Be Your Inspiration

Friday, 5 August 2016

Peragaan Tradisi Lisan Meriahkan Perhelatan MTQ

Ayam Taliwang bagian dari tradisi lisan
Peragaan tradisi lisan NTB yang diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali – Nusa Tenggara menambah kemeriahan perhelatan MTQ Nasional Ke-26 di NTB.
Setelah berupaya melestarikan tradisi pewayangan, Kali BPNB berupaya melestarikan budaya memasak. Dalam kegiatan yang terselenggara, Kamis (4/8/2016) di Lapangan Umum Sangkareang itu, BPNB melakukan peragaan memasak kuliner ayam Taliwang.
"Budaya memasak itu juga merupakan bagian dari tradisi tutur. Resep memasak diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kita memilih peragaan memasak ayam Taliwang ini karena kuliner khas daerah ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda," jelas Kepala BPNB Bali, NTB, NTT I Made Dharma Suteja, SS, M.Si usai memberi sambutan dalam kegiatan yang diikuti 60 peserta, Kamis sore.
Pada peragaan itu, pihaknya sengaja mendatangkan maestro masakan ayam Taliwang H. Puadin. Ia diminta sebagai narasumber yang berupaya menjelaskan perihal resep dan teknik memasak ayam Taliwang. Para peserta yang terlibat dalam kegiatan itu berasal dari kalangan pelajar, seniman dan budayawan.
"Sasaran kita memang anak - anak pelajar. Tujuannya supaya mereka tahu dan paham mengenai bagaimana memasak ayam Taliwang. Harapannya ke depan masakan khas daerah NTB ini tetap lestari dengan semakin banyaknya orang NTB yang bisa menyajikannya," kata Made Suteja.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) NTB yang diwakili Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Dra. Endah Setyorini untuk membuka kegiatan itu secara resmi menyatakan, pihaknya siap membangun relasi kerjasama dengan lembaga Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI) untuk mencanangkan pelestarian kuliner ayam Taliwang. Ia berharap, para peserta yang terlibat dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan sungguh - sungguh. Lebih - lebih bagi peserta dari kalangan pelajar. Tujuannya demi mengoptimalkan upaya penyebaran pemahaman, tentang cara menyajikan menu makanan yang sudah disahkan sebagai warisan budaya tak benda masyarakat NTB ini.
Narasumber, Maestro H. Puadin dalam demo memasak ayam Taliwang itu memeragakan serta menjabarkan resep bumbu makanan khas yang membesarkan namanya itu. Kiprahnya menggeluti usaha jasa boga dengan produk yang mulai membumi itu menjadi bagian dari pesona daya tarik, terutama dalam bidang pariwisata. Setiap tamu/wisatawan yang berkunjung ke daerah ini, belum lengkap aktifitas safarinya sebelum mencicip menu masakan ayam taliwang tersebut. (Sahmat Darmi)
Share:

Thursday, 4 August 2016

Bertanding di MTQ Nasional, Taruna Akpol, Siapa Takut?


 
Brigadir Taruna Farhan Arif Sumawiharja dari Jawa Tengah
Pria tegap berbaju dinas kepolisian berkejaran dengan waktu. Tangannya berebut menekan tombol-tombol huruf mesin ketik analog. Sesekali memutar gindaran kertas membuat baris baru. Matanya sibuk mengutip buku-buku referensi yang sudah berantakan di sisi kiri dan kanannya.
BRIGADIR Taruna Farhan Arif Sumawiharja, adalah satu di antara 12 peserta mata lomba Musabaqah Makalah Ilmiah Al Quran yang tengah berkompetisi di babak semifinal, Selasa (2/8/2016).
Mewakili Kafilah Provinsi Jawa Tengah, taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Magelang Angkatan 2013 itu berjuang memperebutkan enam tempat di babak akhir.
“Motivasi saya bukan untuk menang atau juara. Tapi saya mau memberi pembuktian. Memperbaiki citra Polri yang sampai saat ini masih belum penuh dipercaya masyarakat,” ungkapnya di sela-sela waktu istirahat siang.
“Kehadiran saya di sini membawa pesan bahwa itu hanya segelintir oknum yang perlu diluruskan. Imbasnya Polri semakin sulit dekat dengan masyarakat,” imbuh pria kelahiran Tangerang Selatan, 8 Agustus, 22 tahun silam itu.
Makalah ilmiah yang disusunnya memang tak jauh dari kiprah aparat kepolisian. Namun, menurut dia, justru itu karya yang harus ia hasilkan. Sebab, nilai-nilai Al Quran sudah senafas dengan cita-cita Polri yang dikumandangkan dalam Undang-undang maupun doktrin.
Ia mencontohkan, dalam babak penyisihan pada Minggu (31/7/2016) lalu, ia menggodok gagasan tentang implementasi Catur Prasetya Polri dalam perspektif Al Quran. Menjabarkan tema lomba yang dibuat dewan hakim.
“Doktrin Catur Prasetya itu apabila dijalankan dengan sungguh-sungguh, mampu mendongkrak kinerja Polri,” terangnya penuh semangat. “Ini yang selama ini belum mampu dihayati dan diimplementasikan dengan baik. Makanya cuma jadi isapan jempol belaka.”
Ia menyayangkan masih saja ada anggota korps Bhayangkara yang menyepelekan doktrin itu. Ia membeberkan bukti berupa masih adanya pelanggaran disiplin bahkan pidana yang dilakukan oknum polisi.
Belum lagi cemoohan masyarakat tentang polisi yang diduga terlibat gembong narkoba, seperti didengungkan Freddy Budiman, terpidana yang dieksekusi mati akhir pekan lalu di Lapas Nusakambangan.
“Ada beberapa yang menganggap itu (doktrin) biasa. Namun, apabila Al Quran dipedomani, itu mampu mendorong keinginan anggota untuk meningkatkan kinerja,” kata lulusan Pondok Pesantren Daar El-Qolam Nahdlatul Ulama, Banten itu.
Salah satu poin Catur Prasetya, sambung Farhan, di antaranya memelihara perasaan tenteram dan damai. Polisi yang mengemban tanggung jawab itu mewujudkannya dalam pemeliharan keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Memang itu amanat konstitusi. Tapi dalam pelaksanaannya, harus ada sinkronisasi harmonis antara masyarakat dan aparat kepolisian,” jelasnya.
Menurut dia, hal itu bakal sulit terwujud apabila polisi belum mampu menunjukkan diri bahwa memang pantas dipercaya masyarakat.
“Bagaimana bisa Polri menjaga tanpa partisipasi masyarakat. Tetapi partisipasi itu akan tumbuh apabila Polri sudah mendapat simpati masyarakat,” kata Farhan.
Ia menjabarkan, upaya Polri itu diwujudkan dengan secara profesional memberi kepastian hukum. Setiap penanganan kasus disinergikan dengan lembaga APH lain. “Polisi menyidik. Kejaksaan menuntut. Pengadilan memutus vonis,” urainya.
Farhan bertekad, implementasi gagasan dalam makalahnya itu bakal menjadi pedomannya ketika lulus Akpol nanti. Saat pengabdiannya kepada masyarakat dijewantahkan secara nyata dalam berdinas Polri.
“Saya tidak punya keinginan karya saya ini dapat merubah kepolisian secara garis besar, karena ini terkait mental jadi prosesnya panjang. Setidaknya ini menjadi cambukan untuk saya sendiri, atau rekan-rekan saya sesama taruna, terangnya. (Wahyu Widiantoro)
Share:

Satukan Tiga Event di MTQ Nasional, Litbang Kemenag Salut Konsep INCCA NTB

Direktur Litbang pada Kemenag Choirul Fuad Yusuf didampingi Ketua DPD INCCA NTB, M. Nur Haedin memberikan hadiah Al Qur’an kepada seorang pengunjung yang berhasil menjawab pertanyaan seputar pengetahuan Islam usai sosialisasi di panggung Pameran MTQ Nasional, Senin (1/8/2016) malam

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-XXVI, di kawasan Islamic Center, Kota Mataram, NTB yang dibuka Presiden Ir. H. Joko Widodo pada 30 Juli 2016, memiliki kekhasan dari MTQ-MTQ sebelumnya. Tampil beda begitu terlihat ketika  diselenggarakan tiga expo bersamaan dalam satu event yakni Pameran Peradaban Islam (PPI), NTB Expo dan Hortikultura Festival(Hortifes) atau Pekan Hortikultura NTB yang berlangsung di kawasan yang sama.
Pameran yang dibuka Sekretaris Daerah NTB, Ir. H. Rosiady Sayuti, MSc, PhD, dan digelar hingga 6 Agustus diikuti 270 partisan. Team Leader stand pameran Kementerian Agama (Kemenag) Choirul Fuad Yusuf mengaku salut atas ide atau konsep yang dibuat DPD INCCA NTB dan konsorsiumnya ini. “Konsep ini bagus,” terangnya.
Choirul Fuad Yusuf yang juga salah satu direktur pada Kemenag ini mengharapkan tema pameran ‘’Penguatan Peradaban Islam’’ mampu mengondisikan terjadinya proses penyadaran pengunjung, mengenai pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses menuju terbangunnya kemajuan bangsa. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang menyadari dan berkomitmen pada pencapaian kemajuan melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat ini. 
Selain itu, lanjutnya, pameran yang diikuti sejumlah partisipan daerah yang memperkenalkan keunggulan produk daerah masing-masing diharapkan bisa memberikan pencerahan budaya yang sangat majemuk di Indonesia. Di samping diharapkan bisa menjadi media berbagi pengalaman produksi.
Tidak hanya itu, keterlibatan sejumlah instansi pemerintah pusat, Kementeriaan Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun daerah mewarnai secara kuat pameran yang bertema Peradaban Islam. Untuk itu, dia melihat, pameran yang diselenggarakan DPD INCCA NTB ini menjadi sangat relevan dengan kebutuhan zaman dan masyarakat Indonesia dewasa ini.
Hal ini, karena, Indonesia sebagai negara besar dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia dan termajemuk suku dan budayanya, perlu melakukan penguatan kualitas peradabannya, yaitu penguatan dua unsur utama peradaban yaitu penguasaan/aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk, penguatan moralitas dan implementasi ajaran agama.
Sementara Ketua DPD INCCA NTB M. Nur Haedin, menjelaskan, pihaknya bersama Pemprov NTB mencoba konsep integrasi pada tiga pameran ini. Tujuannya  memberikan tampilan yang beda dari tuan rumah MTQ-MTQ sebelumnya dan berkualitas. “Kita coba jadikan arena pameran ini sebagai wisata expo. Peserta dan pengunjung lah yang berhak menilai. Karena ini konsep baru dan pertama kali dibuat, tentu masih ada kekurangan. Dan kami teman-teman pengusaha MICE dan event yang tergabung dalam INCCA terus melakukan evaluasi, sehingga event-event nasional ke depan menjadi lebih baik,” demikian Nur Haedin. (rilis)
Share:

ASITA NTB Manfaatkan MTQ 2016 Promosi Paket Wisata Halal

Peserta MTQ Nasional Tuna Netra
Salah satu tujuan pelaksanaan MTQ Nasional di NTB yaitu sukses ekonomi. Banyaknya peserta yang datang dari berbagai daerah ini dimanfaatkan oleh ASITA NTB dalam melakukan promosi pariwisata, khususnya paket wisata halal.
"Tentu saja kita mengambil kesempatan ini untuk melakukan promosi wisata halal yang kita punya. Tidak sedikit juga dari peserta yang meminta secara khusus untuk diantar berlibur," kata Ketua ASITA NTB Dewantoro Umbu Djoka kepada Suara NTB, di Mataram, Rabu (3/8/2016).
Para pelaku pariwisata juga turut mendapatkan keuntungan dengan banyaknya permintaan peserta untuk diajak berlibur ke sejumlah destinasi wisata. tempat yang paling banyak dituju yaitu gili-gili. Baik yang ada di Lombok Barat maupun Lombok Utara.
"Menurut mereka tidak lengkap rasanya ke Lombok kalau belum ke Gili. Makanya mereka minta kita antarkan ke gili, ada yang ke Sekotong dan lainnya," katanya.
Di samping itu, ASITA juga melakukan promosi tentang wisata halal yang meliputi banyak tempat. Para peserta yang merupakan Muslim sangat dianjurkan untuk mengambil paket tersebut. Pasalnya, pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam peraturan daerah tentang wisata halal.
"Kita ini terkenal dengan wisata halal, jadi tidak lengkap rasanya kalau tidak buat paket wisata halal. Ini juga cukup banyak yang minati," ujarnya.
Wanto – panggilan akrabnya berharap para peserta bisa kembali lagi untuk berwisata bersama keluarga dan kerabatnya. Mengingat masih banyak sekali destinasi wisata yang dapat dikunjungi. Terlebih dengan adanya paket wisata halal yang telah disiapkan ASITA.
"Kita promosi juga agar mereka ini bisa kembali lagi untuk berlibur bersama kerabatnya. Sehingga target kunjugan kita bisa terpenuhi," harapnya. (Lingga)
Share:

Kemeriahan MTQ Nasional di Wajah Penari Sambava

Penari Sambava asal Sumbawa tampil menghibur peserta MTQ Nasional di Taman Budaya NTB

Tari Sambava asal Pulau Sumbawa lahir sebagai lambang keceriaan masyarakat di pulau tersebut. Kemeriahan perhelatan MTQ Nasional ke-26 dapat disaksikan melalui raut wajah para penari yang menampilkan tarian ini.
TARI Sambava yang dipelopori oleh sejumlah putra - putri daerah Sumbawa ditampilkan untuk menghibur para peserta tamu MTQ di Taman Budaya NTB. Para tamu MTQ yang berasal dari berbagai daerah, diharapkan mampu menikmati suguhan khas ini. Pementasan itu dilakukan dengan harapan, memikat ketertarikan tamu luar daerah dengan atraksi seni yang berkesan.
"Malam ini ada tampilan khusus dilakukan oleh anak - anak Sumbawa. Ini dalam rangka menciptakan kesan diantara tamu peserta MTQ melalui potensi hiburan yang kita miliki," tutur Kepala Taman Budaya NTB, Drs. Faisal ketika dijumpai, Selasa (2/8/2016) malam.
Terkait tarian ini, Indri dan Suri Aajani, dua penari menjelaskan, tarian ini melambangkan semangat persatuan masyarakat suku Samawa. Semangat menjaga kebersamaan patut dipelihara, sehingga dapat membangun kekuatan bersama.
"Tari ini bercerita tentang semangat kebersamaan, kekompakan dan keceriaan. Di mana, orang di tanah sumbawa mengedepankan hal - hal tersebut. Terutama dalam berupaya mencapai satu tujuan," kata Indri, Mahasiswi Universitas Mataram, jurusan Tekhnik Sipil ini usai pementasan.
Sebelumnya, sekawan penari yang berjumlah lima orang ini juga mementaskan Tari Nuri. Tarian khas yang berkembang di daerah Sumbawa ini menjadi sajian penyambutan bagi para tamu. Konon, setiap ada kunjungan tamu kehormatan, tarian tersebut menjadi pembuka setiap kegiatan.
"Kalau Tari Sambava kan merupakan semi kontemporer, ada unsur tradisi dan ada juga unsur modern. Tadi sebelumnya kan kita menampilkan Tari Nuri, tarian penyambutan. Terutama untuk menyambut tamu - tamu kehormatan," ujarnya. (Sahmat Darmi)
Share:

Sunday, 31 July 2016

Presiden Jokowi Buka MTQ Nasional Ke 26 di NTB


Presiden Jokowi didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin dan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi memukul gendang beleq sebagai tanda pembukaan MTQ Nasional di Kota Mataram, Sabtu (30/7/2016) malam. 

PRESIDEN Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke 26 di Mataram NTB, Sabtu (30/7/2016) malam. Pembukaan MTQ yang dipusatkan di Islamic Center NTB ini dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, Sekretaris Jenderal Rabitha Alam Islami, gubernur se Indonesia, tokoh agama, tokoh masyarakat, kafilah dari 34 provinsi se Indonesia . Pembukaan MTQ Nasional di Mataram kali ini juga dibaregi dengan pembukaan Konferensi Islam Internasional yang diikuti 13 negara Islam, Kerjasama Majelis Ulama Indonesia dengan Rabitah Al Islami.
Saat tiba di Islamic Center Mataram, Presiden didampingi Ibu Negara Hj. Iriana Joko Widodo, Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Ketua Tim Penggerak PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi bersilaturrahim menyapa dan bersalaman dengan kerumunan masyarakat yang antusias menyaksikan acara pembukaan dari luar arena Islamic center. Presiden berusaha memenuhi keinginan ribuan warga yang hadir untuk bersalaman dan menyapa mereka yang sudah lama menunggu.
Dalam sambutan selamat datangnya, Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi, mengungkap, menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ Nasional, merupakan suatu kehormatan dan kemuliaan bagi seluruh masyarakat NTB.  "MTQ Nasional  ini bagi kami adalah suatu motivasi untuk selalu bekerja keras memberi kontribusi terbaik bagi bangsa,"  tuturnya.
Untuk itu, Gubernur mengaku bahagia karena Presiden dapat memenuhi janjinya hadir langsung dalam acara pembukaan MTQ kali ini. "Kami ingin setiap setiap presiden berkunjung ke NTB bisa selalu tersenyum,"kata Zainul Majdi.
Gubernur yang merupakan lulusan tafsir terbaik pada Universitas Islam Al Azhar Mesir ini juga menyebut, suka cita MTQ Nasional di NTB ini tidak hanya dirasakan umat Islam semata, melainkan seluruh masyarakat NTB juga turut bersuka cita. "Saudara kita dari warga Tionghoa juga ikut berpartisipasi dengan memasang lampion di sepanjang ruas jalan di wilayah Cakranrgara," terangnya.
Gubernur juga mengaku beberapa waktu yang lalu menerima  surat  yang ditandatangani  pendeta yang ingin turut berpartisipasi mensukseskan MTQ Nasional di Mataram. Hal ini, lanjutnya, membuktikan bahwa seluruh umat beragama di NTB punya tekad yang sama untuk ikut mensukseskan MTQ Nasional. 
Sementara Menteri Agama RI , Lukman Hakim Saifuddin menyebut, perhelatan MTQ bukan hanya kegiatan yang menampilkan perlombaan seni suara semata, namun juga sebagai forum ilmiah yang menafsir, menalar dan mengamalkan ayat ayat Allah SWT. 
Sementara itu, Presiden Joko Widodo juga berharap, MTQ Nasional ini mampu membumikan Al Qur’an, sehingga lebih dipahami dan dilaksanakan  oleh seluruh masyarakat. "Prestasi adalah utama, namun yang lebih utama adalah syiar dan dakwah tentang bagaimana membumikan Al Qur’an," pesannya.
Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia menjadikan Al Qur’an sebagai pegangan kehidupan yang hakiki dalam hidup, sehingga dapat menuntun masyarakat menjadi pribadi yang santun dalam bertutur bersikap serta berperilaku.
Ke depannya, presiden menaruh harapan besar agar Indonesia dapat menjadi sumber pembelajaran Islam di dunia. Karena itu telah dikeluarkan Peraturan Presiden untuk membentuk Universitas Islam Internasional. "Kita ingin kehidupan berbangsa dan bernegara sejuk, damai dan indah . Mari jaga kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadikan MTQN ini sebagai stimulan untuk meningkatkan pengamalan ajaran Islam yang rahmatallil alamin," ujarnya. (*) 
Share:

Saturday, 30 July 2016

Jadi Juara di MTQ Nasional, Wakil Asal Loteng Ditunggu Hadiah Umrah

Masjid Agung Lombok Tengah, salah satu acara lokasi MTQ Nasional 2016 
Dari sekitar 36 qori’ dan qoriah yang akan berlomba mewakili NTB pada perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nasional tahun 2016 ini, delapan orang di antaranya berasal dari Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Pemerintah daerah telah menyiapkan reward (hadiah) khusus bagi para qori’ dan qoriah jika mampu menjadi yang terbaik dalam MTQ tingkat nasional kali ini, berupa hadiah umrah.
“Bagi yang mampu menjadi juara terbaik, kita siapkan hadiah umrah,”  janji Bupati Loteng, H.M. Suhaili FT, di sela-sela rapat evaluasi persiapan lokasi MTQ tingkat nasional di kawasan Masjid Agung Loteng, Jumat (29/7/2016).
Tidak hanya itu, ungkapnya, Pemkab Loteng sudah menyiapkan hadiah berupa biaya naik haji bagi para juara asal Loteng pada MTQ tingkat nasional. Namun karena kuota haji juga terbatas, sehingga pilihan reward-nya berupa umrah. “Kalaupun hadiah umrah sudah disiapkan oleh pemerintah provinsi, kita berikan reward dalam bentuk yang lain lagi,” tambahnya.
Adanya reward ini, para qori’ dan qoriah asal Loteng bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya demi menjadi yang terbaik dalam MTQ tingkat nasional kali ini. Tapi hendaknya, para qori’ dan qoriah juga tidak menjadikan reward tersebut sebagai tujuan utama.
“Reward bukan yang utama untuk dikejar. Tapi jadi penambah motivasi, untuk memberikan penampilan yang terbaik. Tanpa ada reward pun, tetap memberikan yang terbaik. Karena yakinlah, kalau sudah mampu menjadi yang terbaik dengan sendirinya reward akan datang,’’ ujarnya. (munakir)
Share:

Friday, 29 July 2016

Juara, Kafilah MTQ NTB akan Umrah Bersama Telkomsel

Wagub NTB H. Muh. Amin berpose bersama Kafilah MTQ NTB saat pelepasan di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Jumat (29/7/2016) 
Kafilah NTB yang berhasil menjadi juara pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional XXVI di NTB akan diberikan hadiah oleh Pemprov NTB. Pemprov NTB menjanjikan hadiah umrah bagi anggota kafilah yang jadi juara bersama Telkomsel. Selain hadiah umrah, mereka yang juara akan diberikan uang pembinaan dari pemerintah daerah.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) NTB H. Muh. Amin, SH, MSi, ketika melepas kafilah MTQ NTB di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Jumat (29/7/2016).
Wagub NTB juga tak henti-hentinya mengingatkan kepada para peserta, pelatih dan seluruh masyarakat NTB untuk memegang tiga prinsip kesuksesan yakni, sukses sebagai penyelenggara, sukses dalam prestasi dan sukses secara ekonomi.
“Dengan banyaknya tamu yang datang maka akan berkembang pula ekonomi kreatif kita, tentu akan memberikan peluang besar secara ekonomi bagi para pedagang cinderamata, kuliner dan lainnya”, tambahnya.
Mengakhiri sambutannya Wagub NTB berpesan kepada qori’ dan qori’ah untuk mengikuti arahan para pelatih, “karena kalianlah yang akan menentukan semuanya,” pesannya.
Sementara Ketua Kafilah Provinsi NTB Drs. H. Faturrahman., M.Si melaporkan para kafilah yang mengikuti kompetisi telah melakukan proses seleksi dari tingkat kelurahan dan akhirnya tersaring mewakili masing-masing kabupaten/kota.

Seluruh peserta nantinya akan mengikuti MTQ XXVI terbagi dalam tujuh cabang dan 18 golongan musabaqah. Ke tujuh cabang tersebut adalah Tilawah Al Qur’an, Hifzh Al Qur’an, Tafsir Al Qur’an, Fahm Al Qur’an, Syarh Al Qur’an, Khath Al Qur’an, dan Menulis Makalah Ilmiah Al Qur’an (M2IQ). Adapun 18 golongan lomba terdiri dari: enam golongan cabang tilawah Al Qur’an (dewasa, remaja, anak-anak, tartil, cacat netra, serta qiraah sabah); lima golongan cabang Hifzh Al Qur’an (1 juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz, dan 30 juz); tiga golongan cabang Tafsir Al Qur’an (Bahasa Indonesia, Bahasa arab, dan Bahasa Inggris), serta empat golongan cabang Khath Al Qur’an (naskah, hiasan mushaf, dekorasi, dan kontemporer). (*)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive