Prosesi acara ritual roah segare yang digelar warga Desa Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah. Ritual ini digelar agar warga, khususnya nelayan diberikan keselamatan selama pergi melaut. |
RATUSAN warga Desa Kuta
Kecamatan Pujut dan sekitarnya, Minggu (6/1/2019), menggelar ritual roah segare. Ritual budaya yang
dimaksudkan untuk memohon keselamatan tersebut, sekaligus bentuk upaya
melestarikan alam, khususnya laut yang merupakan sumber penghidupan bagi para
nelayan di wilayah Lombok Tengah (Loteng) bagian selatan pada umumnya.
Ritual sendiri diisi
dengan dzikir dan doa yang diikuti oleh sekitar 500 warga yang hadir untuk
memohon perlindungan kepada Yang Maha Kuasa supaya terhindari dari bala bencana
yang saat ini banyak terjadi, terutama di daerah pesisir pantai.
Ritual diakhiri dengan
prosesi larung atau melepas kepala kerbau yang sudah disembelih ke tengah laut
di Pantai Dundang Kuta. Pantai ini merupakan akses keluar masuknya nelayan di daerah
tersebut. Usai ritual roah segare,
para nelayan di kawasan Pantai Kuta dan sekitarnya tidak akan melaut hingga
tiga hari ke depan.
"Ke depan ritual
budaya masyarakat pesisir Loteng selatan ini kita harapkan bisa terus lestari.
Bahkan bisa menjadi salah satu event budaya yang layak jual dan menarik.
Sehingga bisa menarik minat wisatawan untuk datang ke daerah ini," ungkap
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Loteng, H.L. Putria.
Menurutnya, Loteng
sangat kaya akan event budaya. Selain Bau Nyale, banyak lagi event-event budaya
yang layak dijadikan event pariwisata. Salah satunya ritual roah segare tersebut. Tinggal bagaimana
sekarang kemasan event budaya tersebut, dibuat semenarik mungkin tanpa
menghilangkan makna dan nilai budayanya.
Ritual Roah Segare di Pantai Kuta Lombok Tengah |
Tujuannya bisa menarik wisatawan
domestik bahkan mancanegara untuk datang menyaksikan event budaya tersebut.
"Inilah yang menjadi tugas kita bersama ke depan. Bagaimana bisa terus
melestarikan budaya yang ada. Dan, bisa dikemas menjadi event pariwisata yang
menarik wisatawan," tandasnya.
Di tempat yang sama,
Camat Pujut L. Sungkul, menambahkan, ritual roah
segare merupakan salah satu cara masyarakat pesisir Loteng selatan untuk
mengungkapkan rasa syukurnya kepada yang maha kuasa. Sekaligus memohon
pelindungan dari segala bentuk bencana yang mengancam.
"Tidak kalah
penting juga ritual budaya ini juga bisa jadi event pariwisata yang menarik.
Sehingga ke depan, kemasan acaranya bisa lebih baik. Supaya wisatawan mau
datang berkunjung," ujarnya.
Sebagai daerah tujuan
wisata, Loteng didorong untuk bisa berkreatif mengemas potensi dan kekayaan
budaya yang ada di tengah masyarakat untuk bisa menjadi event budaya. Kalau
sudah begitu, masyarakat bisa memperoleh dua manfaat sekaligus. Selain bisa
terus melestarikan budaya lelulur, juga bisa mendatangkan manfaat secara
ekonomi dengan datangnya para wisatawan. (Munakir/Suara NTB)
1 komentar:
Mari segera bergabung dengan kami.....
di IONPK.ORG.:)
pin BB : 58ab14f5 , di add ya...
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
Dijamin seru dan menghasilkaN IONPK.ORG
Post a Comment