Cenderamata kerajinan wayang Lombok, karakter Jayengrana |
Desa Sesela adalah salah satu desa seni yang ada di Kecamatan Gunung
Sari Lombok Barat (Lobar). Selain kerajinan dalam bentuk patung dari kayu,
cukli, kreativitas warga Desa Sesela juga cukup banyak. Termasuk, membuat
souvenir atau oleh-oleh tangan berupa tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita
Wayang Sasak.
Adalah Wayang Sasak Art Shop yang dikelola Muhaimi, menjadikan wayang
Sasak sebagai souvenir, karena ingin karakter yang ada di tokoh wayang Sasak
yang dibuat mampu dijadikan inspirasi oleh pembeli, khususnya para pemimpin
dalam bersikap di masyarakat. Di usia usaha yang baru tiga bulan, Muhaimi
memilih karakter Jayengrana.
Karakter wayang Lombok, Jayengrana |
Alasan memilih karakter ini, karena bagian dari kehidupan spritual masyarakat di Lombok sejak
lama. Di dalamnya ada banyak ajaran-ajaran luhur tentang komitmen untuk
menjalani hidup yang harmonis, juga perilaku yang baik dan kesetiaan dalam
keyakinan agama yang dianut.
Selain itu, Jayengrana dinilai sebagai tokoh raja yang cerdas, jujur adil dan
bijaksana dalam cerita wayang Sasak. “Dia adalah tokoh pemimpin yang cerdas, jujur, adil
yang mencintai dan dicintai rakyaknya,” tutur Muhaimi, Sabtu (12/12/2015).
Muhaimi menginginkan souvenir wayang Sasak dapat dimiliki
semua pemimpin di daerah NTB khususnya pemimpin di dusun, desa, lurah camat, bupati hingga gubernur memilikinya, dengan
harapan pemimpin di NTB dapat meniru
kepemimpinan Jayengrana.
Kerajinan khas Lombok dan wayang Lombok |
Meski demikian, pihaknya akan mengembangkan usaha dengan memilih tokoh pewayangan lainnya. Namun, saat ini memperbanyak
produksi souvenir wayang dengan memilih tokoh Jayeng Rana, karena cukup banyak pesanan. “Tergantung pesanan, saat ini
pesanan souvenir wayangnya masih dengan tokoh Jayengrana,” terangnya.
Diakuinya, meski usahanya baru seumur jagung, hasil karyanya cukup
diminati. Hal ini dilihat dengan banyak pesanan dari instansi pemerintah, baik
di dalam maupun luar negeri. Bahkan, Menjelang akhir tahun ini cukup banyak permintaan atas souvenir yang dibuat dengan bahan dasar kulit sapi itu, yakni mencapai 600 buah.
“Pasarnya
sudah sampai ke Jepang, saat ini kami juga kebanjiran orderan. Pesanan dari
luar daerah juga cukup banyak, dan saat
ini kami sedang mengerjakan pesanan dari Jakarta sebanyak 75 souvenir ” tuturnya.
Pria
yang berambut gondrong
ini,
mengaku, wayang Sasak yang dibuat merupakan hasil karya pelajar Sekolah Dalang “Wayang Sasak” yang berlokasi di Desa
Sesela. Sekolah dalang yang baru berdiri lima bulan lalu mampu menginspirasi siswanya
untuk berkarya, khususnya di bidang seni. Salah satunya, adalah membuat Wayang
Sasak untuk dijadikan oleh-oleh.
Mengenai pemasaran, Muhaimi mengakui belum dilakukan secara maksimal. Saat ini, pihaknya memasarkan souvenir lewat media online (internet). Pemasaran lewat media online, kata Muhaimi, cukup efektif. Buktinya saat ini mereka tengah kebanjiran order untuk souvenir wayang Sasak. Sementara di satu sisi, tenaga kerja masih terbatas, karena hanya mengandalkan siswa Sekolah Dalang yang jumlahnya terbatas. “Saat ini kita memiliki 12 orang yang buat wayang Sasak, namun permintaan cukup banyak,” akunya. (Affandi)
0 komentar:
Post a Comment