Be Your Inspiration

Tuesday, 13 November 2018

Hutan Mangrove Sugian, Objek Wisata Baru Tersembunyi di Lombok Timur

Pantai Sugian Lombok Timur yang memiliki potensi besar untuk kawasan wisata hutan mangrove.

Hutan mangrove di Pantai Sugian yang dulu menjadi Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) saat ini terlihat seperti tidak terurus. Pemandangan indah yang tersembunyi di dalam kawasan ini coba akan disentuh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur (Lotim). "Itu bisa jadi objek wisata baru, wisata mangrove," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Lotim, Moh Juhad.

Dia menjelaskan, kawasan yang sebelumnya dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Lotim ini saat ini tidak terurus.  Pascapelimpahan kewenangan penanganan laut ke provinsi, kawasan ini menjadi sepi tidak ada penunggu dan tidak lagi ada aktivitas pengelolaan. Dinas Pariwisata Lotim kemudian mencoba akan menjadikannya sebagai sebuah kawasan yang ramai dikunjungi wistawan.
Diketahui, Desa Sugian Kecamatan Sambelia ini kaya dengan keindahan laut. Tidak jauh dari Pantai Sugian, ada Gili Sulat yang juga menampilkan pemandangan tanaman mangrove di sepanjang bibir pantai.

Kawasan yang akan dikelola Dispar Lotim ini pun luasnya katanya sekitar 80 are. Di dalam kawasan ini akan dibuatkan tempat-tempat peristirahatan. Rencana akan ada juga rumah panggung yang diyakini bisa menarik wisatawan asing.

Menurutnya, wisatawan mancanegara ini sangat suka dengan hal-hal yang unik dan menarik. Kawasan hutan mangrove Sambelia ini bisa menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. "Wisatawan asing kan maunya yang unik, dan keunikan yang ada di Pantai Sambelia ini akan dibuat agar wisatawan betah datang ke Pantai Sugian," paparnya.

Beberapa waktu lalu, mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengunjungi lokasi tersebut. Dari hasil penelitian, terdapat  25 jenis mangrove yang tidak ditemukan di lokasi lain. Daya tarik itu, katanya bisa menjadikan tempat tersebut menjadi lokasi wisata studi. "Mangrove-mangrove ini kan perlu dilestarikan," ungkap Juhad menambahkan.

Daya tarik Gili Sulat juga akan menambah ketertarikan para wisatawan yang datang. Bisa dibuatkan paket wisata keliling hutan mangrove dan mengunjungi gili. "Rencana kita tahun 2 019 mulai kita akan tata," ucap Juhad.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, M. Tasywiruddin mengakui sebelumnya memang menjadi milik Dinas Kelautan. Akan tetapi karena sudah tidak ada kewenangan, aset ini kemudian diserahkan ke Dispar Lotim untuk dijadikan lokasi pengembangan wisata bahari. (Rusliadi/Lombok Timur)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive