Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana main gasing |
Begasingan atau bermain gasing merupakan salah satu permainan
tradisional di Lombok yang masih dipertahankan hingga saat ini. Ditengah
berkembangnya permaianan dengan teknologi modern, masyarakat Lombok masih
sering memainkan permaianan ini. Tidak terkecuali pada festival-festival seni
yang diadakan di beberapa daerah di Lombok, salah satunya Kota Mataram.
“Permaianan ini merupakan salah satu permaianan yang sudah ada sejak
dulu dan harus kita lestarikan bersama. Karena ini merupakan salah satu warisan
budaya kita yang harus kita cintai bersama,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Mataram H.Abdul Latif Nadjib, di Mataram, Jumat (25/11/2016).
Gasing merupakan salah satu alat permainan yang diwariskan secara
turun-temurun dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Permainan
tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat berfungsi sebagai
salah satu sarana penanaman nilai-nilai budaya. Dahulu sebelum perkembangan teknologi pesat
seperti sekarang ini, fungsi tersebut sangat efektif. Karena dapat dijadikan
sebagai ajang untuk mempererat silaturahmi.
Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana melilit tali gasing untuk dimainkan. |
Namun sejalan dengan perkembangan teknologi keberadaan permainan
tradisional ini mulai tergeser oleh
hadirnya berbagai jenis permainan modern seperti games, playstation dan
sebagainya. Sebab sebagian besar anak-anak sekarang menagnggap permainan
digital itu lebih menarik. Padahal permainan
modern membentuk anak bersifat individual,
kurang kreatif, dan juga memerlukan biaya yang mahal. Oleh sebab itu,
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram ingin menghidupkan kembali
permainan tradisional tersebut dengan melakukan festival permainan rakyat.
“Permainan tradisional ini harus kita lestarikan. Meskipun banyak
permainan yang berbasis teknologi modern, namun kita tidak boleh lupa bahwa kita
memiliki permainan yang memiliki nilai sejarah dan tidak kalah menarik untuk
disaksikan,” kata Latif.
Permainan rakyat ini juga memerlukan kosentrasi dan kemampuan khusus.
Meski semua orang dapat memainkan permainan gangsing ini, namun harus diimbangi
dengan kemampuan teknis tertentu. Sehingga pemain harus belajar terlebih dahulu
sebelum bermain melawan pemain lainnya.
“Seni
tradisional ini mencerminkan nuansa kemasyarakatan. Nilai yang berkembang
didalamnya selalu mengedepankan saling menghormati dan rasa kebersamaan cukup
kuat serta utuh dalam melaksanakan tujuan dan menjunjung tinggi nilai luhur
yang menjadi kebanggaan kita,” ujarnya. (Linggawuni - Suara NTB)
0 komentar:
Post a Comment