuhan Haji.  Sehingga jika kemudian dipaksakan untuk dibongkar tanpa ada solusi, maka akan menghadirkan konflik lagi di tengah masyarakat. “Semenjak adanya aktivitas jualan di pinggir pantai ini, tidak pernah lagi ada keributan,” tutur Pahmin.

Tidak dipungkiri, jika persoalan lapak kumuh ini teratasi maka persoalan utama kekumuhan pantai Labuhan Haji  akan bisa teratasi. Pascamendapat kewenangan pengelolaan dari pemerintah daerah, Kepala Desa Labuhan Haji ini menyebutkan pihaknya langsung mengambil langkah pembentukan tim perumus untuk merencanakan penataan kawasan Pantai Labuhan Haji.


Mengawali penataan nantinya, akan coba dimulai dengan beberapa contoh lapak. Harapannya,  pemerintah daerah turut membantu membebaskan lahan untuk pembangunan lapak di pinggir jalan. Lapak-lapak permanen itu nantinya bisa disewa oleh pedagang. Kalaupun pemerintah daerah tidak berkenan, maka pemerintah desa Labuhan Haji siap memulai dengan perlahan. Nanti kita coba mulai dengan membangunkan lapak 10-15 unit mungkin dulu,” ucapnya.

Pemerintah desa katanya mencoba merumuskan konsep tata Wisata Pantai Labuhan Haji. Selain persoalan lapak kumuh, tidak kalah pelik persoalannya adalah sampah. Sampah-sampah kiriman yang dibawa arus sungai telah menjadikan Pantai Labuhan Haji sebagai keranjang sampah sebagian besar warga Lotim.

Keinginan Kades Pahmin sendiri, setelah lapak tertata dengan teratur. Ada pilihan lokasi yang representatif  bagi para pedagang dan kawasan pantai menjadi ranah publik yang asri nan indah tanpa ada sampah.

Penanganan  masalah sampah memang membutuhkan waktu panjang. Dikabarkan, ada satu desa di  Jawa Barat ingin sekali didatangi untuk studi banding penanganan sampah. Kabarnya, sampah ini telah menjadi berkah bagi warga. Sampah telah menjadi rebutan karena bernilai uang. Konsep sederhananya yang coba ingin digali ilmunya adalah pelibatan seluruh anggota keluarga yang turut aktif melakukan pengelolaan dan pemisahan sampah sendiri di rumah masing-masing.

“kabarnya, sampah ini diburu oleh semua orang sehingga tidak ada sampah yang berserakan di mana-mana,” ucapnya. Inginnya, sampah ini bisa ditangani bersama oleh seluruh elemen masyarakat. 

Jadikan sampah sebagai berkah bukan pembawa petaka kekumuhan dan menumpuk di pantai.
Pantai Labuhan Haji sangat didambakan bisa menjadi pantai terindah. Menikmati terbitnya sang surya dari ufuk timur menambah keunikan dari Labuhan Haji. Pantai ini juga sebenarnya banyak mendatangkan keberkahan bagi warga Labuhan Haji.

Memasuki bulan Oktober sampai dengan Desember mendatang, banyak sekali tumpukan rumput laut seperti sengaja diantar oleh deburan ombak menepi di pinggir pantai. Warga Labuhan Haji banyak memungut rumput laut tersebut dan dijual kepada para pengepul. Sangat disayangkan, harganya masih sangat rendah.

Hanya Rp 1000 per kilogram kering. Salah satu potensi musiman di Pantai Labuhan Haji ini bisa menjadi nilai tambah sebenarnya bagi warga. Harapannya, harganya bisa lebih mahal dan mendapatkan perhatian dari para pelaku usaha. (Rusliadi/Lombok Timur)

Share:

Monday, 29 April 2019

Danone Hadirkan Kebutuhan Dasar Korban Gempa di Lombok



Presiden Direktur Danone Aqua, Corine Tap

Gempa yang mengguncang Lombok sejak 29 Juli 2018 lalu telah menimbulkan kerusakan. Infrastruktur air yang merupakan kebutuhan pokok rusak. Sanitasi bermasalah dan mengancam kondisi kesehatan para korban gempa. 


PT Tirta Investasma-Danone Aqua mengandeng Yayasan Masyarakat Peduli (YMP) NTB mencoba hadir untuk meringankan beban para korban gempa. Utamanya kebutuhan paling mendasar bagi para korban gempa, yakni air dan sanitasi tersebut.

Menurut Direktur YMP NTB, Hj. Ellena Khusnul Rahmawati dalam Diskusi Refleksi Program Respon Bencana Lombok dari Danone Indonesia di Hotel Kila Senggigi  Jumat (26/4), mengaku apa yang telah diberikan oleh Danone ini sangat bermanfaat dan bisa digunakan hingga saat ini. Apalagi Pemkab Lotim di bawah komando Bupati H. M. Sukiman Azmy juga telah menyatakan komitmennya untuk mendukung program penanganan bencana.

Selain itu, tambahnya, kemitraan YMP dengan Danone telah memberikan dampak yang sangat positif. Danone juga telah mendukung pembuatan Detail Engineering Design (DED) sistem air bersih. Dukungan DED ini telah membuat 8 desa di Lotim sudah mendapatkan respons dari UNICEF dan ada empat desa mendapatkan dukungan pendanaan untuk pembangunan air bersih.


Hal ini, tambahnya menyebabkan perilaku masyarakat banyak berubah tentang sanitasi. Masyarakat saat ini sangat memahami pentingnya higienitas dan sanitasi. Hal ini terlihat di desa-desa yang ditangani, apalagi masyarakat membangun sendiri infrastruktur sanitasi yang menjadi kebutuhan dasarnya. “Masyarakat saat ini sudah ada yang iuran sendiri membangun jamban,” urainya.
Direktur YMP NTB, Hj. Ellena Khusnul Rahmawati
 Presiden Direktur Danone Aqua, Corine Tap, menjelaskan, sebagai perusahaan yang sudah lama beroperasi secara luas di Indonesia disadari musibah bencana dapat terjadi kapan saja. Danone siap menghadapi musibah tersebut dan membantu masyarakat yang terdampak.


Danone Aqua menanggapi musibah ini dengan menyediakan bantuan di masa tangap bencana dan pemulihan pascabencana, terutama penyediaan hidrasi sehat serta sarana sanitasi yang layak bagi masyarakat.
Di antara yang dilakukan Danone adalah mendistribusikan 3.000 botol air minum dalam kemasan ukuran 1.500 ml. Menyalurkan 75.000 liter air bersih dengan menggunakan mobil tangki air, membangunkan 30 unit WC darurat.

Dalam masa pemulihan telah dilakukan Danone bersama YMP NTB program Water Access, Sanitation and Hygiene (WASH), yakni berupa pengadaan 25 tangki kapasitas 1.050 liter, pembangunan 50 fasilitas MCK, melakukan promosi kesehatan serta memfasilitasi pelatihan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).  


Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, Purnama Hadi menyampaikan terima kasihnya kepada Danone Aqua atas segala bantuannya. Musibah gempa yang terjadi sejak Juli 2018 lalu telah mengakibatkan rumah 28.498 kepala keluarga di Lotim hancur. 10.170 rusak berat belum lagi ditambah kejadian gempa pada 17 Maret 2019 lalu yang menambah ribuan juga rumah rusak.

Menurutnya,sanitasi memang menjadi salah satu kebutuhan paling mendasar dan menjadi masalah berat pascagempa. Masyarakat korban gempa juga masih banyak mengalami krisis air bersih. Bantuan dari Danone dinilai sangat bermakna. Purnama Hadi mengharapkan bantuan dari Danone ini bisaberkelanjutan. “Tidak berhenti di sini, utamanya kesiapan air bersih dan pemerintah kabupaten Lotim siap kerjasama demi kemaslahatan umat,”  harapnya. (Rusliadi/Lombok Timur)

Share:

Bayan dan Nipah, Objek Wisata Paralayang di Lombok Utara yang Menantang



Objek wisata paralayang di Bayan. Air sport ini menjadi prioritas pelaku pariwisata di Lombok Utara untuk dikembangkan ke depan.

 Topografi wilayah Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang berbukit dan menjorok ke pantai menyimpan potensi olahraga paralayang sebagai objek wisata. Sayang, potensi yang tersedia di tiap kecamatan ini belum tersentuh inovasi program pemerintah.


Ketua Federasi Airsport Indonesia (FASI) Cabang Paralayang Lombok Utara, Ahmad Safwan,  Jumat (26/4/2019) mengaku berdasarkan potensi, olahraga paralayang sangat mendukung untuk dikembangkan sebagai objek wisata air sport. Pihaknya bahkan sudah menjajaki, di mana hampir di tiap kecamatan terdapat titik-titik paralayang potensial.

"Di Lombok Utara banyak kami temukan titik paralayang dengan kadar angin berbeda-beda. Kalau untuk jangka panjang, bisa di kawasan Nipah (Pemenang)," ujarnya.

Ahmad Safwan menjelaskan, kawasan Nipah direkomendasikan sebagai program Air Sport jangka panjang karena anginnya mendukung. Dari bulan Mei sampai Desember, paralayang bisa digelar. Dari aspek keamanan penyelenggaraan, ia meyakini kondusivitas daerah dan kultur budaya masyarakat Lombok Utara akan menarik animo wisatawan. FASI bersama komunitas paralayang sendiri, sudah mencoba penerjunan di lokasi-lokasi yang dijajaki. Sebagian besar lokasi dinilai aman untuk take-off dan landing. “Geografisnya cocok, dan KLU ini aman sekali. Kita harap pemerintah bisa men-support peralatan," harapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan KLU, Vidi Ekakusuma, kepada wartawan mengakui potensi paralayang cukup menjanjikan. Pemda KLU bahkan sudah me-launching objek wisata paralayang, yakni di Dusun Buani, Desa Benteke, Kecamatan Gangga. Sayangnya, pengelolaan oleh masyarakat terdampak oleh gempa.


“Kalau destinasi paralayang, kita akan cari tahu kriteria sisi safety-nya. Kita tanyakan ke masyarakat mereka bersedia mendukung atau tidak, karena banyak kasus setelah dibangun destinasi ternyata ada resistensi," ujarnya.

Vidi menegaskan, destinasi wisata Air Sport yang dibuka pemerintah harus dikelola dengan baik oleh masyarakat. Ia tidak ingin, program yang dibuka tidak asal viral sekejap namun tidak mampu berkembang.
Namun demikian, meski masih dalam tahap penjajakan bukan berarti di sana belum dilakukan kegiatan. Sejumlah komunitas menurutnya acapkali turun ke lapangan untuk menguji coba baik dari aspek angin dan keamanan di Nipah, manakala digunakan untuk olahraga tersebut. Menurutnya, hal inipun bagian dari upaya dalam rangka mengimbangi pariwisata tiga gili yakni menghadirkan destinasi di daratan mulai ujung Pemenang hingga Bayan.


Dari sisi anggaran, Disbudpar Lombok Utara siap mem-back up penuh namun sekali lagi, dilihat antusias masyarakat. Jika semakin banyak yang bergeliat untuk paralayang di Lombok Utara, maka pihaknya akan melakukan intervensi. Bila perlu ke Kementerian untuk mencari sumber anggaran pendukung lainnya.
“Dari investor dan masyarakat boleh terlibat investasi di sana, kalau berpotensi dinas akan lakukan intervensi kita lihat animo dan tidak menutup kemungkinan akan diteruskan ke kementerian,” pungkasnya. (Johari/Lombok Utara)

Share:

Monday, 22 April 2019

Local Life, Jadi Jualan Utama Pelaku Pariwisata Lombok Timur

Wisatawan yang datang ke Tereng Wilis Desa Perian Kecamatan Montong Gading turut menanam padi bersama warga

Ada saja kreativitas pelaku wisata Lombok Timur (Lotim) yang disuguhkan kepada para wisatawan. Seperti di Desa Perian Kecamatan Montong Gading, wisatawan diajak ikut menanam padi. Tak tanggung-tanggung, wisatawan asing ini pun langsung turut turun di lumpur sawah dan mengikuti aktivitas bercocok tanam warga.

Jumaidy, pelaku wisata Desa Montong Gading menuturkan, Desa Perian menawarkan   konsep wisata alam.  Wisatawan asing acap kali diajak melakukan aktivitas seperti halnya warga Sasak di wilayah Desa Perian. Seperti yang dilakukan di Dusun Tereng Wilis Desa Perian. Wisatawan asing ini cukup antusias mengikuti arahan dari petani lainnya yang sudah pengalaman.

Suguhan wisata alam ini tetap akan dipertahankan. Jumaidy menyebut istilah Tereng Wilis Eco Tourism Village. Wisatawan melakukan aktivitas seperti orang Sasak oleh para pelaku wisata ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Meski Lombok diguncang gempa, pihaknya meyakinkan kehadiran wisatawan ke kampung-kampung wisata di sekitaran Perian, Tetebatu, Kembang Kuning, Jeruk Manis dan sekitarnya ini tetap ramai. Seperti dominasi wisatawan dari daratan Eropa dan Australia.

Desa Perian, sambungnya merupakan desa yang terus berbenah dengan menyajikan beberapa objek wisata andalan. Di antaranya, Telaga Biru, monkey forest dan kegiatan masyarakat sendiri. ”Local life ini cukup digemari wisatawan,”  klaim perintis Eco Wisata Tereng Wilis yang pernah mendapatkan gelar sebagai pemuda pelopor dalam bidang pariwisata ini.

Diakuinya, Tereng Wilis sendiri dituturkan pernah masuk Majalah di Inggris sebagai salah satu tempat wisata alam yang sangat menarik.

Diketahui, para pelaku wisata di wilayah Perian dan sekitarnya ini mengemas wisata alam yang memancing banyak wisatawan berkunjung. Di Desa Perian ini, sudah berdiri beberapa homestay dan banyak ditempati wisatawan.

Wisatawan yang datang langsung bersentuhan dengan warga. Melakukan aktivitas bersama warga. Pembangunan pariwisata yang digalakkan pelaku wisata di Perian ini adalah wisata yang berkelanjutan. “Konsep kami adalah sustainable tourism,” paparnya.

Wisata yang berkelanjutan ini dimaksudkan adalah dengan mengundang semua pihak, terutama anggota masyarakat untuk turut aktif mengelola sumber daya di sekitar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan estetika sambil memastikan keberlanjutan budaya lokal, habitat alam, keanekaragaman hayati, dan sistem pendukung penting lainnya. (Rusliadi/Lombok Timur)
Share:

Belum Maksimal, Pengelolaan Taman Wisata Aik Bukak Lombok Tengah


 Kondisi taman wisata Aik Bukak Lombok Tengah belum dikelola maksimal.
Taman wisata Aik Bukak merupakan salah satu aset potensial milik Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Namun sayang, pengelolaanya sejauh ini masih belum maksimal. Sehingga belum bisa optimal memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah. Hal itu diungkapkan Kepala Desa Aik Bukak, Hamdan, Sabtu (20/4/2019).



“Kalau dari sisi potensi, taman wisata ini sangat potensial. Tapi belum bisa berkontribusi maksimal, karena memang pengelolaanya yang belum maksimal,” ujarnya. Sehingga pihaknya sangat berharap Pemkab Loteng bisa menyerahkan pengelolaan aset tersebut pemerintah desa dengan tujuan agar lokasi ini dikelola dan dikembangkan sebaik-baiknya oleh pemerintah desa.

Dengan pengelolaan diserahkan ke pemerintah desa, maka pemerintah desa bisa mengalokasikan anggaran penataan taman wisata tersebut. Pemerintah desa berencana akan merapikan dan menata kawasan Aik Bukak, sehingga wisatawan semakin banyak yang tertarik untuk datang ke taman wisata ini.

“Kalau pemerintah kabupaten menyerahkan pengelolaan taman wisata Aik Bukak ke pemerintah desa, sedikit tidak bisa meringankan beban pemerintah kabupaten terkait penataan taman ini,” sebutnya.



Hamdan mengatakan, banyak hal yang harus dipikirkan oleh pemerintah kabupaten, sehingga pihaknya khawatir kalau tetap dikelola pemerintah kabupaten, taman wisata Aik Bukak semakin tidak terurus ke depanya. “Buktinya, dua tahun yang lalu pemerintah kabupaten sudah merencanakan untuk menata taman wisata Aik Bukak. Tapi sampai sekarang belum bisa terlaksana,” sebut Hamdan.

Tapi kalau diserahkan pengelolaannya ke pemerintah desa, setidaknya pemerintah desa bisa menyiapkan anggaran penataan taman wisata tersebut secara bertahap. Tinggal pemerintah kabupaten menyiapkan masterplan penataan taman wisata ini, nanti pemerintah desa yang akan menggarap.

Tidak kalah penting, jika desa yang mengelola maka pemberdayaan masyarakat setempat bisa lebih maksimal. Sehingga pada akhirnya bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Yang dengan sendirinya turut meringankan beban pemerintah. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive