Inilah Tunggul kain tenun yang berusia lebih dari 200 tahun. Kain ini menjadi cikal bakal tenun Pringgasela Lombok Timur |
DI Kecamatan Pringgasela , terdapat kain tenun yang
dinamakan tunggul (umbul-umbul) yang
berusia sekitar 200 tahun. Tunggul tersebut
merupakan cikal bakal kain tenun Pringgasela yang dibuat oleh salah satu tokoh
agama setempat. Tunggul tersebut saat
ini masih disimpan oleh tokoh masyarakat setempat.
Tunggul tersebut merupakan gabungan dari semua jenis dan motif kain
tenun yang berjumlah 20 lebih. Dalam pembuatan tunggul itu tidaklah sembarangan. Mulai dari penentuan bunga
kapas, pemintalan secara manual, kemudian diwarnai secara alam. Bahkan sebelum
dibentuk, perajin harus berpuasa selama 40 hari karena biasanya digunakan untuk
ritual-ritual atau upacara adat tertentu.
Berbeda halnya dengan sekarang, kain tenun sudah menjadi
fashion. Kalaupun harus menggunakan ritual adat, sabuk untuk khitanan, perajin
dianjurkan untuk berpuasa dari 3-4 hari. Bahkan bagi yang boleh menenunnya
adalah orang-orang tertentu. Artinya sedang dalam keadaan menstruasi.
Tunggul tersebut terakhir
di keluarkan/dipertemukan antara tunggul
laki-laki dan perempuan ketika orang tuanya menikah. Namun untuk mempertemukan
itu, membutuhkan biaya yang cukup besar. "Untuk dilihat saja tidak
sembarangan. Kalaupun ada yang ingin membukanya, harus keluarga yang laki-laki.
Apabila dibuka sembarangan orang, konon diyakini akan ada musibah yang terjadi,’’ujarnya, Sabtu (23 September 2017)
. Terkait dengan tunggul itu, pihak dari Museum RI, Museum Textil dan Museum NTB sudah datang untuk meminta mengambil untuk tempatkan di Museum. Namun pihak keluarga tidak memberikan. Bahkan, motif yang terdapat dalam tunggul itu tidak boleh dicontek lagi. (Yoni Ariadi Lombok Timur)
0 komentar:
Post a Comment