Sunrise di Gili Trawangan. |
Kepala
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, H. L. Moh. Faozal, S.Sos, M.Si
mengatakan sektor pariwisata memiliki dampak domino yang sangat luar biasa. Ia
mencontohkan, biaya perizinan operasional sebuah cidomo di Gili Trawangan,
Lombok Utara saat ini mencapai Rp 1 miliar.
“Sekarang,
izin cidomo di Gili itu Rp 1 miliar. Baru dikasih izin oleh Koperasi di
Desa Gili Indah,” kata Faozal.
Untuk
memperoleh izin operasional cidomo di Gili Trawangan, katanya cukup sulit. Ia
mencontohkan, salah satu hotel yakni Villa Ombak hanya dapat satu izin cidomo.
“Dia bayar itu ke koperasi untuk perizinan operasional Rp 1 miliar. Tinggi banget. Ngeri
itu di Gili itu. Oleh karena itu, saya pikir dampak ekonomi dari pariwisata ini
secara khusus kita lihat sangat luas,” kata Faozal.
Cidomo di Gili Trawangan Lombok NTB |
Mantan
Juru Bicara Pemprov NTB ini juga mencontohkan dampak sector pariwisata bagi
ekonomi masyarakat. Ia mencontohkan, hotel-hotel yang berada di kawasan
Senggigi, rata-rata berbelanja di Pasar Kebon Roek Mataram. Dalam satu hotel
biasanya belanja minimal Rp 500 ribu. “Jadi memang pariwisata punya dampak luar biasa bagi
pergerakan ekonomi kita,”imbuhnya.
Tahun
2015 ini, pemprov menargetkan angka kunjungan wisatawan sebanyak dua juta
orang. Angka ini optimis dicapai hingga akhir tahun 2015 ini. Untuk menghitung
angka kunjungan wisatawan ke daerah ini, Faozal mengatakan pihaknya bekerjasama
dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan pendataan pada lima pintu
masuk wisatawan ke NTB. Sebelumnya, BPS hanya melakukan pendataan jumlah
wisatawan melalui satu pintu masuk.
“Sekarang
sedang dilakukan review terkahir di lima pintu masuk. BPS memiliki satu pintu
masuk di kedatangan internasional dan kita membiayai untuk pendataan di lima pintu masuk. Mulai dari
Lembar, tiga Gili, Senggigi, Bangsal, Bandara dan Sape Bima,”terangnya.
Untuk
tahun 2016, kata Faozal, pemerintah
pusat menargetkan angka kunjungan wisatawan ke NTB sebanyak 3 juta orang.
Faozal mengaku optimis target ini bisa dicapai dengan mengoptimalkan
penerbnagan langsung ke Lombok baik domestic dan internasional. Tahun 2016
juga, Pemprov mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar untuk market fund
pembukaan rute penerbangan langsung Lombok-Australia.
Menurutnya,
pembukaan rute penerbangan langsung Lombok –Australia memberikan kontribusi
yang cukup besar dalam menyumbang angka wisatawan mancanegara ke NTB. Hal
tersebut terlihat ketika maskapai penerbangan Jetstar Airways melayani rute
penerbangan langsung Perth-Lombok. (Muhammad Nasir)
0 komentar:
Post a Comment