Aries Zulkarnain |
Be Your Inspiration
Pemandangan alam di tiga gili di Sekotong yang begitu memesona.
Sebanyak 3.000 dulang tengah diarak (betetulak) dari empat arah dalam Pesona Budaya II Desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lotim, Rabu (30/10/2019)
Seorang penjahit di Rumah Produksi Sasambo Bumi Gora Lombok Barat sedang membuat masker berbahan baku kain).
Sabut kelapa dari Desa Korleko Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur yang dijadikan coco fiber untuk bahan baku pembuatan jok mobil dan diekspor ke Cina .
Serah terima jabatan dari mantan Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi kepada Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Jumat (21/9/2018).
Aries Zulkarnain |
Inspektur Provinsi NTB Ibnu Salim, S.H., M.Si |
Mataram (Lombok Atraktif) -
Inspektur Provinsi NTB Ibnu Salim, S.H., M.Si., mengingatkan pada Aparatur Sipil Negara (ASN) atau penyelenggara negara di lingkup Pemprov NTB tidak menerima gratifikasi terkait hari raya keagamaan atau perayaan hari besar lainnya. Menurutnya, jika ada yang menerima gratifikasi berupa parsel atau hadiah lainnya, maka wajib dilaporkan pada Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) yang sudah ada.
‘’Hal ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nomor 6 tahun 2023 tentang Pencegahan Korupsi dan Pengendalian Gratifikasi Terkait Hari Raya tertanggal 30 Maret 2023,’’ ujarnya, Senin 10 April 2023
Diakuinya, hari besar keagamaan atau hari besar lainnya, seperti Lebaran atau Idul Fitri merupakan tradisi bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan religiusitas menjalin silaturahmi dan saling berbagi khususnya kepada pihak yang membutuhkan. Namun, perayaan tersebut sepatutnya tidak dilaksanakan secara berlebihan yang menyebabkan peningkatan pengeluaran yang tidak dibutuhkan. Dalam hal ini, pihaknya mengimbau agar ASN atau penyelenggara negara peka terhadap kondisi lingkungan sosial dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, tambahnya, pegawai negeri dan penyelenggara negara wajib menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dengan tidak melakukan permintaan, pemberian dan penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Termasuk tidak memanfaatkan hari raya untuk melakukan perbuatan atau tindakan koruptif. ‘’Tindakan tersebut dapat menimbulkan konflik kepentingan,bertentangan dengan peraturan atau kode etik dan memiliki risiko sanksi pidana,’’ tegasnya.
Untuk itu, lanjutnya, berdasarkan pasal 12 b dan pasal 12 c UU Nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, jika ada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dan kewajiban atau tugasnya, wajib melaporkan kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari kerja sejak tanggal penerimaan gratifikasi.
Pihaknya juga mengingatkan, permintaan dana dan atau hadiah sebagai THR mengatasnamakan institusi negara, daerah, organisasi masyarakat, perusahaan dan atau pegawai negeri atau penyelenggara negara lainnya baik secara tertulis maupun tidak tertulis merupakan perbuatan yang dilarang dan dapat berimplikasi pada tindak pidana korupsi.
Meski demikian, ujarnya, terhadap penerimaan gratifikasi berupa bingkisan makanan atau minuman yang mudah rusak dan atau kedaluwarsa dapat disalurkan sebagai bantuan sosial ke panti asuhan, panti jompo atau pihak yang membutuhkan. ‘’Dan melaporkan kepada unit pengendalian gratifikasi di instansi masing-masing disertai penjelasan dan dokumen penyerahannya. Selanjutnya unit pengendalian gratifikasi melaporkan rekapitulasi penerimaan tersebut kepada KPK,’’ terangnya. (Marham)
Ingin tahu tentang NTB dari dulu hingga sekarang. Ruang Koleksi Deposit pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB adalah tempatnya. Di tempat ini para pembaca bisa mengetahui sejarah NTB dan juga budayanya dari dulu hingga sekarang. Bahkan terbitan perdana surat kabar, khususnya Harian Suara NTB ada di tempat ini.
