Buat gelang nilon khas Lombok |
MAJUNYA pariwisata di NTB
atau daerah lain di Indonesia berdampak pada seni dan kreativitas masyarakat.
Bagi orang yang berjiwa seni, apapun bisa jadi uang dan menghasilkan
produk-produk bernilai jual tinggi.
Semenjak Lombok menjadi salah
satu tujuan wisata nasional, pertumbuhan kreativitas seni masyarakat juga
tinggi. Sebut saja, seperti gerabah, ketak, anyaman bambu, kain tenun Sukarara,
Pringgabaya,
patung dari kayu hingga gelang dan gantungan kunci berbahan baku nilon.
patung dari kayu hingga gelang dan gantungan kunci berbahan baku nilon.
Adanya gelang dan gantungan
kunci berbahan baku nilon dengan tulisan khas Lombok ini ingin menegaskan pada
wisatawan nusantara dan mancanegara, jika pernah ke Lombok atau daerah lain di
NTB. Apalagi, wisatawan bisa memesan langsung pada perajin atau pembuat gelang
dan gantungan kunci sesuai nama atau daerah asal.
Namun, saat memesan gelang
atau gantungan kunci, pemesan harus sabar, karena dalam proses pembuatannya
membutuhkan waktu. Bagi para perajin yang ahli membuat, membutuhkan waktu hanya
15 hingga 20 menit membuat gantungan kunci atau gelang sesuai pesanan.
Seperti Muhammad Taufan,
salah satu perajin gelang dan gantungan kunci di Taman Narmada. Lombok Barat.
Opan -- panggilan perajin asal Desa Presak Narmada ini membuat gelang atau
gantungan kunci hanya dalam waktu singkat.
"Kalau ada wisatawan
yang memesan gelang atau gantungan kunci dan kalau mau menunggu kami tetap
layani," tuturnya pada Suara NTB di Taman Narmada, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, wisatawan lebih
banyak yang membeli gelang atau gantungan kunci yang sudah jadi daripada
memesan. Alasannya, gelang atau gantungan kunci yang dibeli atau sudah
jadilebih murah. Sementara, kalau memesan produk dipatok lebih mahal, karena
harus membuat secepatnya.
"Kalau mesan khusus,
seperti tulis nama atau nama perusahaan lebih mahal. Yang sudah jadi, bisa
dibeli Rp 10.000, tapi kalau mesan langsung jadi cukup Rp 15.000,"
terangnya.
Diakuinya, harga gelang dan
gantungan kunci nilon khas Lombok cukup diminati wisatawan domestik. Banyak
wisatawan lokal membeli suvenir sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke daerah asal.
Jika beberapa tahun
sebelumnya, perajin membuat gelang, gantungan kunci hingga bando. Namun, akibat sepinya permintaan, bando kini
jarang dibuat. Konsumen atau wisatawan domestik lebih memilih memesan gelang
atau gantungan kunci, karena lebih sederhana dan tidak membutuhkan biaya besar.
Kini bando berbahan baku benang nilon boleh dikata "tidak diproduksi"
lagi, karena tidak adanya permintaan.
Meski demikian, para perajin
tidak ambil pusing, karena permintaan gelang dan gantungan kunci cukup tinggi.
Selain itu, tuturnya, harga
suvenir bagi wisatawan mancanegara berbeda dengan wisatawan lokal. Di mana,
harga gelang dan gantungan kunci bagi wisatawan mancanegara lebih mahal dengan
alasan tertentu. "Tapi mereka jarang ada yang beli. Kalau ada yang beli,
hanya beberapa orang," akunya.
Untuk itu, pihaknya tidak
terlalu mengandalkan penjualan suvenir dari wisatawan mancanegara, karena
potensi pasarnya rendah. Lain halnya, dengan pengunjung lokal, baik dari Pulau
Lombok maupun Indonesia, mereka lebih banyak membeli suvenir, baik suvenir khas
lokal dan yang didatangkan khusus dari luar daerah.
Jika hari libur sekolah atau
hari libur keagamaan, pengunjung di Taman Narmada juga meningkat. Kondisi ini
berpengaruh pada penjualan suvenir seperti gelang dan gantungan kunci nilon
khas Lombok.
Dalam sehari, gelang atau
gantungan kunci yang laku bisa mencapai 100 barang. Tapi, kalau sepi, tidak ada
yang laku. "Ini risiko yang harus dihadapi," tuturnya.
Opan mengaku, perajin yang
membuat gelang dan gantungan kunci khas Lombok ini cukup banyak. Apalagi
melihat prospek pasar gelang dan gantungan kunci cukup bagus, khususnya di
beberapa objek wisata.
0 komentar:
Post a Comment