Be Your Inspiration

Wednesday, 29 April 2015

Kerajinan Buah Kering Lombok Rambah Pasar Ekspor

Kerajinan buah kering khas Lombok NTB berbentuk pohon Natal
dan banyak dipesan di luar negeri.
Berbagai jenis kerajinan buah kering ini, semata-mata untuk memenuhi kebutuhan permintaan luar negeri alias ekspor. Di bawah brand Lombok Natural, produk-produk yang dihasilkan kemudian dikirim ke berbagai negara, seperti Israel, Amerika Serikat, Jerman, Arab Saudi dan India. Negara lainnya, Jepang dan Australia, kendati dua negara ini masih berat menembusnya.

Dalam sekali kirim, minimal satu kontainer. Dalam setahun bisa sampai empat kali kirim. Bisa dibilang produk Lombok Natural ini telah mendunia. Tingginya permintaan itulah, bahkan tidak jarang Ari Aditya harus melibatkan tenaga yang banyak untuk memenuhi permintaan tersebut.


Sayangnya, untuk kegiatan ekspor ini harus melibatkan para eksportir luar daerah. Maklum saja, belum ada pelabuhan ekspor di NTB.  Akibatnya, bisa saja nilai ekspor tersebut didapatkan manfaatnya oleh daerah-daerah eksportir. “Tapi tetap kita menggunakan nama Lombok Natural,” ujar Ari Kanti pada Suara NTB.
Kerajinan dari buah kering berbentuk burung dan buah-buahan.

Penjualannya, biasanya menggunakan dolar Amerika Serikat. Artinya, ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar membuat pedagang untung besar meski ada kenaikan harga bahan-bahan kimia pendukung lainnya. Namun, masih tetap ada nilai tambah yang didapatkan pengusaha.

Alasan pasar luar negeri dilirik, karena jenis-janis hiasan ruangan yang bahan bakunya murni dari alam. Sehingga perbandingan pasar penjualannya 50 persen lebih adalah untuk ekspor.

Tetapi ada masanya permintaan juga berkurang, untuk menyiasati itu.  Lombok Natural juga menggarap pasar dalam negeri, yang paling utama adalah NTB atau dalam daerah. Sebab, NTB dengan daerah wisatanya telah menyedot banyaknya pembangunan hotel, vila, home stay, termasuk pembangunan perumahan. ‘’Itu juga menjadi sasaran pasarnya. Meskipun tidak seempuk pasar ekspor,’’ akunya.
Kerajinan buah kering khas Lombok yang banyak dikirim
ke beberapa negara Eropa
 Asia dan Amerika

Untuk mempertahankan permintaan luar negeri. Ari Aditya juga menambahkan tetap harus memutar otak untuk menciaptakan kreasi produk yang baru. Sebab, disadarinya selera pasar itu akan selalu berubah-ubah, ada zamannya sambung Ari Kanti.

Dukungan pemerintah daerah juga dirasakannya untuk mempertahankan selera pasar ini. Sebab tidak jarang juga Lombok Natural dilibatkan dalam setiap pelatihan-pelatihan. Di antaranya pelatihan desain, pelatihan pemasaran yang kerap kali dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB, termasuk Kantor Bea dan Cukai.

Pada bagian lain, pelaku industri kerajinan jenis ini belum begitu banyak, masih bisa dihitung dengan jari. “Karena memang membutuhkan orang-orang yang punya nilai seni dan kreativitas tinggi,” kata Jamaludin salah satu perajin.

Kerajinan buah kering ini sendiri sebenarnya tidak murni hasil kerajinan yang muncul di dalam daerah. Membuat kerajinan kayu kering, didapatkannya bersama dengan mengabdi di salah satu rumah kreatif milik orang asing.

Selama kurang lebih tujuh tahun, setelah merasa bisa, barulah Jamal juga memberanikan diri untuk melepas diri dari tuannya dan bergabung dengan Ari Aditya di bawah brand Lombok Natural. Meski telah bertahun-tahun kerajinan buah kering berkembang, tetap saja tidak banyak yang tertarik dan menggeluti industri kerajinan jenis ini.

Mungkin saja, ujarnya, karena kurangnya kreativitas, belum banyak yang bisa membuat jaringan pemasaran hingga keluar negeri. Bukan saja untuk tenaga teknis, untuk tenaga pembantu saja masih sangat jarang menemukan pekerja-pekerja yang sesuai.

Menurut Jamal, harus membutuhkan tenaga yang terampil dan telaten. Bayangkan, sekedar untuk mengupas dan membersihkan akar kayu liana misalnya. Dibutuhkan orang-orang yang memang memiliki keahlian. “Karena kalau bukan orang-orang yang ahli, serat-seratnya bisa terangkat semua. Banyak yang mau bekerja, tetapi tidak banyak yang bisa,” tambahnya.

Demikian juga untuk pewarnaannya, jika tidak teliti dan ahli, akan banyak celah dan serat-serat kayu yang tidak bisa tertutupi warna. Kekhawatirannya, hal-hal kecil biasanya akan menjadi nilai minus dari para buyer. Dan kepercayaan itulah yang harus dijaga untuk mempertahankan pasar. (Bulkaini)
Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive