Be Your Inspiration

Wednesday, 15 November 2017

Kamasan, Pusat Pembuatan Keris di Kota Mataram

Willy Ahyar sedang membuat keris di bengkel kerjanya di Kamasan Karang Baru Mataram. 

KERIS merupakan salah satu tradisi dari nenek moyang yang keberadaannya dilengkapi dengan berbagai kepercayaan akan daya magis bagi sang pemiliknya. Apalagi sejak keris diakui UNESCO sebagi warisan budaya non-bendawi sejak tahun 2005 semakin menambah minat para pecinta dalam mengoleksi keris.

Maka, tidak heran banyak pemilik keris rela mengeluarkan kocek yang dalam untuk mempercantik tampilan kerisnya. Di daerah Kamasan, Karang Baru, Mataram, terdapat salah satu sentra penyamplengan keris yang sudah banyak belasan tahun menekuni dunia itu.

Adalah Willy Ahyar, pengelola Keris Art, menuturkan jika dirinya memilih penyamplengan keris untuk melanjutkan tradisi nenek moyang yang sudah ada di Kamasan yang sejak dahulu dikenal sebagai daerah pande. “Di sini dikenal sebagai daerah pande khususnya perak dan emas, sebelum kalah oleh daerah Sekarbela,” terangnya saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.

Willy, panggilan akrabnya, menuturkan baru pada tahun 2001 dirinya serius menekuni bisnis penyamplengan keris dikarenakan kecintaannya akan keris. Sampleng keris sendiri merupakan penambahan logam, baik emas, perak, tembaga, dan lainnya, pada gagang dan sarung keris.
Keris Kamasan Kota Mataram NTB

Willy menjelaskan biasanya dirinya mengarahkan sang pemilik keris saat memesan untuk memilih motif yang cocok bagi kerisnya. “Pemesan membawa keris sendiri ke sini, sedangkan bahan baku kita yang menyediakannya,” terangnya.

Keris Art juga melayani berbagai motif keris yang dikenal seperti motif Lombok, Bali,Sumbawa, Melayu dan Bugis. Motif inilah biasanya dipesan oleh konsumen. “Kalau motif Lombok memiliki ciri khas yaitu biji mentimun di bagian penyejer sarung keris, sedangkan warangka (gagang keris) motifnya hampir sama dengan motif Bali,” terang Willy.

Sedangkan motif Melayu dan Bugis lebih banyak mengarah kepada motif tumbuh-tumbuhan menjalar.

Pengurus Paguyuban Keris Selaparang Mandalika Mataram ini menambahkan jika dalam pembuatan samplengan keris membutuhkan waktu kurang lebih 1-3 minggu tergantung tingkat kesulitan motif yang dipesan dengan dibantu 6 orang pegawainya. Biasanya setelah dilakukan penyamplengan, logam akan diberikan suatu obat khusus yang membuat tampilannya terlihat antik dan berkelas.

“Kalau masalah harga, kisarannya mulai dari Rp 1 jutaan tergantung bahan yang digunakan,” kata Willy. Biasanya konsumennya, selain menyampleng keris, juga meminta untuk dibuatkan gagang kerisnya karena sudah rusak atau memperbaiki tampilan. “Kalau untuk gagang keris biasanya saya menyarankan untuk memakai kayu Berora yang memiliki motif sendiri, tapi saya arahkan kemana buatnya,” jelasnya.
Keris Kamasan Karang Baru Kota Mataram NTB

Sedangkan untuk perawatan samplengan, tidak membutuhkan perlakuan khusus, tidak seperti keris yang harus rajin dibersihkan dengan cairan anti karat agar motif keris tidak hilang.

Ia menuturkan jika beberapa tahun belakangan memang minat masyarakat akan keris mulai banyak, terbukti dari banyaknya pelanggan yang meminta sampleng keris padanya. “Konsumen saya mulai dari pejabat sampai masyarakat biasa, mulai dari Lombok, Sumbawa, bahkan ada yang dari Madura. Mereka tahu karena saya sering ikut pameran,” kata Willy.

Di paguyuban yang diikutinya, ia menerima dengan terbuka bagi masyarakat yang ingin belajar dan mengenal tentang keris. “Yang penting datang saja ke sini, kita akan jelaskan panjang lebar tentang keris,” terangnya. (Uul Efriyanti Prayoba)


Share:

Sunday, 12 November 2017

Anhar Gonggong : Gelar Pahlawan Tidak Harus yang Angkat Senjata

Anhar Gonggong
WAKIL Ketua Tim Pengkaji dan Peneliti Gelar Nasional (TP2GN), Prof. Dr. Anhar Gonggong menyebut, seorang yang dikatakan pahlawan nasional tidak hanya orang yang berjuang dengan mengangkat senjata. Seorang pahlawan nasional bisa juga lahir dari orang yang berjuang membangun sumber daya manusia, sehingga mampu melahirkan SDM yang berguna bagi bangsa dan negara.

Menurutnya, adanya persepsi orang yang layak disebut pahlawan adalah orang yang mengangkat senjata adalah salah. ‘’Sesungguhnya apa yang dilakukan Kiai itu dengan mendidik orang lewat pesantren lebih dari senjata. Tembakannya bukan peluru, tapi alatnya mengasahi sumber daya manusia pesantren berjuang melawan penjajahan,’’ ujarnya sebelum acara penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional  kepada Maulana Syeikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid dan 3 pahlawan nasional lainnya oleh Presiden RI, Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/11/2017)

Hal inilah menurut Anhar Gonggong yang menjadikan TP2GN tidak ragu dalam menetapkan sosok Maulana Syeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid sebagai Pahlawan Nasional. Sosok Maulana Syeikh, ujarnya, memiliki kehebatan yang tidak dimiliki oleh semua orang. Di era perjuangan merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia waktu itu, Maulana Syeikh melalui Nahdlatul Wathan (NW) berjuang mengobarkan semangat cinta tanah air (wathan) pada masyarakat NTB.

Maulana Syeikh saat itu mampu menggelorakan cinta tanah air dan membangun pesantren dan SDM saat itu. Tidak hanya itu, masyarakat diajak tidak hanya cinta pada agama, tapi berakal budi dan cinta pada tanah air.

Sepanjang hidup Maulana Syeikh, ujarnya, terus berjuang memberikan bekal pendidikan kepada anak anak muda pada zamannya, adalah kehebatan luar biasa. Termasuk, memiliki keperdulian yang tinggi kepada masyarakat untuk bisa keluar dari kebodohan dan keterbelakangan. ‘’Inilah nilai-nilai kepahlawanan yang terpenting dan sesungguhnya,’’ ujarnya.

Untuk itu, Anhar Gonggong mengajak pada generasi muda NTB memperkuat dan menyiapkan diri dengan pendidikan. Selain itu, berusaha menguasai teknologi serta menyiapkan diri untuk mampu bersaing sekaligus mampu menyiapkan untuk pandai bekerja sama.

Menurutnya, kesalahan terbesar selama ini, orang cenderung hanya menggembar-gemborkan untuk bekerja dan bersaing, tetapi bersaing belum tentu bisa bekerja sama. "Jika hanya bersaing dan tidak mampu bekerja sama, bagaimana mungkin bisa mencapai hasil yang maksimal," tegasnya.
Untuk itu, dia meminta agar persepsi yang keliru ini harus dihentikan. Generasi muda tidak hanya pandai bersaing, namun juga pandai bekerja sama. (Marham)
Share:

Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional pada Maulana Syeikh

Presiden Ir. Joko Widodo memberikan ucapan selamat pada ahli waris Maulana Syeikh Ummi Hj. Rauhun dan Ummi Hj. Raihanun Zainuddin Abdul Madjid usai penganugerahan gelar Pahlawan Nasional pada Maulana Syeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/11/2017)

Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada Maulana Syeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid, tokoh nasional asal NTB di Istana Negara, Kamis (9/11/2017). Pemberian gelar Pahlawan Nasional pada kakek Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi ini dilakukan bersamaan dengan 3 pahlawan nasional lainnya. Pada penganugerahan pahlawan nasional ini juga dihadiri Wakil Presiden H. M. Jusuf Kalla dan jajaran kabinet.

Hadir juga pihak keluarga lainnya, yakni putri putri Ahli Waris yang merupakan para  Cucu dari Maulana Syeikh, diantaranya Dr. Hj. Sitti Rohmi, Ir. H. Samsul Luthfi bersama istri serta Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi didampingi istri Hj.Erica Zainul Majdi.  Sementara Ummi Hj. Sitti Raihanun hadir bersama  putra beliau H. Lalu Gde Wire Sakti Amir Murni dan sejumlah keluarga/kerabat lainnya. Sedangkan dari unsur pemerintah daerah, hadir Gubernur NTB didampingi Sekda NTB, Ir.H.Rosiady Sayuti, M.Sc.P.hD, Kadis Sosial, H.Ahsanul Khalik, Karo Humas dan Protokol, H.Irnadi Kusuma beserta jajarannya dan sejumlah tokoh NTB lainnya.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/TAHUN 2017 tanggal 6 November 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh. Yakni Almarhum TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dari NTB, Almarhumah Laksamana Malahayati dari Aceh, Almarhum Sultan Mahmud Riayat Syah dari Kepri, dan Lafran Pane dari DI Yogyakarta.

Anugerah gelar Pahlawan Nasional ini menjadi kebanggaan bagi keluarga besar pendiri Nahdlatul Wathan (NW) ini. Mereka mengharapkan gelar pahlawan nasional bagi Maulana Syeikh ini menjadi panutan bagi generasi muda di NTB. Seperti disampaikan Ummi Hj. Sitti Rauhun Abdul Madjid, jika gelar Pahlawan Nasional ini diharapkan bisa menjadi motivasi generasi muda untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda bisa mempedomani perjuangan Maulana Syeikh dalam membangun dan merintis pembangunan pendidikan saat-saat terbatas waktu itu. Terutama dikaitkan dengan kondisi sekarang ini.
Presiden Republik Indonesia H. Joko Widodo menyerahkan anugerah gelar pahlawan nasional tersebut kepada ahli waris Maulana Syeikh, Ummi Hj. Sitti Rauhun di Istana Negara, Kamis (9/11/2017)

Apalagi sosok Maulana Syeikh bagi Ummi Rauhun adalah idola. Sebagai bapak, ujarnya Maulana Syeikh selalu memberikan contoh yang baik bagi keluarga. "Pokoknya Bapak itu adalah orang yang sangat baik, adil, peduli pada anak, keluarga dan semuanya," tuturnya usai menerima anugerah Gelar Pahlawan Nasional bagi Maulana Syeikh di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/11/2017).

Untuk itu, ketika menerima gelar Pahlawan Nasional bagi almarhum ayahnya, dirinya teringat bagaimana perjuangan almarhum membangun pendidikan sejak awal. Apalagi cucu-cucunya sekarang ini banyak sukses di berbagai bidang. Tentunya, jika melihat apa prestasi yang diraih cucunya sekarang ini, jika Maulana Syeikh masih hidup,ujarnya, akan bangga dan gembira. Meski demikian yang paling penting bagi dirinya adalah bagaimana memotivasi anak-anaknya sekarang ini untuk bekerja lebih baik lagi dan mempedomani apa yang sudah ditinggalkan sang kakek.

Hal senada disampaikan Ummi Hj. Raihanun Zainuddin Abdul Madjid. Ditemui sebelum menghadiri penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi Maulana Syeikh, dirinya terharu dan bangga atas penghormatan yang diberikan pada almarhum Bapaknya. Bahkan, ketika mendengar Maulana Syeikh diberikan gelar Pahlawan Nasional, dirinya tidak bisa berkata apa-apa dan menangis.

Ummi Hj. Raihanun Zainuddin Abdul Madjid yang lebih dahulu datang ke Istana Negara bersama pendampingnya  Syamsul Rizal berharap gelar Pahlawan Nasional bagi Maulana Syeikh bisa dipedomani oleh generasi muda. Terutama bagaimana perjuangan Maulana Syeikh melakukan syiar Islam dan membangun manusia NTB lewat pendidikan.

Begitu juga Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang juga cucu Maulana Syeikh melihat dianugerahkannya gelar Pahlawan Nasional pada Maulana Syeikh merupakan suatu kebanggaan bagi seluruh masyarakat NTB. Di mana, putra terbaik NTB Maulana Syeikh ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh presiden. Dengan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional ini, ujarnya, merupakan suatu kesyukuran bagi masyarakat NTB. ‘’Kemudian pada saat yang sama, beliau juga menjadi renungan bagi kita semua, sejauh mana kita bisa meneruskan nilai-nilai perjuangan,’’ tambahnya.

Gubernur mencontohkan bagaimana Maulana Syeikh berjuang dalam keadaan penuh keterbatasan tidak pernah meminta-minta pada siapapun. Semua perjuangannya berlandaskan pada potensi yang ada di tengah masyarakat dan perlu diteladani.


Selain itu, ujarnya, makna simbolik dari penganugerahan Pahlawan Nasional bagi NTB adalah semakin percaya diri, jika dari NTB ada pahlawan yang pernah memperjuangkan berdirinya republik dan mempertahankan republik. (Marham)
Share:

Tuesday, 7 November 2017

Suara Sirine BPBD NTB Warnai Inspiratif Expo Dinas Kominfotik NTB

Atraksi dan simulasi penanganan bencana korban gempa oleh Tim Segitiga Biru persembahan BPBD NTB.  

Di pekan ke 11, Inspiratif Expo Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB semakin menggeliat. Tidak hanya berisi sosialisasi dari SKPD dan penampilan-penampilan siswa saja,  stan-stannya pun kini semakin beragam. 

Dari kuliner, lapak buku komunitas perpustakaan jalanan, sampai gerai kerajinan tangan dan sesekali membuka stan pelayanan kesehatan gratis. Seperti Minggu (5/11/2017), SMKN 5 Mataram ikut hadir meramaikan stan Inspiratif Expo.

Sekolah yang terkenal dengan produksi batik Sasambonya ini menampilkan mini galeri yang berisi kerajinan-kerajinan siswanya. Aneka kerajinan keramik, tanah liat, logam,  hingga batik sebagai produk unggulannya.  Dijual dengan harga kisaran puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
Tarian Panji Semirang dipersembahkan Krisna, siswa SMKN 2 Mataram

"Saya sering nonton Inspiratif Expo,  tapi baru kali ini bisa ikut buka stan di sini," ujar Dewa Made Karna,  siswa SMKN 5 mataram yang bertugas menjaga stan.  "Senang bisa berpartisipasi" lanjutnya.
Hadir juga stand kuliner oleh Bunga dan Vera. Stan ini menawarkan kuliner sejuta umat "cilok ayam" dan minuman gelasan segar dengan harga murah meriah juga dari SMKN 5 Mataram.

"Inspiratif Expo ini merangkul banyak kalangan,  termasuk kami para entrepreneur muda, " ujar Bunga yang selalu hadir setiap minggu menikmati acara Inspiratif Expo.

Wiharjan, yang datang bersama keluarganya membuka stan bunga, kecap organik, dan jamu ini juga sangat mengapresiasi kesempatan yang diberikan untuk membuka stan. Laki-laki yang pernah magang dua kali di Jepang ini berharap Inspiratif Expo bisa bantu kami mengenalkan jualannya.
Pada bagian lain, suara sirine meraung memecah perhatian. Terlihat sejumlah orang melakukan pertolongan di Jalan Udayana yang ramai. “Ada apa ini...?” Kata beberapa orang sambil berlarian mendekati korban.
Seni Bertutur atau Hikayat tampil ramaikan panggung Inspiratif Expo oleh Irfan dan kawan-kawan dari SMKN 2 Mataram. 

Ada yang kaki kanannya diikat dengan dua papan kecil ukuran sedengkul menunjukkan kaki patah, ada yang kepalanya mengeluarkan cairan merah seperti darah mengucur di pelipisnya. Ada pula yang tangannya diikat perban dan bercak merah di pembalut.

Korban-korban yang masih berusia remaja itu kemudian dibawa dengan ambulans diiringi sirine. Itulah simulasi tanggap bencana yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Provinsi NTB.

Para pelaku simulasi itu berasal dari pelajar MAN 2 Mataram dan SMAN 3 Mataram yang dididik khusus oleh BPBD NTB. ”Kami memilih remaja karena mereka masih kuat dan sangat bersemangat” ungkap Ir. Muhammadin, Sekretaris BPBD Provinsi NTB didampingi Rido Ahyana dari tim BPBD NTB.

Pada momentum Inspiratif Expo ini Komisi Informasi Provinsi NTB juga menyampaikan agenda besarnya. Sebagai Inovasi Tingkat Nasional akan menghadirkan 5.000 desa di Lombok NTB mulai 28-30 November 2017 di Festival Desa Benderang Informasi Publik (DBiP).

Hal ini disampaikan Komisioner Komisi Informasi NTB H. M.  Zaini dan Hendriadi di Panggung Inspiratif Expo sembari memberikan doorprize bagi pengunjung meramaikan Inspiratif Expo.

Memeriahkan acara, Krisna, siswa SMKN 2 Mataram tampil untuk ke sekian kalinya membawakan Tari Panji Semirang, solo singer oleh Juli. Sementara Irfan dan kawan-kawan membawakan budaya betutur/berhikayat yang didampingi setia oleh Janet Nurjanah, Guru Pembina Kesenian. "Sukses terus untuk Kominfotik, kami senang bisa terus tampil di Inspiratif Expo," ucapnya girang.

Tampil juga Zidan dari Unram tandem Beatbox bersama siswa SMA 3 Mataram melengkapi acara ini. (Marham)
Share:

Monday, 6 November 2017

Wagub NTB H. Muh. Amin Minta SKPD Hentikan Pelayanan Birokrasi Berbelit-belit


Wagub NTB H. Muh. Amin dan Kepala Biro Organisasi Setda NTB Yusron Hadi menunjukkan aplikasi layanan yang memudahkan masyarakat.

Masyarakat kita hingga saat ini masih seringkali menyampaikan keluhan dan pengaduan tentang pelayanan birokrasi yang berbelit-belit. Bahkan tidak saja sulit dan  membutuhkan waktu lama serta boros biaya, tetapi juga masih adanya praktek-praktek pungutan liar (pungli) serta korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).  Pengaduan tersebut disampaikan masyarakat melalui berbagai saluran, baik secara langsung kepada atasan unit kerja pemberi layanan maupun media massa, SMS center, medsos serta lembaga negara seperti Ombudsman, kepolisian dan kejaksaan. Padahal salah satu misi pembangunan yang diusung pemerintah Provinsi NTB adalah terwujudnya aparatur birokrasi yang bersih dan melayani.

Guna meningkatkan kinerja dan citra birokrasi tersebut, Wakil Gubenur NTB, H. Muh. Amin, SH.,M.Si meminta seluruh jajarannya untuk terus melakukan pembenahan pada sektor pelayanan publik. Diantaranya dengan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga lebih cepat, akurat, transparan serta efektif dan  efisien, guna memangkas alur pelayanan yang berbelit-belit. Dan yang tidak kalah pentingnya, ucap Wagub adalah stop pungli  dan segala bentuk penyalahgunaan wewenang atau KKN lainnya.

Wagub kelahiran Sumbawa itu menyampaikan harapannya saat membuka Rapat Desk dan Peresmian Sekretariat Desk Terpadu Kendali Penyelenggaraan Pelayanan Publik di ruang anggrek Kantor Gubernur NTB, Senin (6/11/2017).

Ditegaskannya, dengan berpedoman pada petunjuk teknis yang ada, diharapkan perbaikan sistem dan modernisasi pelayanan ini, akan mampu menjawab harapan publik  akan  pelayanan yang semakin sedehana, mudah dan murah, tetapi tetap sesuai dengan koridor dan kebutuhan masyarakat.
"Saya berharap  kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh OPD untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penyempurnaan berbagai instrumen tata kelola penyelenggaraan pelayanan publik, sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat," harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Organisasi, H. Yusron Hadi, ST., M. UM melaporkan bahwa Biro Organisasi membuat pembentukan desk terpadu kendali penyelenggaraan pelayanan publik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik. "Banyaknya hal-hal yang berkenaan dengan informasi pelayanan publik yang belum diketahui oleh masyarakat, menginisiasi biro organisasi dalam menginformasikan pelayanan publik yang akan memberikan informasi mengenai seluruh pelayanan publik Pemerintah Provinsi NTB, aduan pelayanan publik serta menilai tingkat kepuasan masyarakat mengenai pelayanan publik yang kesemuanya dilaksanakan  melalui aplikasi handphone, yang rencananya akan diluncurkan pada saat HUT NTB tanggal 17 Desember 2017 ini" paparnya. (Humas dan Protokol Setda NTB)

Share:

Usia 48 Tahun, RSUD Provinsi NTB Menuju Pelayanan Global

Kepala Bappeda NTB H. Ridwan Syah mencoba fasilitas baru di RSUD Provinsi NTB di usianya ke 48 Tahun, Senin (6/11/2017)

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, Senin (6/11/2017) genap berusia 48 tahun. Dalam menapaki usia yang hampir menginjak usia emas ini, Rumah sakit terbesar yang dimiliki  masyarakat dan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut terus berbenah dan bergegas menuju pelayanan unggul dan berstandar global. Pada puncak  peringatan ulang kali ini ditandai peresmian Gedung Graha Mandalika, di kompleks RSUD Provinsi NTB di Dasan Cermen Kota Mataram, Senin (6/11-2017).

Graha Mandalika dihajatkan sebagai Pusat Pelayanan Unggul Terpadu yang dipersembahkan Manajemen Rumah Sakit kepada masyarakat, karena dilengkapi fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat lengkap. Di antaranya Poliklinik Mandiri, Laboratorium, Rekam Medis, Lobi Informasi, Ruang Diklat, Unit Riset Biomedik, Skill Laboratorium dan Perpustakaan. Dan khusus bagi keluarga para pasien dan kalangan umum, terutama diprioritaskan untuk keluarga pasien yang berasal dari luar Kota Mataram, juga disediakan fasilitas Kamar Penginapan (Guest House)  sebanyak 24 kamar, terdiri dari kamar deluxe 4 kamar, superior 4 kamar dan katagori standar 16 kamar.

Namun bagi keluarga pasien yang ingin memanfaatkan fasilitas guest house tersebut dikenakan biaya dengan tarif  berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp. 450 ribu perhari sesuai dengan kelas kamarnya.
Sebelumnya diawal tahun 2017 ini  RSUD Provinsi NTB juga telah berhasil mendapatkan predikat Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan penilaian level tertinggi dalam mutu pemberian pelayanan dan menjamin keselamatan pasien.

Sekda NTB Ir. H. Rosiady Sayuti, M.Sc.,P.hD pada upacara peringatan HUT ke-48 tahun RSUD Provinsi NTB yang digelar di halaman Rumah Sakit menegaskan, dengan prestasi dan adanya penambahan fasilitas RSUD Provinsi saat ini, akan menjadi motivasi dalam menambah semangat pelayanan kesehatan yang paripurna juga kepada masyarakat di NTB. Sekda berharap kepada seluruh civitas RSUD Provinsi NTB terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat, tentunya dengan senyuman dan keramahan, sehingga masyarakat akan merasa nyaman dan puas dengan service yang diberikan oleh Dokter dan Perawat di RSUD ini,” katanya.
Ketua Dharma Wanita Provinsi NTB Hj. Ikhsanti Komala Rimbun Rosiady didampingi Sekda NTB dan Direktur RSUD Provinsi NTB melakukan pengguntingan pita diresmikannya Gedung Mandalika dengan fasilitas pelayanan kesehatan dan Guest House.

Untuk itu, di hadapan para peserta upacara yang terdiri dari Pejabat lingkup Provinsi NTB, Forkompinda Provinsi NTB, Dokter, Perawat dan seluruh civitas RSUD Provinsi NTB Sekda menghimbau kepada seluruh elemen yang ada di RSUD Provinsi NTB, untuk bersinergi dan selalu berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik dalam bidang kesehatan kepada masyarakat. “Untuk dapat terus berinovasi dalam bidang pelayanan kesehatan ini, seluruh elemen di RSUD Provinsi NTB ini harus terus belajar dan belajar, perbanyak membaca buku referensi dengan demikian maka ide untuk terus berinovasi itu akan selalu ada setiap saat”, pungkasnya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama Direktur RSUD Provinsi NTB dr. H. L.Hamzi Fikri, MM mengatakan, dengan semangat ulang tahun ke-48 RSUD Provinsi NTB dengan tema “RSUD Provinsi NTB Bangga Berkarya” ini akan menjadi semangat baru bagi seluruh civitas RSUD Provinsi, mulai dari Dokter, perawat dalam memberikan pelayanan dengan penuh keramahan, senyuman dan keikhlasan, dengan demikian maka sebagai instansi pelayanan yang bersentuhan langsung dengan masyakat akan senantiasa memberikan kepuasan bagi masyarakat.

“Semoga dengan prestasi akreditasi Paripurna Rumah Sakit bintang 5 yang kita peroleh saat ini dan penambahan fasilitas kesehatan yang terus kita benahi sesuai dengan kemajuan teknologi medis yang terus berkembang pesat akan menjadikan RSUD Provinsi NTB sebagai rujukan yang unggul di bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian di Indonesia Timur”, pungkasnya.

Usai pelaksanaan upacara HUT ke-48 RSUD Provinsi NTB, Ketua Dharma Wanita Provinsi NTB Hj. Ikhsanti Komala Rimbun Rosiady didampingi Sekda NTB dan Direktur RSUD Provinsi NTB melakukan pengguntingan pita diresmikannya Gedung Mandalika dengan fasilitas pelayanan kesehatan dan Guest House. (Humas dan Protokol Setda NTB)

Share:

Thursday, 2 November 2017

Selamat, Lobar Juara Umum MTQ Tingkat Provinsi NTB Ke XXVII di Kabupaten Bima

Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri menyerahkan hadiah pada salah satu juara MTQ XXVII tingkat Provinsi NTB di Kabupaten Bima, Rabu (1/11/2017) malam.

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-27 Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat secara resmi ditutup Wakil Gubernur NTB, H.Muh. Amin, SH., M.Si, di Halaman Kantor Bupati  Bima, Desa Penapali Kecamatan Woha, Rabu (1/11/2017) malam.

Kegiatan selama kurang lebih seminggu Minggu tersebut berlangsung sukses dan mendapat banyak apresiasi. Pada MTQ-27 ini, Kabupaten Lombok Barat berhasil keluar sebagai Juara Umum dengan mengoleksi 70 medali dari seluruh cabang lomba yang ada. Disusul Kabupaten Lombok Tengah sebagai juara dua dengan meraih 64 medali dan Kota Bima berada di urutan tiga dengan menggondol 63 medali.

Penetapan juara tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Hakam tentang juara lomba yang dibacakan Ketua Dewan Hakam, Drs. H. Ramli Ahmad, M. Ap. dan Sekretaris DR. H.M. Zaidi Abdad.

Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH.,M.Si. memberikan apresiasi atas kesuksesan penyelenggaraan MTQ di Kabupaten Bima. Kesuksesan ini menurut wagub merupakan kebanggaan tersendiri bagi pemerintah, panitia penyelenggara dan seluruh masyarakat Kabupaten Bima yang telah berupaya sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Wagub NTB H. Muh. Amin didampingi Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri menyerahkan hadiah pada salah satu juara MTQ NTB ke XXVIII di Kabupaten Bima
Lebih lanjut, Wagub menjelaskan bahwa salah satu indikator kesuksesan MTQ 27 ini adalah terpilihnya qori’ qori’ah, hafizd hafizdah, mufasir dan mufasiroh terbaik yang akan menjadi duta pada MTQ tingkat Nasional tahun 2018 mendatang di Provinsi Sumatra Utara.

Karena itu, Wagub kelahiran Sumbawa itu menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan menyukseskan kegiatan tersebut. Seraya berpesan kepada seluruh pemenang lomba untuk senantiasa belajar dan meningkatkan kemampuan. "Jadilah duta daerah yang mampu berprestasi pada even yang lebih yang lebih tinggi demi harumnya nama baik daerah tercinta Nusa Tenggara Barat,” pesannya.

Suatu kebanggan bagi kita semua kata wagub apabila nantinya duta-duta kita ini mampu mencapai perestasi gemilang di ajang MTQ Tingkat Nasional mendatang.

Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri menyampaikan rasa bangga dan haru setelah Pemerintah Provinsi memberikan kepercayaan daerahnya untuk menjadi tuan rumah MTQ ke-27 tingkat Provinsi NTB tahun 2017 tersebut. “Kami seluruh jajaran pemerintah serta masyarakat mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan sebagai tuan rumah pelaksanaan MTQ tingkat Provinsi NTB ke-27 kepada kami,” ungkapnya.

MTQ kali ini lanjutnya merupakan yang pertama kali dihelat di Kecamatan Woha setelah daerah ini dimekarkan dengan Kota Bima. Ini dianggap sejarah baru bagi masyarakat setempat Kabupaten Bima
Dae Dinda, sapaan akrab Bupati Bima tersebut melaporkan bahwa lebih dari 500 orang peserta dari seluruh kabupaten/kota se-NTB yang mengikuti kegiatan tersebut. Selama MTQ ini kata Dae Dinda, ribuan masyarakat dari berbagai pelosok desa turut hadir dan menyaksikan lomba tersebut. “Dukungan masyarakat kami sangat luar biasa,” Imbuhnya.

Di penghujung acara, Wagub didaulat memberikan hadiah kepada para pemenang lomba. Tidak lupa Wagub secara khusus memberikan bonus uang saku sejumlah 10 juta kepada peserta favorit hafizdah termuda, 7 tahun dengan jumlah hafalan 20 juz, atas nama Halwa Dhiyaun Najihan dari Kabupaten Dompu.

Hadir pula dalam penutupan tersebut, anggota DPRI DAPIL NTB, Wakil Bupati bima, Wakil Bupati Sumbawa, Sekda Kabupaten Bima, Kepala SKPD Lingkup Provinsi NTB, FKPD NTB,  FKPD Kabupaten Bima, para alim ulama dan sejumlah pejabat teras lingkup Pemerintah kabupaten Bima. (Humas Setda NTB)
Share:

Sharp Mobil Learning Station Rambah Lombok Timur

PT. Sharp Elekronics Indonesia melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), yang bertajuk Sharp Mobil Learning Station (SMLS) di Lombok Timur Indonesia. 

Penanaman kesadaran dan kecintaan terhadap lingkungan sejak dini tak hentinyan dilakukan PT. Sharp Elekronics Indonesia melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), yang bertajuk Sharp Mobil Learning Station (SMLS). Setelah melampaui puluhan kota di Indonesia, kini mobil belajar keliling milik Sharp Indonesia mengunjungi NTB, tepatnya di Lombok Timur, Senin (30/10/2017).

PR CSR dan Promotion Manager PT. Sharp Indonesia,  Pandu Setio, menjelaskan, SMLS hadir menemani murid di SDN 4 Pancor. Dipandu oleh tim Sharp Indonesia langsung, para siswa mendapat beragam pengetahuan mengenai konservasi lingkungan, perkembangan teknologi hingga keanekaragaman hayati yang dikemas secara menyenangkan. Masih dalam rangka Hari Listrik Nasional pada, 27 Oktober lalu 2017, SEID pun menyisipkan materi berupa informasi mengenai kelistrikan, manfaat serta bahaya listrik.

"Hadirnya Sharp untuk memenuhi pengetahuan siswa dengan materi yang ringan namun berbobot. Ini juga merupakan kegiatan SMLS pertama yang dilakukan di NTB, " ujarnya.

Selain dengan pengajaran interaktif, Sharp juga menghadirkan lomba mewarnai bertema lingkungan hingga mengajak para siswa untuk memilih buku bacaannya sendiri di mobil pintar SMLS. Seluruh aktivitas ini bertujuan untuk membuat siswa dan siswi berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan minat baca serta kreatifitas anak-anak usia sekolah dasar.

Kehadiran Sharp tidak hanya disambut baik melalui antusiasme siswa, tetapi juga diapresiasi oleh guru-guru di SD setempat. Seperti diungkapkan Suaibun,S.Pd, MPd, selaku Kepala SDN 4 Pancor. Diakuinya kegiatan yang dilakukan oleh Sharp sangat bermanfaat, karena memberikan pembelajaran bagi siswa yang tidak menutup kemungkinan belum diberikan oleh guru.

Selain itu, penyajian materi dengan menggunakan alat elektronik yang dilakukan oleh Sharp dapat meningkatkan gairah dan semangat siswa dalam belajar. Diharapkan, penyampaian materi pelajaran yang dilakukan oleh Sharp dapat dicontoh oleh para guru yakni bermain sambil belajar agar siswa tidak cepat bosan. Diakuinya, antusiasme siswa dapat dilihat keingintahuan mereka yang semakin terasah selama pengajaran berlangsung yang dilakukan oleh Sharp. (Yoni Ariadi)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive