|
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda Imbang Jaya (dua
dari kiri) menyerahkan trofi dan sertifikat Good Design Indonesia Best 2018
pada pengusaha asal NTB Riana Meilia (kanan) di Auditorium Kemendag, Rabu
(18/7/2018). |
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita diwakili Direktur Jenderal
Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda Imbang Jaya
menyerahkan sertifikat dan trofi Good Design Indonesia (GDI) Best 2018 pada
salah satu pengusaha asal NTB, Riana Meilia. Dengan Kalung Arkan Kerang Mabe
Half Pearl Motif Rambut, Riana Meilia berhasil menyisihkan sejumlah pesaingnya
di penghargaan desain produk paling bergengsi di Indonesia yang digelar di
Auditorium Kementerian Perdagangan RI, Rabu (18/7/2018).
Di acara ini juga ada enam produk yang meraih GDI Best 2018 yang terbagi
dalam enam kategori, yakni transportasi, dekorasi rumah dan furnitur rumah,
peralatan rumah tangga, elektronik, aksesori dan gaya hidup, serta grafik dan
kemasan. Secara khusus diberikan pula satu penghargaan kategori GDI of the Year
kepada Produk Daihatsu Terios yang didesain oleh putra asli Indonesia.
Sebagai pemenang, produk Kalung Arkan Motif Rambut karya Riana itu akan
dikirim mewakili Indonesia dalam ajang kompetisi desain produk terbaik tingkat
dunia yakni G-Mark di Jepang. Kompetisi akan berlangsung pada 31 Juli hingga 2
Agustus 2018. Setidaknya Indonesia menargetkan satu atau dua produk memenangi
kompetisi desain G-Mark tersebut.
Dan yang luar biasa, Riana Meilia tak cuma memenangkan satu produk dalam
kompetisi GDI 2018. Dari empat produknya yang lolos seleksi dalam ajang ini,
satu produk lagi yakni Cincin Tanjung Kulit Kerang Gold, juga memenangi GDI
2018 bersama 19 desain produk lainnya.
Riana menuturkan, kalung dibuat berdasarkan inspirasi
dari bentuk persegi keramba (tempat pengembangbiakan kerang mutiara) di
perairan laut Sekotong, Lombok Barat. Bentuk kulit kerangnya dibuat persegi
dengan Mabe Half Pearl pada bagian tengahnya. Kalung ini juga divariasikan
dengan hiasan perak berbentuk serupa dengan kulit kerang. Setelah itu diukir
dengan motif Kerawang, sehingga menambah keunikannya.
Dengan penghargaan ini, Riana pun kini menjadi pengusaha pertama asal NTB
yang memenangkan penghargaan desain paling bergengsi di tanah air saat
tersebut. Dirinya bersyukur atas penghargaan yang telah diraih. Itu artinya, karya
dan ide-ide yang dilakukan mendapat apresiasi dan diterima masyarakat. Apalagi
juri yang terlibat dalam ajang GDI 2018 ini bukan main-main. Tokoh-tokoh
mumpuni. Mereka di antaranya adalah Dino Fabriant, Ketua Umum Aliansi Desainer
Produk Industri Indonesia, Ari Satria, Direktur Pengembangan Produk Ekspor
Kemendag, Ariana Susanti, Presiden dan Anggota Kehormatan Packaging Federation,
Chairul Amal Septono, Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia, Jaka
Purwanto, Kepala Divisi Technical Government Affairs Toyota Motor Manufacturing
Indonesia, dan Hiroaki Watanabe, akademisi Tama Art University Japan.
Diakuinya, keikutsertaan Riana dalam GDI 2018 ini pun bukan disengaja.
Riana menuturkan, semua bermula tatkala perusahaannya Lombok-NTB Pearls,
terlibat dalam pelatihan desain yang digelar Dinas Perdagangan NTB awal tahun
ini. Cuma karena waktu itu sedang di luar kota, Riana tak bisa hadir. Dia
diwakili anaknya, Fika, yang juga terlibat aktif menangani perusahaan.
Kebetulan salah seorang tim juri GDI 2018 hadir dalam pelatihan desain
tersebut dan melihat salah satu produk Lombok-NTB Pearls yang dibawa di hadapan
para peserta pelatihan. Dewan juru GDI 2018 itu pun langsung meminta dibawa ke
galeri Lombok-NTB Pearls yang ada di Jalan Singorasi, Graha Majapahit, Kota
Mataram. Dan di sana, dewan juri tersebut mengharuskan agar produk-produk
Lombok-NTB Pearls diikutkan dalam ajang GDI 2018 dan mampu menjadi yang terbaik.
Dihubungi stafnya, Riana yang berada di luar kota pun mengiyakan. Begitu
kembali ke Mataram, Riana pun menyiapkan diri. Produk yang hendak diikutkan GDI
2018 pun dipilih.
“Bismillah, kami kirimkan produk kami ke Kementerian Perdagangan untuk
mendapat penilaian,” ujar ibu dari tiga anak dengan enam cucu ini. Selepas itu,
dia tak memiliki pretensi apa-apa. Sampai kemudian datanglah surat elektronik
yang menyebutkan dua produknya memenangi GDI 2018. Bahkan, satu produk
memenangi kategori utama yakni GDI Best 2018.
Sampai kehadirannya di Auditorium Kemendag, pengusaha yang juga pengurus
Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTB ini pun tak tahu, kalau produknya akan
diikutsertakan dalam kompetisi G-Mark di Jepang. “Saya baru tahu setelah di
Jakarta, diumumkan di sela penganugerahan,” katanya.
Tentu saja, itu bukanlah
penghargaan pertama yang diraih Riana. Dalam 18 tahun persentuhannya dengan
bisnis kerajinan mutiara, sebelum meraih GDI Best 2018, total telah ada 20
penghargaan bergengsi tingkat nasional yang dimenanginya. Diawali dengan
penghargaan dari Kementerian Perdagangan pada 2009 silam. Lalu disusul penghargaan
dari Dekranas dan Femina Award pada tahun yang sama. Pada 2012, Riana juga
meraih penghargaan Mutumanikam Nusantara. Lalu disusul penghargaan dari
Kementerian Perindustrian, dan Indonesia Good Desain tahun yang sama. Setelah
itu, tiap tahun dia selalu mendapat penghargaan. Tahun 2013 total ada dua
penghargaan yang diterimanya. Lalu tahun 2014 tiga penghargaan, tahun 2015 dua
penghargaan, tahun 2016 dua penghargaan, dan tahun 2017 tiga penghargaan.
Sepanjang 20-22 Juli 2018
pun, Riana mengikuti pameran Karya Kreatif Indonesia 2018 yang digelar
Bank Indonesia di Jakarta Convention Center. Kata dia, mengikuti pameran adalah
salah satu caranya mengenalkan produknya ke khalayak. Dan tentu saja tak hanya
pameran di dalam negeri. Namun juga pameran-pameran di luar negeri. (Marham)