Be Your Inspiration

Wednesday, 15 November 2017

Kamasan, Pusat Pembuatan Keris di Kota Mataram

Willy Ahyar sedang membuat keris di bengkel kerjanya di Kamasan Karang Baru Mataram. 

KERIS merupakan salah satu tradisi dari nenek moyang yang keberadaannya dilengkapi dengan berbagai kepercayaan akan daya magis bagi sang pemiliknya. Apalagi sejak keris diakui UNESCO sebagi warisan budaya non-bendawi sejak tahun 2005 semakin menambah minat para pecinta dalam mengoleksi keris.

Maka, tidak heran banyak pemilik keris rela mengeluarkan kocek yang dalam untuk mempercantik tampilan kerisnya. Di daerah Kamasan, Karang Baru, Mataram, terdapat salah satu sentra penyamplengan keris yang sudah banyak belasan tahun menekuni dunia itu.

Adalah Willy Ahyar, pengelola Keris Art, menuturkan jika dirinya memilih penyamplengan keris untuk melanjutkan tradisi nenek moyang yang sudah ada di Kamasan yang sejak dahulu dikenal sebagai daerah pande. “Di sini dikenal sebagai daerah pande khususnya perak dan emas, sebelum kalah oleh daerah Sekarbela,” terangnya saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.

Willy, panggilan akrabnya, menuturkan baru pada tahun 2001 dirinya serius menekuni bisnis penyamplengan keris dikarenakan kecintaannya akan keris. Sampleng keris sendiri merupakan penambahan logam, baik emas, perak, tembaga, dan lainnya, pada gagang dan sarung keris.
Keris Kamasan Kota Mataram NTB

Willy menjelaskan biasanya dirinya mengarahkan sang pemilik keris saat memesan untuk memilih motif yang cocok bagi kerisnya. “Pemesan membawa keris sendiri ke sini, sedangkan bahan baku kita yang menyediakannya,” terangnya.

Keris Art juga melayani berbagai motif keris yang dikenal seperti motif Lombok, Bali,Sumbawa, Melayu dan Bugis. Motif inilah biasanya dipesan oleh konsumen. “Kalau motif Lombok memiliki ciri khas yaitu biji mentimun di bagian penyejer sarung keris, sedangkan warangka (gagang keris) motifnya hampir sama dengan motif Bali,” terang Willy.

Sedangkan motif Melayu dan Bugis lebih banyak mengarah kepada motif tumbuh-tumbuhan menjalar.

Pengurus Paguyuban Keris Selaparang Mandalika Mataram ini menambahkan jika dalam pembuatan samplengan keris membutuhkan waktu kurang lebih 1-3 minggu tergantung tingkat kesulitan motif yang dipesan dengan dibantu 6 orang pegawainya. Biasanya setelah dilakukan penyamplengan, logam akan diberikan suatu obat khusus yang membuat tampilannya terlihat antik dan berkelas.

“Kalau masalah harga, kisarannya mulai dari Rp 1 jutaan tergantung bahan yang digunakan,” kata Willy. Biasanya konsumennya, selain menyampleng keris, juga meminta untuk dibuatkan gagang kerisnya karena sudah rusak atau memperbaiki tampilan. “Kalau untuk gagang keris biasanya saya menyarankan untuk memakai kayu Berora yang memiliki motif sendiri, tapi saya arahkan kemana buatnya,” jelasnya.
Keris Kamasan Karang Baru Kota Mataram NTB

Sedangkan untuk perawatan samplengan, tidak membutuhkan perlakuan khusus, tidak seperti keris yang harus rajin dibersihkan dengan cairan anti karat agar motif keris tidak hilang.

Ia menuturkan jika beberapa tahun belakangan memang minat masyarakat akan keris mulai banyak, terbukti dari banyaknya pelanggan yang meminta sampleng keris padanya. “Konsumen saya mulai dari pejabat sampai masyarakat biasa, mulai dari Lombok, Sumbawa, bahkan ada yang dari Madura. Mereka tahu karena saya sering ikut pameran,” kata Willy.

Di paguyuban yang diikutinya, ia menerima dengan terbuka bagi masyarakat yang ingin belajar dan mengenal tentang keris. “Yang penting datang saja ke sini, kita akan jelaskan panjang lebar tentang keris,” terangnya. (Uul Efriyanti Prayoba)


Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive