Lokasi wisata baru berupa air terjun dan Gua Batu Gajah yang dirintis oleh pemuda Telaga Lebur Sekotong. |
LOKASI wisata baru terus bermunculan di wilayah Sekotong
Lombok Barat (Lobar). Lokasi wisata ini dirintis oleh para pemuda setempat.
Setelah Buwun Mas Hill viral dan berhasil menyedot ribuan pengunjung, pemuda di
Dusun Telaga Lebur Desa Sekotong Tengah berinsiatif membuka lokasi wisata
waterfall.
Lokasi wisata yang terletak di Dusun Loang Baloq ini tak
hanya menyajikan air terjun, namun pemandangan alam dan goa yang menjadi daya
pikat tesendiri. Tak itu saja, pemandangan alam ini dipadukan dengan wisata
budaya dan religi yang ada di daerah setempat.
Lokasi wisata ini dinamai Batu Gajah, karena bentuk bebatuan
yang ada di tempat ini menyerupai kepala gajah. Tatanan bebatuan mirip seperti
kepala dan belalai serta badan gajah. Spot ini baru ditemukan oleh pemuda setempat, setelah para
santri yang mondok di Ponpes Darul Quran WalHadist di dusun setempat kerap kali
belajar di loksi tersebut. Mereka belajar menghafal Al-quran di tempat ini
karena suasananya yang sunyi dan begitu tenang.
Menurut Sekretaris Desa Sekotong Tengah M. Rasyid, tempat
ini konon pernah dijadikan sebagai lokasi pemujaan penganut watu telu. Di lokasi ini ada pedewak atau tempat pemandian. “Tempat
ini untuk ritual,” jelasnya, Minggu (13/1/2019).
Belakangan tempat ini masih dipakai oleh warga setempat
untuk bersemedi. Air terjun ini, ujarnya, memiliki tiga tingkatan, di mana tiap
tingkatan ada kolam. Yang menjadi daya tarik, ada goa di bagian atas air terjun
berjarak sekitar belasan meter. Gua yang ada memiliki beberapa ruang berada
dalam satu kawasan dengan ukuran luas bervariasi.
Memasuki gua itu, dimulai dari Gua Penembek (pertama), lalu ada gua kedua
yang dinamai Gua Lorong, karena terdapat terowongan sepanjang 5 meter.
Di lorong ini hanya bisa masuk sebanyak 2 orang saja. Tiba di gua ketiga
barulah goa ke empat dan kelima. Sesampai di gua paling atas maka terdapat
pemadangan alam di mana dari ketinggian tersebut bisa terlihat laut Lembar.
Selain punya potensi wisata air terjun dan goa, di dusun
setempat juga konon ada peninggalan Watu Telu berupa kitab Alquran tulis
tangan, tongkat dan khutbah. Berbagai
perangkat ini dipakai oleh orang tua zaman Watu Telu untuk ritual upacara.
Rasyid mengatakan, konsep pengembangan kawasan ini ke depan
memadukan antara wisata alam dengan budaya, adat dan religi. Artinya
pemandangan alam dipadukan dengan budaya, adat Watu Telu, serta
peninggalannya.
Para pemuda setempat mulai menata lokasi secara swadaya.
Diakui akses jalan begitu penting karena jalur sepanjang 250 meter yang dilalui
ke lokasi ini rusak. Namun jalur ini juga bisa menjadi alternatif trekking bagi
penghobi pendaki. “Pernah ada mahasiswa UIN yang menjelajah dan ada pengunjung
Bali yang datang ke sini sengaja karena membaca di medsos,” imbuhnya. (Heruzubaidi/Lombok Barat)
0 komentar:
Post a Comment