Kota Mataram memang tidak terlalu populer sebagai destinasi
wisata di Pulau Lombok. Kota ini hanya kerap dijadikan persinggahan para
pelancong yang akan berkunjung ke berbagai destinasi wisata
di Pulau Lombok. Meski tak memiliki objek wisata yang sepopuler Gili Trawangan di Lombok Utara atau Senggigi di Lombok Barat, tapi Kota Mataram cukup populer dengan objek wisata religinya. Pada momen-momen tertentu, seperti hari besar Islam, objek wisata religi ini selalu dipenuhi para peziarah yang datang dari berbagai tempat di Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, bahkan Pulau Jawa.
di Pulau Lombok. Meski tak memiliki objek wisata yang sepopuler Gili Trawangan di Lombok Utara atau Senggigi di Lombok Barat, tapi Kota Mataram cukup populer dengan objek wisata religinya. Pada momen-momen tertentu, seperti hari besar Islam, objek wisata religi ini selalu dipenuhi para peziarah yang datang dari berbagai tempat di Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, bahkan Pulau Jawa.
Ada beberapa makam yang cukup populer yaitu Loang Baloq di
Sekarbela dan Makam Bintaro di Ampenan. Tapi baru-baru ini, Pemkot Mataram
melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Mataram mulai menata
beberapa objek wisata religi baru, tempat persemayaman terakhir para tokoh
agama Kota Mataram. Tiga makam yang dimasukkan dalam daftar objek wisata religi
di Kota Mataram yaitu Makam Sunan Sudar di Monjok, Makam Titi Gangsa di
Sayang-Sayang, dan makam salah satu tokoh agama di Seganteng, Cakranegara
Selatan.
1.
Makam Al-Kaff di Seganteng
Makam salah satu tokoh agama
keturunan Hadramaut, Yaman ini bermarga Al-Kaff. Makam ini berada di kompleks
Masjid Qubbatul Islam, Seganteng, Kelurahan Cakranegara Selatan. Menurut Alwi,
yang masih memiliki garis keturunan dengan tokoh tersebut mengatakan makam
tersebut telah berusia sekitar 70 tahun. Al-Kaff adalah salah satu tokoh yang
mensyiarkan agama Islam di Kota Mataram.
“Dulu beliau tinggal di Ampenan dan
kemudian warga meminta beliau pindah ke Seganteng, diberi rumah oleh warga dan
sampai meninggal di Seganteng,” jelasnya kepada Januari 2016 lalu.
Makam ini ramai didatangi para peziarah
pada saat Idul Fitri. Apalagi tiga hari setelah Idul Fitri, peziarah sangat
ramai karena berbarengan dengan peringatan haul
sang tokoh tersebut. “Sebelum puasa dan pada saat Lebaran Topat juga banyak
yang datang berziarah,” ujarnya. Bahkan disampaikan Alwi, para peziarah tidak
hanya warga Kota Mataram, tapi juga dari Lombok Timur, Lombok Utara, dan Jawa
Timur. “Pernah juga ada yang datang satu bus dari Jawa Timur waktu itu
malam-malam. Saya ndak tahu dapat
informasi dari mana tentang makam ini,” ujarnya.
Makam Al Kaff di Seganteng Kota Mataram NTB |
Namun sayangnya, makam yang berada di
halaman belakang masjid ini nampak tak terurus. Banyak rumput perdu yang tumbuh
di sekelilingnya dan makam sang tokoh pun tak nampak karena terhalangi perdu
yang tumbuh tinggi. Alwi mengatakan pihaknya hanya membersihkan makam tersebut
sekali dalam setahun.
Ia pun berharap tidak hanya
ditetapkan sebagai objek wisata religi oleh Pemkot Mataram, tapi juga diberikan
perhatian dengan menatanya. Alwi mengatakan Disbudpar Kota Mataram beberapa
waktu lalu telah memasang plang petunjuk, melakukan penembokan, dan memasang
gerbang di bagian belakang. “Sempat diwacanakan akan dipasang paving block tapi sampai sekarang
belum,” tandasnya.
2.
Makam Sunan Sudar
Sunan Sudar dikenal sebagai salah
satu tokoh penyebar agama Islam di Lombok atau Mataram. Kini tempat
persemayamannya yang terakhir berada di areal belakang sebuah langgar kecil di
Lingkungan Monjok Kebon Jaya Barat, Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang.
Makam Sunan Sudar di Monjok Kota Mataram NTB |
Jika ingin berziarah ke makam ini, di
Jalan Bung Hatta yang menuju ke Rembiga dipasang sebuah papan petunjuk oleh
Disbudpar Kota Mataram. Letak makam ini berada di dalam sebuah gang, dan tidak
ada petunjuk selanjutnya yang dipasang sehingga para peziarah harus bertanya ke
warga sekitar.
Juru kunci makam, Ratinah mengatakan
kepada Suara NTB Makam Sunan Sudar telah berusia ratusan tahun. Ia
mengatakan tak mengetahui sejarah atau asal usul Sunan Sudar secara lengkap. Ia
hanya tahu bahwa Sunan Sudar adalah salah satu tokoh agama yang berjasa
menyiarkan Islam di Pulau Lombok.
Ia mengatakan makam tersebut kerap
ramai dikunjungi pada saat hari-hari besar Islam seperti sebelum Ramadhan, pada
saat Idul Fitri, Idul Adha, dan musim haji. “Dari Jawa juga banyak yang
datang,” ujar pria sepuh ini. Ratinah mengatakan ia yang selalu membersihkan dan
memelihara makam berikut juga langgar yang ada di lingkungan tersebut. Namun
sejak ia sering sakit-sakitan, beberapa waktu belakangan ini ia jarang ke
langgar.
3.
Makam Titi Gangsa
Makam ini berada di dekat kawasan
persawahan di sekitar lingkar utara, Sayang-Sayang. Di pinggir jalan, terdapat
papan petunjuk lokasi makam ini. Dari pinggir jalan besar, peziarah harus masuk
melalui jalan kecil menuju kompleks makam yang berada di ujung jalan. Beberapa
bagian jalan kecil ini telah dipasangi paving
block, tapi sebagian juga rusak sehingga pengendara harus lebih hati-hati.
Makam Titi Gangsa Selaparang Kota Mataram NTB |
Makam Titi Gangsa terlihat lebih
mencolok dibandingkan beberapa makam di sekitarnya. Ada bangunan khusus dengan
pagar yang membedakannya dengan makam-makam lainnya di kompleks itu.
Menurut Kepala Disbudpar Kota Mataram, H. Abdul Latif Nadjib, MM, Titi Gangsa adalah salah satu pejuang yang berjasa membela rakyat pada masa penjajahan dulu. (Hari Ariyanti/Mataram)
0 komentar:
Post a Comment