Be Your Inspiration

Wednesday, 16 January 2019

Dampak Pendakian ke Rinjani Ditutup, Warga Sembalun Pilih jadi Buruh Tani

 Salah satu hotel ternama di Sembalun, yakni Hotel Nusantara yang sepi akibat tidak ada kunjungan wisatawan pascagempa. Masyarakat Sembalun sekarang beralih bertani sambil menunggu pariwisata pulih.

Bencana gempa yang terjadi di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) bulan Juli, Agustus dan September 2018 membuat kondisi masyarakat terdampak gempa terpuruk. Akses perekonomiannya lumpuh. Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Sembalun. Masyarakat yang mengandalkan sektor pariwisata jadi sumber pendapatannya saat ini gigit jari.


UNTUK memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat yang tinggal di bawah kaki Gunung Rinjani ini memilih bertani maupun buruh tani. Hal demikian disampaikan Camat Sembalun, Usman, kepada Suara NTB, Selasa (15/1/2019).

Menurutnya, masyarakat pada mulanya lebih mengandalkan sektor pariwisata untuk pendapatan mereka, baik dari penginapan hotel, homestay, maupun jasa porter dan lainnya. Namun kini, aktivitas itu sudah tidak terlihat lagi, kunjungan wisatawan mancanegara hampir tak ada lagi seiring dengan ditutupnya jalur pendakian ke Gunung Rinjani.

"Memang dampak gempa ini cukup dirasakan oleh masyarakat kami. Hotel-hotel, penginapan dan sejenisnya kosong. Pendakian tidak ada. Ini tentu berpengaruh terhadap sumber pencaharian masyarakat," jelas Usman.



Kendati demikian, katanya, persoalan itu tidak membuat masyarakat setempat pasrah. Dengan kondisi alam yang potensial, masyarakat yang sebelumnya bergelut pada dunia pariwisata saat ini mengantungkan rizkinya pada sektor pertanian. Selain bertani bagi masyarakat yang memiliki lahan. Masyarakat juga memilih menjadi buruh tani untuk mengangkut hasil pertanian dari areal persawahan masyarakat.

Dengan memanfaatkan sektor pertanian, secara perlahan roda perekonomian masyarakat terpenuhi dan sudah normal meskipun belum 100 persen. Bahkan sejumlah pasar yang terdapat di Kecamatan Sembalun, beberapa minggu setelah gempa kembali ramai dipadati masyarakat yang datang membeli berbagai kebutuhan dan keperluan hidup. "Intinya sekarang akses perekonomian mulai pulih. Hanya saja sumber pencarian dari sektor pariwisata masih menjadi persoalan," ujarnya. (yoni ariadi/Suara NTB)

Share:

0 komentar:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive