Be Your Inspiration

Wednesday, 20 January 2016

Gantungan Kunci dan Benang Nilon Khas Lombok Ekspansi ke Bali

  
 Nilon Lombok bermerek Bali
GELANG dan gantungan kunci berbahan baku nilon tidak hanya berjaya di daerah sendiri. Gelang yang dibuat secara sederhana ini juga banyak diminati pengusaha atau wisatawan dari di daerah lain.

Meski bermerk daerah lain, gelang dan gantungan kunci benang nilon ini merupakan hasil karya perajin Lombok. Banyak gelang dan gantungan kunci bahan baku nilon bermerk Bali atau provinsi lain di Jawa didatangkan dari Lombok. Begitu juga artshop atau toko-toko yang khusus menjual suvenir dipesan dari para perajin yang banyak di Pulau Lombok. 

Bagi perajin, tingginya pesanan orderan dari luar daerah merupakan kesempatan emas bagi mereka untuk mendapatkan penghasilan. Mereka bisa membuat gelang atau gantungan kunci di sela-sela waktu luang. Bahkan, saat ngerumpi bisa dimanfaatkan untuk memenuhi pesanan gelang atau gantungan kunci.

Muhammad Taufan, salah satu perajin di Taman Narmada Lombok Barat, mengaku, sejumlah pengusaha atau pengumpul barang yang khusus berusaha untuk suvenir, baik di Bali dan Lombok memesan produk dalam jumlah besar.

Pesanan dalam jumlah besar ini dikerjakan sejumlah perajin yang ada di Narmada, Mataram atau di Senggigi. Masing-masing perajin diberikan jatah mengerjakan produk sesuai pesanan.

"Misalnya, kayak Fortuna Agung ambil di kita. Terus ada pengusaha dari Bali dan Rinjani (Sembalun, red) juga banyak pesan gelang dan gantungan kunci dari kita," ujarnya di Taman Narmada, Sabtu (9/1/2016).
Jualan suvenir khas Lombok seperti gantungan kunci dari nilon di Taman Narmada Lombok Barat
Meski demikian, lanjut Opan -- panggilan pria asal Presak Narmada ini, pesanan produk dari pengusaha hanya sewaktu-waktu dan tidak setiap saat. Namun, adanya pesanan itu mampu membuat penghasilan bisa bertambah, di samping lakunya produk yang dibuat di saat waktu luang.

Dalam membuat gelang dan gantungan kunci, para perajin tidak selamanya mulus. Mereka dihadapkan dengan bahan baku, khususnya benang nilon yang terbatas. Terkadang saat ada benang di toko, para perajin harus "berebutan" untuk membeli. Jika beruntung, satu perajin bisa mendapatkan benang dengan beraneka warna, khususnya warna yang menjadi favorit pembeli.

Namun, jika apes, perajin hanya mendapatkan beberapa benang nilon dengan warna yang monoton. "Ya, ketimbang tidak ada, terpaksa kita beli benang dengan warna yang sama. Ketimbang tidak ada benang. Nanti, kalau ada bahan, kita bisa berkreasi agar pembeli tertarik membeli," ujarnya.
Taman Narmada Lombok Barat yang banyak dikunjungi wisatawan

Selain benang nilon, para perajin juga dihadapkan dengan keterbatasan bahan baku berupa spons. Meski spons terkesan tidak terlalu penting, karena bisa diganti dengan bahan lain dari karet, bahan dibeli dari toko cukup efisien. Perajin tidak perlu membuang waktu untuk memotong atau membuat ukuran sesuai jenis gelang atau gantungan kunci.

Kalau menggunakan spons perajin hanya cukup menyesuaikan panjang dengan gantungan dan gelang nilon yang dibuat. "Ini memudahkan kita," ujarnya.

Sementara bahan lain yang dibutuhkan adalah bekas map plastik yang sudah dipotong. Bahan ini, cukup banyak didapat di pasaran. Bahkan, map bekas juga banyak digunakan. "Bahan seperti map plastik gampang dicari. Begitu juga lem dan ring cukup banyak tersedia," klaimnya.

Mengenai adanya perhatian pemerintah daerah terhadap produk ini, Opan mengaku tidak terlalu banyak. Perajin lebih banyak mandiri dalam upaya memasarkan produk yang dibuat. Apalagi, dalam menjual gelang atau gantungan kunci ini tergantung minat pembeli, khususnya generasi muda. Untuk itu, dirinya berusaha membuat gantungan kunci dan gelang lebih variatif dan menarik, sehingga barang yang dijual banyak laku dibeli. (Marham)
Share:

1 komentar:

Unknown said...

kak bisa tolong share cara buatnya ndak??

VISITOR

YANG SAYANG ANDA LEWATKAN

Blog Archive