Be Your Inspiration

Thursday, 26 July 2018

Bangun Sirkuit MotoGP di KEK Mandalika, Vinci Tandatangani LUDA dengan ITDC

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi di KEK Mandalika, Rabu (25/7/2018)

INVESTOR asal Prancis, Vinci telah mencapai kata sepakat dengan pihak Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) terkait rencana pembangunan sirkuit moto GP beserta fasilitas pendukung lainnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Dengan telah ditandatangani Land Utility Development Agreement (LUDA) antara kedua belah pihak. Dengan nilai investasi diperkirakan mencapai hingga Rp6 triliun lebih.

‘’LUDA untuk pembangunan sirkuit Moto GP di kawasan Mandalika sudah ditandatangani sekitar tiga hari yang lalu,’’ ujar Deputi Project Director The Mandalika ITDC, H. Adi Sujono, di sela-sela penyambutan Torch Relay api obor Asian Games di Pantai Kuta, Rabu (25/7/2018).

Dengan telah ditandatanganinya LUDA antara Vinci selaku investor dengan ITDC selaku pengelola kawasan Mandalika, bisa dipastikan sirkuit Moto GP bakal dibangun. Karena pembangunan fisik baru bisa dilakukan kalau LUDA sudah ditandatangani.  ‘’LUDA itu kesepakatan terakhir sebelum kegiatan fisik pembangunan dimulai,’’ terangnya.

Disinggung kapan rencana pembangunan sirkuit akan dimulai? Adi menegaskan dalam tahun ini juga. Karena aturanya, begitu LUDA ditandatangani maka pembangunan fisik sudah harus dimulai. Jika tidak, ada sanksi tersendiri bagi pihak yang tidak bisa memenuhi kesepakatan.

Adi menjelaskan, sirkuit Moto GP itu sendiri nantinya akan dibangun di dalam kawasan seluas 120 hektar. Dengan panjang track sekitar 4 km. Di mana saat ini, untuk badan jalan sudah dibuat oleh ITDC.  Tinggal kemudian, dilanjutkan oleh pihak investor.

Selain jalur balapan, di kawasan tersebut nantinya juga akan dibangun sejumlah fasilitas pendukung. Mulai dari gedung pertemuan. Termasuk fasilitas hotel yang nantinya bisa menunjang aktivitas balapan Moto GP. ‘’Jadi dengan investasi yang begitu besar tersebut, selain jalan juga akan dibangun fasilitas penunjang lainnya,’’ tambah Adi.


Untuk jalur balapan sendiri, nantinya tidak permanen. Karena jalan tersebut nantinya bisa digunakan untuk jalan umum. Ketika tidak ada balapan. ‘’Kita tinggal tunggu waktu saja,’’ pungkasnya. (Munakir/Lombok Tengah)
Share:

Menteri Yohana Susana Yembise Luncurkan Gerakan Kepemimpinan Perempuan di NTB

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise dan Sekda NTB H. Rosiady Sayuti memukul gendang beleq sebagai tanda peluncuran kampanye stop perkawinan anak di Graha Bhakti Kantor Gubernur NTB, Rabu (25/7/2018)

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Prof. Dr. Yohana Susana Yembise, Dip. Apling, MA  meluncurkan Gerakan Kepemimpinan Perempuan Mewujudkan SDGs yang responsif gender inklusif dan transformatif serta Peringatan Hari Anak Provinsi NTB dirangkai dengan Kampanye Stop Perkawinan Anak melalui Pendewasaan Usia Perkawinan di Gedung Graha Bhakti Gubernur Nusa Tenggara Barat, Rabu (25/7/2018).

Peluncuran ini ditandai dengan penyerahan Deklarasi multipihak dan dokumen rekomendasi hasil konsultasi publik kepemimpinan perempuan dalam pencapaian SDGs oleh Menteri KPP dan PA kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat.

Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ir. Rosyadi H. Sayuti, M. Sc, Ph. D mewakili Gubernur NTB mengucapkan terimakasih kepada Menteri KPP dan PA RI karena telah berkenan hadir dan meluncurkan gerakan Kepemimpinan Perempuan  yang responsif gender inklusif dan transformatif dalam rangka menunjang SDGs.

"Saya harap agar peran perempuan dalam pembangunan masyarakat dapat secara nyata meningkat dari sebelumnya. Tentu hal ini akan dapat kita lihat dan rasakan apabila kualitas pendidikan dan derajat kesehatan untuk perempuan juga meningkat," ujarnya.
 
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise
Dalam sambutannya Sekda juga memaparkan kaitan antara SDGs dan  Program Generasi Emas NTB yang terus digalakkan oleh pemerintah Provinsi NTB. "Kami di NTB telah melaunching program-program yang mendukung peningkatan kualitas SDM sejak dini. Pertama yaitu Generasi Emas NTB 2025 yang tugasnya mengawal calon ibu agar mendapat pendampingan untuk menjamin terpenuhinya sehingga  mampu melahirkan bayi-bayi yang sehat. Selanjutnya pendidikan anak usia dini betul-betul efektif dan berkualitas. Yang ketiga yaitu Program Pendewasaan Usia Perkawinan. Ketiga hal ini sangat penting karena dapat mendukung terwujudnya peningkatan kualitas SDM terutama pada perempuan", paparnya.

Ketua Panitia, Wakil direktur LPSDM dan Steering Committee Gender Watch, Ririn Hayudiani melaporkan bahwa kegiatan ini diinisiasi oleh Institut KAPAL Perempuan, LPSDM dan merupakan bagian dari Kemitraan Australia - Indonesia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (MAMPU).

"Kegiatan yang diluncurkan ini merupakan akumulasi dari hasil pembelajaran selama 4,5 tahun yang pembelajarannya diambil dari implementasi strategi penghapusan kemiskinan melalui kepemimpinan perempuan. Gerakan ini dimaksudkan untuk mengikat komitmen dan kerjasama berbagai pemangku kepentingan dalam memastikan kesetaraan gender dan prinsip inklusif terintegrasi dalam 17 tujuan SDGs," ungkapnya. (Humas  KPP dan PA)


Share:

Tuesday, 24 July 2018

Kalung Arkan Motif Rambut Karya Riana Meilia Raih Good Design Indonesia 2018

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda Imbang Jaya (dua dari kiri) menyerahkan trofi dan sertifikat Good Design Indonesia Best 2018 pada pengusaha asal NTB Riana Meilia (kanan) di Auditorium Kemendag, Rabu (18/7/2018). 
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita diwakili Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda Imbang Jaya menyerahkan sertifikat dan trofi Good Design Indonesia (GDI) Best 2018 pada salah satu pengusaha asal NTB, Riana Meilia. Dengan Kalung Arkan Kerang Mabe Half Pearl Motif Rambut, Riana Meilia berhasil menyisihkan sejumlah pesaingnya di penghargaan desain produk paling bergengsi di Indonesia yang digelar di Auditorium Kementerian Perdagangan RI, Rabu (18/7/2018).

Di acara ini juga ada enam produk yang meraih GDI Best 2018 yang terbagi dalam enam kategori, yakni transportasi, dekorasi rumah dan furnitur rumah, peralatan rumah tangga, elektronik, aksesori dan gaya hidup, serta grafik dan kemasan. Secara khusus diberikan pula satu penghargaan kategori GDI of the Year kepada Produk Daihatsu Terios yang didesain oleh putra asli Indonesia.

Sebagai pemenang, produk Kalung Arkan Motif Rambut karya Riana itu akan dikirim mewakili Indonesia dalam ajang kompetisi desain produk terbaik tingkat dunia yakni G-Mark di Jepang. Kompetisi akan berlangsung pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2018. Setidaknya Indonesia menargetkan satu atau dua produk memenangi kompetisi desain G-Mark tersebut.

Dan yang luar biasa, Riana Meilia tak cuma memenangkan satu produk dalam kompetisi GDI 2018. Dari empat produknya yang lolos seleksi dalam ajang ini, satu produk lagi yakni Cincin Tanjung Kulit Kerang Gold, juga memenangi GDI 2018 bersama 19 desain produk lainnya.

Riana menuturkan, kalung dibuat berdasarkan inspirasi dari bentuk persegi keramba (tempat pengembangbiakan kerang mutiara) di perairan laut Sekotong, Lombok Barat. Bentuk kulit kerangnya dibuat persegi dengan Mabe Half Pearl pada bagian tengahnya. Kalung ini juga divariasikan dengan hiasan perak berbentuk serupa dengan kulit kerang. Setelah itu diukir dengan motif Kerawang, sehingga menambah keunikannya.

Dengan penghargaan ini, Riana pun kini menjadi pengusaha pertama asal NTB yang memenangkan penghargaan desain paling bergengsi di tanah air saat tersebut. Dirinya bersyukur atas penghargaan yang telah diraih. Itu artinya, karya dan ide-ide yang dilakukan mendapat apresiasi dan diterima masyarakat. Apalagi juri yang terlibat dalam ajang GDI 2018 ini bukan main-main. Tokoh-tokoh mumpuni. Mereka di antaranya adalah Dino Fabriant, Ketua Umum Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia, Ari Satria, Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag, Ariana Susanti, Presiden dan Anggota Kehormatan Packaging Federation, Chairul Amal Septono, Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia, Jaka Purwanto, Kepala Divisi Technical Government Affairs Toyota Motor Manufacturing Indonesia, dan Hiroaki Watanabe, akademisi Tama Art University Japan.

Diakuinya, keikutsertaan Riana dalam GDI 2018 ini pun bukan disengaja. Riana menuturkan, semua bermula tatkala perusahaannya Lombok-NTB Pearls, terlibat dalam pelatihan desain yang digelar Dinas Perdagangan NTB awal tahun ini. Cuma karena waktu itu sedang di luar kota, Riana tak bisa hadir. Dia diwakili anaknya, Fika, yang juga terlibat aktif menangani perusahaan.

Kebetulan salah seorang tim juri GDI 2018 hadir dalam pelatihan desain tersebut dan melihat salah satu produk Lombok-NTB Pearls yang dibawa di hadapan para peserta pelatihan. Dewan juru GDI 2018 itu pun langsung meminta dibawa ke galeri Lombok-NTB Pearls yang ada di Jalan Singorasi, Graha Majapahit, Kota Mataram. Dan di sana, dewan juri tersebut mengharuskan agar produk-produk Lombok-NTB Pearls diikutkan dalam ajang GDI 2018 dan mampu menjadi yang terbaik.
               
Dihubungi stafnya, Riana yang berada di luar kota pun mengiyakan. Begitu kembali ke Mataram, Riana pun menyiapkan diri. Produk yang hendak diikutkan GDI 2018 pun dipilih.
“Bismillah, kami kirimkan produk kami ke Kementerian Perdagangan untuk mendapat penilaian,” ujar ibu dari tiga anak dengan enam cucu ini. Selepas itu, dia tak memiliki pretensi apa-apa. Sampai kemudian datanglah surat elektronik yang menyebutkan dua produknya memenangi GDI 2018. Bahkan, satu produk memenangi kategori utama yakni GDI Best 2018.

Sampai kehadirannya di Auditorium Kemendag, pengusaha yang juga pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTB ini pun tak tahu, kalau produknya akan diikutsertakan dalam kompetisi G-Mark di Jepang. “Saya baru tahu setelah di Jakarta, diumumkan di sela penganugerahan,” katanya.

Tentu saja, itu bukanlah penghargaan pertama yang diraih Riana. Dalam 18 tahun persentuhannya dengan bisnis kerajinan mutiara, sebelum meraih GDI Best 2018, total telah ada 20 penghargaan bergengsi tingkat nasional yang dimenanginya. Diawali dengan penghargaan dari Kementerian Perdagangan pada 2009 silam. Lalu disusul penghargaan dari Dekranas dan Femina Award pada tahun yang sama. Pada 2012, Riana juga meraih penghargaan Mutumanikam Nusantara. Lalu disusul penghargaan dari Kementerian Perindustrian, dan Indonesia Good Desain tahun yang sama. Setelah itu, tiap tahun dia selalu mendapat penghargaan. Tahun 2013 total ada dua penghargaan yang diterimanya. Lalu tahun 2014 tiga penghargaan, tahun 2015 dua penghargaan, tahun 2016 dua penghargaan, dan tahun 2017 tiga penghargaan.

Sepanjang 20-22 Juli 2018 pun, Riana  mengikuti pameran Karya Kreatif Indonesia 2018 yang digelar Bank Indonesia di Jakarta Convention Center. Kata dia, mengikuti pameran adalah salah satu caranya mengenalkan produknya ke khalayak. Dan tentu saja tak hanya pameran di dalam negeri. Namun juga pameran-pameran di luar negeri. (Marham)
Share:

Jika Hadiri Acara Konferensi Ulama Internasional di Lombok, Sinyal Jokowi Pilih TGB sebagai Cawapres ?


Presiden Jokowi bersama Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi saat hadir di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika tahun 2017 lalu 
Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) diundang Panitia Konferensi Ulama Internasional yang akan digelar tanggal 26 sampai 29 Juli 2018 di Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Diundangnya presiden di acara konferensi ulama internasional ini menurut Ketua Panitia Pelaksana TGH. Fauzan Zakaria tidak berkaitan dengan politik, terutama berkaitan dengan calon presiden dan calon wakil presiden.

‘’Kami mengundang Bapak Presiden untuk hadir di acara ini. Tapi sampai sekarang, belum ada kepastian apakah beliau akan hadir atau tidak. Namun, yang jelas konferensi ini tidak kaitan dengan masalah politik, baik capres atau cawapres,’’ tegasnya saat konferensi pers di Media Center Kantor Gubernur NTB, Selasa (24/7/2018).

Dalam hal ini, ujar Fauzan Zakaria yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB ini, menegaskan, pihaknya akan memanfaatkan momen konferensi internasional ini untuk promosi pariwisata yang dimiliki NTB. Bahkan, pihak BPPD NTB sudah mempersiapkan flash disk yang berisi tentang potensi pariwisata NTB, baik yang ada di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa terhadap peserta konferensi.

Tidak hanya itu, ungkapnya, pihak panitia akan mengajak peserta konferensi berkunjung ke beberapa objek wisata yang ada di Pulau Lombok. Setidaknya dari kunjungan singkat di Pulau Lombok ini menjadi bahan bagi mereka untuk menceritakan tentang potensi wisata yang dimiliki NTB, khususnya wisata syariah atau halal yang sedang digaungkan pemerintah daerah. 

Selain itu, saat konferensi berlangsung, pihaknya akan meminta waktu sebentar pada peserta untuk mempromosikan potensi yang dimiliki NTB. Bahkan, Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi juga akan diarahkan untuk mempromosikan potensi yang dimiliki saat memberikan sambutan di hadapan peserta. ‘’Kita juga akan meminta doa pada ulama yang hadir agar Indonesia tetap aman dan damai. Termasuk mampu memilih pemimpin yang sesuai harapan seluruh rakyat Indonesia,’’ ujarnya. 

Nama Gubernur NTB ini masuk dalam bursa Calon Wakil Presiden Jokowi untuk periode kedua bersama dengan sejumlah tokoh-tokoh nasional, seperti Mahfud MD, H. Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, M. Romahurmuziy, Airlangga Hartarto. Siapa yang dipilih Jokowi, kita lihat tanggal mainnya saat pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden awal Agustus 2018. 
(Marham)


Share:

Sunday, 15 July 2018

Dispar Lombok Timur, Belajar Kelola Destinasi Wisata ke Pulau Jawa


Jajaran Dinas Pariwisata Lotim saat berkunjung ke objek wisata Candi Prambanan, Yogyakarta, Kamis (11/7/2018).  
Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) belajar tentang tata kelola destinasi wisata di daerah-daerah yang diakui sudah lebih dulu berkembang. Seperti Bali dan Jawa. Seperti dilakukan pada Kamis (11/7/2018 ) lalu, jajaran Dispar Lotim mengunjungi objek wisata Candi Prambanan, Yogyakarta.



Kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia dan terbilang terindah di Asia Tenggara itu diketahui merupakan warisan dunia yang sudah di tetapkan UNESCO. Komplek Candi seluas 39,8 hektar sangat ramai dikunjungi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Masuk kompleks candi pengunjung dewasa membayar biaya masuk sebesar Rp 40 ribu dan Rp20 ribu bagi anak-anak. Meski di dalam ada beberapa pilihan suguhan atraksi unik berbayar, namun sangat banyak yang menikmatinya. Selain suguhan keunikan candi setinggi 47 meter, para pengunjung bisa berswafoto dan menikmati sajian atraksi yang cukup beragam. Meski di luar harga tiket, namun cukup banyak yang menikmati kesenangan berwisata di Candi Prambanan atau disebut juga Candi Roro Jongrang ini. Sekitar kawasan candi ini juga sudah ada museum.

Di pintu keluar, semua pengunjung melewati pasar yang menjual oleh-oleh khas Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ada baju dan souvenir dengan beragam bentuk dan model yang menarik. Penempatan pasar pada pintu keluar seperti "memaksa" pengunjung untuk berbelanja.  

Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Dispar Lotim, Ahyak Mudin mengatakan secara prinsip semua destinasi itu sama. Ada objek wisata berupa alam pantai, gunung dan situs budaya serta situs bersejarah lainnya. Hanya saja dalam tataran manajerial ada beberapa perbedaan-perbedaan. Termasuk yang  bisa dipelajari di Perambanan yang dinilai sudah cukup profesional dalam menata destinasi.

Dalam hal manajemen tata kelola destinasi, Lotim perlu banyak belajar dari Bali dan Jawa. Pilihannya berkunjung ke Yogyakarta, khususnya ke Taman Wisata Prambanan karena diketahui sudah ada keterlibatan masyarakat sekitar dan pemerintah. Destiasi dikelola oleh masyarakat dengan konsep Destination Managament Organization (DMO). "Ini bisa menjadi sampel yang bagus untuk dikembangkan di Lombok Timur," ungkapnya.



Menurut Ahyak, DMO ada dua sisi besar. Bisa melibatkan masyarakat pada sisi pertama dan kehadiran dari pemerintah sendiri. Jajaran pemerintah, tersebut Dispar perlu mendorong penguatan sumberdaya manusia di birokrasi dan pelaku wisata. Sisi kedua perlu penguatan komunitas-komunitas pelaku wisata. Banyak komunitas yang perlu di dorong terus untuk lebih profesional. "Seperti Pokdarwis, kelompok wanita dan komunitas lain yang ada  di sekitar destinasi wisata," ucapnya.

Penguatan kapasitas pun tidak bisa sembarangan. Perlu dibuatkan kelembagaannya. Terpenting keterakuan komunitas dalam bentuk regulasi. "Semisal ada SK Bupati untuk melegalkan komunitas tersebut sehingga tidak berbenturan dengan komunitas lain," imbuhnya.

Selanjutnya mengenai kemasan atau desain di kawasan destinasi dalam konteks wisata kekinian tidak perlu sama. Apa yang terlihat di Perambanan tidak sama karakteristiknya dengan Lombok. Pasalnya, dalam pengaturan tata kelola harus melihat karakteristik destinasi. Semisal soal kepurbakalaan atau situs-situs budaya mungkin berbeda dengan pantai atau gunung yang menjadi karakteristik Lotim. "Karenanya kita  coba fokuskan pembelajarannya pada manajemen.

Masalah desain destinasi lanjutnya, sedapat mungkin tata lay out-nya tidak meninggalkan karakteristik setempat. Tata kelola ini harus berkelanjutan. Tidak saja bangunan fisik yang dihadirkan. Semisal spot foto di objek wisata. Tidak diinginkan bertahan setahun saja lalu ditinggalkan karena berubah. "Kita inginnya yang sustainabel, antar fisik dan program ini berkelanjutan. Pemeritah dengan peran serta masyarakatnya semua berkelanjutan menikmati kemajuan wisata," katanya. (Rusliadi/Lombok Timur)

Share:

Monday, 2 July 2018

Asesoris Dreamcatcher Made in Lombok Dikirim ke Bali dan Australia

Asesoris penangkap mimpi yang diproduksi di Batulayar. Asesoris ini bisa dipergunakan untuk memperindah rumah. 
UNTUK mempercantik tampilan interior rumah, biasanya orang menambahkan berbagai peralatan maupun aksesoris menarik agar ruangan semakin menarik. Salah satunya adalah Dreamcatcher atau penangkap mimpi yang sejak dulu digunakan untuk aksesoris ruangan. Tetapi baru beberapa tahun ini dikenal luas di Indonesia mengingat tampilannya sangat menarik dan unik.

“Dreamcatcher sendiri berasal dari kepercayaan masyarakat asli Amerika bahwa jika kita menggantungnya di kamar, maka dia akan mampu menangkap mimpi buruk dan dipercaya mendatangkan mimpi baik untuk pemiliknya,” terang Nurul Azmi, pemilik Galeri Indo Gemilang di kawasan wisata Senggigi, Batulayar.

Ia menerangkan dreamcathcer sudah lama dikenal di luar negeri, sedangkan di Lombok baru beberapa tahun terakhir. Ia sendiri mengaku sudah 2 tahunan mulai memproduksi dreamcatcher ini.
Dreamcatcher sendiri terbuat dari tali yang dianyam berbagai bentuk, tetapi umumnya berbentuk lingkaran, dengan rumbai-rumbai bulu di bawahnya. Bulu untuk rumbai biasanya menggunakan bulu ayam, angsa atau bebek bahkan ada juga menggunakan bulu merak. Model dreamcathcer yang dibuatnya sengaja dibuat unik agar berbeda dengan produk buatan lainnya.

“Saya biasanya desain sendiri setelah melihat referensi dari internet tentang model yang sedang tren, baru kemudian dibuat oleh perajinnya,” terangnya.

Nurul mengatakan, lama pembuatan dreamcatcher tergantung dari model yang diinginkan dan ketelatenan perajin dalam membuatnya. “Kalau perajinnya telaten, dalam sehari dia bisa membuat 4-5 dreamcathcer berukuran besar,” ujarnya.

Ada berbagai ukuran dreamcathcer yang dijualnya, mulai dari ukuran 4 cm – 1 meter. Produksi dreamcathcer, tambahnya, dilakukan di Bali karena dirinya memiliki galeri juga di sana. “Saya lebih dahulu punya galeri di sana baru kemudian buka di sini, karena di sini belum ada yang bisa buat,” kata Nurul. Rata-rata perajin dreamcathcer, imbuhnya, merupakan orang-orang Madura yang memang dikenal terampil dalam membuat kerajinan ini.

Meski di Lombok, dreamcathcer merupakan produk baru tetapi sudah banyak diminati terutama oleh pengusaha di bidang pariwisata. “Banyak pemilik hotel, vila atau restoran di sekitaran Senggigi, Gili bahkan sampai Kuta datang ke sini untuk beli ini karena tampilannya unik,” akunya.

Ia mengatakan jika pembeli bule lebih menyukai dreamcathcer dengan warna-warna netral seperti hitam atau putih, sedangkan orang lokal malah menyukai dreamcathcer dengan warna-warna mencolok. “Kalau di luar, malah tidak laku yang warna-warni seperti ini,” tukasnya.

Harga untuk dreamcathcer ini bervariatif tergantung ukurannya. Harganya berkisaran mulai Rp 2 ribu – 1 jutaan tergantung besar kecilnya dreamcathcer. “Kalau di Bali, saya rutin mengirim dreamcatcher ini ke Australia setiap 2 bulan sekali,” cerita Nurul.

Ia mengaku, pembeli tahu produknya melalui mulut ke mulut, karena memang dirinya tidak menggunakan sosial media untuk memasarkan produknya. “Tetapi kami banyak memiliki pelanggan tetap dan merekalah yang kemudian menceritakan ke teman-temannya,” jelasnya.

Nurul mengatakan sekarang ini, ia sedang berusaha untuk memperkenalkan dreamcathcer secara luas ke masyarakat Lombok, karena gaungnya masih sedikit. “Makanya saya sekarang sengaja memajangnya di luar, agar orang yang lewat bisa melihat dan jika merasa bisa membuatnya, mereka bisa bekerja membuatnya. Hitung-hitung mengurangi pengangguran,” sebutnya. (Uul Efriyanti Prayoba)


Share:

Tuesday, 26 June 2018

Bank Indonesia Garap Proyek Percontohan Tepung Kelapa di Lombok Utara

Achris Sarwani
Potensi kelapa yang besar di Kabupaten Lombok Utara menjadi peluang bisnis besar bagi pengusaha di sana. Apalagi kelapa bisa diolah menjadi berbagai macam produk dengan nilai ekonomi tinggi. Hal itulah yang mendasari Bank Indonesia Perwakilan NTB berencana membentuk pilot project atau proyek percontohan pengolahan tepung kelapa di KLU.

“Di program ini, BI termasuk menjamin pasar dari olahan proyek ini. Dari hitungan kami, pasarnya sangat besar sekali,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Achris Sarwani kepada Ekbis NTB, bulan Juni 2018. 

BI nantinya akan membantu dari segi peralatan berupa mesin dan keahlian tenaga kerjanya. Sedangkan untuk pabriknya akan dibangun dan dimiliki oleh Pondok Pesantren Nurul Bayan di Bayan.

Peluang pasar yang besar, kata Achris membuat berapapun hasil produksi disana masih bisa masuk. Pengusaha binaan pun sebelumnya sudah mendapatkan informasi pasar,baik pasar dalam maupun luar negeri, tetapi sekarang juga ditambah dengan yang dikontrak dengan Bank Indonesia.

Achris mengatakan untuk tahun 2018 ini, proyek percontohan ini memang dicanangkan hanya 1 tetapi ternyata masyarakat banyak yang merespon positif. “Saya kemarin bertemu dan ada yang menanyakan apakah proyek itu bisa dikerjakan dengan biaya sendiri tetapi mencontoh pilot project ini, BI mendorong hal seperti itu karena potensi pasarnya besar,” jelasnya. 

Binaan BI pun menerima rencana tersebut dan mau membina mereka tetapi tetap dengan ketentuan bisnis yang disepakati.

Ia sangat mengapresiasi keinginan masyarakat untuk bergabung dalam proyek itu karena binaan BI di KLU mampu membuka peluang pasar. “Sekarang ini, mereka sedang berangkat ke Banten untuk study banding terkait pengolahan tepung kelapa ini,” kata Achris. Perencanaan proyek percontohan ini pun ditargetkan selesai dalam dua bulan ini.

“Kita targetkan implementasinya di bulan Agustus , sehingga di bulan September-Oktober sudah harus jalan,” jelasnya. Apalagi di bulan tersebut, akan diselenggarakan Festival Syariah dan menjadi perkenalan dari proyek ini. (Uul Efriyanti Prayoba)
Share:

Pertamina Jadi Percontohan Pelestarian Rusa Timor di NTB

Operation Head Pertamina TBBM Ampenan, La Imbo dan Kepala BKSDA NTB, Ari Subiantoro, empat dari kiri dan jajaran serta pemerintah dasa setepat menujukkan simbol pelestarian saat penyerahan tiga ekor rusa timor di TWA Gunung Tunak 
PT. Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan penangkar yang menjadi contoh pelestarian rusa timor (cervus timorensis) di NTB. Perusahaan pelat merah ini menyadari betul, bahwa ia harus berkontribusi mempertahankan populasi hewan yang menjadi maskot Provinsi NTB yang rentan punah ini.


Minggu (24/6/2018), Operation Head (OH) Pertamina TBBM Ampenan, La Imbo beserta jajaran, secara sukarela menyerahkan  tiga ekor rusa hasil penangkaran di area TBMM Ampenan. Rusa-rusa ini diserahkan langsung kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi NTB, disaksikan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah yang diwakili pemerintah desa setempat di TWA Gunung Tunak, Lombok Tengah.

Kepala BKSDA Provinsi NTB, Ari Subiantoro, beserta jajaran, dan pemerintah desa setempat menyambut gembira kepedulian Pertamina terhadap pelestarian rusa timor. Penambahan tiga ekor dari Pertamina ini sekaligus memperkuat keberadaan TWA Gunung Tunak dalam mendukung pelestarian dan pariwisata daerah.

Sejak empat tahun terakhir, Pertamina melakukan penangkaran. Jumlah yang ditangkarkan lebih dari sepuluh ekor.Laporan juga rutin disampaikan ke BKSDA. Untuk mensukseskan penangkaran ini, Pertamina bahkan melibatkan dokter hewan agar rusa-rusa yang ditangkarkan terjamin kesehatannya. Tidak saja rusa, kedepan, Pertamina bersedia mendukung pelestarian alam, baik untuk pelestarian terumbu karang maupun pelestarian penyu dan burung .


“Ini menjadi bagian dari komitmen CSR (Corporate Social Responsibility) Pertamina. Karena dimanapun, Pertamina harus berkontribusi terhadap lingkungan, lebih-lebih di NTB adalah daerah pariwisata,” demikian La Imbo.

Dengan keterlibatan Pertamina melakukan pelestarian ini, sangat diharapkan kesimbangan alam terjaga, sekaligus menjadi nilai jual bagi pariwisata NTB. “Orang datang berwisata akan senang ketika alam kita terjaga, habitatnya terjaga. Pagi-pagi bisa mendengarkan suara burung, atau orang bisa menyaksikan endemik spesial di daerah. Pastinya akan lebih betah. Karena itu kami berkeinginan tetap menjaga kelestariannya,” ujarnya.

Apalagi, rusa adalah maskot daerah ini yang harus dijaga keberadaannya. Kepala BKSDA Provinsi NTB, Ari Subiantoro menyampaikan terimakasih dan apresiasinya. Pertamina menurutnya adalah perusahaan milik pemerintah yang dapat dijadikan percontohan.

Saat ini jumlah populasi rusa timor di NTB tak lebih dari 2.000 ekor. Populasinya menurun drastis dari keadaan sebelum-sebelumnya dengan popuasi mencapai lebih dari seratusan ribu ekor. Perburuan liar dan minimnya kesadaran untuk melestarikan habitatnya menjadi tantangan terbesar menjaga maskot NTB ini tidak punah. Sementara jumlah SDMnya sangat terbatas untuk melakukan pengendalian.

Di NTB terdapat sebanyak hampir 60 jumlah penangkar. Baru Pertamina TBBM Ampenan yang menunaikan kewajibannya untuk mengembalikan sepuluh persen ke alam, dari jumlah populasi yang ditangkarkan. Karena itulah, komitmen Pertamina ini diharapkan diikuti oleh masyarakat atau para penangkar baik perseorangan maupun perusahaan yang telah diberikan izin. (Bulkaino/Ekbis NTB)
Share:

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive