Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia, Prof. Dr. Yohana Susana Yembise, Dip. Apling, MA meluncurkan Gerakan Kepemimpinan Perempuan
Mewujudkan SDGs yang responsif gender inklusif dan transformatif serta
Peringatan Hari Anak Provinsi NTB dirangkai dengan Kampanye Stop Perkawinan
Anak melalui Pendewasaan Usia Perkawinan di Gedung Graha Bhakti Gubernur Nusa
Tenggara Barat, Rabu (25/7/2018).
Peluncuran ini ditandai dengan penyerahan Deklarasi
multipihak dan dokumen rekomendasi hasil konsultasi publik kepemimpinan
perempuan dalam pencapaian SDGs oleh Menteri KPP dan PA kepada Gubernur Nusa
Tenggara Barat.
Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ir. Rosyadi H. Sayuti, M.
Sc, Ph. D mewakili Gubernur NTB mengucapkan terimakasih kepada Menteri KPP dan
PA RI karena telah berkenan hadir dan meluncurkan gerakan Kepemimpinan
Perempuan yang responsif gender inklusif
dan transformatif dalam rangka menunjang SDGs.
"Saya harap agar peran perempuan dalam pembangunan
masyarakat dapat secara nyata meningkat dari sebelumnya. Tentu hal ini akan
dapat kita lihat dan rasakan apabila kualitas pendidikan dan derajat kesehatan
untuk perempuan juga meningkat," ujarnya.
Dalam sambutannya Sekda juga memaparkan kaitan antara SDGs
dan Program Generasi Emas NTB yang terus
digalakkan oleh pemerintah Provinsi NTB. "Kami di NTB telah melaunching
program-program yang mendukung peningkatan kualitas SDM sejak dini. Pertama
yaitu Generasi Emas NTB 2025 yang tugasnya mengawal calon ibu agar mendapat
pendampingan untuk menjamin terpenuhinya sehingga mampu melahirkan bayi-bayi yang sehat.
Selanjutnya pendidikan anak usia dini betul-betul efektif dan berkualitas. Yang
ketiga yaitu Program Pendewasaan Usia Perkawinan. Ketiga hal ini sangat penting
karena dapat mendukung terwujudnya peningkatan kualitas SDM terutama pada
perempuan", paparnya.
Ketua Panitia, Wakil direktur LPSDM dan Steering Committee
Gender Watch, Ririn Hayudiani melaporkan bahwa kegiatan ini diinisiasi oleh
Institut KAPAL Perempuan, LPSDM dan merupakan bagian dari Kemitraan Australia -
Indonesia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (MAMPU).
"Kegiatan yang diluncurkan ini merupakan akumulasi dari
hasil pembelajaran selama 4,5 tahun yang pembelajarannya diambil dari
implementasi strategi penghapusan kemiskinan melalui kepemimpinan perempuan.
Gerakan ini dimaksudkan untuk mengikat komitmen dan kerjasama berbagai pemangku
kepentingan dalam memastikan kesetaraan gender dan prinsip inklusif
terintegrasi dalam 17 tujuan SDGs," ungkapnya. (Humas KPP dan PA)
0 komentar:
Post a Comment