MEMASUKI ruang koleksi deposit pada Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan NTB cukup adem. Suasana hening dan tempat koleksi yang bagus
membuat para pengunjung yang pertama kali datang ke tempat ini merasa betah. Meski
hanya menggunakan kipas angin untuk mendinginkan ruangan para pengunjung masih
bisa berlama-lama di tempat ini.
Yang namanya ruang koleksi deposit tentunya
berisi buku-buku tentang NTB, baik dari sisi sejarahnya, budayanya, tokoh-tokohnya
hingga struktur bangunan khas NTB. Tidak heran tempat ini menjadi lokasi
favorit bagi mahasiswa tingkat akhir untuk mencari referensi tentang NTB dan
sejarahnya. Tidak hanya itu para peneliti baik dari dalam maupun luar NTB juga
memanfaatkan ruang koleksi deposit untuk mencari tentang sejarah NTB di masa
silam.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Drs.
Tri Budiprayitno, M.Si., melalui Kepala Bidang Deposit dan Pelestarian Bahan
Pustaka Dwi Murtiningrum, S.H., mengakui koleksi yang ada di lokasi ini masih belum
lengkap. Namun keberadaan koleksi ini bisa membantu para mahasiswa maupun
peneliti yang ingin mempelajari tentang NTB maupun peninggalan yang ada.
“Biasanya setiap hari ada mahasiswa atau
peneliti yang datang. Sebelumnya, ada dari mahasiswa Fakultas Teknik Unram yang
ingin tahu bagaimana latarbelakang pendirian rumah adat Mbojo. Filosofisnya
juga dan semuanya,” ungkapnya menjawab Suara
NTB, Senin (26/9/2022).
Tidak hanya itu, banyak peneliti yang datang
dari berbagai instansi yang ingin melihat budaya dan tradisi yang ada di NTB.
Seperti peresean maupun dokumen terkait merarik kodek atau nikah dini, masakan
khas NTB dan lainnya. Termasuk tokoh-tokoh NTB yang berjasa dalam membangun dan
NTB di masa lampau.
Meski demikian pihaknya mengakui banyak
koleksi yang mesti harus dilengkapi. Terkadang materi bacaan yang dicari oleh
para peneliti ataupun mahasiswa tidak menemukan koleksi yang ada di ruang
koleksi deposit. Hal ini menjadi mengevaluasi di masa yang akan datang.
Termasuk akan melengkapi bahan-bahan sesuai dengan sejarah maupun perkembangan
pembangunan di NTB.
Dwi Murtiningrum juga mengakui pihaknya
menjilid terbitan terbitan media lokal yang terbit di NTB. Bahkan terbitan
harian Suara NTB sejak Maret 2004 hingga sekarang ini masih bisa ditemukan di
ruang koleksi deposit.
“Kami menjilid koran -koran yang terbit di
NTB. Bahkan, kami terbitkan buku referensi untuk mencari koran-koran yang sudah
dijilid,” tambah Mohammad Nor, salah satu pustakawan yang mendampingi.
Pihaknya selalu melakukan perawatan terhadap
koleksi yang ada di ruang deposit. Bagi mereka kebahagiaan yang paling penting
adalah ketika pengunjung bisa menemukan koleksi ataupun buku yang tidak
ditemukan di tempat lain.
BACA JUGA : Perpustakaan Nasional dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Gelar Bimtek Pengukuran IPLM dan TGM
Sediakan
Informasi pada Anak
Pada bagian lain, Pustakawan pada Perpustakaan
dan Kearsipan NTB Hermin Riu menambahkan, pihaknya berusaha memberikan layanan
maksimal pada anak-anak.
Dengan menjadikan perpustakaan sebagai Pusat
Informasi Sahabat Anak (PISA), pihaknya telah menyediakan koleksi sesuai dengan
bahan bacaan pada anak.
Dua pustakawan di Ruang Koleksi Deposit sedang melihat koleksi judul buku. |
Tidak
hanya itu, pihaknya juga mempersiapkan wi fi gratis bagi para pengunjung,
sehingga mereka selain mendapatkan informasi dari buku koleksi, juga melalui
layanan digital. “Namun, kita bimbing anak untuk menggunakan internet sehat.
Malahan, banyak anak-anak yang dekat rumahnya dengan Pocadi Islamic Center
mengerjakan pekerjaan rumah di Pocadi,” terangnya. (Marham)
Kepala Perwakilan BPKP NTB Dr. Ilham Nurhidayat |
Selain melakukan pengawalan terhadap sejumlah program pembangunan strategis yang ada di NTB, seperti pembangunan bendungan, RSUD Provinsi NTB dan juga pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) NTB juga siap mengawal industrialisasi garam di NTB.
Kepala Perwakilan
BPKP NTB Dr. Ilham Nurhidayat mengakui , jika swasembada garam untuk memenuhi
kebutuhan garam dalam negeri masih menjadi permasalahan yang belum teratasi.
Menurutnya, garam impor masih mendominasi pemenuhan garam nasional, khususnya
di sektor industri.
‘’Perlu upaya masif
dan kolaboratif dalam rangka mengatasi permasalahan ini, baik dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah maupun badan usaha. Provinsi NTB sebagai salah satu
produsen garam di Indonesia, memiliki andil besar dalam mendukung upaya
tersebut,’’ ujarnya pada Suara NTB,
Selasa (27/9/2022).
Diakuinya, program industrialisasi
garam yang telah diinisiasi oleh Pemprov
NTB sejak tahun 2019 telah menargetkan tercapainya produksi 120.000 ton
garam kualitas K1 di tahun 2024. Namun, program industrialisasi garam ini belum
berprogres secara signifikan hingga tahun 2022. Dalam hal ini, pihaknya
memberikan masukan agar industrialisasi garam ini berjalan secara maksimal.
Seperti perlunya penguatan dari berbagai sisi, yakni, kebijakan, dukungan kelembagaan, dukungan
program/kegiatan dan anggaran.
Selain itu,
tambahnya, perlu dilakukan perbaikan tata kelola, peningkatan kompetensi SDM,
pemenuhan kebutuhan infrastruktur, penerapan inovasi, kemitraan, dukungan permodalan dan monitoring secara
periodik.
Adanya upaya masif
dan kolaboratif tersebut diharapkan dapat mengakselerasi program industrialisasi
garam ini mampu memenuhi kebutuhan garam berkualitas di tingkat regional NTB
maupun di tingkat nasional, sehingga
mengurangi ketergantungan akan garam impor.
Dijelaskannya, industri
garam merupakan industri yang strategis dan terus berkembang, sehingga
permintaan, baik jenis dan penggunaan garam terus meningkat. Khususnya, garam
konsumsi dan garam industri. ‘’Garam sebagai bahan pangan merupakan bahan
pelengkap dan salah satu sumber gizi yang tidak dapat digantikan oleh produk
lainnya, sedangkan sektor industri memanfaatkan garam sebagai bahan baku dalam
pembuatan berbagai produk industri,’’ terangnya.
Namun pada
perkembangannya, tambahnya, produksi garam Provinsi NTB belum mampu memenuhi
kebutuhan regional Provinsi NTB dan nasional, utamanya kebutuhan di sektor
industri. Hal ini disebabkan garam yang mayoritas masih diproduksi oleh
masyarakat (garam rakyat) memiliki kualitas yang rendah.
Dicontohkannya,
produksi garam Kabupaten Bima, hanya mampu diserap pasar industri dan konsumsi
sebesar 10% saja. Garam yang dibutuhkan pasar industri dan konsumsi adalah
garam dengan kualitas 1 (K1) dengan tingkat NaCl antara 95% - 98%. Sedangkan
garam NTB lebih dominan memiliki kadar NaCl di bawah 90% atau masuk dalam
kategori kualitas dua dan tiga (K2/K3).
Kendala lain,
kualitas garam, terutama di Kabupaten Bima belum dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Akibat pemerintah Ddaerah belum optimal dalam memasarkan produk garam.
Pemerintah daerah, tambahnya, perlu memperhatikan penerapan inovasi teknologi
peningkatan kualitas produksi garam, karena penerapan inovasi ini berjalan
lambat. Selain itu, kerjasama kemitraan antara kelompok usaha garam rakyat
dengan BUMD belum terjalin optimal dan dukungan sarana dan prasarana.
‘’Begitu juga, kelompok
usaha garam belum mampu mengakses pembiayaan perbankan/non perbankan. Termasuk
monitoring capaian kinerja industrialisasi garam di Provinsi NTB belum
dilakukan,’’ ungkapnya.
Terkait hal ini,
ada beberapa rekomendasi yang diberikan pihaknya agar NTB menjadi daerah
penyangga garam nasional. Dalam hal ini, pemerintah harus menerapkan kebijakan
yang jelas dan lengkap. Selain itu, kebijakan ini harus mendapat dukungan dari
perangkat daerah dan juga memangkas rantai distribusi dan membangun sistem
pemasaran.
‘’Pemerintah daerah
juga mesti melakukan peningkatan kualitas garam produksi. Dan juga menerapkan
inovasi dan dukungan sarana prasarana. Hal yang paling penting adalah menjalin
kerjasama kemitraan dan membuka arus serta monitoring kinerja program
industrialisasi garam,’’ sarannya.
Selain itu, peran
pemerintah pusat, khususnya kementerian terkait sangat penting dalam mendukung
keberhasilan industrialisasi garam di Provinsi NTB. Dalam hal ini, tata niaga
garam yang baik melalui penurunan kuota impor garam yang disesuaikan dengan
jumlah produksi garam nasional, dukungan konektivitas dan aksesibilitas bagi
produk garam NTB untuk pasar nasional. Termasuk, pembangunan industri-industri
yang membutuhkan bahan baku garam di Provinsi NTB akan meningkatkan daya saing
produk garam NTB.
‘’Selain itu,
dukungan anggaran dari Kementerian terkait bagi terwujudnya Kawasan Ekonomi
(KE) Garam yang terintegrasi di Provinsi NTB menjadi salah satu kunci
terwujudnya industrialisasi Ggaram di Provinsi NTB dan menjadikan garam NTB
sebagai penyangga kebutuhan garam nasional,’’ harapnya. (Marham)
Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional Dr. Upriyadi, S.S., M.Hum |
PERPUSTAKAAN Nasional dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB menggelar bimbingan teknis (bimtek) pengukuran TGM dan IPLM Provinsi NTB di Hotel Lombok Raya Mataram, dari hari Kamis 22 September sampai hari Jumat, 23 September 2022.
Bimtek ini diikuti perwakilan perpustakaan
kabupaten/kota se NTB dan beberapa peserta dari luar daerah di Indonesia, yakni
dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Tengah, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pohuwato
dan Provinsi Gorontalo. Hadir juga perwakilan dari Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Denpasar.
Bimtek ini dibuka langsung Kepala Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan NTB Drs. Tri Budiprayitno, M.Si, juga dihadiri Kepala
Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional Dr.
Upriyadi, S.S., M.Hum., mewakili Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan
Pengembangan Budaya Baca Dr. Adin Bondar, S.Sos., M.Si.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala
Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional Dr.
Upriyadi, Adin Bondar menegaskan, jika pemerintah terus berupaya untuk
membangun kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Hal ini
sejalan dengan Agenda Pembangunan
Nasional, yakni Pembangunan Sumber Daya Manusia yang dituangkan dalam RPJMN
2020-2024 dengan kegiatan prioritas yakni Revolusi Mental dan Kebudayaan, yang
salah satu kegiatannya adalah Penguatan Budaya Literasi.
Menurutnya, budaya literasi menjadi hal yang
fundamental, melalui literasi akan terwujud masyarakat berpengetahuan yang
inovatif, kreatif dan berkarakter. Untuk itu, literasi perlu terus didorong
agar masyarakat Indonesia berkualitas dalam hidupnya dan berakhir dengan
kesejahteraan. Penguasaan literasi yang mumpuni akan membantu manusia secara
personal dan komunal dalam menghadapi dunia virtual yang semakin hari semakin
smart dan inter-connectivity.
Selain itu, ujarnya, penguatan budaya literasi,
inovasi dan kreativitas dengan pemanfaatan perpustakaan bagi terwujudnya
masyarakat pembelajar sepanjang hayat dengan sasaran strategis pembangunan
literasi dan kegemaran membaca masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya
Indeks Pembangunan Literasi (IPLM) dan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM).
Upriyadi mengakui budaya literasi menjadi hal
yang fundamental. Alasannya, melalui
literasi akan terwujud masyarakat berpengetahuan yang inovatif, kreatif, dan
berkarakter. Untuk itu literasi perlu terus didorong agar masyarakat
berkualitas dalam hidupnya dan berakhir dengan kesejahteraan.
Pihaknya juga mengingatkan agar perpustakaan itu
tidak hanya fokus untuk mencerdaskan tetapi bagaimana memberikan kesejahteraan
pada masyarakat. Artinya melalui perpustakaan masyarakat bisa mendapatkan
referensi untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Namun kesejahteraan masyarakat itu, tambahnya,
tidak melulu pada masalah ekonomi tetapi bagaimana masyarakat juga bisa
mendapatkan pelajaran untuk hidup sehat atau sembuh dari penyakit yang
dideritanya. Hal ini tentu saja diperoleh oleh masyarakat melalui bahan-bahan
bacaan yang ada di perpustakaan.
Untuk itu pihak yang mengharapkan melalui bimtek
pengukuran TGM dan IPLM Provinsi NTB, tercipta sinergi antara pemerintah pusat
dan daerah yang bisa membuat Indikator Kinerja Kunci (IKK) urusan pemerintahan
bidang perpustakaan menjadi lebih akurat hasilnya maupun dalam penyajian data.
Upriyadi menambahkan IPLM adalah angka yang
menunjukkan perbandingan antara variabel komponen pembentuk indeks dari unsur
pembangun literasi masyarakat dengan jumlah penduduk atau lokus setempat.
Adapun variabel komponen pembentuk indeks dari unsur pembentuk literasi
masyarakat terdiri dari 7 komponen. Pertama, Pemerataan Layanan Perpustakaan,
Ketercukupan Koleksi, Ketercukupan Tenaga
Perpustakaan, Tingkat Kunjungan Masyarakat
per hari, Jumlah Perpustakaan ber-SNP,
Keterlibatan Masyarakat Dalam Kegiatan Sosialisasi, dan Anggota
Perpustakaan.
Sementara TGM adalah sikap ketertarikan
seseorang pada kegiatan membaca dari berbagai media yang berlangsung dalam
jangka waktu tertentu. Tingkat Kegemaran
Membaca memiliki 5 dimensi yang dapat
diukur. Lima dimensi tersebut, yakni frekuensi membaca, durasi membaca, jumlah
buku dibaca, frekuensi akses internet, dan durasi akses internet.
Untuk itu, ujarnya, bimtek ini merupakan salah
satu bentuk implementasi dari pembinaan dan koordinasi dengan semua jenis
perpustakaan Indonesia. Dengan terciptanya sinergi antara pemerintah pusat dan
daerah, maka Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Pemerintahan Bidang
Perpustakaan menjadi lebih akurat hasilnya maupun dalam penyajian data.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Drs. Tri Budiprayitno, M.Si |
Yiyit—sapaan akrabnya, menyebut, IPLM NTB tahun
2019 berada pada peringkat 14 dengan indeks 13,89. Hasil IPLM tahun 2021 ,
provinsi NTB berada di urutan 10 dengan indeks
17,66. Sementara untuk TGM, tahun 2021, Provinsi NTB meraih nilai 56,41
atau berada di peringkat 28. Pihaknya juga mengharapkan ada TGM untuk kabupaten
kota. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengukur tingkat kegemaran membaca
masyarakat yang ada di Kabupaten atau kota yang ada di NTB. (MARHAM - ANGGOTA TIM SINERGI TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN PROVINSI NTB)
SEBAGAI salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) di Indonesia, keberadaan objek wisata andalan di NTB, khususnya Pulau Lombok belum didukung sepenuhnya oleh banyak penerbangan langsung. Apalagi mahalnya harga tiket pesawat sekarang ini membuat orang untuk berpikir bepergian ke satu daerah.
Begitu juga
ke NTB, semenjak Covid-19 mewabah banyak maskapai menghentikan rute penerbangan
langsung, baik dalam dan luar negeri ke Lombok. Bahkan, banyak juga di antara
maskapai ini yang memangkas rute penerbangan akibat biaya yang membengkak.
Salah satu rute penerbangan yang selama ini memiliki potensi besar adalah
Singapura -Lombok. Sayangnya, untuk sementara rute ini masih belum mendapatkan
izin dari pemerintah pusat untuk dibuka.
Untuk itu,
Pemprov NTB seperti disampaikan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) NTB H. Lalu
Moh. Faozal, S.Sos., M.Si., pihaknya sudah menyiapkan surat ke pemerintah pusat
agar rute Lombok -Singapura bisa dibuka lagi.
“Sekarang
ini kami akan mengajukan surat ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan
Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) agar rute Lombok
-Singapura bisa mendapatkan izin. Salah satu maskapai yang sudah bicara dengan
kami adalah Scoot Air,” ujarnya saat dikonfirmasi di kantornya, Rabu (8 September 2022).
Mantan
Kepala Dinas Pariwisata NTB ini menyadari sekarang ini, merupakan saat yang
sulit bagi maskapai penerbangan nasional. Terlebih dengan kondisi belum
pulihnya perekonomian secara nasional yang ditambah kebijakan pemerintah
menaikkan harga BBM bersubsidi juga berpengaruh pada minat masyarakat untuk
bepergian menggunakan pesawat.
Selain itu,
ungkapnya, dari informasi yang diperolehnya, jika kebijakan pemerintah pusat
yang belum mengizinkan maskapai dari luar melayani rute penerbangan ke beberapa
bandara di Indonesia, termasuk ke NTB, karena ingin memberikan kesempatan
kepada maskapai nasional untuk bangkit. Meski di satu sisi, dampak dari
kebijakan ini harga tiket pesawat mahal dan berpengaruh terhadap pengguna jasa
transportasi udara.
“Sekarang
pemerintah membatasi bendera luar masuk Indonesia. Aturan ini dari Kementerian
Perhubungan, karena maskapai Indonesia yang bendera merah putih perlu diselamatkan,”
ungkapnya.
Sementara
Scoot Air ini, ujarnya, adalah maskapai yang berbendera Singapura, sehingga
pihaknya sangat mengharapkan Kementerian Perhubungan bisa memberikan izin
maskapai ini melayani rute Lombok -Singapura.
Untuk itu,
tambahnya, Pemprov NTB sudah menyiapkan surat yang akan dikirim langsung ke
Menteri Perhubungan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar permintaan
dari NTB ini bisa disetujui. “Suratnya sudah kita siapkan dan kita kirim ke
Menteri Perhubungan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” ujarnya. (Marham)
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN NTB H. LALU MOH. FAOZAL
DINAS Perhubungan NTB sedang menyiapkan transportasi menghadapi event World Superbike (WSBK) tanggal 11 hingga 13 November 2022 di Pertamina Mandalika Itnternational Circuit Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas Perhubungan NTB H. Lalu Moh. Faozal menegaskan kesiapannya. Seperti apa skenario pengangkutan penumpang itu masih harus melakukan pembahasan dengan beberapa pihak terkait, seperti Polda NTB, ITDC dan lainnya.
Meski
demikian, ujarnya, pola transportasi yang disiapkan tidak seperti saat WSBK
tahun 2021 lalu dan juga MotoGP bulan Maret 2022 lalu. Menurutnya, akan ada
perubahan transportasi penonton, sehingga pelayanan transportasi saat WSBK
lebih baik dari event sebelumnya.
Sekarang
ini, pihaknya masih menunggu berapa jumlah penonton atau tiket yang tersedia
yang ditetapkan oleh pihak penyelenggara. Setelah itu ada, barulah pihaknya
bersama stakeholder akan merumuskan dan melakukan simulasi terkait rute bus
yang akan mengangkut penonton.
Tidak hanya
itu, dalam melayani penonton WSBK juga lokasi parkir yang ada akan diperluas
atau ditambah, sehingga tidak ada lagi keluhan atau permasalahan yang muncul
saat pelaksanaan.
“WSBK kita
sudah punya skenarionya. Nanti pada saatnya setelah kita tahu detailnya dari
pihak penyelenggara, maka kita buat skenario lalin (lalu lintas)-nya,”
terangnya.
Sebelumnya,
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., dalam pertemuan dengan
jajaran Direksi PT. Indonesia Tourism
Development Corporation (ITDC), Rabu (7/9/2022) sore memberikan atensi kepada
ITDC untuk lebih fokus pada perhelatan WSBK.
“Kami ingin
acaranya sukses, media coverage-nya
bagus, menurut saya fokus aja di situ dulu,” pesan Gubernur.
Menurut Bang
Zul – sapaan akrabnya, sebagai penyelenggara WSBK, perusahaan asuhan BUMN ini
kurang terlihat hasilnya me-manage kegiatan WSBK. Harapannya WSBK tahun ini
bisa lebih ramai dan meriah dari tahun kemarin. “Kami ingin sesuatu yang
direspon masyarakat dengan baik, penonton ramai, bukan sekedar laporan bisnis
dan keuangan tapi ada intrinsic value,”
harapnya.
Menanggapi
hal tersebut, Ari Respati, Direktur Utama ITDC yang baru, menjelaskan ketika
dia menerima proyek WSBK ini sudah berjalan 90% maka pembenahan SDM saat ini
otomatis akan berdampak pada evaluasi struktur dan postur tubuh dari
perusahaan.
Selain itu,
tambahnya, antara ITDC dan MGPA (Mandalika Grand Prix Association) ada internal
diskusi yang baru selesai, sehingga berdampak kemana-mana. Terlepas dari luka
finansial yang lama, tetap target untuk WSBK sukses tidak bisa ditawar. (Marham)
Kepala Dinas Perdagangan NTB Drs. H. Fathurrahman, M.Si., |
Kepala Dinas Perdagangan NTB Drs. H. Fathurrahman, M.Si., menjelaskan, jika sebelumnya, dilakukan ekspor vanili Ke Amerika Serikat, akhir Agustus ini ekspor kopi ke Korea Selatan akan dilakukan. ‘’Tetapi tentu kan namanya apa permintaan by order itu bertahap, karena kita akan kalkulasikan itu di akhir tahun dan pengirimannya per bulan. Misalkan, jumlah 400 ton ekspor kopi ini dalam durasi waktu Agustus hingga Desember,’’ ujarnya, Senin, 22 Agustus 2022.
Diakuinya, NTB memiliki komoditas dan produk, terutama ekonomi kreatif yang bisa dijadikan salah satu potensi. Apalagi di beberapa negara, seperti Turki memiliki segmen pasar yang cukup besar. Dalam hal ini, ujarnya, jenis kerajinan seperti home decoration memiliki pangsa pasar yang cukup besar, terutama di Eropa. Beda halnya dengan makanan dan minuman masih ada pengetatan .
Menurutnya, bahan makanan dari luar Eropa sulit masuk, karena ada standarisasi yang ditetapkan oleh negara penerima. Selain itu, beberapa negara menambah standarisasi masuknya barang impor yang berbahan makanan dan minuman. Untuk itu, pihaknya melihat peluang masuknya bahan kerajinan cukup besar, sehingga akan terus digiatkan.
Mengenai target ekspor non tambang dari NTB ke beberapa negara pemesan, Fathurrahman mengaku masih kecil. Ekspor di NTB masih didominasi ekspor tambang sebesar 98 persen, sementara non tambang sekitar 0,02 persen, sehingga perlu digiatkan. Target ekspor non tambang ini akan terus ditingkatkan. Apalagi dengan terbentuknya tim percepatan ekspor setidaknya akan memacu kinerja masalah ekspor non tambang dari NTB.
‘’Dari tahun 2020, dari 8,7 juta US Dolar dan di tahun 2021, 9,6 juta US Dolar. Sementara tahun 2022, baru sampai bulan Mei dan baru beberapa yang sudah diekspor, termasuk vanili yang ke Amerika Serikat,’’ ujarnya. (Marham)