Be Your Inspiration

Tuesday, 20 November 2018

Dorong Jumlah Wisatawan, Pemprov NTB Luncurkan Inovasi 99 Desa Wisata di Lombok Tengah

Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalillah meninjau sentra kerajinan tenun di desa wisata Desa Setanggor Lombok Tengah (Loteng), Sabtu (17/11/2018).
Desa wisata menjadi salah satu fokus pengembangan pembangunan di sektor pariwisata di NTB saat ini. Pemerintah provinsi pun mengaku akan memberikan perhatian yang lebih serius dalam pengembangan destinasi wisata baru tersebut. Dengan berkembangnya desa wisata tersebut, diharapkan bisa mendorong angka kunjungan wisatawan di daerah ini.


“Kita punya potensi besar. Sayang kalau kemudian potensi tersebut tidak dimaksimalkan,” ujar Wagub NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat launching Inovasi 99 Desa Wisata Unggulan di Desa Wisata Setanggor Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah (Loteng), Sabtu (17/11/2018).

Pemerintah provinsi, jelasnya, untuk saat ini punya obsesi memiliki 99 desa wisata, baik itu di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa. Meski dari sisi potensi bisa lebih banyak. Tapi yang memang benar-benar unggulan. Yang memiliki kelebihan, keunikan serta ciri khas tersendiri menjadi prioritas.


Pihaknya pun sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk bisa mewujudkan target tersebut dengan bekerjasama dengan semua elemen terkait di daerah ini. “Sebagai destinasi pariwisata halal dunia, tentu kita berharap desa-desa wisata yang ada di daerah ini bisa konsen mendukung wisata halal tersebut,” tambahnya.

Loteng sendiri diharapkan bisa memainkan peran lebih besar lagi dalam mendorong pengembangan desa wisata di NTB, sehingga ke depan bisa menjadi tumpuan pengembangan. Mengingat, Loteng termasuk kabupaten yang sudah cukup berpengalaman mengembangkan desa wisata.

Beberapa desa wisata di Loteng juga sudah cukup maju dan berkembang tinggal dipoles, sehingga bisa lebih dikenal luas lagi. “Daerah-daerah lain kita harapkan bisa belajar ke Loteng. Bagaimana mengembangkan destinasi desa wisata. Karena beberapa desa wisata di Loteng sudah cukup maju,” terangnya.


Menurutnya, Ummi Rohmi – sapaan akrab Wagub NTB ini, mengembangkan desa wisata tidak melulu soal anggaran. Yang paling penting ialah kreativitas dan inovasi mengembangkan potensi yang ada di desa, sehingga bisa memiliki nilai jual sebagai destinasi wisata yang layak dikunjungi.

“Soal dukungan anggaran, jelas juga sangat dibutuhkan. Tapi yang paling penting sesungguhnya kreativitas. Agar potensi yang ada berkembang dan layak jadi destinasi wisata,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Sekda Loteng, H.M.Nursiah, S.Sos.M.Si., menegaskan pengembangan desa wisata jadi prioritas Pemkab Loteng. Pihaknya pun sudah mengajukan setidak 21 desa ke pemerintah pusat untuk ditetapkan sebagai desa wisata. Dasar penetapan itulah yang nantinya menjadi dasar bagi Pemkab Loteng dalam menyiapkan program pendukung dari rencana pengembangan desa wisata itu sendiri.



“Ke depan ketika membicarakan pariwisata Loteng, tidak melulu soal pariwisata bahari yang memang sangat potensial. Tetapi juga desa wisata. Dan, destinasi desa wisata bisa menjadi pendukung dari pengembangan destinasi wisata lainnya di daerah ini,” tegas mantan Asisten III Setda Loteng ini. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

AIIB Siap Kucurkan Dana Rp3,6 Triliun untuk Kembangkan KEK Mandalika

Pantai Kuta Lombok Tengah di KEK Mandalika. Pihak AIIB siap mengucurkan anggaran Rp3,6 triliun untuk kawasan ini
PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC)  segera memperoleh kucuran dana besar dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Anggaran itu, untuk mendukung rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) The Mandalika.


Direktur Utama (Dirut) ITDC, Abdulbar M. Mansoer, saat perayaan HUT ITDC yang ke 45 di kawasan The Mandalika, Sabtu (17/11/2018), mengatakan sebelum akhir tahun 2018 ini, pihaknya sudah menyepakati pinjaman dari AIIB. Senilai 248 juta dolar Amerika atau setara Rp3,6 triliun. Dana itu akan digunakan untuk membangun berbagai infrastruktur pendukung didalam kawasan The Mandalika.

‘’Dana ini nantinya akan diperuntukan untuk membiayai pembangunan berbagai fasilitas dan infrastruktur pendukung didalam kawasan The Mandalika. Sebagai salah satu bagian dari rencana pengembangan kawasan The Mandalika,’’ terangnya.

Diakuinya, untuk bisa memperoleh kepercayaan dari AIIB agar bisa memperoleh pinjaman dalam jumlah besar tersebut bukan perkara mudah. Beberapa persyaratan harus bisa dipenuhi oleh ITDC. Salah satunya yang paling utama, harus ada komitmen persetujuan penjaminan dari pemerintah pusat. Dalam hal ini Kementerian Keuangan.


‘’Principal Approval dari AIIB bisa terwujud setelah disetujuinya penjaminan negara oleh Menteri Keuangan. Sehingga ITDC bakal mendapatkan pembiayaan sebesar 248 juta dolar Amerika atau setara dengan Rp3,6 triliun untuk infrastruktur The Mandalika,’’ terangnya.

Abdulbar menambahkan, terkait pengembangan kawasan The Mandalika sejauh ini terus dipercepat. Berbagai fasilitas pendukung sampai sejauh ini sudah bisa diselesaikan. Misalnya, pembangunan Masjid Nurul Bilad, Kuta Beach Park, dan pengolahan air berteknologi SWRO (Sea Water Reserve Osmasis) atau pengolahan air laut menjadi air minum.

Selain itu, beberapa infrastruktur kawasan dan jalan sepanjang 11 Km juga sudah bisa dilesaikan. Terakhir ITDC sudah menyelesaikan pembangunan kawasan pusat UMKM Bazaar Mandalika. Yang bisa menampung 300 lebih pelaku usaha kecil menengah dilingkar kawasan The Mandalika.

Lebih lanjut, Abdulbar menjelaskan, pengembangan kawasan The Mandalika sendiri menggunakan konsep Eco Tourism. Yang memang menjadi roh dari ITDC. Di mana semua fasilitas yang dibangun harus ramah lingkungan. Sumber listrik serta air bersih yang digunakan juga menggunakan energi terbarukan dan pastinya ramah lingkungan.


Dengan penggunaan panel energi tenaga surya dan sistem penyediaan air bersih dengan teknologi SWRO. “Konsep inilah yang kita terapkan di kawasan The Nusa Dua Bali. Dan, akan diimplementasikan bahkan disempurnakan lagi di kawasan The Mandalika,” tegasnya.


Karena pada prinsipnya, dalam  mengembangkan kawasan pariwisata harus bisa mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi menjadi satu kesatuan yang utuh. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

Pendakian ke Rinjani Lewat Loteng Dibuka, Jumlah Pendaki Dibatasi

Rombongan pendaki pertama lewat Aik Berik Lombok Tengah mengikuti proses adat yang dipimpin Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Loteng H. Lalu. Moh. Putria sebelum mendaki ke Gunung Rinjani, Senin (19/11/2018) 
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) bersama Pemkab Lombok Tengah (Loteng), resmi membuka jalur pendakian melalui taman wisata Benang Stokel Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang, Senin (19/11/2018). Dengan dibukanya jalur pendakian tersebut diharapkan bisa menjawab keinginan para pendaki untuk bisa mendaki ke Gunung Rinjani. Tidak hanya melalui jalur Sembalun Lombok Timur (Lotim) maupun jalur Senaru Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang hingga kini masih ditutup.

 Pada pembukaan jalur pendakian,  pihak TNGR menerapkan sejumlah aturan baru. Salah satu terkait pemberlakuan kuota jumlah pendaki. Di mana yang pendaki yang diizinkan untuk mendaki hanya 150 orang pendaki per hari. Penjualan tiket masuk jalur pendakian sepenuhnya secara online. Tidak ada tiket pendakian yang dijual secara manual.

Tidak hanya itu, sebelum memulai pendakian dipintu masuk jalur pendakian para pendaki akan diperiksa secara ketat. Terutama terkait barang bawaan yang berpotensi menjadi sampah. Seperti bungkus makanan maupun botol minuman harus terdata dengan jelas dan harus dibawa kembali oleh pendaki. “Aturan ini kita berlakukan untuk menjaga agar jalur pendakian ini bisa benar-benar terjaga,”  tegas Kepala Balai TNGR, Sudiyono, kepada wartawan.


Menurutnya, jalur pendakian melalui Loteng ini masih sangat asri, karena masih berupa kawasan hutan lindung dengan berbagai macam vegetasi serta hewan langka di dalamnya, sehingga fungsi konservasinya harus benar-benar terjaga. Jangan sampai kawasan hutan yang ada di jalur pendakian, rusak lantaran tidak bisa dijaga dengan baik. “Soal jumlah pendaki memang kita batasi. Supaya jangan terlalu ramai dan bisa terkontrol,” tambahnya.

 Pemberlakuan penjualan tiket pendakian secara online juga diharapkan bisa mempemudah proses pengawasan terhadap pendaki yang ada, karena saat melakukan registrasi akan tercatat dengan jelas identitas pendaki, termasuk jumlah pendaki yang ada. ‘’Sehingga ketika hal-hal yang mungkin tidak diinginkan terjadi, itu bisa mempermudah proses pencarian,’’ ujarnya.

Pembukaan jalur pendakian sendiri diawali dengan proses adat yang dipimpin langsung Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Loteng, H.L.Moh. Putria dihadiri sejumlah pejabat pusat dan provinsi NTB. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Sunday, 18 November 2018

Bank Indonesia Proyeksikan Ekonomi NTB Diperkirakan Tak Menentu Hingga 2021

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Achris Sarwani

Ekonomi NTB diperkirakan akan mengalami fluktuasi hingga 2021 mendatang. Terutama, dengan dengan memasukkan kategori pertambangan. Ketidakpastian pengolahan konsentrat oleh PT. Amman Mineral Nusa Tenggara di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat akan cukup mempengaruhi grafik pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun mendatang.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani memaparkan kondisi perekonomian NTB secara umum. Melihat PDRB dari sisi lapangan usaha sangat dipengaruhi oleh penurunan ekpor konsentrat tembaga dan kuota ekspor dari PT AMNT, serta penurunan produksi pertanian terutama di daerah terdampak gempa.

Beberapa indikator pertumbuhan ekonomi menunjukkan penurunan signifikan. Misalnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Lihat indikator sampai dengan quartal III 2018. “Sumber perlambatan ekonomi dari NTB disebabkan karena perlambatan kinerja tambang dan kondisi Lombok pascabencana gempa bumi,” demikian Achris. 

Perlambatan kinerja tambang khususnya karena produksi dan realisasi ekspor konsentrat tembaga PT AMNT yang lebih rendah. Penurunan kinerja tambang diperkirakan akan terus terjadi hingga tahun 2021.

Saat ini PT AMNT tengah berada pada fase-7 yaitu pembukaan lapisan batuan penutup. Biaya untuk operasional fase 7 sepenuhnya merupakan pinjaman kepada bank konsorsium HIMBARA. Produksi konsentrat tembaga saat ini merupakan hasil pengolahan stock pile dari penambangan sebelumnya.

Penurunan kinerja korporasi salah satunya tampak dari hasil liaison ke Hotel Sheraton Senggigi yang mengkonfirmasi penurunan tajam jumlah kunjungan tamu. Hal yang sama juga dirasakan seluruh perhotelan di kawasan Senggigi. Dimana periode high season liburan di pertengahan tahun dan akhir tahun diperkirakan tidak seramai tahun sebelumnya (pascagempa).

Dari sisi konstruksi, bencana alam gempa bumi mengakibatkan pembangunan tertahan karena pengusaha masih “wait and see” terhadap kondisi alam, apakah masih ada kemungkinan gempa atau tidak. Disisi lain, pekerja lebih mengutamakan untuk membenahi rumah/daerah masing-masing.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Wahyu Ari menambahkan, siklusnya saat ini hasil pertambangan, siklusnya sedang menurun. Ibaratnya, seperti mesin yang sudah lama. Produksinya berkurang. “Tidak mengkhawatirkan dalam konteks ekonomi, kayak orang, begitu menua. Yang biasanya lari, sekarang ndak bisa lagi,” imbuhnya.

Tambang memberi pengaruh cukup besar. Karena sharenya lebih dari 20 persen terhadap PDRB. Ketika produksi terganggu, otomatis nilai pertumbuhan ekonomi juga akan terpengaruh langsung.
Wahyu mengatakan, pada dasarnya proses seperti ini berjalan alamiah. Ada masanya produksi mengalami jeda. Sembari dilakukan persiapan-persiapan untuk memulai produksi yang baru. Dengan potensi yang jauh lebih besar.

Karena itu, ia tak merasa khawatir ekonomi terganggu. Karena menurut Wahyu, pada dasarnya investasi itupun akan sangat faham dengan keadaan ini. Tinggal tetap semangat mendongkrak potensi-potensi penopang ekonomi NTB di luar tambang. Misalnya pertanian, kelautan perikanan, termasuk UMKM. Jika pemerintah fokus menangani non tambang ini, ia berkeyakinan ekonomi NTB akan tetap stabil. (Bulkaini/Suara NTB)
Share:

Pahami Tentang Pariwisata, Khatib Masjid di Lingkar KEK Mandalika Dilatih Kepariwisataan

Para khatib masjid di lingkar KEK Mandalika mendapat pembekalan dan pengetahuan kepariwisataan, Jumat (16/11/2018). 

Belasan khatib masjid yang ada di lingkar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Jumat (16/11/2018) mendapat pelatihan kepariwisataan sekaligus pembekalan khatib dari Majelis Ulama Indonesia (MU) Lombok Tengah (Loteng). Adanya bekal pengetahuan soal kepariwisataan ini diharapkan para khatib masjid bisa menularkan kepada para jemaahnya.


“Agama penting dalam pengembangan pariwisata. Sebagai filter bagi masyarakat. Sehingga tidak terpengaruh dari dampak buruk pariwisata itu sendiri,” ujar Ketua MUI Loteng, TGH. Minggre Hamy.

 Peran itulah yang diharapkan bisa diambil oleh para khatib untuk memberikan pemahaman yang baik tentang agama. Namun tidak sampai berbenturan dengan pariwisata, karena banyak aspek pendukung kemajuan pariwisata ternyata, masuk dalam ajaran-ajaran agama.

 Contoh paling kecil, soal kebersihan. Dalam ajaran agama, perilaku bersih itu merupakan bagian dari iman. Sementara kebersihan salah satu faktor pendukung utama dari kemajuan pariwisata itu sendiri. ‘’Jadi tidak semua hal dalam ajaran agama bertentangan dengan pariwisata. Banyak juga yang justru menjadi pendukung kemajuan pariwisata,’’ terangnya.


 Hal-hal itulah yang perlu dibahas oleh para khatib masjid, terutama yang ada di lingkar kawasan The Mandalika melalui ceramah-ceramah umum ataupun di khotbah Jumat. Itu semua baru bisa diaplikasikan, jika para khatib memiliki pengetahuan yang baik soal kepariwisataan.

 Di tempat yang sama, Deputy Project Director The Mandalika, H. Adi Sujono, mengungkapkan, pelatihan dan pembekalan bagi khatib masjid di lingkar kawasan tersebut dimaksudkan untuk memperkayaan pemahaman para khatib soal kepariwisataan sekaligus rencana pengembangan kawasan The Mandalika. Nantinya bisa dibahasakan kepada para jemaahnya, sehingga punya pemahaman yang sama soal pariwisata. (Munakir/Lombok Tengah)

Share:

Menunggu Dampak Tetes Beroperasinya Hotel Wyndham Sundancer Resort Sekotong

 General Manager Hotel Wyndham Sundancer Resort Nanang Supriadi (kiri) saat bertemu Bupati Lobar H. Fauzan Khalid

Hotel Wyndham Sundancer Resort Sekotong Lombok Barat (Lobar) mulai beroperasi. Dengan beroperasinya hotel ini pun diharapkan mempercepat pengembangan wisata kawasan selatan Lobar ini. Apalagi jika melihat investor yang menanamkan investasi di kawasan ini cukup tinggi. Selama tahun ini saja, terdapat 20-23 investor yang sudah membangun vila, homestay di Gili Gede.

General Manager Wyndham Sundancer Resort Lombok, Nanang Supriadi, menjelaskan, di sektor pariwisata view sunrise di Sekotong tak kalah dengan pantai-pantai di luar negeri, seperti di Maladewa, sehingga menjadi daya jual dan keunikan yang sangat luar biasa. Untuk sektor pariwisata, katanya, Sekotong memiliki daya dukung, seperti garis pantai yang cukup panjang dengan dihiasi pasir putih dan dengan sebagian besar wilayah pantai yang alami. “Potensi ini lah yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestic dan dan juga wisatawan mancanegara,” katanya.

Ke depan, dia berharap Sekotong bisa terus bangkit, sehingga bisa bersaing dengan kawasan-kawasan wisata di Indonesia bahkan di luar negeri. Tentu saja, kolaborasi di semua lini harus tetap dikedepankan, baik itu antara pelaku usaha wisata, pemerintah, masyarakat sekitar, termasuk juga pihak keamanan. “Faktor keamanan memiliki pengaruh besar. Namun kami bersyukur, saat ini Sekotong sudah menjadi daerah yang aman dengan masyarakat yang ramah-ramah,” sambungnya.

Kepala Desa Gili Gede H. Musdan mengatakan investor yang masuk di desanya hampir 23 orang baik dari dalam dan luar negeri. Namun kebanyakan katanya investor luar negeri. "Ada sekitar 23 lah Investor yang masuk di desa Gili gede," jelasnya.

Diakui beberapa kendala yang dihadapi di desanya menyangkut air bersih yang belum ada. Warga sejauh ini hanya membeli dari daerah seberang untuk bisa minum. Kesulitan air bersih ini disebabkan dua unit mesin penyuling air laut tak bisa difungsikan oleh warga. Padahal awalnya mesin penyuling air ini diharapkan mampu memberi solusi. Pihaknya sudah melaporkan kondisi mesin ini ke dinas terkait, namun belum ada tindaklanjut.

Tokoh muda asal Desa Pelangan Sekotong, I Made Sumada mengharapkan perlu dipikirkan bagiamana mengawal, dan mengemas potensi yang dimiliki Sekotong ini. Lobar, memiliki banyak potensi sumber daya alam di sektor pertanian dan pariwisata. "Kita punya banyak pulau kecil atau gili-gili, kita juga punya panjang garis pantai yang luar biasa. Artinya potensi ini sangat besar, dan ini juga yang harus digali ke depan," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Lobar Ispan Junaidi mengatakan sejauh ini minat investor untuk berinvestasi di Lobar khususnya Sekotong cukup tinggi. Terbukti kata dia, sebanyak 20 lebih investor usaha membangun di kawasan Sekotong khususnya Gili Gede. "Ada 20 lebih investor yang sudah membangun di Gili Gede itu," jelasnya. Tingginya minat investor ini ditunjang oleh kepercayaan bahwa kawasan ini sudah aman dan didukung infrastruktur. Lebih-lebih dengan adanya event Mekaki Marathon menambah minat investor. (Heruzubaidi/Lombok Barat)
Share:

Recovery Pasca Gempa, Penerbangan Internasional dari Lombok Diprediksi Pulih 2019

Pesawat Garuda Indonesia mendarat di LIA. Tahun 2019, penerbangan internasional dari Lombok diprediksi pulih pasca gempa. 
Pascagempa yang melanda NTB beberapa waktu lalu, maskapai penerbangan internasional seperti Air Asia dan Silk Air mengurangi frekuensi penerbangan ke Lombok. Maskapai penerbangan Air Asia rute Lombok - Kuala Lumpur yang semula tiga kali sehari, sekarang menjadi satu kali sehari.
Kemudian Silk Air yang melayani penerbangan langsung Lombok - Singapura empat kali seminggu. Pascagempa, frekuensi penerbangan Silk Air rute Lombok - Singapura dikurangi menjadi tiga kali semingu.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, H. L. Moh. Faozal, S. Sos, M. Si mengatakan penerbangan internasional menuju ke Lombok akan kembali normal awal Februari 2019 mendatang. Faozal mengatakan pihaknya bersama sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bertemu dengan CEO Air Asia Malaysia beberapa hari lalu di Kuala Lumpur.
"Air Asia akan mengamankan dulu normalisasi jalur. Setelah itu kita dorong lagi penambahan flight Silk Air. Sekarang tiga kali. Kita akan dorong empat lagi per awal Februari 2019," kata Faozal dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Jumat (16/11/2018).
Faozal mengatakan penerbangan internasional ke Lombok International Airport (LIA) paling cepat normal kembali Januari tahun depan. Sementara untuk penerbangan rute domestik, akan kembali normal awal Desember mendatang.
Saat ini, maskapai Garuda Indonesia mengurangi frekuensi penerbangan rute Lombok - Jakarta. Semula, frekuensi penerbangannya empat kali sehari, menjadi dua kali sehari. Pengurangan frekuensi penerbangan ini, jelas Faozal karena maskapai Garuda Indonesia sedang melakukan maintenance pesawatnya.
"Diambil ketika low season, sehingga pengurangan dari empat menjadi dua. Tapi per Desember balik lagi," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda NTB, Ir. H. Ridwansyah, MM, M. Sc, M.TP yang ikut dalam delegasi Pemprov NTB ke Malaysia, mengatakan pihaknya juga bertemu dengan Owner Lion Air Group yang juga Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana. Lion Air Group akan membantu NTB untuk pembukaan rute-rute baru penerbangan internasional yang akan menggunakan Batik Air.
Ridwan mengatakan Lion Air Group akan membuka rute Lombok - Madinah dan Lombok - Cina. "Dia akan membantu kita membuka rute Madinah - Lombok dan Cina - Lombok. Dua rute internasional yang akan dibuka. Ada kerjasama nanti dengan Pemprov," ujarnya.
Selain itu, kata Ridwan, maskapai nasional Garuda Indonesia juga akan membantu Pemprov  untuk mempromosikan pariwisata NTB. "Garuda akan mempromosikan kita di semua jaringan medsosnya," tandasnya. (Muhammad Nasir/Suara NTB)
Share:

Thursday, 15 November 2018

Polandia Siap Tampung Mahasiswa Asal NTB di Kampus Terbaik

Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menerima rombongan Dubes Republik Polandia di ruang kerjanya, Kamis (15/11/2018)
USAHA Pemprov NTB untuk mengirimkan putra putri daerah menempuh pendidikan di luar negeri, kian hari semakin menunjukkan hasil. Setelah bulan Oktober lalu 13 siswa diberangkatkan ke Polandia melalui program beasiswa, pada Kamis (15/11/2018) bak gayung bersambut, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc menerima kunjungan Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia, Beata Stockzynska, di ruang kerjanya.


Kerjasama pendidikan, yang menjadi  fokus kerjasama yang telah dan akan digagas terus antara NTB- Polandia menjadi topik pertemuan Gubernur dan Dubes Polandia, yang saat itu datang bersama perwakilan tiga universitas besar di negaranya.  Kepada gubernur, Beata menyatakan, pihaknya sangat menyambut baik rencana Pemprov NTB,  untuk mengirim seribu siswa per tahun, untuk belajar ke luar negeri, melalui program beasiswa.

‘’Kami menjadikan NTB sebagai daerah prioritas penerima  beasiswa. Universitas terbaik kami di Polandia, siap menerima  siswa asal NTB. Berbagai program jurusan dapat dipilih, seperti ilmu budaya, ekonomi, keuangan, ilmu teknik informatika, teknik mesin dan kelautan,” jelasnya.

Di hadapan sejumlah rektor universitas dan sekolah tinggi di NTB yang saat itu hadir mendampingi gubernur,  Dubes Polandia saat itu juga meyakinkan bahwa, Polandia adalah negara yang nyaman sebagai tujuan belajar. Di samping itu warga negaranya juga ramah dan penuh toleransi atas perbedaan suku bangsa dan agama. Hingga saat ini, berbagai negara di Asia seperti Malaysia, Jepang, Thailand juga mempercayakan siswanya untuk menempuh pendidikan tinggi di sana.


Di samping kerjasama pendidikan, Dubes juga menyatakan, pihaknya sangat tertarik dengan segala potensi yang dimiliki NTB, serta kesiapannya membuka peluang kerjasama. Bukan hanya di bidang pendidikan (peningkatan SDM saja), tapi juga berharap kerjasama bisa diperluas di berbagai sektor seperti investasi dan bisnis.

Menyambut baik, gubernur meyakinkan kepada Dubes, bahwa putra putri  NTB yang dikirimkan adalah bukan murid biasa melainkan murid spesial, yang ia yakin, mampu dan pasti akan jadi pemimpin Indonesia di masa depan.

Gubernur juga menjelaskan, mengapa pihaknya memilih Polandia karena negara itu siap dan memiliki program kuliah gratis untuk tingkat S2. Di samping biaya hidup di Polandia yang terbilang cukup terjangkau. ‘’Polandia juga terletak di jantung Eropa, maka bersekolah di sana, akan memperluas cakrawala terhadap beberapa negara besar di eropa sekaligus,’’ terangnya.


Sementara untuk teknis penyaringan awardee, gubernur menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing kampus. Silakan kampus yang memutuskan, siapa yang akan dikirim. Nanti bersama tim seleksi dari provinsi kita akan persiapkan dan pastikan bahwa yang dikirim merupakan siswa terbaik.
‘’Setiap kampus diberi jatah 10-20 siswa penerima beasiswa. Bagian saya adalah membantu “student prepare english” , supaya dapat memenuhi  persyaratan.  Kita akan beri pelatihan bahasa. Saya juga berharap, sesegera mungkin bisa disusun draf kerjasama antara universitas kita di NTB, dengan kampus di Polandia. Sehingga target kita untuk mengirim sebanyak mungkin siswa, guru maupun dosen ke luar negeri,  melalui program S2 maupun doktor, bisa segera tercapai. (Humas NTB)

Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive