Be Your Inspiration

Wednesday, 13 February 2019

Getap dan Babakan Kota Mataram, Sentra Industri Rekayasa Mesin Pertama di Indonesia Timur

Tukang las di Babakan Kota Mataram NTB
Nama Babakan sudah melegenda. Babakan adalah salah satu Kelurahan di Kota Mataram yang menjadi sentra produksi beragam alat-alat dapur dan mesin rekayasa. Dari sana beragam hasil industri dari logam dihasilkan. Konsep industrialisasi telah berkembang lama di kelurahan itu sejak zaman Raja Anak Agung Karang Asem dan masih bertahan hingga kini.

Berkembangnya industri logam di Getap dan juga di wilayah Babakan, lahir dari kebijakan Pemerintah Provinsi NTB pada tahun 1980-an yang ingin menjadikan wilayah itu sebagai sentra perbengkelan. Kebijakan itu lahir, karena sejak lama di sana telah tumbuh dan berkembangnya perajin kaleng yang memproduksi kompor minyak tanah.


Getap semakin memantapkan diri sebagai sentra industri, setelah pada tahun 1987 berdiri bengkel mobil pertama, yakni Bengkel H. Muksin. Menyusul kemudian hadir pada 1988,  Bengkel Mobil Patuh. Lalu 1989 didirikan Bengkel Roda Tani (Rotani) , produksi alat mesin pertanian pertama di NTB. Dan 1995 didirikan IKKB (Industri Kerajinan Kaleng Babakan) , untuk mengorganisir kerajinan kaleng di Babakan,  produksi kompor minyak tanah dan ember.

Kemudian bengkel-bengkel lain muncul beranak pinak dari bengkel yang ada. Sementara di Getap dimulai tahun 1980-an sebagai sentra pandai besi. Di sini, sekitar 302 perajin yang memproduksi pisau, sabit dan lainnya hingga sekarang dan terus berkembang.

Ekbis NTB berkesempatan mengunjungi sentra produksi logam di dua kelurahan ini pekan kemarin. Layaknya bengkel produksi, suasana di dua kelurahan ini ramai terdengar suara mesin-mesin sedang berproduksi. Suara palu juga bertalu-talu, suara mesin las, mesin gerinda. Menyatu dan sudah menjadi keseharian warga di sana dengan suara mesin-mesin sedang berproduksi.


Masuk di sebuah bengkel produksi CV. Rotani. Beberapa pekerja, Sabtu (9/2) nampak sibuk. Ada yang mengukur besi untuk dipotong, ada yang melubangi pelat, ada yang mengelas. Ada juga yang melakukan finishing. Rotani adalah sebuah badan usaha yang bergerak dalam bidang rekayasa mesin, khususnya mesin pertanian , industri, produksi dan lain-lain. Bengkelnya di Jalan Ali Napiah No .2  Kelurahan Babakan, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram.

Sejak 2013 perusahaan ini telah berdiri, embrionya ada sejak tahun 1970-an. Saat ini bengkel itu telah mempekerjakan belasan karyawan untuk pengerjaan beragam pesanan.  Telah banyak mesin pertanian maupun industri yang telah dihasilkan oleh Rotani baik yang merupakan pengembangan maupun rekayasa murni dari bengkel ini.
 Inilah mobil rekayasa yang dibuat CV. Rotani Babakan Kota Mataram
Beberapa di antaranya adalah mesin kacang, heuler jalan, pelumat hijauan yang saat ini digunakan secara luas di Indonesia. Selain itu pada generasi selanjutnya hadir tungku gasifikasi untuk tembakau yang kemudian menjadi trend setter diadopsi oleh banyak perusahaan yang lain.  Dan ribuan alat telah digunakan di beberapa wilayah di Indonesia.


Hasil produksi dari bengkel ini juga banyak dipasarkan di Bali. Saat ini, kata Direktur CV.Rotani,  Setiyo Susilo, pesanan juga datang dari Bangka Belitung untuk mesin pengeringan kaolin oleh sebuah perusahaan yang aktivitasnya berurusan dengan tambang.

Bengkel ini didukung peralatan mesin termasuk terlengkap dan terbesar. Misalnya, mesin bubut, mesin bor, mesin tekuk hidrolik. Umumnya mesin yang dioperasikan secara manual. Ia tengah mengembangkan mesin las potong yang dikendalikan oleh komputer.

‘’Mau membentuk pelat, tinggal masukkan desainnya di komputer. Nanti mesin sendiri yang mencetak gambar atau tulisannya. Ini satu-satunya teknologi terbaru di Indonesia Timur. Memang belum sepenuhnya kita operasikan,’’ kata Susilo.

Rotani telah membuat ribuan jenis produk teknologi tepat guna. Dari yang berukuran kecil, hingga yang berukuran jumbo. Produk-produk hasil pabrikan menurutnya biasa dibuatnya. Asal dilihatkan contohnya, atau model mesin yang diinginkan oleh pemesan.


Karena mampu memproduksi, bengkel ini bahkan telah melakukan rekayasa kendaraan. Untuk membuat mobil sekalipun, ia sanggup. Tapi jangan tanyakan soal detail hasilnya. Jadi industry di sini bisa memproduksi sedetail pabriknya yang didukung dengan mesin-mesin yang sudah disistem dengan teknologi tinggi.

Artinya, dari sisi kemampuan, SDM lokal siap mengembangkannya. Apalagi hanya sekadar teknologi-teknologi biasa untuk melakukan industrialisasi di NTB. ‘’Mau buat apa, ayo. Tinggal kasih contoh alat apa yang mau dibuat,’’ tantangnya.
Petugas las di Babakan sedang mengebor plat baja untuk dijadikan kerangka mesin
Dari bengkel Rotani ini, juga telah lahir banyak tenaga-tenaga di bidang rekayasa mesin. Mereka setelah merasa cukup mampu membuka usaha, telah melepas diri dan mandiri. Karena itu, Susilo mengatakan, NTB sebetulnya tak kekurangan SDM di bidang teknologi tepat guna. Hanya saja kurang diberdayakan dan diberi kesempatan tumbuh dan berkembang. Jika mereka diberdayakan, Susilo yakin SDM NTB akan mampu menghasilkan produk-produk baru dan tidak kalah dengan hasil produksi daerah lain. ‘’Inilah yang menjadi tugas pemerintah daerah melakukan pemberdayaan,’’ harapnya.


Sementara Amaq Syukri, salah satu pandai besi di Getap menegaskan, ia masih tetap bertahan membuat pisau, parang, sabit hingga beberapa jenis senjata tajam lainnya. Sebagai orang yang telah lama bergelut di bidang ini, Amaq Isyuk – sapaan akrabnya tidak mau meninggalkan keterampilan yang telah ditinggalkan nenek moyangnya sejak lama. Meski sekarang ini, banyak teman-temannya yang telah beralih profesi dari pandai besi ke kerajinan las dengan membuat pintu gerbang, terali pintu, jendela dan lainnya.  

Diakuinya, ia banyak menerima pesanan pembuatan pisau, parang hingga senjata tajam. Namun, Amaq Isyuk lebih selektif dalam menerima pesanan. Terutama pesanan senjata tajam seperti panah, keris atau pedang untuk hal-hal yang berbahaya. Ia tidak ingin hasil karyanya justru dipergunakan untuk saling melukai satu sama lain. ‘’’Lebih baik hasil karya ini saya pergunakan untuk hal yang bermanfaat. Misalnya membuat pisau, parang, kapak dan sabit,’’ ujarnya.

Namun, Amaq Isyuk mempersilakan anaknya Syamsul membuka usaha las sendiri dan tidak harus mengikuti dirinya menggeluti pandai besi. Ia bersyukur, anaknya mampu mandiri dan membuka usaha las sendiri dan sudah banyak menerima pesanan untuk membuat pintu gerbang, terali jendela, pintu dan lainnya.  (Bulkaini/Marham)

Share:

1 komentar:

Rai Vinsmoke said...

ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive