Salah satu hotel ternama di Sembalun, yakni Hotel Nusantara yang sepi akibat tidak ada kunjungan wisatawan pascagempa. Masyarakat Sembalun sekarang beralih bertani sambil menunggu pariwisata pulih. |
Bencana gempa yang terjadi di
Kabupaten Lombok Timur (Lotim) bulan Juli, Agustus dan September 2018 membuat kondisi masyarakat
terdampak gempa terpuruk. Akses perekonomiannya lumpuh. Seperti yang terjadi di
wilayah Kecamatan Sembalun. Masyarakat yang mengandalkan sektor pariwisata jadi
sumber pendapatannya saat ini gigit jari.
UNTUK memenuhi kebutuhan
sehari-hari, masyarakat yang tinggal di bawah kaki Gunung Rinjani ini memilih
bertani maupun buruh tani. Hal demikian disampaikan Camat Sembalun, Usman,
kepada Suara NTB, Selasa (15/1/2019).
Menurutnya, masyarakat pada
mulanya lebih mengandalkan sektor pariwisata untuk pendapatan mereka, baik dari
penginapan hotel, homestay, maupun jasa porter
dan lainnya. Namun kini, aktivitas itu sudah tidak terlihat lagi, kunjungan
wisatawan mancanegara hampir tak ada lagi seiring dengan ditutupnya jalur
pendakian ke Gunung Rinjani.
"Memang dampak gempa ini
cukup dirasakan oleh masyarakat kami. Hotel-hotel, penginapan dan sejenisnya
kosong. Pendakian tidak ada. Ini tentu berpengaruh terhadap sumber pencaharian
masyarakat," jelas Usman.
Kendati demikian, katanya,
persoalan itu tidak membuat masyarakat setempat pasrah. Dengan kondisi alam
yang potensial, masyarakat yang sebelumnya bergelut pada dunia pariwisata saat
ini mengantungkan rizkinya pada sektor pertanian. Selain bertani bagi
masyarakat yang memiliki lahan. Masyarakat juga memilih menjadi buruh tani
untuk mengangkut hasil pertanian dari areal persawahan masyarakat.
Dengan memanfaatkan sektor
pertanian, secara perlahan roda perekonomian masyarakat terpenuhi dan sudah
normal meskipun belum 100 persen. Bahkan sejumlah pasar yang terdapat di
Kecamatan Sembalun, beberapa minggu setelah gempa kembali ramai dipadati
masyarakat yang datang membeli berbagai kebutuhan dan keperluan hidup.
"Intinya sekarang akses perekonomian mulai pulih. Hanya saja sumber
pencarian dari sektor pariwisata masih menjadi persoalan," ujarnya. (yoni ariadi/Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment