Proses pembuatan gendang mainan khas Lombok dari limbah |
GENDANG merupakan salah satu alat musik khas NTB yang
banyak digunakan untuk mengiringi acara-acara sakral masyarakat, seperti pernikahan, sunatan
dan lainnya. Tidak heran, banyak yang menyukai alat musik tradisional ini
termasuk anak-anak. Apalagi dengan beredarnya mainan gendang di pasar atau
dibawa oleh penjual mainan yang harganya terjangkau.
Siapa sangka gendang mainan yang banyak dijual itu
dibuat di sebuah los sederhana di pasar Mandalika, Bertais. Tampilannya yang
menarik dengan warna-warna ngejreng banyak yang menyangka mainan tersebut
berasal dari luar Lombok, tetapi nyatanya adalah produk asli Lombok.
Adalah Ahmad Jumahir, yang meneruskan usaha
keluarganya dalam pembuatan gendang mainan ini. “Mulanya ibu saya yang buat
sejak tahun 2004 lalu, baru kemudian saya yang pegang,” jelasnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Ia mengaku jika hampir seluruh keluarganya
berkecimpung membuat gendang mainan ini. Namun gendang yang dibuat hanya beda merek dan pemasaran. Gendang
mainan dengan merk Amat Banyak ini dibuat Amat dengan memanfaatkan limbah yang
banyak ditemukan di pasar.
Gendang mainan yang banyak diminati anak-anak. Gendang ini dibuat dari limbah yang tidak terpakai. |
Bahan bakunya mulai dari bekas kaleng cat, kaleng
susu, karung, serta karpet. “Untuk karungnya saya pakai yang karung bekas pelet
udang, karena
di sini
banyak bekasnya, sedangkan untuk kaleng saya dapat dari pengepul,” jelasnya.
Gendang buatannya biasanya berisi 1 kaleng untuk
ukuran kecil dan berisi 2 kaleng untuk yang berukuran besar. Modal untuk membuat gendang mainan ini, menurut Amat,
tidaklah terlalu banyak. “Kalau yang berukuran kecil Rp 8 ribu bisa untuk 2
gendang, sedangkan yang besar modalnya sampai Rp 15 ribu,” tukasnya.
Ia mengatakan pembuatan gendang mainan tidak
membutuhkan waktu yang lama. “Karena di sini sudah dibagi tugasnya untuk apa
saja jadinya cepat selesai,” katanya. Dalam sehari, jika rajin, ia bisa
memproduksi 80-100 gendang mainan setiap harinya.
Amat yang dibantu 4 pegawainya untuk produksi
mengatakan jika pasaran gendang mainan miliknya ini sudah diminati sampai Pulau Sumbawa. “Toko mainan
sama pedagang keliling itu juga sudah banyak yang minati,” jelasnya.
Ia menambahkan jika saat musim ramai seperti sekarang,
para penjual pengecer sampai berebut untuk mendapatkan produknya. “Bahkan
mereka 5 hari sebelumnya sudah memesan agar tidak kehabisan nantinya,” ujarnya.
Harga untuk gendang mainan ini dibanderol dengan harga
yang terjangkau untuk semua kalangan. “Harganya mulai dari Rp 10 ribu untuk
yang berukuran kecil, kalau berukuran sedang Rp 15 ribu, dan Rp 30 ribu untuk
yang berukuran besar. Itu harga di saya, beda kalau yang pengecer,” kata Amat.
Tidak heran, mainan buatannya banyak diminati oleh para orang tua yang ingin
membelikan anaknya mainan.
Amat mengaku dirinya tidak takut bersaing dengan
gendang mainan dari luar Lombok. Kalau buatan luar mereka biasanya buat dari
kayu asli sehingga harganya mahal. Sementara yang dibuat Amat harganya murah dan bahannya juga murah. Ia menambahkan gendang
buatannya gampang dimainkan, karena dilengkapi juga dengan pemukulnya. (Uul Efriyanti Prayoba)
0 komentar:
Post a Comment