Pengamat Ekonomi Universitas Mataram Dr. M. Firmansyah. |
Dari perspektif ekonomi, kehadiran sirkuit dan
event MotoGP di Lombok sudah pasti akan memberi efek ekonomi yang besar bagi
daerah dan masyarakat. Namun memaksimalkan potensi MotoGP menjadi efek berganda
bagi ekonomi yang lebih luas merupakan tugas bersama.
PENGAMAT Ekonomi dari Universitas Mataram Dr.
M.Firmansyah kepada Ekbis NTB mengatakan, pemerintah daerah
dan semua stakeholder sebaiknya membuat sebuah relasi antara
Lombok dengan MotoGP. Upaya interelasi dua kultur ini bisa menjadi daya ungkit
ekonomi yang lebih luas.
Menurutnya, ada banyak cara yang bisa
dilakukan untuk interelasi dua kultur tadi, mulai dari mencari tagline baru
untuk mempromosikan pariwisata hingga melatih UMKM untuk membuat suvenir
menarik dari kehadiran MotoGP tersebut.
‘’Mulai sekarang kita buat relasi Lombok
dengan MotoGP menjadi satu kesatuan promosi. Ini butuh sebuah sentuhan. Karena
sebagian UMKM kita hanya memproduksi sesuatu apa yang sudah umum dikerjakan. Nah, keluar dari keumuman itulah yang
kita akan lakukan,’’ jelasnya.
Ia mengatakan, kekayaan lokal yang selama ini
menjadi daya tarik wisata sebaiknya mulai dikombinasikan dengan kehadiran
MotoGP, karena event tersebut selama ini menjadi magnet bagi jutaan penggemar
di dunia.
‘’Bukan hanya branding, juga
implentasi dari apa yang sudah dihasilkan. Misalnya membuat suvenir Gendang
Beleq dengan kombinasi MotoGP. Interelasi dua kultur, Lombok dan
keberadan MotoGP,’’ terangnya.
Untuk itulah pemerintah daerah sebaiknya mulai
dari sekarang memberi pelatihan kepada pelaku UMKM terutama yang terkait dengan
pariwisata agar keterampilannya bisa meningkat. Terutama dalam membuat
produk-produk yang dikaitkan dengan event MotoGP.
Secara umum ia melihat, ada dua kemanfaatan
ekonomi dari hadirnya beragam investasi di KEK Mandalika dan sirkuit MotoGP
yaitu modal yang masuk serta orang yang masuk. Modal yang masuk lewat investasi
MotoGP tentulah sangat jumbo, baik berupa infrastruktur utama atau
infrastruktur pendukung. ‘’Modal yang masuk itu harus disertai dengan
keterlibatan tenaga kerja lokal dalam pengerjaan proyek sirkuit MotoGP
tersebut,’’ katanya.
Master plan Mandalika Race Sircuit |
Selanjutnya, kemanfaatan besar berupa orang
yang masuk untuk tujuan berwisata atau menyaksikan event balapan MotoGP. Agar
penonton tidak hanya datang untuk menyaksikan para pembalap beraksi di lintasan.
Maka harus dibuat sebuah cara agar mereka memberi manfaat bagi entitas ekonomi
yang lain. Mulai dari kemanfaatan untuk UMKM setempat, penjual suvenir, pelaku
usaha hotel, restoran. Kemudian transportasi lokal, penyedia atraksi, dan
penyedia jasa lainnya.
‘’Kalau hanya sekadar nonton balapan. Tidak
akan maksimal memberi kemanfaatan ekonomi. Namun bagaimana agar fasilitas lain
bisa terangkat namanya gara-gara MotoGP itu,’’ saran Firmansyah.
Hal lain yang sangat penting untuk
diperhatikan adalah masalah kebersihan destinasi wisata dan pengelolaan sampah.
Masalah kebersihan lingkungan wisata memiliki keterkaitan erat dengan tingkat
kunjungan dan image sebuah destinasi wisata. Sehingga ia
mendorong Pemda dan masyarakat untuk menjaga kebersihan destinasi untuk
memaksimalkan potensi bisnis pariwisata yang besar ini.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan
kesiapan Indonesia untuk menyelenggarakan MotoGP tahun 2021 mendatang, di
Mandalika, NTB. Kesiapan ini, selain organisasi, juga termasuk infrastruktur
untuk penyelenggaraan MotoGP 2021 itu.
‘’Saya sampaikan bahwa kita siap,’’ tegas Presiden Jokowi kepada
wartawan usai menerima Chief Executive Officer (CEO) Dorna,
Carmelo Ezpeleta, dan Direktur Utama Indonesia Tourism Development
Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer, dan beberapa Pembalap MotoGP,
di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (11/3).
Menurut Presiden, kedatangan CEO Dorna itu ingin mendapatkan
keyakinan kesiapan Indonesia, baik dalam organisasi maupun infrastruktur menuju
ke sana, karena sudah ada tanda tangan kerja sama antara ITDC dan Dorna terkait
penyelenggaraan MotoGP 2021 mendatang.
Presiden mengingatkan, menyelenggarakan event sebesar
Asian Games yang diikuti peserta dari 35 negara saja kita siap. Karena itu,
untuk MotoGP 2021 ini, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk optimistis. ‘’Kita
harus optimis, harus optimis,’’ ujarnya.
Ditegaskan Presiden Jokowi, bahwa kesiapan Indonesia sudah
rampung. Dengan pendekatan menunjukkan lokasinya seperti ini dan memberitahu
pada mereka bahwa kita siap untuk berinvestasi di Mandalika dalam rangka untuk
mendapatkan hak penyelenggaraan MotoGP.
Mengenai lokasi penyelenggaraan MotoGP 2021 yang merupakan street
circuit di Mandalika, menurut Presiden Jokowi, telah dipuji oleh CEO
Dorna Carmelo Ezpeleta. ‘’Pantainya indah dan sirkuitnya itu mepet dengan
pantai. Ini berarti kita akan dapat dua kemanfaatan. Selain olahraga,
pariwisata juga secara brand akan terangkat dan Mandalika
mendapatkan manfaat karena investasi ini,’’ ujarnya.
Presiden menjelaskan, pemerintah sudah memutuskan mengenai
pengembangan Mandalika itu, yang akan menjadi satu dari 10 destinasi wisata baru
Indonesia selain Bali. Turut mendampingi.
Presiden Joko Widodo mencoba salah satu motor yang dipergunakan di ajang MotoGP di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. (Sekretariat Kabinet) |
Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrowi
mengemukakan, pemerintah betul-betul telah mengupayakan sebuah sejarah. Lahirnya
sebuah sejarah MotoGP di Indonesia, dan ini betul-betul telah diupayakan secara
maksimal oleh ITDC sebagai pengelola dari kawasan Mandalika.
‘’Sekarang pihak Dorna Sport SL, Carmelo Ezpeleta betul-betul
mendapat kepastian secara langsung dari Bapak Presiden bahwa pemerintah akan
mendukung penuh persiapan baik infrastruktur, penyelenggaraan maupun prestasi
sendiri,’’ katanya usai mendampingi Presiden menerima ITDC dan Dorna di Istana
Kepresidenan Bogor.
Menpora menilai, ini adalah kabar gembira bagi seluruh penggemar
Moto GP di Indonesia bahwa kita akan menjadi tuan rumah nanti di Moto GP
Mandalika. Diakui Menpora, tentu banyak pertanyaan kenapa tidak di tempat lain
yang dulu pernah jadi isu. Yang penting, menurut Menpora, sekarang Indonesia
sudah memperoleh kepastian bahwa itu akan diselenggakan tahun 2021 nanti di
kawasan Mandalika.
Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo itu, Menpora Imam Nahrawi menjelaskan,
bagaimana komitmen pemerintah nanti membantu ITDC karena ini bukan semata-mata
Indonesia menjadi penyelenggara yang baik. Tetapi harus punya dampak yang lebih
luas lagi bagi sektor ekonomi pariwisata maupun sektor prestasi olahraga.
Selain itu, juga disampaikan dari sisi pemenuhan infrastruktur
seperti yang disampaikan oleh Presiden agar ada jalan tembus dari bandara ke
Mandalika, kemudian perpanjangan runway di bandara. Juga
soal pelabuhan karena nanti yang datang minimal 100 ribu orang tentu Lombok
belum memungkinkan untuk ketersediaan kamar hotel, tetap dibutuhkan pelabuhan
yang bisa akses langsung cepat ke Bali.
‘’Di Bali tentu dari sisi ketersediaan hotel itu pasti lebih
banyak lagi. Jadi, itu tiga hal selebihnya ITDC tadi diminta koordinasi dengan
Kementerian Pariwisata agar beberapa kewajiban-kewajiban sebelum
dilaksanakannya 2021 itu bisa terpenuhi dengan baik,’’ terang Menpora.
(Faris/Setkab)
0 komentar:
Post a Comment