Be Your Inspiration

Tuesday, 13 November 2018

Dampak Gempa dan Tanpa Pertambangan, Ekonomi NTB Melaju Negatif

Deputy Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Wahyu Ari

Pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2018 ini oleh Bank Indonesia (BI) diproyeksikan minus 2,5 persen sampai 3 persen. Diperkirakan, pertumbuhannya akan minus lebih dalam dari proyeksi ini. Apa dampaknya bagi masyarakat jika kondisinya demikian?

SEJAK akhir Juli 2018, musibah gempa bumi beruntun mengguncang NTB. Lebih dari 500 korban meninggal dan lebih dari 1000 korban luka-luka. Tidak hanya itu, ribuan bangunan hancur dan rusak parah.

Menurut Deputy Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Wahyu Ari, bencana ala mini (gempa) inilah yang menjadi pemicu yang paling besar pada minusnya pertumbuhan ekonomi NTB. Berdasarkan tracking indikator dan survei terkini, bisa jadi pertumbuhan ekonomi NTB 2018 kontraksi lebih dalam. Dampaknya, kata dia, tentu akan dirasakan oleh semua pihak.

Di sisi dunia usaha, omzet penjualan ataupun occupation rate juga turun. Masyarakat terdampak gempa juga mengalami penurunan pendapatan. Dari sisi pemerintah, PAD juga akan turun serta alokasi anggaran akan terserap untuk pemulihan pascagempa dalam bentuk rehabilitasi maupun rekonstruksi. ‘’Tapi Lombok masih cukup prospektif. Potensi pertanian dan pariwisatanya cukup besar. Kalau kepercayaan investor dalam hal easy of doing business tidak akan terpengaruh,’’ jelasnya memberi harapan.

Wahyu mencontohkan, saat kasus gempa Yogyakarta pengaruh terkontraksi cukup dalam terhadap pertumbuhan ekonomi. ‘’Hal serupa juga kemungkinan besar terjadi di NTB, selain karena pengaruh sektor tambang,’’ imbuh Wahyu Ari.
Lokasi pengolahan konsentrat di lokasi tambang PT. AMNT Sumbawa Barat. 
Dalam hal ini, ujarnya, insentif fiskal melalui anggaran pemerintah pusat untuk rekonstruksi /rehabilitasi, perbaikan infrastruktur, ataupun bantuan-bantuan lainnya diharapkan bisa menjadi stimulus pemulihan ekonomi NTB lebih terakselerasi.  Selain itu, sektor-sektor yang menjadi potensi besar NTB ini diharapkan dikawal dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Serta, semua pihak harus turun tangan membantu pemerintah, sesuai tupoksinya masing-masing.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB mengundang seluruh stakeholdersnya, merapatkan barisan menyikapi ancaman pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan tak baik tahun 2018 ini.  Provinsi NTB menyimpan potensi yang sangat besar untuk bangkit paska gempa bumi. Karena itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB baru – baru ini telah menyelenggarakan Diseminasi Kajian Ekonomi Regional yang bertajuk Pariwisata dan Momentum Kebangkitan Ekonomi NTB, dengan menghadirkan seluruh unsur dan stakeholders terkait.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani ,mengatakan ekonomi global kondisinya tidak seperti yang diharapkan. Ekspor nasional ternyata juga terpengaruh terhadap kondisi global tersebut. Provinsi NTB yang menderita kerugian kurang lebih Rp18 triliun akibat gempa harus bangkit dan menggali potensi yang sangat besar di bidang pariwisata.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Achris Sarwani 
‘’Kehilangan kekayaan sebesar Rp18triliun bukan angka yang kecil,’’ kata Achris. Sementara untuk mendongkraknya dari sisi pertambangan, tak juga bisa diharapkan. Karena PT. AMNT tak sanggup memenuhi kuota ekspornya yang telah diturunkan menjadi 400.000 ton tahun 2018 ini.

Meski daya beli masih cukup bagus, beberapa sektor lainnya mengalami penurunan. Misalnya perdagangan. Berkaca dari keadaan yang dipaparkan, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi NTB tahun ini melaju negatif sebesar minus 2,5 persen sampai 3 persen (termasuk tambang dan non tambang). Sementara pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi NTB dengan tambang dan non tambang tumbuh sebesar 0,11 persen.

‘’Karena faktor-faktor pertumbuhannya melaju negatif ini. Bagaimana kita ke depan menyiapkan strategi mengatasi angka-angka ini, kalau tidak bisa lebih parah dari proyeksi kita,’’ demikian Achris.(Bulkaini/Ekbis NTB)
Share:

Hutan Mangrove Sugian, Objek Wisata Baru Tersembunyi di Lombok Timur

Pantai Sugian Lombok Timur yang memiliki potensi besar untuk kawasan wisata hutan mangrove.

Hutan mangrove di Pantai Sugian yang dulu menjadi Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) saat ini terlihat seperti tidak terurus. Pemandangan indah yang tersembunyi di dalam kawasan ini coba akan disentuh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur (Lotim). "Itu bisa jadi objek wisata baru, wisata mangrove," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Lotim, Moh Juhad.

Dia menjelaskan, kawasan yang sebelumnya dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Lotim ini saat ini tidak terurus.  Pascapelimpahan kewenangan penanganan laut ke provinsi, kawasan ini menjadi sepi tidak ada penunggu dan tidak lagi ada aktivitas pengelolaan. Dinas Pariwisata Lotim kemudian mencoba akan menjadikannya sebagai sebuah kawasan yang ramai dikunjungi wistawan.
Diketahui, Desa Sugian Kecamatan Sambelia ini kaya dengan keindahan laut. Tidak jauh dari Pantai Sugian, ada Gili Sulat yang juga menampilkan pemandangan tanaman mangrove di sepanjang bibir pantai.

Kawasan yang akan dikelola Dispar Lotim ini pun luasnya katanya sekitar 80 are. Di dalam kawasan ini akan dibuatkan tempat-tempat peristirahatan. Rencana akan ada juga rumah panggung yang diyakini bisa menarik wisatawan asing.

Menurutnya, wisatawan mancanegara ini sangat suka dengan hal-hal yang unik dan menarik. Kawasan hutan mangrove Sambelia ini bisa menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. "Wisatawan asing kan maunya yang unik, dan keunikan yang ada di Pantai Sambelia ini akan dibuat agar wisatawan betah datang ke Pantai Sugian," paparnya.

Beberapa waktu lalu, mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengunjungi lokasi tersebut. Dari hasil penelitian, terdapat  25 jenis mangrove yang tidak ditemukan di lokasi lain. Daya tarik itu, katanya bisa menjadikan tempat tersebut menjadi lokasi wisata studi. "Mangrove-mangrove ini kan perlu dilestarikan," ungkap Juhad menambahkan.

Daya tarik Gili Sulat juga akan menambah ketertarikan para wisatawan yang datang. Bisa dibuatkan paket wisata keliling hutan mangrove dan mengunjungi gili. "Rencana kita tahun 2 019 mulai kita akan tata," ucap Juhad.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, M. Tasywiruddin mengakui sebelumnya memang menjadi milik Dinas Kelautan. Akan tetapi karena sudah tidak ada kewenangan, aset ini kemudian diserahkan ke Dispar Lotim untuk dijadikan lokasi pengembangan wisata bahari. (Rusliadi/Lombok Timur)
Share:

Musim Hujan, Sekolah Darurat SDN 7 Jenggala Lombok Utara Juga Roboh

Inilah tempat belajar murid di SDN 7 Jenggala yang roboh karena hujan deras. Pemerintah harus segera memperbaiki bangunan SDN 7 Jenggala agar bisa ditempati belajar. 

Hujan lebat pada Senin(4/11/2018) dan Jumat (9/11/2018) lalu, menjadi pemandangan terburuk bagi murid dan penyelenggara pendidikan SDN 7 Jenggala, Desa Jenggala, KecamatanTanjung. Letaknya di bawah bukit nun jauh di pedalaman menjadi alibi – bahkan pembenar, betapa sulitnya bantuan logistik sekolah masuk ke wilayahini.


Tokoh pemuda Dusun Grenggeng, Budiartoyo, meminta  keadilan dan pemerataan penanganan pascabencana gempa dari Pemda Lombok Utara, Pemprov NTB bahkan pemerintah pusat khusus, bagi mereka  di  dusun terisolir.

Khusus sekolah, anak bangsa yang menimba ilmu di SDN 7 Jenggala berjumlah 88 orang. Inilah yang menjadi keprihatinan tersendiri bagi masyarakat setempat, juga para guru.Sejak gempa 5 Agustus merusak bangunan sekolah, siswa sekolah di sana hanya memperoleh bantuan terpal. Tenda yang dijanjikan pemerintah tak kunjung tiba.


 Dusun Grenggeng terletak pada jangkauan kurang lebih 20-25 km dari ibukota Tanjung. Untuk mengakses dusun ini, kendaraan roda empat hanya bisa parkir sampai di pertigaan Dusun Sumur Duyung, Desa Tegal Maja. Dari sana, kendaraan yang bisa masuk hanya roda dua. Itu pun harus menapaki jalan rabat dengan lebar lebih sedikit dari 1 meter.Sampai di SDN 7 Jenggala, akses jalan rabat semakinmengecil, kurang dari 1 meter. Melewati perkebunan warga yang berbelok, menanjak dan menurun dengan kesan ekstrem.

Selama ini ngak dapat bantuan sekolah darurat, karena alasan mobil tidak sampai di lokasi mengantarkan bahan material khusus bantuan dari PUPR,” ujarnya.

Guru SDN 7 Jenggala sekaligus warga Grenggeng, Arianto, S.Ag.,menguatkan sejak gempa 5 Agustus, pihaknya berjuang untuk mendapatkan bantuan guna kelancaran belajar siswa. Sejak itu, praktis bantuan yang diperoleh sangat minim.
 
Sekolah darurat SDN 7 Jenggala Lombok Utara yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Di luar PLN yang menalangi listrik, dan OI yang membantu perpipaan sejauh 3,5 km, bantuan yang diterima berasal dari Buddha Tzu Chi berupa terpal dan tenda, tas dan buku sebanyak 21 paket dari Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) NTB, serta dan paket ATK bantuanTim Pramuka Jawa tengah.

“Kemarin saat hujan, semua terpal lepas karena terisi air, tempat belajar siswa basah kuyup.Tetap murid datang (Sabtu pagi, red) tapi tidak ada kegiatan belajar mengajar karena tempat belajar rusak, mereka membantu guru-guru gotong royong perbaiki terpal yang berserakan,” papar Arianto.

Siswa SDN 7 Jenggala berasal dari Dusun Grenggeng saja.Namun dusun ini terdiri dari 4 kampung, masing-masing Kampung Beriri dan Biloq Guna yang berbatasan langsung dengan Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Sedangkan dua kampung lain, yakni Kampung Batu Rakit dan Kampung Grenggeng sendiri.Saat ini akses tempuh terjauh para siswa ke sekolah sejauh 3,5 km.

"Kami juga butuh bantuan alat berat untuk merobohkan sekolah dan Vihara Giri Vana Jaya di Kampung Beriri. Sekalian kami minta bantuan pemerintah untuk membukakan kami akses jalan agar bisa dilalui roda 4," sambung alumni STAB Kerta Fajar Batu Malang ini.


Lain pula cerita atas kebutuhan dunia pendidikan anak-anak Grenggeng. Saat ini tercatat 60-an orang siswa SMP dan SMA dari dusun itu yang sekolah di Kecamatan Tanjung. Akses SMP terdekat berada di Dusun Lendang Bila - SMPN 4 Tanjung berjarak 18 km lebih.

Anak-anak setempat masih beruntung bisa sekolah dengan lancar pada musim kemarau ini. Berbeda dengan di musim hujan, anak-anak harus melewati genangan air akibat meluapnya kali Segara. Luapan air sampai 1 meter merendam ujung jembatan sampai ke jalan setapak yang merupakan akses keluar. Tidak jarang, anak-anak khususnya SMP tidak masuk sekolah karena kondisi tersebut.

"Jangankan anak-anak, kita yang dewasa saja harus menunggu air surut dulu baru bisa lewat. Siswa dari dusun ini sampai dijenguk gurunya karena berhari-hari tak masuk sekolah," tandasnya. (Johari/Lombok Utara)

Share:

Monday, 12 November 2018

LIA Sabet Penghargaan Bandara Sehat dari Kementerian Kesehatan

Perwakilan Kementerian Kesehatan RI Kirana Pritasari, menyerahkan piagam penghargaan bandara sehat kepada GM PT. AP I LIA, di Jakarta, Sabtu (10/11/2018). 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menetapkan Lombok International Airport (LIA) sebagai bandara tersehat tahun 2018. Bersama dua bandara lainnya di bawah pengelolaan PT. Angkasa Pura (AP) I yakni Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dan Bandara Adi Soemarmo Solo. Pemberian predikat tersebut serangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-54 tahun 2018, di Jakarta, Sabtu (10/11/2018).  

“Predikat bandara sehat diberikan kepada LIA, karena LIA telah mampu memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor  44 tahun 2014, tentang Penyelenggaran Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat,” ungkap General Manager (GM) PT. AP I LIA, I Gusti Ngurah Ardita, Minggu (11/11/2018).

Ardita menjelaskan, Kemenkes RI setiap tahun memberikan penghargaan kepada pelabuhan dan bandara sehat. Hal ini sebagai wujud apresiasi terhadap pengelola pelabuhan maupun bandara yang dinilai berhasil dalam dalam menjaga lingkungan sehat di wilayah bandar udaranya dan memiliki dampak besar bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Dengan keberhasilan tersebut, kini LIA telah bisa mensejajarkan diri dengan bandara-bandara sehat lainnya yang telah lebih dulu mencapai prestasi tersebut. Seperti bandara Fisabilillah Tanjung Pinang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Termasuk dengan Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II.

Ia pun mengaku, keberhasilan tersebut tidak akan bisa diraih tanpa dukungan semua elemen terkait di LIA. Sehingga dukungan dari semua pihaknya untuk bisa terus mempertahankan prediket sebagai bandara sehat bisa terwujud. “Kami tentu tidak akan bisa sendiri mencapai prestasi ini. Untuk dukungan dari semua pihaknya sangat diharapkan di masa yang akan datang,”  ujarArdita. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Pengusaha Alang-alang Loteng Mengadu pada Gubernur NTB

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dan istri di acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi, Jumat (9/11/2018)

KEBERADAAN Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di NTB harus mendapatkan perhatian khusus dari Pemprov NTB, khususnya Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc., dan Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd.  UMKM memiliki peranan besar dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,

Hal ini disampaikan salah satu pelaku UMKM asal Lombok Tengah (Loteng) H. Mutawalli ditemui Ekbis NTB usai mengikuti Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Jumat (9/11/2018).  Masalah ini juga disampaikan pada Gubernur NTB saat diberikan kesempatan menyampaikan keluh kesahnya di acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi.

Diakuinya, banyak pelaku UMKM di Loteng yang butuh perhatian. Salah satunya, pelaku UMKM di Kecamatan Batukliang Loteng, khususnya perajin alang-alang atau ilalang. Diakuinya, alang-alang yang dibuat di Desa Barabali Kecamatan Batukliang banyak dikirim ke luar daerah dan luar negeri. Tingginya pemesanan terhadap produk alang-alang ini mengindikasikan kualitas alang-alang dari Pulau Lombok mendapat tempat di hati konsumen di luar negeri.
Perajin atap alang-alang di Lombok
Meski demikian, pihaknya dihadapkan dengan keterbatasan bahan baku alang-alang membuat pihaknya sering kewalahan menerima pesanan dari luar daerah. Untuk memenuhi kebutuhan alang-alang, pihaknya mendatangkan bahan baku dari Lombok Barat, Lombok Utara dan Lombok Timur.

Mutawalli juga mengaku alang-alang khas Lombok tidak ada. Padahal, saat pengiriman barang ke luar negeri lewat Bali. Untuk itu, pihaknya mengharapkan ada hak paten terhadap produksi alang-alang yang dikirim ke luar. ‘’Ini perlu perhatian dari Bapak Gubernur dan kita semua agar, jangan sampai kita punya barang. Daerah lain punya nama,’’ harapnya, seraya menagih janji gubernur saat kampanye pada pemilihan gubernur lalu.

Menanggapi hal ini, Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menegaskan komitmen untuk memperhatikan apa yang menjadi aspirasi rakyat. Untuk itu, pihaknya menyerahkan masalah ini pada pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersangkutan. Pada intinya pihaknya tetap memperhatikan masalah UMKM, termasuk merealisasikan apa yang menjadi janjinya pada saat kampanye dulu. (Marham)
Share:

Hj. Niken Saptarini Widyawati Didaulat Promosikan Kerajinan NTB

Hj. Niken Saptarini Widyawati foto bersama pelaku UKM di acara Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi. Pelaku UKM mengharapkan istri Gubernur NTB ini mempromosikan hasil kerajinan NTB.

AJANG Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi, Jumat (9/11/2018) dimanfaatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menyampaikan aspirasinya pada Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., MSc ., dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, MPd. Tidak hanya itu, kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh pengusaha untuk menjadikan orang nomor satu di NTB dan Ketua Tim Penggerak (TP) PKK NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, SE., Msc., sebagai ‘’model’’ produk-produk yang dijual.


Bahkan, pemilik Ragenda Mop Jewelry Arar meminta Ketua TP PKK  Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menggunakan bros kerang dengan kerang mutiara di dalamnya sebagai model dadakan. Termasuk membantu memasarkan kerajinan khas NTB berbahan baku kerang dan mutiara. Dengan senang hati, istri Gubernur NTB ini memenuhi permintaan pemilik Ragenda Mop Jewelry memasang bros kerang mutiara di jilbabnya sebelah kanan dan berpose bersama.

Arar, mengakui, permintaan kerajinan berbahan baku kerang dari wisatawan cukup tinggi. Meski pariwisata NTB sedang dihadapkan dengan dampak gempa, sejumlah produknya masih banyak yang dipesan, baik pengusaha dalam dan luar daerah. ‘’Alhamdulillah masih ada saja yang dipesan,’’ ujarnya.


Disinggung mengenai bahan baku kerang untuk membuat produk, Arar mengaku tidak terlalu bermasalah. Meski beberapa waktu lalu bahan baku kerang sempat langka, dirinya tidak khawatir. Menurutnya, dalam memenuhi kebutuhan produksi di galerinya, pihaknya sudah berkomunikasi dengan pengusaha yang khusus menyediakan kerang sebagai bahan baku. Termasuk, kemungkinan mendatangkan bahan baku dari luar daerah. ‘’Kita tak perlu khawatir, bahan baku yang ada masih bisa kita penuhi,’’ klaim pengusaha yang membuka showroom di Pagesangan dan Kekalik ini.

Sementara terkait harga bros kerang cukup bervariasi, ada produk yang harganya Rp50.000 hingga Rp2 juta. Produk bros yang harganya murah, ujarnya, tergantung bahan baku. Sementara kalau bros yang menggunakan mutiara harganya lebih mahal lagi, yakni bisa mencapai Rp2 juta.  Untuk itu, dirinya mengharapkan pariwisata NTB cepat pulih dan kondisi kembali normal seperti dulu. (Marham)

Share:

Saturday, 10 November 2018

Asosiasi Dubes untuk Indonesia Bangun Masjid untuk Korban Gempa di KLU

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menerima asosiasi dubes untuk Indonesia di Pendopo Gubernur NTB, Jumat (9/11/2018) malam

Sebanyak 100 Duta Besar (Dubes) untuk Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Duta Besar untuk Indonesia, peduli recovery Lombok. Sebagai wujud dari program peduli yang bertajuk Ambassador's Diplomatic Tour For Lombok Recovery tersebut, sebayak 17 Duta Besar perwakilan yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dr. A.M. Fachir, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Darussalam, Karang Langu, Desa Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Jum'at, (9/11/2018).

Wamenlu mengatakan, dipilihnya pembangunan Masjid sebagai wujud kepedulian para Duta Besar, karena Lombok merupakan Pulau Seribu Masjid, dan Masjid merupakan salah satu fasilitas umum, yang menjadi tumpuan harapan masyarakat sebagai salah satu sarana untuk beribadah.

Fachir menjelaskan, dana untuk pembangunan Masjid tersebut bukan dari APBN atau APBD, namun bersumber dari dana yang dikumpulkan Asosiasi Duta Besar luar negeri yang ada di Indonesia.

"Ini merupakan bagian dari wujud kepedulian para Duta Besar terhadap recovery Lombok pasca dilanda musibah gempa. Dan ini juga merupakan salah satu wujud kepedulian luar negeri melalui duta besarnya yang ada di Indonesia", ujarnya.

Menurutnya kedatangan tamu dari luar negeri yang merupakan Duta Besar, merupakan bagian dari rahmat. Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk tidak pernah berburuk sangka, sembari mengajak masyarakat selalu sabar dan teguh dalam menghadapi musibah.

Selain itu, kepedulian tersebut juga merupakan bagian dari wujud solidaritas muslim, solidaritas sesama manusia, karena banyak saudara-saudara non muslim yang juga ikut menyumbang.

Dana sebesar 450 juta untuk pembangunan Masjid,  agar dapat dikawal oleh pemerintah. Selain pemerintah, masyarakat juga diminta untuk ikut menjadi pengawas dalam proses pembangunan Masjid.

"Saya minta dicarikan kontraktor yang bisa mengawal dan bertanggung jawab, masyarakat juga diminta ikut menjadi pengawas dalam proses pembangunan Masjid. Mari kita terus bersyukur dan terus membangun kemudian kita sayangi sesuai dengan motto KLU, Tioq Tata Tunak", tandasnya.

Selain pembangunan Masjid, sebagai wujud peduli recovery lombok, Wamenlu juga akan mengajak para duta besar untuk men-twit melalui akun twitter para Dubes, bahwa lombok aman untuk dikunjungi.

"Ini merupakan wujud kepedulian dalam rangka mempromosikan pariwisata Lombok melalui para Dubes negara, yang ada di Indonesia", pungkasnya.

Usai peletakan batu pertama Masjid Darussalam, para Duta besar yang tergabung Ambassador's Diplomatic Tour For Lombok Recovery, melakukan kunjungan ke lokasi terdampak gempa di KLU. (Humas NTB)
Share:

Di Hadapan 100 Dubes Negara Sahabat, Gubernur NTB Promosikan Potensi Daerah


Wamenlu AM Fachir menerima cinderamata dari Bupati KLU H. Najmul Akhyar saat berkunjung ke KLU, Jumat (9/11/2018).

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan istri, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, SE., M.Sc. menggelar Gala Dinner dengan sejumlah Duta Besar, di Pendopo Gubernur NTB, Jum'at (09/11/2018).

Para Dubes yang hadir malam itu adalah, Dubes Austria, Helen Steinhausl, Dubes  Azerbaijan,Dr. Tamerlan Garayev, Dubes Serbia, Slobodan Marinkovic,  Dubes Thailand, SongPhol Sukchan, Dubes Vietnam, Pham Vinh Quang dan sejumlah diplomat.

Gubernur yang lebih akrab disapa Doktor Zul itu mengajak para Dubes tersebut untuk melirik potensi NTB sebagi lokasi berinvestasi. Sebab menurutnya, NTB memiliki banyak lokasi potensial untuk berinvestasi. Salah satunya adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

"Mandalika I think, is not only project for Indonesia but also for Internasional project," Jelas Gubernur.

Saat ini jelas Doktor Zul, Pemerintah Provinsi telah menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung para investor. Termasuk sejumlah infrastruktur, seperti jalan.

Doktor Zul berharap, kehadiran dubes ke NTB itu memberi pesan kuat bahwa NTB sudah mulai pulih. Ia merasa optimis, NTB pada saatnya akan kembali berbenah menjadi sebuah daerah yang maju.

"Enjoy and spend your time ini Lombok," Ungkap Gubernur.

Wakil Menteri Dalam Negeri, A.M. Fahir menyampaikan banyak Dubes yang ingin datang ke NTB. Namun, karena sejumlah agenda, para Dubes tersebut menunda kunjungannya.

Namun pesan kuat yang ia sampaikan saat itu adalah terkait cerita-cerita selama para Dubes itu berada di Lombok. Yaitu mengajak para Dubes itu menikmati keindahan Lombok, kemudian mengambil foto dan menyebarkannya melalui media sosial.

Ia juga menjelaskan kunjungan para Dubes itu, di samping untuk menyalurkan bantuan. Namun juga untuk menunjukkan bahwa NTB telah kembali pulih.

Hadir juga saat itu Danrem 162/WB, Wakapolda NTB, Kabinda NTB, sejumlah Kepala OPD Lingkup Pemprov. NTB. (Humas NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive